Anda di halaman 1dari 31

TUGAS 3 GEOMORFOLOGI

Nama : Muhammad Ridlo Rahman


NIM : 111.180.111
Kelas : A

Pola Pengaliran Sungai

Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola

pengalirantertentu diantara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan

pembentukan pola pengaliranini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola

pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atasdasar bentuk dan teksturnya.

Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadaptopografi dan struktur

geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembangketika air

permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang

resistenterhadap erosi.Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola

geometri dari jaringan pengaliran sungai.Jenis pola pengaliran sungai antara

alur sungai utama dengan cabang-cabangnya disatuwilayah dengan wilayah

lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungaidisatu

wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan

topografi,struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum

dikenal adalah sebagaiberikut:

1. Pola Aliran Dendritik


Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya

menyerupai strukturpohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik

dikontrol oleh litologi batuan yang homogen.Pola aliran dendritik dapat

memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenisbatuannya. Sebagai

contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resistenterhadap

erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada

batuanyang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar

(renggang).Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas.

Mengapa demikian ? Halini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap

erosi sangat berpengaruh pada prosespembentukan alur-alur sungai, batuan

yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah di-erosimembentuk alur-alur

sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuanyang

tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur

halus),sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur

kasar.

2. Pola Aliran Radial

Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara

radial darisuatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir

intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah

(domes) dan laccolith. Padabentangalam ini pola aliran sungainya kemungkinan

akan merupakan kombinasi dari pola radialdan annular.


3. Pola Aliran Rectangular

Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap

erosinyamendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua

arah dengan sudutsaling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten

terhadap erosi sehinggamemungkinkan air mengalir dan berkembang melalui

kekar-kekar membentuk suatu polapengaliran dengan saluran salurannya lurus-

lurus mengikuti sistem kekar.Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang

wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainyamengikuti jalur yang kurang resisten

dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapanbatuannya lunak.

Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungaiutamanya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah

polaaliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar

(rekahan) dansesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran

air yang mengikuti pola daristruktur kekar dan patahan.

4. Pola Aliran Trellis

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk

pagar yang umumdijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan

oleh sungai yang mengalir lurusdisepanjang lembah dengan cabang-cabangnya

berasal dari lereng yang curam dari keduasisinya. Sungai utama dengan cabang-

cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehinggamenyerupai bentuk

pagar.Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis)
dan dikontrol olehstruktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai

trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah

kemiringan lereng dan tegak lurus dengansaluran utamanya. Saluran utama

berarah se arah dengan sumbu lipatan.

Gambar 4-1 Pola Aliran Sungai

5.

Pola Aliran Centripetal

Pola aliran centripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola

radial, dimana aliransungainya mengalir kesatu tempat yang berupa cekungan

(depresi). Pola aliran centripetalmerupakan pola aliran yang umum dijumpai di

bagian barat dan baratlaut Amerika, mengingatsungai-sungai yang ada mengalir

ke suatu cekungan

6.

Pola Aliran Annular

Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar

secara radial darisuatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali

bersatu. Pola aliran annularbiasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi

loccolith.
7.

Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)

Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng

yangcuram/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-

aliran sungainyaakan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan

cabang-cabang sungainya yangsangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada

morfologi lereng dengan kemiringan lerengyang seragam.Pola aliran paralel

kadangkala meng-indikasikan adanya suatu patahan besar yang

memotongdaerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam.

Semua bentuk dari transisidapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan

paralel.

4.2. Genetika Sungai

Sebagaimana diketahui bahwa klasifikasi genesa sungai ditentukan oleh

hubungan strukturperlapisan batuannya. Genetika sungai dapat dibagi sebagai

berikut:a.

Sungai Superposed

atau sungai Superimposed adalah sungai yang terbentuk diataspermukaan

bidang struktur dan dalam perkembangannya erosi vertikal sungaimemotong ke

bagian bawah hingga mencapai permukaan bidang struktur agar supayasungai


dapat mengalir ke bagian yang lebih rendah. Dengan kata lain sungaisuperposed

adalah sungai yang berkembang belakangan dibandingkan pembentukanstruktur

batuannya.b.

Sungai Antecedent

adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengankeberadaan struktur

batuanya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis hinggake bagian

struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi karena erosi

arahvertikal lebih intensif dibandingkan arah lateral.c.

Sungai Konsekuen

adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lerengtopografi aslinya.

Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli danstruktur

lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi

pedoman,bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan

atas lerengtopografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.d.

Sungai Subsekuen
adalah sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atauzona yang

resisten. sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurusperlapisan

batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenaldan

memahami genetika sungai subsekuen seringkali dapat membantu

dalampenafsiran geomorfologi.e.

Sungai Resekuen

. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungaiyang mengalir

searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe

sungaikonsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen berkembang belakangan

f.

Sungai Obsekuen.

Lobeck juga mendefinisikan sungai obsekuen sebagai sungai yangmengalir

berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan berlawanan

terhadapsungai konsekuen. Definisi ini juga mengatakan bahwa sungai

konsekuen mengalirsearah dengan arah lapisan batuan.g.

Sunggai Insekuen
adalah aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lerengtidak dikontrol

oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.

Beberapa aspek dari pola pengaliran sungai menjadi sangat penting untuk

pertimbangan dalaminterpretasi geomorfologi, terutama:1.

Klasifikasi genetik sungai, hubungan sungai dengan kemiringan asli, batuan

yangberada dibawah aliran sungai, dan struktur geologi.2.

Tahapan perkembangan suatu sungai3.

Pola pengaliran sungai4.

Anomali pengaliran dalam suatu pola aliran5.

Karakteristik detail seperti gradien sungai, kerapatan sungai, bentuk cekungan

danukuran/dimensi, kemiringan cekungan dan kemiringan bagian hulu suatu

lembah.6.
Jentera geomorfik.Kombinasi dari aspek-aspek tersebut diatas sangat mungkin

membantu dalam mengidentifikasilitologi, korelasi stratigrafi, pemetaan

struktur geologi, menetukan sejarah tektonik dan sejarahgeomorfologi. Berkut

ini adalah uraian mengenai kombinasi antara struktur, litologi danaktivitas

sungai.

Tahapan Perkembangan Sungai

Tahapan perkembangan suatu sungai dapat dibagi menjadi 5 (tiga) stadia, yaitu

stadia sungaiawal, satdia muda, stadia dewasa, stadia tua, dan stadia remaja

kembali (rejuvination). Adapun ciri-ciri dari tahapan sungai adalah sebagai

berikut:

1. Tahapan Awal (Initial Stage) :

Tahap awal suatu sungai seringkali dicirikan olehsungai yang belum memiliki

orde dan belum teratur seperti lazimnya suatu sungai. Airterjun, danau, arus

yang cepat dan gradien sungai yang bervariasi merupakan ciri-cirisungai pada

tahap awal. Bentangalam aslinya, seringkali memperlihatkanketidakteraturan,

beberapa diantaranya berbeda tingkatannya, arus alirannnya berasaldari air

runoff ke arah suatu area yang masih membentuk suatu depresi (cekungan)atau

belum membentuk lembah. Sungai pada tahapan awal umumnya berkembang

didaerah dataran pantai (coastal plain) yang mengalami pengangkatan atau

diataspermukaan lava yang masih baru / muda dan gunungapi, atau diatas

permukaanpediment dimana sungainya mengalami peremajaan (rejuvenation).


2. Tahapan Muda :

Sungai yang termasuk dalam tahapan muda adalah sungai-sungaiyang aktivitas

aliran sungainya mengerosi kearah vertikal. Aliran sungai yang

menmpatiseluruh lantai dasar suatu lembah. Umumnya profil lembahnya

membentuk seperti

huruf ”V”. Air terjun dan arus ya

ng cepat mendominasi pada tahapan ini.

3. Tahapan Dewasa:

Tahap awal dari sungai dewasa dicirikan oleh mulai adanyapembentukan

dataran banjir secara setempat setempat dan semakin lama semakinlebar dan

akhirnya terisi oleh aliran sungai yang berbentuk meander, sedangkan

padasungai yang sudah masuk dalam tahapan dewasa, arus sungai sudah

membentuk aliranyang berbentuk meander, penyisiran kearah depan dan

belakang memotong suatudataran banjir (flood plain) yang cukup luas sehingga

secara keseluruhan ditempatioleh jalur-jalur meander. Pada tahapan ini aliran

arus sungai sudah memperlihatkankeseimbangan antara laju erosi vertikal dan

erosi lateral

4.

Tahapan Tua :
Pada tahapan ini dataran banjir diisi sepenuhnya oleh meander dan lebardari

dataran banjir akan beberapa kali lipat dari luas meander belt. Pada umumnya

dicirikanoleh danau tapal kuda (oxbow lake) dan rawa-rawa (swampy area).

Erosi lateral lebihdominan dibandingkan erosi lateral.

5. Peremajaaan Sungai (Rejuvenation) :

Setiap saat dari perkembangan suatu sungaidari satu tahap ke tahap lainnya,

perubahan mungkin terjadi dimana kembalinya dominas


Proses Fluvial

Bentang alam sungai (fluvial) adalah bentuk – bentuk


bentang alam yang terjadi akibat dari proses fluvial.

Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya

sumber air, baik air hujan, mencairnya es, ataupun

munculnya mata air, dan adanya relief permukaan bumi.

Air hujan setelah jatuh dipermukaan bumi mengalami

evaporasi, merembas kedalam tanah, diserap tumbuh –

tumbuhan dan binatang, transpirasi, dan sisanya

mengalir dipermukaan sebagai ‘surface run off ’. Run off

ini dapat segera setelah hujan atapun muncul kemudian

melalui proses resapan dulu kedalam tanah sebagai air

tanah dan muncul kembali pada mata air.

Sejarah Hidup Sungai

Youth (Sungai Muda)

1. Terjal, gradient besar dan berarus sangat cepat.

Kegiatan erosi sangat kuat, khususnya erosi

kebawah. Terdapat air terjun, kaskade, penampang

longitudinal tak teratur, longsoran banyak terjadi


pada tebing – tebingnya.

2. Mature (Sungai Dewasa)

Mengalami pengurangan gradient, sehingga

kecepatan alirannya berkurang. Daya angkut erosi

berkurang. Cukup untuk membawa beban (load),

terdapat variasi antara erosi dan sedimentasi, terus

memperlebar lembahnya, dan mengembangkan

lantai datar.

3. Old Stream (Sungai Tua)

Dataran banjir, dibantaran yang lebar sungai

biasanya mengembangakan pola

berkelok(meander), oxbow lakes, alur teranyam,

tanggul alam, dan undak – undak sungai.

Cara pengangkutan muatan hasil Erosi

1. Menggelindingkan muatan erosi didasar sungai,

terjadi jika muatan-muatan yang diangkut berbutir

besar dengan kecepatan arus besar digradient.


2. Melompat – lompatkan muatan hasil erosi, terjadi

jika muatan – muatan yang diangkut berbutir sedang

dengan kecepatan arus sedang.

3. Melarutkan muatan hasil erosi, terjadi jika muatan

yang diangkut berbutir halus dengan kecepatan arus

lambat.

Jenis Genetika Sungai

Sungai yang dalam pembentukannya, sangat

dipengaruhi oleh proses – proses diastrofisme

struktur – struktur geologi yang dihasilkannya, dan

lereng – lereng yang menentukan arah alirannya.

Beberapa jenis genetika sungai antara lain :

Sungai Konsekuen

Apabila mengalir searah dengan kemiringan mulai dari

daerah Kubah, pegunungan blok yang baru terangkat,

dataran pantai terangkat mula-mula memiliki sungai


konsekuen.

Sungai Subsekuen

Mengalir dan membentuk lembah sepanjang daerah

lunak. Disebut juga ’strike stream’ karena mengalir

sepanjang jurus lapisan.

Sungai Obsekuen

Mengalir berlawanan arah dengan arah kemiringann

lapisan dan juga berlawanan dengan arah aliran sungai

konsekuen. Biasanya pendek dengan gradient tajam,

dan merupakan sungai musiman yang mengalir pada

gawir. Umumnya merupkan cabang dari sungai

subsekuen.

Sungai pada dasarnya merupakan aliran air yang melaju pada sebuah saluran di

atas permukaan bumi. Seiring berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai

akan membentuk pola pengaliran tertentu diantara saluran induk dengan cabang-

cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor

geologi di sekitarnya. Bentuk atau pola aliran sungai dapat diklasifikasikan atas

dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola tersebut berkembang dalam

merespon topografi dan struktur geologi permukaannya.


Saluran sungai berkembang ketika air permukaan atau run off meningkat dan

batuan dasarnya kurang resisten terhadap laju erosi. Kali ini kita akan melihat

klasifikasi genesa sungai menurut hubungan struktur perlapisan

batuannya.Gambar: uwgb.edu

Contoh Genetika Aliran Sungai


1. Sungai Superposed

Disebut juga sungai Superimposed merupakan sungai yang terbentuk di atas permukaan bidang

struktur dan dalam perkembangannya erosi vertikal sungai kemudian memotong ke bagian bawah

hingga mencapai permukaan bidang struktur dan akhirnya sungai mengalir ke bagian yang lebih

rendah. Sungai superposed dengan kata lain berkembang belakangan dibandingkan pembentukkan

struktur batuannya. Baca juga: Efek coriolis dan dampaknya

2. Sungai Anteseden

Merupakan sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan keberadaan struktur batuannya dan

dalam perkembangannya air sungai mengikis hingga ke bagian struktur batuan di bawahnya. Erosi

ini dapat terjadi karena erosi vertikal lebih intens dibanding erosi lateral.
Sungai Resekuen

Mangalir searah dengan sungai konsekuen dan searah

dengan kemiringan lapisan.

Sungai Insekuen

Merupakan sungai yang tidak jelas pengendaliannya

tidak mengikuti struktur batuan, dan tidak jelas

mengikuti kemiringan lapisan. Pola alirannya

umumnya dendritik. Banyak menyangkut sungai –

sungai kecil.

Sungai Superimpos

Merupakan sungai yang mula – mula mengalir diatas

suatu daratan aluvial atau dataran peneplain, dengan

lapisan tipis yang menutupinya sehingga sehingga

lapisan dibawahnya tersembunyi. Jika terdapat

rejuvenasi maka sungai tersebut kemudian mengikis

perlahan-lahan endapan aluvial atau lapisan penutup

tersebut dan menyingkapkan lapisan tanpa mengubah


banyak pola aliran semula.

Sungai Asteseden

Sungai yang mengalir tetap pada pola alirannya meskipun

selama itu terjadi perubahan – perubahan struktur misalnya

sesar, lipatan,. Ini dapat terjadi jika struktur terbentuk atau

terjadi perlahan – lahan.

Anaklinal

dipergunakan untuk sungai anteseden didaerah yang

mengalami pengangkatan sedemikian sehingga

kemiringannya berlawanan dengan arah aliran sungai.

Compound Streams

mengairi daerah dengan umur geomorfik yang berbedabeda, ‘compound

streams’ mengairi daerah dengan struktur

geologi yang berlainan. Banyak sungai-sungai besar dapat

dimasukan kedalam compound ataupun comporite streams

misalnya sungai Bengawan solo, Citarum, Asahan, dan

sebagainya.

3. Sungai Subsekuen
Merupakan sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atau zona yang

resisten. Sungai ini pada umumnya dapat dijumpai mengalir di sepanjang jurus

perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi seperti batupasir.

4. Sungai Resekuen

Merupakan sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan

namun sungai resekuen berkembang belakangan.

5. Sungai Obsekuen

Merupakan sungai yang berlawanan arah terhadap arah kemiringan lapisan dan

berlawanan terhadap sungai konsekuen. Sungai konsekuen mengalir searah

dengan arah lapisan batuan.

6. Sungai Insekuen

Merupakan aliran sungai yang mengikuti suatu aliran dimana lereng tidak

dikontrol oleh faktor kemiringan asli, struktur atau jenis batuan.

Bentang alam fluvial merupakan bentang alam yang terdiri di dalamnya

berhubungan dengan proses adanya air yang membentuk suatu morfologi di

suatu daerah tertentu.


contoh – contoh bentang alam fluvial antara lain :

Meander

Belokan tajam pada sungai, biasanya terjadi pada dalam suatu rangkaian, yang

disebabkan karekteristik dari aliran air. Meander terbentuk pada aliran endapan

sedimen dan berhenti diatas aliran karena terhalang.

Meander cut off

Meander cutoff merupakan meander yang terbentuk akibat aliran yang melewati

bagian sempit dari leher meander, di mana aliran ke bawah telah berpindah dari

meander yang telah melambat dan meander berikutnya telah mengambil aliran

tersebut.
Flood Plain

Food plain adalah suatu level area pada daratan untuk memprediksi banjir dari

tubuh air yang berdekatan. Flood plain digambarkan dari frekuensi banjir yang

sudah terjadi.

Stream divide

Stream divide merupakan pembagian arus sungai berdasarkan dasar sungai dan

arah alirannya tersebut. Pembagian tersebut, yaitu branch, beck, burn, creek,

kill, lick, rill, river syke, bayou, rivulet, run.

River terrace

River terrace merupakan teras sungai yang tampak sepanjang sisi lembah,

biasanya sejajar dengan tembok lembah. Kebanyakan terraces terbentuk ketika

erosi pada sungai meningkat dan melewati flood plain.


Channel Bar

Channel Bar adalah endapan sungai yang terdapat pada tengah alur sungai.

Point bar

Point Bar adalah endapan sungai yang terdapat pada tepi alur sungai.

Natural leveess

Natural levees merupakan pemanjangan dari tanggul terdiri dari pasir dan lanau

dan terendapkan sepanjang tepi sungai selama masa banjir.

Back Swamp
Back swamp merupakan rawa yang mengalami penurunan area floodplain

antara natural levees dan pada tepi floodplain

Braided stream

Braided stream adalah arus yang mengalir pada beberapa terusan yang terbagi

dan yang bersatu. Braided stream terbentuk pada bagian hilir sungai yang

memiliki slope hampir datar-datar, alurnya luas, dan dangkal.

Oxbow lake

Oxbow lake merupakan meander pada awalnya karena adanya pemotong pada

arus akibat pelurusan air, maka terbentuklah struktur seperti tapal kuda, struktur

ini dinamakan oxbow lake.

Crevasse splay
Crevasse splay merupakan kenampakan roman muka bumi yang terbntuk akibat

arus berlebih memotong levee dan endapan sedimen pada floodplain. Hal ini

dapat membuat endapan yang sangat besar sehingga menjadi delta.

Alluvial fan

Alluvial fan berbentuk seperti kipas, merupakan akumulasi dari endapan

alluvial pada mulut jurang atau aliran anak sungai dengan arus utama.

Channel fill

Channel fill merupakan akumulasi pasir detritus pada arus di mana kapasitas

transportasi dari air tidak mampu untuk memindahkan material secara berulang.
Overbank

Overbank merupakan penggambaran dari tipe endapan alluvial atau sediment

yang terendapkan pada floodplain di sungai. Biasanya endapan berbutir halus.

Flood basin

Flood basin merupakan daerah di bawah permukaan air selama air tinggi karena

banjir pada daerah tertentu.


DAFTAR PUSTAKA

-Noor, Djauhari ; 2012 ; Pola Pengaliran Sungai

-https://www.gurugeografi.id/2017/03/genetika-sungai-superposed-

anteseden.html

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/UPI_SUPRIYATNA/Landforms

_of_Fluvial_Processes.pdf

-https://alfaruka.wordpress.com/2010/11/21/bentang-alam-fluvial/

Anda mungkin juga menyukai