Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“KARAKTERISTIK BATU BATA DENGAN CAMPURAN ABU AMPAS


TEBU DAN GYPSUM”

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diususlkan Oleh :

Imam Wahyudi Ketua 361722401119 2017


Putri Rahayu Anggota 361722401113 2017
Maretya Ariningtyas Anggota 361722401114 2017

POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI


BANYUWANGI
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aspek yang berpengaruh dari kekuatan batu bata adalah pemilihan bahan
campuran. Jika dalam pemilihan bahan kurang tepat akan mempengaruhi
dalam segi kekuatan batu bata. Dari pengamatan dilapangan dalam
penggunaan batu bata untuk bahan bangunan masih sangat banyak karena
dalam segi harga sangat ekonomis dan efisien juga cocok untuk keperluan
bahan bangunan. Batu bata merupakan bahan bangunan yang tidak asing lagi,
hal ini dapat dilihat dari banyaknya industri pembuatan batu bata di Kabupaten
Banyuwangi. Batu bata banyak digunakan pada konstruksi dinding seperti,
bangunan gedung, perumahan dan pagar.
Menurut Handayani (2010), bahan dasar pembuatan batu bata itu sendiri
adalah tanah liat yang memiliki sifat plastis dan susut kering, sifat plastis pada
tanah liat sangat penting untuk mempermudah dalam proses awal pembuatan
batu bata merah, apabila tanah liat yang dipakai terlalu plastis maka akan
mengakibatkan batu bata yang dibentuk mempunyai sifat kekuatan kering
yang tinggi sehingga akan mempengaruhi kekuatan, penyusutan dan
mempengaruhi hasil pembakaran batu bata yang sudah jadi.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam pembuatan batu bata
perlu dilakukan inovasi untuk meningkatkan mutu dan kualitas. Dengan cara
penambahan bahan tambah diharapkan dapat memperbaiki karakteristik batu
bata. Inovasi yang dilakukan pada penelitian ini dengan cara menambah
gypsum sebagai aktifator abu ampas tebu. Inovasi ini dilakukan berdasarkan
penelitian Banu (2013), Menyatakan bahwa fly ash yang merupakan pozzolan
atau bahan bersifat semen, tidak bersifat pengikat tanpa aktifator. Pada
penelitian Dewi (2010), Menyatakan bahwa fly ash sendiri tidak dapat
mengeras seperti halnya semen, maka dibutuhkan alkaline aktivator untuk
mengikat fly ash.
Selain itu bahan tambah yang digunakan adalah abu ampas tebu diambil
pada industri PTPN. PG Asembagus Situbondo. Abu ampas tebu merupakan
limbah padat yang berasal dari perasan batang tebu untuk diambil airnya. Abu
ampas tebu yang dihasilkan harus dibakar kembali dengan suhu pembakaran
lebih dari 6000C sehingga abu ampas tebu mengalami perubahan warna yang
semula hitam karena masih mengandung karbon berubah warna menjadi
coklat kemerahan dimana dalam keaadaan ini abu ampas tebu memiliki
kandungan silikat yang sangat tinggi (Husin dalam Utomo, 2014).
Menurut Endawati (2013), Menyatakan bahwa fly ash, misalnya yang
merupakan pozzolan atau bahan bahan bersifat semen, tidak bersifat pengikat
tanpa aktifator. Fly ash berbentuk halus amorf dan bersifat pozzolan, berarti
Fly ash tersebut dapat bereaksi dengan gypsum yang besifat activator dan
menambah dalam segi kekuatan, (Huang dalam Xu Aimin, 1991). Dari
pernyataan peneliti sebelumnya bahwa bahan aktivator adalah cairan alkali,
kapur dan gypsum, maka untuk penelitian ini digunakan bahan gypsum
dikarenakan banyak gypsum di lingkungan sekitar, maka diharapkan dapat
dijadikan altenatif terbaru dalam pembuatan batu bata.
Pada umumnya batu bata dibuat dengan cara dicetak lalu dibakar pada
suhu lebih dari 500o C, sehingga pada suhu tersebut batu bata tidak akan
hancur saat direndam didalam air, gypsum dan abu ampas tebu dijadikan
campuran dalam pembuatan batu bata agar meningkatkan khususnya dari kuat
tekan batu bata. Dengan menggunakan abu ampas tebu dan gypsum, maka
diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan karakteristik batu bata
khususnya dari segi kuat tekan dan juga dapat menjadi inovasi baru dalam
pembuatan batu bata sehingga bisa ekonomis dan efisien dalam segi biaya.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan permasalahan pada
penelitian ini adalah bagaimana karakteristik batu bata dengan campuran abu
ampas tebu dan gypsum ?

1.3 Luaran Program


Luaran dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan nilai
efisien batu bata dengan campuran abu ampas tebu dan gypsum.

1.4 Manfaat Program


Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif dalam pembuatan batu bata, terutama bagi masyarakat sekitar agar
bisa memanfaatkan abu ampas tebu dan gypsum sebagai bahan campuran.
Selain itu juga dapat memberikan inovasi terbaru kepada industri agar bisa
memanfaatkan abu ampas tebu dan gypsum sebagai bahan campuran
pembuatan batu bata.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batu Bata


Definisi batu bata menurut SNI 15-2094-2000, merupakan suatu
unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan
dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan
lain, dibakar cukup tinggi, hingga tidak dapat hancur lagi bila
direndam dalam air. Menurut (Handayani, 2010), Batu bata
merupakan bagian bangunan yang di gunakan untuk membuat suatu
bangunan, bahan berguna untuk membuat batu bata berasal dari tanah
dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain yang kemudian dibakar
pada suhu tinggi hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam
air.

2.1.1 Pembuatan Batu Bata


Proses pembuatan batu bata melalui beberapa tahapan,
meliputi penggalian bahan mentah, pengolahan bahan,
pencetakan, pengeringan, pembakaran pendinginan dan
pemilihan. ( Cahyono, 2015)
Adapun tahap –tahapan pembuatan batu bata sebagai
berikut:
a. Proses pembuatan secara tradisional ( industri rumah).
1. Bahan dasar (tanah liat, sekam, air) dicampur/diaduk
sampai rata. Batu batu kerikil atau bahan lain yang
dapat menurunkan kualitas batu bata yang dikeluarkan.
2. Campuran yang telah dibersihkan direndam selama 1
hari satu malam.
3. Selanjutnya dilkukan pencetkan diatas tanah yang
sudah diberi sekam padi sebagai alas. Biasanya batu
bata di cetak dengan menggunakan cetakan kayu atau
baja. Untuk mempermudah melepas batu bata yang
dicetak, maka bingkai cetakan lebih besar (± 1mm,
masing-masing sisi). Pencetakan batu bata biasanya
dilakukan pada musim kemarau dan dibawah sinar
matahari agar bisa cepat kering.
4. Setelah mencapai kekerasan yang diharapkan batu bata
dibalik agar terjadi pengeringan pada kedua sisinya.
Setelah kering ditumpuk dalam susunan setinggi 10-15
batu bata. Tujuannya agar dapat diangin-anginkan
membutuhkan waktu ± 2-7 hari.
5. Setelah batu bata kering maka batu bata tersebut di
tumpuk dalm bentuk gunung yag di beri celah/lubang
untuk diisi bahan bakar. Bagian luar dari tumpukan
dilapisi dengan tanah liat agar tidak terjadi kebakaran
pada dapur pembakaran. Lapisan penutup harus benar-
benar rapat, sehingga batu bata akan matang lebih baik.
Pembakaran batu bata berkisar antara suhu 300-400oC.
selama 48 jam atau 2 hari.
6. Bahan pembakaran yang biasanya digunakan adalah
kayu bakar, sekam padi. Karena tungku pembakaran
dibuat langsung dengan menggunakan batu bata.
(Cahyono, 2015).

b. Proses pembuatan secara mekanis (industri pabrik).


1. Bahan dasar berupa tanah liat yang mengandung pasir dan
slib dalam bentuk perbandingan tertentu. Penggalian tanah
menggunakan alat berat berupa backhoe pada tempat dimana
sifat tanah liat yang cocok.
2. Tanah liat (sering menjadi campuran tanah liat dari beberapa
tempat galian yang berbeda) dicampur dengan air bentuk
bulat-bulatan panjang dipotong-potong dan digiling menjadi
adukan yang homogen.
3. Adonan dimasukkan kedalam mesin yang memeras batang
dengan ciri-ciri bagian luar, kemudian batang tersebut
dipotong panjangnya dengan kawat sehingga bentuk ukuran
tepat.
4. Batu bata yang masih mentah sesudah dicetak dikeringkan
dengan suhu 37 - 200 oC selama 24 - 48 jam dalam tungku
pengeringan.
5. Pembakaran dilakukan dengan suhu 1000 oC selama 24 jam.
Kemudian didinginkan selama 48-72 jam. Kerusakan batu
bata dalam proses pembakaran ini hampir tidak ada.
(Perdana, 2013)

2.1.2 Temperatur Pembakaran Pada Batu Bata


Menurut Swastikawati dalam Cahyono, (2015). Kualitas bata baik
asli maupun pengganti sangat dipengaruhi oleh suhu
pembakarannya. Temperatur berguna dalam proses pengeringan
bata sehingga diperoleh bata yang baik dan sempurna. Dalam
campuran tanah liat dan air sebelum dibakar didalam strukturnya
masih terdapat berbagai jenis air yaitu:

1. Air suspensi (pencampuran air dengan bahan dasar )


2. Air antara partikel yang terjadi pada waktu melumat bahan
dasar.
3. Air pori antar partikel setelah pengerutan.
4. Air terabsrobsi secara kimia atau fisik partikel.
5. Air kisi dalam struktur kristalnya.

Dalam proses pembakaran akan terjadi pemampatan karena


partikel-partikel lempung akan mengelompok menjadi bahan padat
pemukaan batu bata akan menyusut volume berkurang dan struktur
batu bata akan bertambah kuat kemudian permukaan butiran yang
berdekatan akan saling menyatu seperti pada Gambar 2.1 di bawah
ini.

Gambar 2.1 (a) Batu Bata Sebelum Dibakar,


(b) Batu Bata Sesudah Dibakar (Swastikawati, 2011).

2.1.3 Kualitas Batu Bata


Kualitas batu bata ini dapat dibagi atas tiga tingkatan dalam hal
kuat tekan dan penyimpangan ukuran menurut NI-10 yaitu:
1. Batu bata mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebuh besar
dari 100 kg/cm2 dan ukurannya tidak ada yang menyimpang.
2. Batu bata mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80
kg/cm2 sampai 100 kg/cm2 dan ukurannya yang menyimpang
satu buah dari sepuluh benda percobaan.
3. Batu bata mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara 60
kg/cm2 – 80 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang dua buah dari
sepuluh benda benda uji.

2.1.4 Standar Batu Bata


Pada penelitian ini menggunakan peraturan NI-10 dan SNI 15-
2094-2000.
Adapun syarat – syarat batu bata menurut NI-10.
1. Ukuran – ukuran panjang, lebar dan tebal bata merah sebagai
berikut:
a. Bata merah : Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52
mm.
b. Bata merah : panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50
mm. Penyimpangan terbesar, dari ukuran – ukuran seperti
diatas yaitu : untuk panjang maksimum 3%, lebar maksimum
4% dan tebal maksimum 5%. Akan tetapi antara bata – bata
dengan ukuran – ukuran yang terbesar dan bata – bata dengan
ukuran – ukuran terkecil, selisih maksimum yang
diperbolehkan yaitu : untuk panjang 10 mm, lebar 5 mm dan
tebal 4 mm.
2. Kuat tekan batu bata merah menurut (NI-10) dapat dilihat pada
Tabel 2.1 Tabel 2.1 Kuat Tekan Bata Merah (NI-10)

Mutu Bata Merah Kuat Tekan Rata – Rata (kg/cm2)

Tingkat I (Satu) Lebih Besar dari 100

Tingkat II (Dua) 100 - 80

Tingkat
III (Tiga) 80 - 60
Sumber : NI-10.
Untuk tiap – tiap benda percobaan, kuat tekannya tidak
diperbolehkan 20% lebih rendah dari harga rata – rata terendah
untuk tingkat mutunnya.
3. Kadar Garam yang Larut dan Membahayakan.
Benda – benda percobaan tidak boleh menunjukkan tanda –
tanda yang menurut hasil pengujian dinyatakan membahayakan
Hasil pengujian dinyatakan dengan ketentuan:
a. Tidak membahayakan.
b. Ada kemungkinan membahayakan.
c. Membahayakan.

Adapun syarat-syarat batu bata dalam SNI 15-2094-2000.


a. Sifat tampak
Batu bata harus berbentuk primasegi empat panjang,
mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang –
bidang harus datar.
b. Ukuran dan toleransi
Standar batu bata di Indonesia oleh BSN (Badan Standar
Nasional) nomor 15-2094-2000 menetapkan suatu ukuran
standar untuk batu bata merah.
Ukuran batu bata berdasarkan SNI 15-2094-2000 dapat dilihat
pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Ukuran batu bata berdasarkan SNI 15-2094-2000.
Model Tebal (mm) Lebar (mm) Panjang (mm)

M-5a 65±2 90±3 190±4


M-5b 65±2 100±3 190±4
M-6a 52±3 110±4 230±4
M-6b 55±3 110±6 230±5
M-6c 70±3 110±6 230±5
M-6d 80±3 110±6 230±5
Sumber : SNI 15-2094-2000.

c. Penyerapan air
Penyerapan air maksimum bata merah pasangan dinding
adalah 20%
d. Kadar garam
Garam yang mudah larut meliputi, Magnesium sulfat
(MgSO4), Natrium Sulfat (Na2SO4), Kalium Sulfat (K2SO4),
dan kadar garam maksimum1,0%, tidak boleh
menyebabkan lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup
dengan tebal akibat pengkristalan garam.
e. Kerapatan semu
Kerapatan semu minimum bata merah pasangan dinding 1,2
gr/cm3.

f. Kuat tekan
Besarnya kuat tekan rata rata dan koevisien variasi yang
diijinkan untuk bata merah pasangan dinding sesuai nilai
kuat tekannya.
Adapun kuat tekan batu bata berdasarkan SNI 15-2094-
2000 dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Kuat Tekan Batu Bata Berdasarkan (SNI 15-2094-2000)


Kuat Tekan Rata-Rata Batu Bata Koefisien Variasi

Kelas Kg/cm2 MPa Izin

50 50 5 25%
100 100 10 15%
150 150 15 15%
Sumber : (SNI 15-2094-2000).
Pada penelitian ini menggunakan kelas kuat tekan 50 yaitu dengan
kuat tekan 50 Kg/cm2. Maka peneliti mencoba untuk memanfaatkan abu
ampas tebu dan gypsum sebagai bahan campuran batu bata agar bisa
memperbesar khususnya dari segi kuat tekan yang bisa mencapai lebih
dari 50 Kg/cm2.

2.2 Material Batu Bata


Material penyusun batu bata yang akan digunakan antara lain tanah lempung,
abu ampas tebu, gypsum dan air.

2.2.1 Tanah
Menurut Handayani, (2010) Tanah adalah bahan dasar dalam
pembuatan batu bata yang memiliki sifat plastis dan susut kering. Sifat
plastis pada tanah liat sangat penting untuk mempermudah dalam
proses awal pembuatan batu bata. Apabila tanah yang dipakai terlalu
plastis, maka akan mengakibatkan batu bata yang dibentuk mempunyai
sifat kekuatan kering yang tinggi sehingga akan mempengaruhi
kekuatan, penyusutan, dan mempengaruhi hasil pembakaran batu bata
yang sudah jadi. Tanah yang dibakar akan mengalami perubahan warna
sesuai warna sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalamya. Warna
tanah bermacam-macam tergantung didalamnya. Seperti pada ulasan
dibawah ini dimana pada warna tanah liat mentah yaitu:
1. Merah
Kemungkinan perubahan warna setelah dibakar merah atau coklat
2. Kuning Tua
3. Kemungkinan perubahan warna setelah dibakar kuning tua, coklat,
atau merah
4. Coklat
Kemungkinan perubahan warna setelah dibakar merah atau coklat
5. Putih
Kemungkinan perubahan warna setelah dibakar putih atau
kekuningan
6. Abu-abu atau Hitam
Kemungkinan perubahan warna setelah dibakar merah, kuning tua.
7. Hijau
Kemungkinan perubahan warna setelah dibakar merah
8. Merah, Kuning, Abu-abu tua
Kemungkinan perubahan warna setelah dibakar kuning tua atau
kuning kehijauan pada saat melebur.

2.2.2 Abu Ampas Tebu (AAT)


Menurut Husin dalam Utomo, (2014). Abu ampas tebu adalah abu
tebu yabg diperoleh dari ampas tebu yang telah diperas niranya dan
telah melalui proses pembakaran pada ketel-ketel uap dimana
ampas tebu ini digunakan sebagai bahan bakar pada ketel uap di
PTPN.PG Asembagus di Situbondo. Ketel uap merupakan sumber
pembangkit tenaga untuk menggerakkan alat penggilingan tebu.
Adapun proses terjadinya abu ampas tebu adalah sebagai berikut:
2. Setelah tebu ditebang kemudian diangkut dipabrik gula.
3. Batang-batang tebu kemudian digiling untuk dikeluarkan air
niranya sehingga tersisa ampas tebu yang dalam keadaan
kering.
4. Ampas tebu ini kemudian dengan peralatan mekanik diangkut
kedapur pembakaran ketel-ketel uap.
5. Apabila ampas tersebut telah terbakar halus/habis abu tebu
dikeluarkan dari dapur pembakaran untuk kemudian dibuang.
Abu inilah yang merupakan limbah yang akan dimanfaatkan
sebagai subsitusi parsial semen dalam campuran beton.
Menurut Husin dalam Utomo, (2014). Abu ampas tebu yang
dihasilkan harus dibakar kembali dengan suhu pembakaran lebih
dari 6000C sehingga abu ampas tebu mengalami perubahan warna
yang semula hitam karena masih mengandung karbon berubah
warna menjadi coklat agak kemerahan dimana dalam keaadaan ini
abu ampas tebu memiliki kandungan silikat yang sangat tinggi.
Kemudian abu yang telah dibakar diayak dengan ayakan no.200
untuk memperoleh ukuran butir yang sama dengan semen. Dengan
butiran partikel yang sangat halus maka hidrasi akan semakin cepat
karena hidrasi dimulai dari permukaan butir sedangkan untuk
proses penggilingan abu ampas tebu dapat dilihat pada Gambar
2.2

Gambar 2.2 Proses Penggilingan Tebu.


Abu ampas tebu merupakan hasil perubahan secara kimiawi
dari pemakaran ampas tebu. Ampas tebu digunakan sebagai bahan
bakar untuk memanaskan boiler dengan suhu mencapai 5500 -
6000C dan lama pembakaran setiap 4 - 8 jam dilakukan
pengangkutan atau pengeluaran abu dari dalam boiler, karena jika
dibiarkan tanpa dibersihkan akan terjadi penumpukan yang akan
mengganggu proses pembakaran ampas tebu berikutnya.
Komposisi kimia dari abu ampas tebu terdiri dari beberapa
senyawa yang dapat dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Komposisi Kimia Abu Ampas Tebu.
Senyawa Kimia Persentase (%)
SiO2 71%
Al2O3 1.9%
Fe2O3 7.8%
CaO 3.4%
MgO 0.3%
KzO 8.2%
P2O5 3.0%
Mno 0.2%
Sumber : Dubey dan Varma Sugar By-Products & Subsidiary
Industries dalam Kian dan Suseno, 2002.

2.2.3 Gypsum
Menurut Aziiz dalam Ari Setyo Nugroho, (2014). Gypsum
merupakan bahan galian yang terbentuk dan air tanah yang
mengandung ion – ion sulfat dan sulfide. Sulfide yang berasal dari
batuan dan daerah perakaran akan berinterkasi dengan kalsium dari
batuan gamping atau napal. Gypsum (CaSo42H2O) adalah bahan
yang biasa yang ditambahkan pada proses pembuatan semen.
Penggunaan bahan tambahan berwarna putih ini diharapkan dapat
menambah nilai kuat tekan pada batu bata. Pada penelitian ini bahan
tambah yang digunakan dalam campuran batu bata adalah gypsum.
Gypsum dipecah dengan lolos saringan no. 200 kemudian dicampur
dengan adukan batu bata.
Gypsum bisa digunakan kembali dengan pemanasan.
Anhidrit adalah zat kapur tak berair (sulfate). Anhidrit digunakan
untuk memproduksi belerang, dioksida belerang dan ammonium
sulfate. Banyak gypsum calcined, digunakan sebagai memplester
dinding. Untuk pengunaan seperti itu, dicampur dengan kapur
perekat air dan pasir. Butir yang terdapat didalamnya tahan terhadap
api kerena menggunakan suatu tiruan wood-grain untuk dinding
permukaan. (Banurea R, 2014).
Komposisi kimia dari gypsum terdiri dari beberapa senyawa yang
dapat dilihat pada Tabel 2.5
Tabel 2.5 Komposisi Kimia Gypsum.
Senyawa Kimia Persentase (%)
Calcium (Ca) 23,28%
Hidrogen (H) 2.34%
CaO 32.57%
Air (H2O) 20,93%
Sulfur (S) 18,62%

Sumber : Ahmad Faatir Surya, 2014.

Fly ash berbentuk halus amorf dan bersifat pozzolan, berarti Fly
ash tersebut dapat bereaksi dengan gypsum yang besifat activator
dan menambah dalam segi kekuatan, (Huang dalam Xu Aimin,
1991). Dengan adanya sifat pozzolan tersebut, abu terbang
mempunyai prospek untuk digunakan dalam berbagai keperluan
bangunan.
Menurut Purwadi dan Simatupang dalam Rahmadhani Banurea,
(2011). Gypsum sebagai perekat mineral mempunyai sifat yang lebih
baik dibandingkan dengan perekat organik karena tidak
menimbulkan pencemaran udara, murah, tahan api, tahan deteriorasi
oleh faktor biologis dan tahan terhadap zat kimia gypsum
mempunyai sifat cepat mengeras dalam 10 menit. Maka dalam
pembuatan papan gypsum harus digunakan bahan kimia unutk
memperlambat proses pengerasan tanpa mengubah sifat gypsum
sebagai perekat.

2.2.4 Air
Air yang dimaksud adalah air sebagai bahan pembantu dalam
konstruksi bangunan meliputi kegunaan dalam pembuatan dan
perawatan pada beton, serta sebagai adukan pasangan dan adukan
plesteran. Ada beberpa persyaratan air yang digunakan pada
konstrusi diantaranya. (PUBI, 1982).

1. Air harus bersih


2. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainya
yang dapat dilihat secara visual. Tidak mengandung benda-
benda tersuspensi lebih dari 2 g/liter.
3. Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara
kimia dan dievaluasi mutunya menurut pemakainya.
4. Tidak mengandung garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam, zat organik dsb) lebih dari 15 g/liter

2.3 Koefisien Variasi


Nilai statistik yang digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data
dalam sampel, dan seberapa dekat titik data individu ke mean – atau rata-rata
– nilai sampel. Sebuah koefisien variasi dari kumpulan data sama dengan nol
menunjukkan bahwa semua nilai-nilai dalam himpunan tersebut adalah sama.
Sebuah nilai deviasi yang lebih besar akan memberikan makna bahwa titik
data individu jauh dari nilai rata-rata.
Menurut Cahyono, (2015) koefisien variasi merupakan parameter statistika
yang paling banyak digunakan untuk menentukan besarnya variabilitas suatu
sampel. Besarnya angka tersebut diperkirakan melalui harga s, besarnya harga
s tidaklah absolute melainkan bervariasi dari sampel ke sampel. Standart
deviasi dapat ditentukan dengan persamaan.

2.4 Analisa Biaya


Analisa biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk
bahan dan upah, serta biaya – biaya lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaa proyek.
Istilah – Istilah Dalam Analisa Biaya.
1. Bestek : peraturan dan syarat – syarat pelaksanaan pekerjaan.
2. Gamber bestek : gambar uraian gambar pra rencana.
3. Volume : banyaknya macam pekerjaan atau bahan dengan satuan tertentu
4. Harga satuan : harga yang harus dibayar untuk menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan
2.4.1 Hal-Hal Yang Diperhatikan Pada Analisa Biaya.
1. Volume harus dihitung menurut kenyataan yang terdapat dalam
gambar dan ukuran yang tertera
2. Tidak diperbolehkan menambah faktor atau koefisien dalam
perhitungan volume
3. Menulis angka harus jelas dan tegas
4. Bila dalam perhitungan dijumpai pengurangan, angka pengurangan
ditulis dengan warna merah

2.5 Penelitian Terdahulu


Menurut Penelitian Handayani, (2010). Penelitian Tentang
“Kualitas Bata Merah Dengan Penambahan Serbuk Gergaji” Beberapa hal
yang dapat di ambil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa serbuk
gergaji dapat dimanfaatkan sebagai campuran pembuatan batu bata dengan
presentasi campuran sebesar 10% sedangkan pada pengujian kuat tekan batu
bata dengan penambahan serbuk gergaji 0% atau tanpa serbuk gergaji (32,593
Kg/cm²) dan untuk pengujian pandangan luar menunjukkan bahwa batu bata
dengan penambahan serbuk gergaji tidak mengakibatkan keretakan, sehingga
diperoleh batu bata yang lebih ringan.
Menurut Penelitian Siregar, (2010). Penelitian Tentang
“Pemanfaatan Abu Pembakaran Ampas Tebu Dan Tanah Liat Pada
Pembuatan Batu Bata” Beberapa hal yang dapat diambil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kuat tekan batu bata dengan campuran abu
ampas tebu yang memiliki kuat tekan tekan maksimum pada variasi
campuran 5% terhadap lempung diperoleh senilai 59,60 Kg/cm² dan batu bata
dibuat dengan variasi campuran 0%, 5%, 10%, 20%, 30%. Untuk pengujian
nilai porositas rata-rata didapatkan 14,857% - 23,479% dan penyerapan air
rata-rata adalah 16,789% - 55,238%.
Menurut Penelitian Mawardi dan Elhusna, (2013). Penelitian
Tentang “Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Terhadap Karakteristik
Batu Bata” Beberapa hal yang dapat diambil dari penelitian tersebut
menunjukkan batu bata dibuat dengan variasi campuran dengan presentase
komposisi abu ampas tebu 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100%. Untuk hasil
pengujian kuat tekan batu bata untuk penambahan abu ampas tebu yang
efektif mendekati standar SII-0028-1978 terjadi pada campuran abu ampas
tebu 20% sebesar 26,5428 Kg/cm². Dengan nilai resapan air sebesar 178,099
gr/dm/menit dan untuk penambahan variasi campuran diatas 20% kuat tekan
batu bata mengalami penurunan rata-rata 25,17% dibandingkan kuat tekan
batu bata tanpa campuran abu ampas tebu.
Menurut Penelitian V. Totok Noerwasito, (2004). Penelitian
Tentang “Abu Tebu Limbah Pabrik Gula, Bata Efisien Enerji”. Beberapa hal
yang diambil dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa batu bata
dipergunakan setelah berumur 28 hari. Untuk nilai kuat tekan batu bata abu
ampas tebu mempunyai kuat tekan minimal 50 kg/cm², tahan air dan dapat
diproduksi sesuai dengan kebutuhan juga memiliki nilai densitas 1.4 – 2
g/cm3, sesuai dengan fungsi bata. Untuk daya serap air maksimum 25% dari
volume bata dan terdapat kandungan semen sebesar 10%, dalam variasi
campuran persentase paling banyak adalah 50%.
Menurut Penelitian Ari Setyo Nugroho, (2014). Penelitian tentang
“Tinjauan Kualitas Batako Dengan Pemakaian Bahan Tambah Limbah
Gypsum”. Menunjukkan bahwa nilai kuat tekan maksimum terjadi pada
penambahan limbah gypsum sebesar 1% dengan nilai rata-rata yang
dihasilkan sebesar 8,017 MPa. Pada pengujian kuat tarik belah maksimum
terjadi pada penambahan limbah gypsum sebesar 3% dan 4% dengan nilai
rata-rata yang dihasilkan sebesar 0.481 MPa. Untuk variasi campuran adalah
0%, 1%, 2%, 3%, 4%, dari berat adukan batako. Jumlah sampel benda uji 5
unutk setiap prensentase penambahan, sehingga total benda uji adalah 90
buah. Bila ditinjau dari batako normal, batako dengan penambahan limbah
gypsum sebesar 1% pada fas (Faktor Air Semen) 0.45 umur 28 hari,
mengalami kuat tekan.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Flow Chart


Secara umum penelitian ini dilakukan melalui tahapan kerja seperti pada
diagram alir berikut :

Mulai

Studi Literatur

Pengambilan Bahan

Tanah Liat
1. Abu Ampas Tebu Air
2. Gypsum

Berat Jenis
Pengujian:
1. Berat Jenis
2. Lolos Saringan No.200

Komposisi Campuran:

1. 1 : 0% + 0% (1 TL + 0 % AAT + 0% G)
2. 1 : 5% + 1% (1 TL + 5 % AAT + 1% G )
3. 1 : 7% + 2.5% (1 TL + 7 % AAT + 2.5% G )
4. 1 : 10% + 3% (1 TL + 10 % AAT + 3% G)
5. 1 : 12% + 3.5% (1 TL + 12 % AAT + 3.5% G)

A
A

Proses Pencampuran

Proses Pencetakan Batu bata 230 x 110 x 55 mm


Jumlah = 10 Buah/sampel uji
Total = 10 x 5 (komposisi)= 50 buah
Total = 50 x 4(pengujian)= 200 buah

Pengujian Batu Bata: Pengujian Batu Bata :


1. Pemeriksaan Ukuran dan Tampak 1. Kuat Tekan
2. Uji Kadar Garam dalam Batu Bata 2. Batu Bata Spesimen Kubus
3. Uji Absrobsi Batu Bata 5 x 5 cm.
4. Berat Volume
5. Pendahuluan Batu Bata Tidak

Koefisien
Variasi

Ya

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Rekomendasi

Selesai

Gambar 3.4 Flowchart Pengerjaan


(Hasil Pengolahan, 2016)
Penelitian ini merupakan eksperimen dimana akana menguji kualitas batu
bata dengan penambahan campuran abu ampas tebu dan gypsum. Penelitian ini
dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Banyuwangi. Dalam
penelitian ini meliputi standar kualitas baru bata meliputi pandangan luar (bentuk
warna), berat volume, ukuran batu bata, kandungan garam, penyerapan pada air,
kuat tekan.
Adapun Perhitungan Komposisi campuran batu bata dengan berat rata-rata
batu bata 3000 gr. Kebutuhan tanah liat dan abu ampas tebu dapat direncanakan
sebagai berikut :

3.2 Hasil yang Diharapkan


Dengan adanya batu bata dengan pemamfaatan abu ampas tebu dan
limbah gypsum maka diharapkan mampu memberikan efisiensi dan juga bisa
mengurangi jumlah ampas tebu dan limbah gypsum yang dimana akan
memberikan kualitas lebih dari batu bata yang ada dilapangan.

3.3 Kebutuhan Komposisi Batu Bata


Keterangan :
TL = Tanah Liat
AAT = Abu Ampas Tebu
G = Gypsum
Adapun Perhitungan Komposisi campuran batu bata dengan
berat rata-rata batu bata 3000 gr. Kebutuhan tanah liat dan abu ampas
tebu dapat direncanakan sebagai berikut :
Kebutuhan tanah liat terhadap batu bata dengan perbandingan
1 TL TL = 100% x 3000 gr
= 3000 gr 3 kg/benda uji.

TL = 3 kg x 10 (benda uji) x 5 (komposisi) x 4 (pengujian) = 600 kg


Jadi tanah liat yang dibutuhkan dalam pembuatan satu variasi campuran
benda uji yaitu sebanyak 600 kg.
Kebutuhan Abu Ampas Tebu (5%) terhadap batu bata dengan
perbandingan 1 Tanah Liat (TL) + 5% AAT yaitu:
AAT = 5% x 3000 gr.
= 150 gr 0,15 kg.
= 0,15 kg x 10 (benda uji) x 4 (pengujian) = 6 kg
Jadi Abu Ampas Tebu yang dibutuhkan pada variasi campuran 5%
sebanyak 6 kg.
Kebutuhan Gypsum (1%) terhadap batu bata dengan perbandingan
1 Tanah Liat (TL) + 1% G yaitu:
G = 1% x 3000 gr.
= 30 gr 0,03 kg.
= 0,03 kg x 10 (benda uji) x 5 (pengujian) = 1,5 kg
Jadi Gypsum yang dibutuhkan pada variasi campuran 1% sebanyak 1,5
kg. Kebutuhan Abu Ampas Tebu (7%) terhadap batu bata dengan
perbandingan 1 Tanah Liat (TL) + 7% AAT yaitu:
AAT = 7% x 3000 gr.
= 210gr 0,21 kg.
= 0,21 kg x 10 benda uji x 4 (pengujian) = 8,4 kg.
Jadi Abu Ampas Tebu yang dibutuhkan pada variasi campuran
7% sebanyak 8,4 kg.
Kebutuhan Gypsum (2,5%) terhadap batu bata dengan
perbandingan 1
Tanah Liat (TL) + 2,5% G yaitu:
G = 2,5% x 3000 gr.
= 75gr 0,075 kg.
= 0,075 kg x 10 benda uji x 5 (pengujian) = 3,75 kg.
Jadi Gypsum yang dibutuhkan pada variasi campuran 2,5% sebanyak 3,75
kg.
Kebutuhan Abu Ampas Tebu (10%) terhadap batu-bata dengan perbandingan 1
Tanah Liat (TL) + 10% AAT yaitu:
AAT = 10% x 3000 gr.
= 300 gr 0,3 kg.
= 0,3 kg x 10 benda uji x 4 (pengujian) = 12 kg.
Jadi Abu Ampas Tebu yang dibutuhkan pada variasi campuran 10%
sebanyak 12 kg.
Kebutuhan Gypsum (3%) terhadap batu bata dengan perbandingan 1 Tanah
Liat (TL) + 3% G yaitu:
G = 3% x 3000 gr.
= 90 gr
=0,09 kg.

= 0,09 kg x 10 benda uji x 5 (pengujian) = 4,5 kg.


Jadi Gypsum yang dibutuhkan pada variasi campuran 3% sebanyak 4,5
kg.
Kebutuhan Abu Ampas Tebu (12%) terhadap batu bata dengan perbandingan 1
Tanah Liat (TL) + 12% AAT yaitu:
AAT = 12% x 3000 gr.
= 360 gr 0,36 kg.
= 0,36 kg x 10 benda uji x 4 (pengujian) = 14,4 kg.

Jadi Abu Ampas Tebu yang dibutuhkan pada variasi campuran


2% sebanyak 14,4 kg.
Kebutuhan Gypsum (3,5%) terhadap batu bata dengan perbandingan 1
Tanah Liat (TL) + 3,5% G yaitu:
G = 3,5% x 3000 gr.
= 105 gr 0,105 kg.
= 0,105 kg x 10 benda uji x 5 (pengujian) = 5,25 kg.
Jadi Gypsum yang dibutuhkan pada variasi campuran 3,5% sebanyak 5,25 kg
Jadi total keseluruhan komposisi batu bata yaitu:
a. Tanah Liat (TL) = 600 kg.
b. Abu Ampas Tebu (AAT) = 40,8 kg.
c. Gypsum (G) = 15 kg.
RENCANA ANGGARAN BIAYA

a. Barang Habis Pakai

No Uraian Unit Satuan Sub Harga Total Biaya


1. Tanah 3000 Kg Rp. 1.000 Rp. 3.000.000
2. Abu Ampas Tebu 360 Kg Rp. 2.000 Rp. 720.000
3. Gypsum 105 Kg Rp. 3.000 Rp. 315.000
4. Minyak Tanah 5 Liter Rp. 6.000 Rp. 30.000
Jumlah Rp. 4.065.000

b. Peralatan Penunjang

No Uraian Unit Satuan Sub Harga Total Biaya


1. Cangkul 2 Buah Rp. 75.000 Rp. 150.000
2. Cetok 2 Buah Rp. 35.000 Rp. 70.000
3. Palu 2 Buah Rp. 45.000 Rp. 90.000
4. Tungku 1 Buah Rp. 350.000 Rp. 350.000
5. Cetakan Batu Bata 1 Set Rp. 350.000 Rp. 350.000
6. Banner 1 Buah Rp. 100.000 Rp. 100.000
7. Poster 5 Buah Rp. 7.000 Rp. 35.000
8. Brosur 1 Rim Rp. 150.000 Rp, 150.000
9. Cetak Proposal 1 Buah Rp. 10.000 Rp. 10.000
10. Buruh Kerja 10 Orang Rp. 10.000 Rp. 100.000
11. Buruh Bakar 5 Orang Rp. 5.000 Rp. 25.000
Jumlah Rp. 1.430.000

c. Total Bahan dan Peralatan

No Uraian Total Biaya


1. Barang habis pakai Rp. 4.065.000
2. Peralatan Penunjang Rp. 1.430.000
Jumlah Rp. 5. 495.000
JADWAL KEGIATAN

Bulan ke-I Bulan ke-II


No Jenis Kegiatan
Minggu ke Minggu ke
I II III IV I II III IV
1 Survei alat dan Bahan
2 Menyediakan alat dan bahan
3 Produksi batu bata
4 Pemasaran dan penjualan
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, Dosen Pembimbing yang Ditandatangani

Lampiran Ketua
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Imam Wahyudi


2 Jenis Kelamin Laki - laki
3 Program Studi D3 Teknik Sipil
4 NIM 361722401119
5 Tempat dan Tanggal Lahir Banyuwangi, 05 Januari 1999
6 Email Imam88002@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082228305920

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 3 Macanputih SMPN 2 Kabat SMKN 1 Glagah
Jurusan - - Konstruksi Batu
Beton
Tahun Masuk – Lulus 2006 - 2012 2012 - 2015 2015 - 2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau


institusi lainnya)
No Jenis penghargaan Institusi pemberi tahun
penghargaan
1 - - -
2 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah.

Banyuwangi, 03 Oktober 2018


Pengusul

(Imam Wahyudi)
Lampiran Anggota

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Putri Rahayu
2 Jenis Kelamin Perempun
3 Program Studi D3 Teknik Sipil
4 NIM 361722401113
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jombang, 12 April 1999
6 Email rahayuputri608@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 083857403073

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Karangpakis 2 SMPN 1 kabuh SMAN 1Ploso
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk – Lulus 2006 – 2012 2012 – 2015 2015 - 2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau


institusi lainnya)
No Jenis penghargaan Institusi pemberi tahun
penghargaan
1 - - -
2 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah.

Banyuwangi, 03 Oktober 2018


Pengusul

(Putri Rahayu)
Lampiran Anggota

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Maretya Ariningtyas
2 Jenis Kelamin Perempun
3 Program Studi D3 Teknik Sipil
4 NIM 361722401114
5 Tempat dan Tanggal Lahir Banyuwangi, 06 Maret 1999
6 Email maretya.ari@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085745908547

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Sumberaji 1 SMPN 1 Kabuh SMAN 1 Ploso
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk – Lulus 2006 – 2012 2012 – 2015 2015 - 2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau


institusi lainnya)
No Jenis penghargaan Institusi pemberi tahun
penghargaan
1 - - -
2 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah.

Banyuwangi, 03 Oktober 2018


Pengusul

(Maretya Ariningtyas)
Lampiran Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Siska apriliaa hardiyanti.S.Pd ., M.Si


2 Jenis Kelamin Perempun
3 Program Studi D3 Teknik Sipil
4 NIP 2016.36.187
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Email
7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk – Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Seminar
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau


institusi lainnya)
No Jenis penghargaan Institusi pemberi tahun
penghargaan
1 - - -
2 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah.

Banyuwangi, 03 Oktober 2018


Pengusul

(Siska apriliaa hardiyanti.S.Pd ., M.Si)

Anda mungkin juga menyukai