Biologi Terapan
Disusun Oleh:
Anggoro Nur Setiawan 022019002
POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kami kesempatan serta kemampuan sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Peran Biologi di Bidang Perkebunan ” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat kesulitan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak kesulitan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Slamet Riyadi atas
bimbingan dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis dalam pengerjaan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah
ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya.
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan dan Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
a.
BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
BAB II
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan perkembangan
terhadap ilmu pengetahuan semakin cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan juga akan
berdampak pesat pada teknologi. Salah satu bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang saat ini adalah bioteknologi.
Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus
dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin
ditimbulkan. Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran,
logika, moral,agama, serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat membantu
menuntun kita pada tujuan pengembangan IPTEK yang sebenarnya.
Penerapan bioteknologi akan berhasil bila dilakukan pengintegrasian beberapa
disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan
teknik kimia.
Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang baru, bioteknologi sebenarnya telah
diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak dapat dipastikan apakah penerapan
bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak sadar dan apakah proses mikrobial
tersebut diketahui secara kebetulan atau berdasarkan suatu percobaan intuitif.
Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu contoh dari kemampuan
manusia menggunakan aktivitas penting sutau mikroorganisme guna memenuhi
kebutuhannya.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inivasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktivitas manusia
B. Rumusan Masalah
1. Apa peranan biologi di bidang perkebunan
2. Apa saja faktor bahaya di perkebunan
3. Bagaimana cara menghindari bahaya di perkebunan
C.Tujuan
1. Untuk memahami peranan biologi di bidang perkebunan
2. Untuk memahami faktor bahaya di sektor perkebunan
3. Untuk dapat mengetahui pencegahan bahaya di perkebunan
D.Manfaat
1. Agar pembaca memahami peranan biologi terhadap perkebunan
2. Agar pembaca memahami faktor bahaya di sektor perkebunan
Agar pembaca memahami cara pencegahan bahaya di perkebunan
BAB II
PEMBAHASAN
Berkat kemajuan cabang-cabang biologi dan teknologinya sudah banyak orang-orang yang
mengetahui bagaimana cara meningkatkan hasil perkebunannya .Masyarakat telah banyak
mengetahui teknik-teknik berkebun seperti mencangkok,stek,dan lainnya.Untuk mendapatkan
bibit unggul dari berbagai jenis tanaman sekarang tidaklah sulit.Hal ini terjadi berkat
perkembangan prinsip-prinsip genetika dan pisiologi tumbuhan.Bukan hanya itu saja ini
melalui rekayasa genetika kini telah dihasilkan berbagai tanaman transgenic, contohnya
tanaman yang kebal terhadap hama dan penyakit dan tanaman yang dapat memfiksasi
nitrogen sendiri.
Dengan rekayasa genetika, para ahli bioteknologi menyisipkan gen bakteri Bacillus
Thuringiensis yang dapat menghasilkan senyawa endotoksin (senyawa racun) pada tanaman
budidaya. Tanaman yang telah disisipi gen bakteri tersebut dinamakan tanaman transgenik.
Tanaman transgenik tersebut tidak perlu disemprot dengan pestisida untuk menyingkirkan
hama dan penyakit yang menyerangnya, karena telah memiliki kemampuan memberantas
hama dan penyakit dengan senyawa racun yang dikandungnya. Tanaman transgenik ini belum
dapat sepenuhnya diterima masyarakat. Pihak yang mengkhawatirkan dampaknya bagi
kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan.
Serealia atau tanaman rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuha yang menyuplai 50%
makanan pokok penduduk dunia. Namun sayangnya, serealia tidak memiliki simbion bakteri
di akar-akarnya untuk memfiksasi nitrogen, sehingga kebutuhan nitrogen (N) diperoleh dari
penambahan pupuk buatan. Kelebihan pupuk buatan yang diberikan dapat terbilas air dan
mencemari air minum yang dikonsumsi manusia di lingkungan sekitarnya.
Adapun peranan ilmu ini untuk bidang perkebunan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Tanaman yang tahan terhadap serangan hama serangga dapat diperoleh melalui proses
transplantasi gen. Caranya dengan mengisolasi plasmid Ti dari bakteri Agrobacterium
tumefaciens. Selanjutnya, plasmid disisipi dengan gen delta endotoksin Bacillus thuringiensis.
Plasmid tersebut kemudian dimasukkan kembali ke dalam Agrobacterium tumefaciens.
Plasmid akan memasukkan gen delta endotoksin ke dalam kromosom sel tumbuhan. Sel-sel
tumbuhan yang sudah mengandung gen delta endotoksin kemudian ditumbuhkan dengan
metode kultur jaringan. Tanaman yang dihasilkan akan mampu memproduksi proteindelta
endotoksin sehingga serangga yang memakan tanaman tersebut akan mati akibat keracunan.
2.Biofertilizer
3.Tanaman yang Bersifat Seragam dan Berjumlah Banyak Hasil Teknik Kultur Jaringan
Teknologi ini memanfaatkan sifat tetipotensi, yaitu kemempuan sel untuk berkembang
menjadi satu individu utuh. Proses membiakkan tanaman dengan kultur jaringan terdiri dari
tiga langkah utama, yaitu sebagai berikut.
3. Langkah III yaitu pengakaran (pembentukan akar). Pada langkah ini diberi hormone
untuk memacu pembentukan akar dan tanaman secara sempurna.
Selain melalui tiga langkah tersebut, tanaman hasil pembiakkan kultur jaringan dipindahkan
untuk ditanam di dalam greenhouse (rumah kaca). Di dalam greenhouse tanaman dipelihara
sehingga akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diinginkan.Kultur jaringan
digunakan untuk mengatasi kebutuhan pangan yang semakin meningkat.
Melalui kultur jaringan dapat diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut.
1. Dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat.
2. Dapat menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat fisiologi dan morfologi sama
persis dengan induknya. Bila induk memiliki buah yang besar dan manis, maka tanaman hasil
kultur jaringan juga memiliki buah yang besar dan manis. Hal ini berbeda dengan reproduksi
melalui biji (generative), tanaman baru mungkin menghasilkan buah yang mutunya lebih
rendah dari tanaman induk.
3. Dapat digunakan dalam upaya konservasi tumbuhan langka. Dengan cara kultur
jaringan, tumbuhan langka tumbuhan trtentu dapat dibiakkan lebih banyak.
4. Dapat menghasilkan tanaman baru yang bebas virus dalam jumlah besar. Misalnya,
tanaman anggrek yang tercemar virus masih dapat ditanam.
4.Hidroponik
Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat
menanam tanaman. Makanan tanaman yang ditanam secara hidroponik diperoleh dari air yang
mengandung zat-zat anorganik yang diberikan melalui pipa-pipa air atau dengan cara
disiramkan. Untuk menancapkan tanaman agar tidak roboh, diberi media lain, yaitu pasir,
kerikil, atau batu apung. Apa perbedaan antara bercocok tanam dengan tanah dan hidroponik?
Pada bercocok tanam dengan tanah, zat-zat makanan diperoleh tanaman dari dalam tanah.
Sedangkan hidroponik, makanan diperoleh tanaman dari air yang mengandung zat-zat
anorganik. Beberapa keuntungan bercocok tanam secara hidroponik antar lain sebagai berikut.
1. Tempat atau lahan yang lebih sempit dapat ditanami tanaman yang lebih banyak karena
tanaman dapat ditanam secara bertingkat.
2. Mineral atau pupuk yang diberikan (diperlukan) tanaman dapat diperhitungkan dengan
cermat sesuai keperluan. Dengan demikian, penggunaan pupuk menjadi lebih efisien.
5.Aeroponik
Aeroponik merupakan modifikasi dari system hidroponik. Kalau pada hidroponik media yang
digunakan air dan media lain misalnya kerikil atau pasir. Namun, pada aeroponik tidak
menggunakan media sama sekali. Akar tanaman diletakkan menggantung dalam suatu wadah
yang dijaga kelembapannya. Zat makanan diperoleh melalui larutan nutrient yang
disemprotkan ke bagian akar tanaman.
3. Dengan teknik kultur jaringan, tanaman dapat dibudidayakan dalam waktu yang singkat
dan jumlah yang banyak. Adapun contoh-contoh tanaman budidaya hasil kultur jaringan
antara lain kelapa sawit, anggrak, pisang,dan wortel.