Anda di halaman 1dari 9

O L E H:

Yuriska Kuka
P17010035

PROGRAM PASCA SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMKOP
MAKASSAR
T.A. 2017/2018
A. KONSEP EKONOMI MANAJERIAL
Ekonomi manajerial adalah pengetahuan yang menunjukkan adanya
aplikasi teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang
menelaah bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien.
Ekonomi manajerial (Managerial Economics) yaitu aplikasi (penerapan)
teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas
bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau maksudnya dengan
cara yang paling efisien.
Pusat perhatian ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana
keuntungan merupakan selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya
total. Ekonomi manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk
pendidikan, penjelasan, dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model
dapat berupa variabel, grafik, dan matematik. Analisis present value
dilakukan dengan mendiskontokan aliran kas masa sekarang dengan tujuan
untuk pengambilan keputusan. Tingkat diskonto yang cocok adalah
opportunity interest rate yang merupakan tingkat penerimaan/hasil yang
paling baik dengan tingkat resiko yang sama. Analisis expected value
bertujuan untuk mengikhtisarkan distribusi probabilitas hasil secara tunggal
yang kemudian dibandingkan dengan nilai harapan (expected value) dari
keputusan alternatif yang lain. Expected value dari keputusan merupakan
rata-rata tertimbang dari hasil-hasil yang mungkin, dimana bobot dari setiap
hasil adalah probabilitas masa lalu dari terjadinya hasil tersebut. Analisis EPV
mensyaratkan pendiskontoan EV keuntungan untuk masa datang ke masa
sekarang sebelum diagrepasikan untuk memperoleh EPV untuk setiap
keputusan alternatif.
Apabila perencanaan perusahaan demikian pendek sehingga time horizon
perusahaan berada pada periode sekarang, perusahaan akan memaksimumkan
keuntungan pada periode sekarang apabila perusahaan memperoleh informasi
secara penuh. Apabila perusahaan tidak memperoleh informasi secara penuh
maka kondisi yang dihadapi adalah situasi yang tidak pasti sehingga
perusahaan berusaha untuk memaksimumkan Expected value pada saat
sekarang. Sedangkan, apabila perencanaan perusahaan lebih panjang sehingga
time horizon perusahaan berada pada periode masa yang akan datang maka
perusahaan akan memaksimumkan present value aliran kasnya, apabila
perusahaan beroperasi dalam kondisi pasti (certainty), atau memaksimum
expected value keuntungannya apabila perusahaan beroperasi dalam kondisi
tidak pasti (uncertainty). Berikut beberapa pengertian menurut para ahli
mengenai ekonomi manajerial:
 Mc Connel (1993) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai
berikut:
Ekonomi manajerial adalah alat analisis yang sangat berguna bagi
manajer dalam pengambilan keputusan bisnis. Sesuai dengan namanya,
ekonomi manajerial merupakan hibrid dari ilmu ekonomi dan ilmu
manajemen. Ilmu ekonomi adalah studi tentang perilaku manusia dalam
memproduksi, mendistribusi dan mengkonsumsi barang dan jasa.
Sedangkan sumber daya yang tersedia untuk mewujudkannya.
 Ket (2000) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai berikut:
Ilmu manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang
bagaimana mengorganisasikan dan mengalokasikan sumber daya
perusahaan yang terbatas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan
demikian ekonomi manajerial adalah aplikasi dari analisis ekonomi dalam
membuat keputusan bisnis agar sumber daya perusahaan yang terbatas
dialokasikan pada penggunaannya yang paling baik.
 Evan J. Douglas (1995) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai
berikut:
Ekonomi manajerial adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan penerapan prinsip-prinsip metodologi ekonomi dalam proses
pengambilan keputusan perusahaan atau organisasi.
 Dominic Salvatore (1996)memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai
berikut:
Ekonomi manajerial adalah pengetahuan yang menunjukkan adanya
aplikasi teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan
yang menelaah bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien.

B. HUBUNGAN ANTARA EKONOMI MANAJERIAL DENGAN ILMU–


ILMU PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ilmu ekonomi memberikan kerangka teoritis dalam menganalisis
masalah- masalah pengambilan keputusan manajerial. Seperti halnya ilmu
ekonomi, ilmu-ilmu pengambilan keputusan juga memberikan seperangkat
alat dalam pembentukan model-model dalam mengambil keputusan,
menganalisis pengaruh dari serangkaian tindakan alternatif, dan mengevaluasi
hasil-hasil yang diperoleh dari model-model tersebut.
Ekonomi manajerial juga berhubungan erat dengan ilmu keputusan
(decision science). Ilmu keputusan (decision science) menggunakan perangkat
matematika ekonomi dan ekonometri untuk membentuk dan mengestimasi
model keputusan yang ditujukan untuk menentukan perilaku optimum
perusahaan, yaitu bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan
cara yang paling efisien. Secara spesifik, matematika ekonomi (mathematical
economics) digunakan untuk memformalkan model ekonomi yang
dipostulatkan oleh teori ekonomi. Ekonometri (econometrics) kemudian
menerapkan peralatan statistik pada data dunia nyata untuk mengestimasi
model yang dipostulatkan oleh teori ekonomi dan untuk peramalan
(forecasting).
Oleh karena sebagian besar masalah pengambilan keputusan itu mencakup
kegiatan dan peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang, maka teknik-
teknik peramalan (forecasting techniques) juga memainkan peranan penting
dalam pembuatan keputusan manajerial, dan dalam studi ekonomi manajerial.
1. Langkah – langkah Pengambilan Keputusan
Secara umum, proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6 langkah,
antara lain :
a) Perumusan masalah
Langkah ini intinya diarahkan pada usaha untuk menentukan dengan
jelas batasan–batasan keputusan apa yang akan dibuat dan mencakup
penentuan alternatif–alternatif apa yang ada. Pada tahap ini biasanya
mengandung beberapa pertanyaan, yakni : masalah apa yang dihadapi,
siapa yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang
melatarbelakangi pengambilan keputusan, dan bagaimana pengaruhnya
terhadap tujuan-tujuan manajemen. Perumusan masalah merupakan
suatu prasyarat untuk permasalahan manajemen.
b) Penentuan tujuan
Pada tahap ini ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab, antara
lain : apa tujuan pengambilan keputusan, bagaimana seharusnya
pengambil keputusan tersebut menilai hasilnya dibandingkan dengan
tujuannya, bagaimana jika pengambil keputusan tersebut ingin
mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain.
Dalam keputusan ekonomi, kita tidak selalu mendapatkan apa yang
diinginkan. Namun demikian, dalam keputusan memilih kita harus tahu
apa yang diinginkan. Adanya risiko dan ketidakpastian kadang–kadang
menyulitkan seorang pengambil keputusan dalam memilih alternatif
keputusan. Oleh karena itu, faktor risiko dan ketidakpastian juga harus
dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.
c) Pencarian alternatif
Pada tahap ini, beberapa pertanyaan yang perlu diajukan adalah : apa
alternatif tindakan untuk pencapaian tujuan, variabel apa saja yang
dapat dikendalikan, kendala apa yang dihadapi dalam pencapaian
tujuan.
Setelah mengetahui apa yang diinginkan, tentunya akan ditanyakan
apa yang menjadi pilihan kita. Seorang pengambil keputusan yang
ideal, akan membeberkan semua kemungkinan pilihan yang ada dan
kemudian memilih satu diantaranya yang akan memberikan hasil yang
terbaik bagi pencapaian tujuannya. Tetapi, mengingat kendala
keterbatasan manusia, para pengambil keputusan tidak bisa
mengharapkan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi semua
kemungkinan pilihan. Namun demikian, beberapa pilihan alternatif
yang paling menarik tetap ada dan harus dipilih.
d) Peramalan dampak
Pada tahap ini kita mencoba untuk mengamati : bagaimana
konsekuensi dari setiap alternatif pilihan, jika hasil yang diharapkan
tidak pasti bagaimana sifatnya, dan mendapatkan informasi yang lebih
baik untuk meramalkan suatu hasil.
Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung pada keadaannya, bisa
dilakukan secara langsung atau diabaikan sama sekali. Kadang kala,
perhitungan secara aritmatis sederhana sudah cukup. Tetapi bisa juga
dengan menggunakan model statistik atau ekonometrika. Atau bisa
dengan model deterministik jika keadaannya pasti, dan dengan model
probabilistik jika pengambilan keputusan dalam keadaan yang
mengandung risiko atau ketidakpastian.
e) Penentuan pilihan
Setelah semua analisis selesai dilakukan, maka kita dapat
menentukan pilihan yang paling diinginkan. Setelah seorang pengambil
keputusan menetapkan konteks permasalahan, menetapkan tujuan, dan
mengidentifikasi alternatif-alternatif yang tersedia, bagaimana caranya
untuk memilih 1 pilihan yang diinginkan?
Jika semua variabel dalam proses pengambilan keputusan bisa
dikuantifikasikan, maka kita dapat menggunakan beberapa metode
tertentu untuk menetapkan keputusan yang paling optimal. Metode-
metode tersebut antara lain: analisis marjinal, programisasi linier, pohon
keputusan (decision trees), analisis biaya-manfaat, dan sebagainya.
Pendekatan ini tidak saja penting untuk penghitungan keputusan
yang optimal, tetapi juga untuk mengetahui mengapa keputusan
tersebut optimal.
f) Analisis sensitivitas
Pada tahap akhir ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain : bagaimana sifat dari masalah yang menentukan pilihan tindakan
yang optimal tersebut, bagaimana pengaruh perubahan keadaan-
keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal yang diambil, apakah
pilihan tersebut peka terhadap perubahan-perubahan variabel ekonomi
utama yang terabaikan oleh pengambil keputusan tersebut.
Analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang
optimal akan berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah. Analisis
sensitivitas mempunyai beberapa kegunaan, yaitu :
1) Memberikan informasi faktor-faktor kunci dalam permasalahan yang
mempengaruhi keputusan.
2) Menelusuri pengaruh perubahan-perubahan variabel yang tidak
diyakini manajer tersebut.
3) Menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan
keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.

2. Model – Model Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan proses berurutan yang
membutuhkan penggunaan model yang tepat. Pada hakikatnya, model itu
merupakan pengganti hal yang nyata, mewakili kejadian sesungguhnya
dengan harapan agar dapat mengatasi masalah apabila timbul masalah
yang sesungguhnya.
Adapun peranan pentingnya model menurut Quade, antara lain sebagai
berikut :
a) Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-
unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan.
b) Untuk memperjelas mengenai hubungan yang signifikan diantara unsur-
unsur yang ada.
c) Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan
antar variabel.
Menurut Quade, model pengambilan keputusan diklasifikasikan ke
dalam 2 tipe, yakni:
a) Model kuantitatif
Adalah serangkaian asumsi yang tepat dan dinyatakan dalam
serangkaian hubungan matematis yang pasti.
b) Model kualitatif
Adalah suatu model yang didasarkan atas asumsi-asumsi yang
ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif
dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi
asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat
subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan
model.
Kadang-kadang di dalam pengambilan keputusan kerapkali
menghadapi kondisi dimana hasilnya tidak dapat diketahui dengan
pasti. Dalam hal ini, Gullett dan Hicks memberikan beberapa model
pengambilan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah
yang hasilnya tidak dapat diketahui dengan pasti, antara lain :
1) Model Probabilitas
Umumnya model – model keputusan merupakan konsep
probabilitas dan konsep nilai harapan yang memberikan hasil
tertentu.
Probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu
peristiwa tertentu. Konsep-konsep nilai harapan khususnya dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi
dan kondisi yang akan datang. Adapun nilai yang diharapkan (nilai
harapan) dari setiap peristiwa yang terjadi merupakan kemungkinan
terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional.
2) Model Matriks (The Pay off Matrix Model)
Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan
kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
Model matriks terdiri atas dua hal, yakni baris dan lajur. Baris
(row) bentuknya mendatar, sedangkan lajur (column) bentuknya
vertikal. Pada sisi baris berisi berbagai macam alternatif strategi
yang digunakan oleh pengambil keputusan, sedangkan pada sisi lajur
berisi kondisi dan nilai harapan dalam kondisi dan situasi yang
berlainan.
3) Model Pohon Keputusan (Decision Tree Model)
Model ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang
menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah – masalah yang
dihadapi ke dalam komponen – komponen, kemudian dibuat
alternatif – alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing –
masing.

3. Pertanggungjawaban Bagi Pembuat Keputusan


Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi
tentang berbagai macam rencana dan program2 dalam oganisasi,dengan
keputusan yang berbeda2 ne beberapa tipe dasar pemikiran harus
dikembangkan yang menetapka siapa-siapa dalam oganisasi yang
mempunyai tanggung jawab untuk membuat keputusan yang bagaimana.
Salah satu pemikiran tersebut didasarkan pada 2 faktor: (1) jangkauan
(scope) dari keputusan tersebut yang dibuat dan (2) tingkatan manajemen.
Jangkauan dari keputusan tersebut menunjukan pada prporsi dari system
organisasi total yang akan dipengrauhi oleh keputusan tersebut.
Bahkan walaupu seorang wirausahawan mempunyai tanggungjawab
untuk pembuatan keputusan tertentu,dia tidak harus membuat keputusan
tersebut tanpa bantuan dari anggota lainya.

Anda mungkin juga menyukai