Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai

batas wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan serta

pemukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.. Kota

sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup pengertian “town” dan "city"

dalam bahasa inggris. Selain itu, terdapat pula kapitonim kota yang merupakan

satuan administrasi negara di bawah Provinsi. Dalam hal ini kota memiliki nilai

strategis dalam hal ekonomi, social, hukum, pariwisata, serta kebudayaan. Sistem

kota adalah sekelompok kota-kota yang saling tergantung satu sama lain secara

fungsional dalam suatu wilayah dan berpengaruh terhadap wilayah sekitarnya.

Dalam hal ini berpengaruhnya wilayah terhadap wilayah sekitarnya, tentu

ketersediaan sarana dan prasarana seperti moda sangat dibutukan.

Kota Binjai merupakan salah satu kota yang berada di wilayah provinsi

Sumatra Utara, Indonesia. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibu kota sumatera

utara, medan. Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah

barat dan utara serta Deli Serdang di sebelah timur dan selatan. Binjai merupakan

salah satu daerah dalam proyek pembangunan Mebidang yang meliputi kawasan

Medan, Binjai, Deli Serdang. Saat ini, Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan

raya lintas Sumatera yang menghubungkan antara Medan dan Banda Aceh. Oleh

karena itu, Binjai terletak di daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota
Medan ditinjau dari Aceh, artinya kota Binjai berfungsi sebagai penopang kota

pusat. Fungsi kota sebagai penopang kota pusat artinya kota tersebut

Kota Binjai sendiri saat ini memiliki terminal AKAP (Angkutan Kota Antar

Provinsi) dan AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi) yang berada satu tempat

untuk melayani kedatangan dari berbagai arah lintas Sumatera, di Jalan Ikan Paus

yang terpadu dengan stasiun kereta api. Kondisi terminal sendiri masih layak

digunakan sebagai terminal bus, namun masih jauh dari persyaratan-persyaratan

yang berlaku tentang terminal penumpang, maka dari itu untuk mendukung

pelayanan transportasi dalam satu sistem yang terpadu diperlukan perencanaan

yang baik sesuai persyaratan yang berlaku dari pihak terkait.

Di dalam RTRW kota Binjai tahun 2011-2030 strategis pengembangan

jaringan transportasi mendukung fungsi Kota Binjai sebagai salah satu pusat

kegiatan transportasi kawasan perkotaan Mebidangro dengan salah satunya

menjadikan terminal Ikan Paus sebagai terminal tipe B dan menetapkan stasiun

Kereta Api Binjai yang terpadu dengan terminal penumpang B direncanakana

dilengkapi dengan kegiatan pertokoan, perkantoran, dan jasa lainnya sebagai pusat

kegiatan berorientasi (TOD) salah satu fokus utama dalam pengembangan

trasnportasi perkotaan.

Untuk menerapkan sistem TOD sendiri kota Binjai sebenarnya sudah

didukung oleh penerapan sistem bus rapid transit (BRT) yang biasa disebut dengan

mebidang sebagai bus penghubung kota Medan, Binjai, Dan Deli Serdang yang

sudah beroperasi sejak tahun 2015.


Di terminal yang ada saat ini sirkulasi tampak sangat berantakan dan tidak

berdasarkan persyaratan terminal penumpang tipe B yang dikeluarkan Keputusan

Menteri Perhubungan tentang terminal transportasi jalan. Maka dari itu dalam

perencanaan ini terminal tipe B terpadu dengan Stasiun Kreta Api akan

direncanakan sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD) dengan

menerapkan tema Clarity yang memiliki arti kejelasan. Kejelasan (clarity) yang

dimaksud adalah bangunan terminal mengusung konsep kejelasan dalam sirkulasi

serta urutan ruang sebagai penerapan desain yang menginginkan kejelasaan

aksesibel dan visible yang akan terpadu dengan Stasiun Kreta Api. Tema clarity

sendiri banyak digunakan oleh Louis I. Khan seorang arsitek Amerika yang telah

menghasilkan karya-karya monumental yang banyak berkonsep truth & clarity.

Dengan mempertimbangkan hal-hal diatas maka saya mengambil judul

“PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE B YANG TERPADU DENGAN

STASIUN KERETA API BERBASIS TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

(TOD) DI KOTA BINJAI DENGAN TEMA CLARITY”


1.2 RUMUSAN MASALAH

Terminal yang ada pada saat ini merupakan terminal gabungan antara

terminal tipe A, dan tipe B. Pada rencana tata ruang wilayah Kota Binjai tahun

2011-2030 terminal yang berda dijalan Ikan Paus tersebut akan di tetapkan

sebagai terminal tipe B terpadu dengan stasiun kreta api yang menjadi pusat

kegiatan berorientasi. Namun berdasarkan persyaratan Keputusan Menteri

Perhubungan nomor 31 tahun 1995 tentang terminal trasnportasi jalan kondisi

terminal tidak memenuhi syarat dikarenanakan :

1. Tidak mempunyai lahan parkir khusus pengunjung

2. Luas terminal kurang dari 3 Ha sesuai persyaratan untuk daerah Jawa dan

Sumatera

3. Tidak tersedianya fasilitas umum dan fasilitas penunjang lainnya.

4. Lokasi keberangkatan dan kedatangan penumpang yang tercampur menjadi

satu.

1.3 BATASAN MASALAH

Luasnya permasalahan dan keterbatasan dalam penilitian maka dilakukan

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Tanpa pemindahan lokasi terminal

2. Analisis akses keluar masuk kendaraan di terminal bus.

3. Perancangan disini hanya mencakup perancangan terminal namun

dipadukan aksesnya dengan Stasiun Kreta Api.

Anda mungkin juga menyukai