PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Sudah bertahun-tahun para ahli meneliti dan menciptakan berbagai macam pendekatan mengajar.
Salah satunya dikembangkan oleh para ahli di bidang pembelajaran, menelaah bagaimana pengaruh
tingkah laku mengajar tertentu terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Joyce dan Weil (1996) dan Joyce, Weil, dan Shower (1992), setiap pendekatan yang
ditelitinya dinamakan model pembelajaran, meskipun salah satu dari beberapa istilah lain digunakan
seperti strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran.
Setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit
berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan
pada sistem sosial kelas. Arends (1997), dan para pakar pembelajaran lainnya berpendapat bahwa
tidak ada model pembelajaran yang lebih baik daripada model pembelajaran yang lain. Guru perlu
menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang beranekaragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa
ini. Menguasai sepenuhnya model-model pembelajaran yang banyak diterapkan merupakan proses
belajar sepanjang hayat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model belajar itu dan apa saja tipe model belajar?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL-MODEL BELAJAR
Belajar Kolaboratif
Dua unsur yang penting dalam belajar koaboratif adalah (1) adanya tujuan yang sama dan (2)
ketergantungan yang positif.
Pertama ,dalam mencapai tujuan tertentu siswa bekerja ama dengan teman untuk menentukan
strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.Dua orang siswa atau sekelompok kecil
siswa berdiskusi untuk mencari jalan keluar ,menetapkan keputusan bersama.Diskusi para pelajar
menimbulkan perasaan bahwa persoalan yang sedang didiskusikan bersama adalah milik bersama.
Kedua ,ketergantungan yang positif maksudnya adalah setiap anggota kelompok hanya dapat
berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.Dengan demikian ,dalam belajar
kolaboratif ketergantungan individu sangat tinggi.Ketergantungan individu dapat dibantu dengan
sejumlah cara ,antara lain :
a. Beri peran khusus setiap anggota kelompok untuk memainkan peran sebagai
pengamat,pengklarifikasi,perekam dan pendorong.
c. Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa,setiap indivdu tidak dapat lepas dari kelomponya
,mereka perlu mengenali sifat,pendapat yang berbeda dan mampu mengelolanya.
d. Eningkatan keneranian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan masalah bagi setiap
individu yang diarahkan untuk mengajarkan aatau memberi tahu kepada teman kelompoknya jika
mengetahui dan menguasai permasalahan.
e. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama dalam bekerja
agar tidak terjadi tumpang tindih atau perbedaan pendapat.
f. Setiap anggota memiliki dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung jawab
karena kebersamaan dalam belajar menyebabkan mereka juga sangat memperhatikan kelompok.
Belajar Kuantum
Model belajar ini muncul untuk menangglangi masalah yang paling sukar di sekolah,yaitu
“kebosanan”.Istilah kuantum secara harfiah berarti “kualitas sesuatu”,mekanis (yang berkenaan
dengan gerak).Kuantum mekanis merupakan suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel-partikel
subatomic (Shelton ,1999).Quantum learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar.
a. Segalanya berbicara ,segala sesuatu,lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru,dari kertas
yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran,semuanya mengirim pesan tentang belajar.
c. Berkat dari pengalaman,proses belajar saling baik terjadi ketika siswa telah mengalami
informasi sebelum memperoleh label untuk sesuatu yang dipelajari.
e. Rayakan setiap keberhasilan,perayaan memberikan umpan balik tentang kemajuan belajar dan
meningkatkan asosiasi emosi yang positif.sebagai guru,kita layak menanampak bibit kesuksesan dan
selalu menghubungkan belajar dengan perayaan karena perayaan membangun keinginan untuk
sukses.
b. Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai pendorong
belajar.
Belajar Kooperatif
a. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
Perbedaan antara belajar kooperatif dengan belajar kelompok dapat dilihat dalam tabel berikut :
a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
c. Model belajar koopertif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasa materi ajar,materi
ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar sesuai misi belajar kooperatif.
e. Memerlukan kemampuan khusus pada guru untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan
belajar kooperatif.
Belajar Tematik
Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok
(tema),dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan
tema.Pendekatan ini dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk menciptakan konteks dalam
berbagai jenis pengembangan yang terjadi sehingga apa yang dipelajari atau dibahas disajikan secara
utuh dan menyeluruh,bukan bagian-bagian dari satu konsep yang utuh.Pappas (1995) mengatakan
bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong
partisipasi aktif pelajar dalam kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada suatu topik yang disukai
pelajar dan diilih untuk belajar.
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung.Semua
kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut.Meinbach (1995) mengatakan bahwa
pembelajaran tematik mengombinasikan struktur,urutan,dan strategi yang diorganisasikan dengan
baik.Kegiatan-kegiatan,bacaan,dan bahan-bahan digunakan untuk mengembangkan konsep-konsep
tertentu.
Para ahli mengansumsikan bahwa belajar tematik merupakan suatu cara untuk mencapai
kepertaduan kurikulum.Meinbach (1995) mengatakan dalam pembelajaran bahasa,unit tematik
merupakan suatu epitome (kerangka isi) pembelajaran bahasa secara keseluruhan
(membaca,menulis,menyimak dan berbicara).Pappas (1995) mengatakan bahwa belajar tematik
mencerminkan pola-pola berpikir ,tujuan dan konsep-kosep umum bidang ilmu.
f. Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik ,interaksi
sosial ,kemandiriandan harga yang positif.
h. Menghargai perbedaan individu ,atar belakang budaya ,dan pengalaman di keluarga yang
dibawa pebelajar ke kelasnya.
a. Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh ,global ,tematis
,makin meningkatnya kecerdasan dan makin terperinci serta spesifik pemahamannya terhadap
konsep tertentu.
d. Ada konteksnya.
e. Guru Sd adalah guru kelas ,akan lebih mudah mengajar satu konsep secra utuh.
a) Dengan menggabungkan kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi
penghematan,karena tumpang tindih materi dapat di kurangi bahkan dihilangkan.
b) Siswa mampu melihat hubungan yang bermakna sebab isi/materi sebagai sarana atau
alatbukan tujuan akhir.
c) Pembelajarn menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan
materi yang tidak terpecah- pecah.
d) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik
dan meningkat.
B. RUMPUN MENGAJAR
Model ini dirancang untuk memberikan bimbingan kepada siswa untuk mendefinisikan/ menemukan
masalah, menggali berbagai pandangan terhadap masalah, dan belajar bersama untuk menguasai
informasi, ide, dan keterampilan yang secara simultan mengembangkan kompetensi.
b. Jurisprudential
Model ini dirancang untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu
kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berfikir jurisprudential (ilmu tentang hukum-
hukum manusia).
Model ini dirancang untuk mengajak siswa dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui
tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu. Bermain peran
juga membantu siswa mengumpulkan dan menata informasi mengenai isu-isu sosial,
mengembangkan rasa empati kepada teman, dan mengembangkan keterampilan-keterampilan
sosial siswa.
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pembelajar dan guru yakin bahwa semua
itudapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi sercra optimal apabila lingkungan menyediakan
cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.
a) Berfikir Induktif
Model ini merupakan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan informasi
,serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian
data.Model ini dapat digunakan untukberbagai jenis kurikulum secara luas dan dengan pebelajar
semua umur misalnya studi tentang masyarakat ,bangsa ,dan sejarah yang memerlukan belajar
konsep.
b) Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan topik-
topik yang berskala luas kepeda pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
c) Latihan Inkuiri
Dirancang untuk melibatkan siswa berpikir sebab-akibat dan melatih mengajukan pertanyaan secara
lancar dan tepat.
d) Mnemonik
Mnemonik merupakan suatu strategi unuk mengingat dan maneasimilasi informasi. Guru dapat
menggunakan mnemonik untuk membimbing penyajian materi. Disini guru mengajar dengan suatu
cara sehingga pembelajar dapat dengan mudah menyerap informasi.
e) Sinektik
Model ini dirancang untuk membantu pembelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-
kegiatan serta menambahkan pandangan – pandangan baru pada topik-topik dari suatu bidang ilmu
yang luas.
f) Pengorganisasian Awal
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pembelajar untuk memahami
materi.
Model-model pembelajaran yang tergolong rumpun ini menekankan pada pengembangan pribadi.
Model-model ini menekankan pada proses membangun /mengkonstruksi dan mengorganisasi
realiata, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Seringkali, model-model pembelajaran
rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emaosional. Fokus model pembelajaran
ditekankan untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan produktif dengan
lingkungannya dan untukmelihat dirinya sendiri.
Jenis-jenis rumpun model personal
1. Pengajaran Nondirectif
Model ini menekankan pada kemitraan antara siswa dan guru. Guru berusaha membantu siswa
memahami perannya dalam pendidikan mereka sendiri. Pada kesempatan untuk mencapai tujuan ,
guru menyediakan informasi tentang seberapa jauh kemajuan yang dicapai dan membantu
pembelajar memecahkan masalah.
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada
teori perilaku, seperti teori belajar perilaku, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku
terapi. Model-model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang
memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang
dikehendaki.
Aplikasi teori sistem perilaku untuktujuan akademik tanpak dalambentuk yang disebut belajar tuntas
atau mastery learning. Pertama , materi yang dipelajaridipecah menjadi unit-unit dari yang
sederhana sampai ke komlpeks. Pembelajar mengerjakan bagian demi bagian dengan cara maju
berkelanjutan.
2. Pembelajaran langsung
Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan secara langsung kepada siswa, serangkaian kegiata
yang jelasberkaitan dengan tujuan , monitoring yang cermat dari kemajuan – kemajuan belajar,
balikan tentang hasil belajar serta taktik-taktik unk penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan
serangkaian panduan untuk memperoleh kegiatan belajar.
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic (cabang
psikologi). Menurut prinsip ini, semua perilaku manusia melibatkan suatu pola gerak yang tampak.
Perilaku tersebut meliputi perilaku yang tidak terlihat, seperti berpikir dan perilaku yang tampak.
Dalam situasi tertentu, individu akan memodifikasi perilakunya sesuai dengan masukan yang mereka
terima dari lingkungan. Mereka akan menata perilakunya dan pola-pola responnya sesuai dengan
masukan-masukan dari lingkungan. Peran guru dalam model ini sebagai fasilitator dan melalui
simulasi siswa, guru hendaknya mempertahankan perannya sebagai pendukung sikap-sikap siswa
yang diperankannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam proses belajar tenyata terdapat bermacam-macam model belajar, sesuai dengan materi yang
akan disampaikan inilah yang perlu diketahui oleh pendidik, dalam hal ini seorang guru untuk
memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar.
Disaamping itu ada rumpun model mengajar yang lebih menekankan pada cara membelajarkan
sebuah materi terhadap siswa.
Saran
Model belajar dan rumpun model pengajaran sangatlah penting dalaam dunia pendidikan karena ini
menyangkut berhasil atau tidaknya pembelajaran yang disampaikan.
Oleh karena itu bagi calon pendidik ataupun yang sudah memiliki anak didik perlu mengetahui serta
memraktekannya dalam proses belajar.
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulan-artikel.blogspot.com/2012/07/tentang-model-pembelajaran.html
http://etika-mutiara.blogspot.com/2010/12/manfaat-pembelajaran-tematik.html
http://studifisika.blogspot.com/2011/01/tugas-rumpun-model-pembelajaran.html