Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi yang mencakup tentang proses-
proses yang terjadi didalamnya maupun dipermukaan. Ilmu geologi sangatlah luas
sehingga dibagi menjadi beberapa cang ilmu agar dapat memudahkan kita dalam
mempelajari dan memahaminya, salah satu cang ilmu geologi ialah geomorfologi.
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi serta
proses - proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk sampai
sekarang. Ilmu geomorfologi dapat membantu kita dalam memahami dan mengetahui
tentang segala gal yang berkaitan dengan bumi.
Dengan mempelajari geomorfologi kita dapat mengetahui kondisi suatu wilayah yang
ada di muka bumi, terutama bentang alam yang terjadi di wilayah tersebut. Ada banyak
sekali bentang alam di muka bumi akibat hasil dari tenag endogen dan tenaga eksogen,
seperti bentang alam struktur, vulkanik, fluvial, eolian, dan lain-lain. oleh karena itu
diadakan fieldtrip geomorfologi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dilakukannya kegiatan fieldtrip ini agar dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan mahasiswa geologi. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan suatu bentang alam yang dilihat secara
langsung di lapangan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui parameter geomorfologi dilapangan.
1.3 Batasan Masalah
Dalam kegiatan fieldtrip ini mahasiswa melakukan sketsa terhadap bentang alam yang
ada dilapangan yang kemudian mengambil data-data aspek geomorfologi yang dijumpai di
bentang alam tersebut. Setelah megambil data-data aspek geomorfologi mahasiswa
mengambil sampel batuan sebagai bahan penentu litologi di lapangan.
1.4 Waktu, lokasi dan kesampaian daerah
Kegiatan fieldtrip ini dilaksanakan pada hari Jumat, 24 mei 2019. Lokasi daerah
penelitian secara geografis terletak di daerah Bili-bili, kabupaten gowa, provinsi sulawesi
selatan. Dan secara astronomis letak daerah penelitian ini ialah 5°13’0”S - 5°16’30”S
119°32’0”E - 119°35’30”E. Daerah penelitian ini dapat dijangkau menggunakan angkutan
umum dengan waktu tempuh sekitar satu jam.

Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi Daerah Penelitian

1.5 Metode Penelitian


Dalam kegiatan ini metode yang digunakan adalah metode eksploratif. Yaitu dimana
mahasiswa mengamati kondisi yang ada dilapangan yang kemudian mengambil sample
batuan di daerah tersebut.
1.6 Alat dan Bahan
Dalam kegiatan ini adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Peta daerah penelitian
2. GPS
3. Kompas
4. Kertas hvs
5. Atk
6. Buku lapangan
7. Clipboard
8. Pensil warna
9. Tabel aspek geomorfologi
BAB II

GEOMORFOLOGI

2.1 Geomorfologi Regional


2.2 Geomorfologi Daerah Penelitian
2.2.1 Satuan Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu tentang permukaan bumi beserta aspek-aspek yang
mempengaruhinya. Satuan geomorfologi adalah bentuk-bentuk pada permukaan
yang dihasilkan oleh peristiwa-peristiwa geomorfik berdasarkan kesamaan dalam
bentuk dan pola aliran sungai dapat dikelompokkan ke dalam satuan yang sama.
Dalam penentuan satuan geomorfologi dalam kegiatan fieldtrip ini digunakan
satuan morfometri dan morfogenesa. Satuan morfometri merupakan pembagian
kenampakan geomorfologi yang didasarkan pada kelerengan dan beda tinggi
menurut van zuidam dan cancelado (1979) dalam penentuan pewarnaannya
menggunakan klasifikasi thornbury(1969). Sehingga satuan geomorfologi yang
diperoleh dari daerah penelitian adalah sebagai berikut :
2.2.1.1 Satuan Geomorfologi Pedataran Denudasional

Pada satuan geomorfologi ini hal-hal yang dijumpai pada lapangan terdiri
dari persentase 3-7° dengan beda tinggi 5-50 meter, memiliki keadaan lereng
miring landai. Tingkat pelapukannya rendah dengan jenis pelapukan fisika yaitu
pelapukan yang disebabkan oleh proses fisika dimana pada proses ini batuan akan
mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun ukurannya. Jenis material satuan
ini ialah soil hal ini dikarenakan tata guna dari lahan ini berupa persawahan dan
pemukiman, soilnya berjenis residual dengan warna soil coklat. Litologi dari
daerah penelitian ini berupa batuan beku porfiritik dengan stadia daerah tua.
Gambar 2.1 Satuan Geomorfologi Pedataran Denudasional

2.2.1.2 Satuan Geomorfologi Berbukit Bergelombang Denudasional

Pada satuan geomorfologi ini hal-hal yang dijumpai dilapangan berupa


persentase kemiringan lereng 14-20° dengan beda tinggi 75-200 meter, memiliki
bentuk lembah v, dengan bentuk puncak kerucut sehingga keadaan lereng dari
satuan ini miring. Memiliki tingkat pelapukan tinggi dengan jenis pelapukan
biologi yaitu pelapukan yang disebabkan karena adanya aktivitas makhluk hidup.
Makhuk hidup yang menyebabkan pelapukan ini bisa manusia, binatang, maupun
tumbuh-tumbuhan. Tata guna lahan dari satuan ini berupa perkebunan dengam
stadia daerah tua.

Gambar 2.2 Satuan Geomorfologi Berbukit Bergelombang Denudasional

Anda mungkin juga menyukai