SKOR NILAI:
NIM :6193321026
Oktober 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Ridhonya saya dapat menyusun laporan “Critical Journal Review” ini.
Saya berharap bahwa laporan yang saya tuliskan ini dapat saya
pertanggung- jawabkan sebagai mana adanya kebenaran antara teori tertulis
dengan apa yang akan menjadi realisasi aksi. Laporan ini saya susun dengan
desain dan settingan yang sederhana, semoga isinya dapat memberi pengetahuan
baru atau motivitas.
Saya menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami berharap adanya kritikan dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini, terutama kami sangat berharap
sumbang saran dari Ibu Dosen Pengampu mata kuliah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
membantu, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal ........................................................................................ 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal
1
BAB II
A. Ringkasan jurnal
Filsafat ilmu saat ini mendapat perhatian yang sangat besar dari para
ilmuwan. Keterlibatan umat manusia dengan dunia filsafat sudah ada sejak
manusia mulai bertanya dan mengagumi apa arti makna sesuatu beserta asal
mulanya yang ultimate. Berpangkal dari pertanyaan tentang suatu fenomena yang
muncul dalam kehidupan sehari-hari dimulailah filsafat itu. Thales (624 – 546
SM) orang Yunani pertama yang menggunakan akal secara serius dalam
mempersoalkan sesuatu masalah yang digelari Bapak Filsafat (tafsir, 1993).
Menurut Wibisono (2001) ketiga bidang filsafat tersebut secara terperinci dapat
dibagi lagi berdasarkan pembahasannya yaitu : bidang ontology, bidang
epistomoligo dan bidang aksiologi. Dengan perbedaan tersebut filsafat mencoba
menunjukkan bagaimana upaya manusia yang tidak pernah menyerah untuk
menentukan kebenaran atau kenyataan secara kritis.
2
Beerling, Filsafat adalah mengajukan pertanyaan tentang kenyataan seluruhnya
atau tentang hakikat, asas, prinsip dari kenyataan.
Pemahaman tentang filsafat dapat kita lihat dari berbagai sisi diantaranya
adalah (Mudhofir, 2001): filsafat sebagai duatu sikap, filsafat sebagai suatu
metode, filsafat sebagai kelompok persoalan, filsafat sebagai sekelompok teori
atau sistem pemikiran, filsafat sebagai analisa logis tentang bahasa dan penjelasan
makna istilah dan filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang
menyeluruh.
Filsafat ilmu sebenarnya baru dikenal pada awal abad ke-20 dimana
Francis Bacon sebagai peletak dasar filsafat ilmu dalam khasanah bidang filsafat
secara umum. Defenisi filsafat yang dihimpun oleh The Liang Gie yang dianggap
cukup representatif, yang salah satunya adalah Robert Ackermann menyatakan
bahwa filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat
ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang
telah dibuktikan.
3
kelima, kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa
sebelumnya yang pernah terjadi, misalnya gerhana bulan dan matahari. Ciri yang
menonjol dari filsafat Yunani Kuno diawal kelahirannya adalah ditunjukkannya
perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna
menemukan sesuatu asal mula(arche) yang merupakan unsure awal terjadinya
segala gejala (Mustansyir & Munir, 2002). Filsuf dan beberapa pemikirannya
yang telah memberikan sumbangsih dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
seperti Thales ( 640-550 SM),. Anaximander (611-545 SM), Anaximenes (588-
524 SM), Pytagoras (580-500 SM), Herakleitos (540-475 SM) dan Parmenides
(540-475 SM), Demokritos (460-370 SM), Socrates (470-399 SM), Plato (428-
348 SM ), Aristoteles (384-322 SM). Zaman Pertengahan (middle age) ditandai
dengan tampilnya para theolog dilapangan ilmu pengetahuan, sehingga aktivitas
ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan atau dengan kata lain, kegiatan ilmiah
diarahkan untuk mendukung kebenaran agama. Renaissance ialah zaman
peralihan ketika kebudayaan abad Tengah mulai berubah menjadi suatu
kebudayaan modern. Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam
bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan yang secara garis besar
dipaparkan adalah rasionalisme, empirisme, kritisme, idealisme, positivisme,
marxisme.
Ontologi, Menurut Koento Wibosono Siswomihardjo (2001:) menyatakan
bahwa ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan
kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak lepas dari persepsi
filsafat tentang apa dan bagaimana (yang) “ada” itu (being sein, het zijn).
Epistomologi, Menurut Koento Wibosono Siswomihardjo (2001) menyatakan
bahwa Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara menggunakan
sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Aksiologi, Istilah aksiologi
berasal dari kata axios dan logos. Axios berarti nilai atau sesuatu yang berharga,
sedangkan logos berarti akal.
4
jiwa, dan perkataan logos yang diartikan ilmu atau ilmu pengetahuan (science).
Sehingga psikologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan mengenai jiwa atau
ilmu jiwa (Diahsari, 2001; Walgito, 2001:). Psikologi sebagai suatu ilmu
merupakan ilmu yang relatif masih muda dibanding dengan ilmu-ilmu yang lain.
Psikologi sebenarnya baru berkembang sekitar akhir abad ke-19 sebagai anak
kandung dari fisafat dan fisiologi eksperimental (Hall & Lindzey,1993). Psikologi
merupakan salah satu macam ilmu dari berbagai macam ilmu yang ada. Dalam
perbincangan psikologi metafisik dijelaskan apa dan siapa manusia dalam
konsentrasi telaah akan jiwa. Dengan kata lain akan bisa dimengerti apakah
hakekat jiwa manusia itu.
Jurnal milik Anna Febrianty Setianingtyas, yaitu “Peran Filsafat Ilmu Bagi
Pengembangan Psikologi ( Suatu Tinjauan Menurut Aliran Psikologi Modern )”
sangatlah menarik, memberikan informasi tentang filsafat ilmu secara mendalam
hingga yang masa kini, tetapi ketiadaan pembeda antara bahasa asing dengan
kalimat penting yang sama sama di garis miringkan bahkan yang bahasa tidak
5
digaris miringkan yang membuat pembaca sedikit bingung, dan terkadang
terdapat kalimat yang beda tipe font penulisannya.
Seharusnya penulis mereview kembali sebelum mempublikasikannya,
menurut saya bahasa asing sangatlah perlu di beripembeda seperti garis miring,
dan terhadap kalimat yang penting diberi tanda petik satu. Agar pembaca tidak
kebingungan membaca ketika kalimat sulit disandingkan dengan bahasa asing.
Dalam pendahuluannya, sang penulis menjabarkan intisari permulaan dari
keterlibatan manusia dalam berfilsafat dan hubungannya dengan ilmu psikologi.
Peristiwa penting dalam sejarah psikologi melibatkan banyak ahli filsafat terkenal.
Dalam kerangka pemikirannya, penulis menggunakan beberapa konsep
reception-studies yang dihubungkan dengan proses encoding-decoding terhadap makna
sebuah teks dan keaktifan khalayak mengkonsumsi pesan media.
Metodologi penyampaiannya informasi pada sebuah jurnal sangatlah kritis
karena menggunakan metode deksripsi yang menggambarkan keseluruhan dari
filsafat ilmu dan psikologi itu sendiri serta relevansinya dalam kehidupan modern.
Pada kesimpulan, yang paling penting adalah Dalam Pengembangan ilmu
psikologi harus berbangkal pada metode ilmiah dan pemikiran ilmiah agar dapat
menghasilkan psikolog-psikolog yang profesional dan handal dalam bidangnya.
Serta filsafat ilmu harus mendapatkan ruang dan tempat dalam kurikulum
universitas, karena filsafat ilmu merupakan syarat mutlak praktek dan pengolahan
ilmu yang semestinya bagi masyarakat ilmuan
Saya sangat antusias dan tertarik dalam membaca jurnal ini, walaupun
masih terdapat kesalahan dalam kaidah penulisan, karena jurnal ini memuat
informasi filsafat ilmu dan psikologi modern, serta relevansinya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Mungkin akan jauh lebih baik apabila sebagai periview mengunakan kata-
kata yang sederhana guna mencapai pemahaman yang lebih baik lagi.