DEFENISI
Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya
haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual).
Disamping itu pelayanan (asuhan medik dan keperawatan) seyogyanya dilaksanakan secara
berkesinambungan mulai dari seorang pasien masuk rumah sakit sampai kondisi
kesehatannya dapat dipulangkan ke rumah.
Semua pasien rawat inap di rumah sakit memerlukan discharge planning (Discharge
Planning Association, 2008). Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan pasien
beresiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan setelah
pasien pulang sehingga membutuhkan perencanaan pulang khusus, seperti pasien yang
menderita penyakit terminal atau pasien dengan kecacatan permanen (Rice, 1992 dalam
Perry & Potter, 2005). Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi
tentang semua rencana pemulangan (Medical Mutual of Ohio, 2008).
Ketika melakukan discharge planning dari suatu lingkungan ke lingkungan yang lain, ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan :
1. Discharge Planning merupakan proses multidisiplin, dimana sumber-sumber memberi
pendapat untuk merencanakan pemenuhan kebutuhan pasien setelah keluar dari Rumah
Sakit.
2. Prosedur Discharge Planning harus dilakukan secara konsisten pada semua pasien.
3. Pasien harus dipulangkan kepada suatu lingkungan yang aman dan adekuat.
4. Keberlanjutan perawatan antar lingkungan merupakan hal yang harus diperhatikan.
5. Penyusunan rencana pemulangan harus didiskusikan antara tim kesehatan dengan
pasien dan keluarga sebagai care giver.
6. Pertimbangan unsur kepercayaan dan budaya dalam menyusun Discharge Planning.
Discharge Planning sebaiknya dilakukan sejak pasien diterima di rumah sakit. Discharge
Planning yang efektif seharusnya mencakup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan
informasi yang komprehensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah.
Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis, sosial, budaya dan
ekonomi. Proses discharge planning dibagi menjadi 4 (empat) tahap yaitu :
a. Tahap I : Saat pasien masuk yaitu mengenai pengkajian fisik psikososial, status
fungsional, kebutuhan pendidikan kesehatan mengenai kondisi pasien serta pemahaman
pasien dan keluarga dari disiplin klinis lainnya seperti fisioterapis atau ahli gizi).
b. Tahap II : Fase Diagnostik, yaitu kebutuhan pendidikan kesehatan mengenai kondisi
pasien serta penatalaksanaan, pemeriksaan diagnostik pasien itu.
c. Tahap III : Fase Stabilisasi, yaitu saat kondisi pasien telah stabil dan sudah adanya
perkiraan kapan pasien pulang dengan melakukan pendidikan kesehatan dan diskusi
mengenai rencana ke depannya setelah pasien pulang.
d. Tahap IV : Fase Recharge, yaitu saat pasien akan pulang dengan melakukan diskusi
dengan keluarga pasien mengenai pengawasan pada pasien di luar Rumah Sakit.
Prose Discharge Planning melibatkan dokter, perawat, fisioterapis, ahli nutrisi, farmasi,
organisasi atau praktisi kesehatan di luar rumah sakit, serta wali dan keluarga pasien
Perkiraan Waktu Pemulangan Pasien (Estimated Discharge Date/ EDD) ditetapkan sedini
mungkin (maksimal kurang dari 48 jam setelah pasien diadmisi) untuk mengantisipasi
gangguan dan hambatan saat proses pemulangan dan dievaluasi Perkiraan Waktu
Pemulangan Pasien tersebut setiap hari. Perkiraan waktu pemulangan pasien
terdokumentasi dalam status rekam medik yaitu pada form Discharge Planning (RM – 27).
1. Pengkajian
Pengkajian awal mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang pasien,
keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses ini agar transisi dari rumah sakit ke rumah
dapat berlangsung efektif. Pengkajian awal dilakukan untuk menentukan kompleksitas
kebutuhan pasien saat akan dipulangkan sehingga dapat menyusun rencana asuhan
2. Penentuan Masalah
Penentuan masalah didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan
untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga.
3. Perencanaan
Menurut Luverna & Barbara, 1988 perencanaan pemulangan pasien membutuhkan
identifikasi kebutuhan spesifik pasien berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran
yang baik untuk persiapan pulang pasien yang disingkat dengan METHOD, yaitu :
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang
b. Environment (lingkungan)
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran
yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pasien
pulang / discharge planning. Informasi tentang perawatan di rumah seperti; gambaran
tentang jenis pembedahan, pengobatan, status fisik dan mental, faktor sosial dan
kebutuhan lainnya diberikan sebelum pasien pulang.
5. Evaluasi
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas
pelayanan. Evaluasi berjalan terus menerus dan membutuhkan revisi dan juga
perubahan. Evaluasi lanjutan dilakukan 3 (tiga) hari sampai dengan seminggu setelah
pasien berada dirumah yang dilakukan melalui telepon ke rumah.
Perencanaan pasien pulang dimulai sejak pasien dirawat dirumah sakit sebagai pasien rawat
inap. Dalam pengkajian awal rawat inap didalamnya ada poin-poin yang harus dikaji secara
berkelanjutan mengenai persiapan kepulangan pasien. Poin-poin tersebut harus dilakukan
secara bertahap setiap hari dan selesai sebelum pasien pulang.
Discharge Planning adalah form yang digunakan untuk mengecek kesiapan pemulangan
pasien (terlampir). Salinan Discharge Planning diberikan kepada pasien atau keluarga
pasien saat akan pulang dari Rumah Sakit.
Kurun waktu penyusunan Discharge Planning : pasien harus dibuatkan discharge planning
maksimal 1 x 24 jam setelah pasien rawat inap memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Umur > 65 tahun
b. Keterbatasan mobilitas fisik, Misal : stroke, pasien post operasi, multiple fraktur, luka
bakar yang luas, paska amputasi, pasien lumpuh, pasien dengan ulkus diabetikum.
c. Kebutuhan perawatan atau pengobatan lanjutan
d. Kebutuhan bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL (Activity Daily Living).
Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria di atas, pembuatan discharge planning maksimal
diselesaikan 1 x 24 jam sebelum pasien pulang.