Anda di halaman 1dari 5

III.

Teori

Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas, hingga cairan
mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah
dengan naiknya temperatur, sedang viskositas cairan turun dengan naiknya
temperatur(Sukardjo, 2004).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan- bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan
hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam (
viskositas ) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku
untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan
geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat
digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang
tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h,
sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu
ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada
gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas
yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida
dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang saling bergeseran.Setiap lapisan
tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesarF/A yang seragam, dengan kecepatan
lapisan fluida yang paling atas sebesar vdan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan
nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang
tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida(Atkins, P.W.2006)
Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika
dari suatu aliran viskositas sebagaigeseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan
dengan gesekannya(Atkins, P.W.2006)
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan
dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul(Atkins, P.W.2006)
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida
yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dan lainnya. Dapat
dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya
miring. Air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu
fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair
tersebut. Misalnya ketika menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental
menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin
kental zat gas tersebut(Atkins, P.W.2006)
Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata).
Fluida riil/nyata adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup,
oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya
tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok
bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal
dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku.
Tujuannya sama, agar analisis kita menjadi lebih sederhana(Atkins, P.W.2006)
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan
dalam fluida terhadap gesekan.Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya air
mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang
mempunyai viskositas yang lebih besar(Aditya, 2011).

Faktor- faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut :

1. Tekanan

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh
tekanan.
2. Temperatur

Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu.
Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul
cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas
cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.

3. Kehadiran zat lain


Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan
suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan
menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu
alirnya semakin cepat.

4. Ukuran dan berat molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak
laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga
tinggi.

5. Berat molekul

Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.

6. Kekuatan antar molekul


Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH pada
trigliseridanya naik pada keadaan yang sama. (Anonim, 2013)

Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada
beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
a. Viskometer Kapiler / Ostwald

Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan tersebut untuk lewat antara dua tanda ketika mengalir karena gravitasi
melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui
(biasanya air) untuk lewat dua tanda tersebut.

b. Viskometer Hoppler

Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi


keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya Archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola(yang terbuat dari kaca) melalui tabung
gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan
fungsi dari harga resiprok sampel.
c. Viskometer Cup dan Bob

Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang
tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan
konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkan bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat.

d. Viskometer Cone dan Plat

Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,


kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.
Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan intrinsik. Viskositas
spesifik ditentukan dengan membandingkan secara langsung kecepatan aliran suatu larutan dengan
pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh dengan memperhitungkan densitas larutan. Baik
viskositas spesifik maupun kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas
dilakukan dengan menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler.
Untuk penentuan viskometer larutan polimer, viskometer kapiler yang paling tepat adalah
viskometer Ubbelohde (Haliday.1978)
Rapat massa suatu bahan yang homogen didefinisikan sebagai massanya per satuan volum.
Berat jenis suatu bahan ialah perbandingan rapat massa bahan itu terhadap rapat massa air. Massa
jenis zat merupakan perbandingan antara massa zat dengan volume zat (Haliday.1978)
Untuk zat cair massa jenis zat dapat ditentukan dengan cara membandingkan dua zat cair
yang mempunyai tekanan hidrostatis sama, dengan asumsi bahwa zat cair pertama sudah diketahui
massa jenisnya dan zat cair kedua akan ditentukan massa jenisnya (Haliday.1978)
Haliday dan Resnick.1978.Fisika.Edisi Ketiga Jilid 1(Terjemahan Pantur Silaban Ph.D).hal
46.Jakarta :Erlangga

Anda mungkin juga menyukai