Anda di halaman 1dari 2

Cinta Terlarang

Suara lonceng berdering mendengung di telingaku membangunkanku dari mimpi yang


menghiasi tidur pulasku sore itu, aku membuka mataku dan mulai meraba mencari jam tangan di
sampingaku, menunjukkan pukul 05:02 saat itu, waktunya makan sore.

Aku membangunkan Idonta, dia teman sekamarku di Universitas yang berasrama di


palembang, kami bergegas ambil sendok dan berlari ke dining untuk mengisi perut yang kosong
ini.

Mataku tiba-tiba berhenti sejenak tertuju pada sosok wanita yang berambut panjang yang
agak kemerah-merahan, kulit putih dan tingginya lebih pendek sedikit dari aku, aku malihat dia
dan aku lemparkan senyum manis kepadanya, dengan balasan senyum yang hangat membuat
jantungaku berdebar kencang, yang membuat aku tidak sadar menghambat langkah orang yang
di belakangaku.

Aku mengenal Christine salah satu teman dari cewek itu, aku mendekati cewek itu
melalui Christine. Aku mulai raih telepon genggamku dan mulai chat Christine berntanya
tentang cewek itu.

“Hy Itin, lo lagi apa? boleh minta tolong gak?”


“Hy juga Redo, lagi duduk nihh.. lo lagi apa? Mau minta tolong apa?”
“Itu tadi teman lo yang di dining yang pake baju biru siapa namanya Tin? Hehehe…”
“Owh jesy, kenapa Do? Lo suka ya? Hahahaha”
“Hahahah, iya Tin… kenalin donk tin.. hehehe”
“Ok Do, bisa diatur.. heheheh”

Hari demi hari aku makin kenal dan dekat dengan dia, aku dekati dia dengan dengan
jurus dewa yang biasa aku lakukan buat dekati cewek lain. Setiap hari aku pergi ke kampus
hanya untuk bisa lihat dia, hari-hariku semakin cerah setelah aku kenal dia.

Aku berlari meraih telepon genggamku yang berdering jauh dari aku, aku melihatnya
cepat berharap itu SMS dari Jesy cewek itu, ternya benar dengan hati yang gembira, wajah
berseri-seri membuka SMS dari dia.

“Hy Redo?? Puri itu siapanya lo?”


Puri adalah sepupuku, anaknya bapa udaku, Jesy melihat foto kami berdua di Intagram.
“Puri sepupu gue, emang kenapa Jes? lo kenal?”
“Iya, dia saudaraku, papanya sama nenekku kakak beradik.”
Aku terdiam sejenak memikirkan SMS dia, berarti neneknya kakak papaku juga. Aku mulai
memutar otakku mencari tau siapa saudaraku yang mirip dengan wajah Jesy. Hatiku mulai
merasa tidak enak dan tanganku mulai gemetar.
“Owh ya? Berarti lo kenal Surya gak?”
Surya adalah saudara aku, neneknya Surya kakaknya papaku. Wajahku mulai berubah dan
memikirkan yang tidak enak buat perasaanku.
“Surya ya abang kandung gue…”
Tangan gemetar, wajahku mulai berubah menjadi merah dan mataku mulai merah, dengan
perasaan sedih, kecewa dan kesal aku membaca SMS dia, aku terdiam sejenak seperti orang bisu
yang tidak bisa berkata dan bingung mau mengatakan apa.
Aku
“Berarti kita saudara donk Jes?.. lo berarti kakak gue donk jes?..”
Dia lebih tua setahun dari pada aku, dia memang kakak tingkat aku di kampus.
“Iya Do..”

Aku memaksakan untuk tetap perjuangakan cintaku padanya walaupun dia saudaraku,
tetapi dia malah tidak mau pacaran sama orang yang masih ada saudara yang sangat dekat
dengannya, apalagi kami sebenarnya masih satu darah. Dia hanya bisa menganggap aku sebagai
adiknya saja.

Sejak saat itu hidupku hampa seperti kapal yang tidak mempunyai tujuan, aku malas ke
kampus, dan ugal-ugalan. Hari demi hari aku jalani dengan membawa-bawa rasa kecewa yang
sangat menusuk hatiku yang membuat aku untuk sendiri dulu dan tidak mencari wanita lain.

Hari demi hari berganti hingga 6 bulan lamanya kejadian itu, memasuki semester baru
keaadaan sudah kembali seperti semula, aku rajin ke kampus dan meraih IP yang semester lalu
sempat menurun karena aku drop mata kuliahku karena aku malas, dan sekarang aku kembali
melirik-lirik wanita yang tepat di hatiku dan aku tidak mau salah untuk kedua kalinya.

Anda mungkin juga menyukai