Anda di halaman 1dari 5

Refrensi : kehidupan banyak orang yang pernah tertampung dan terselubung

dalam perbincangan.

Kesetiaan yang Tak Pernah Diketahui Pasangan

Dalam kehidupan berumah tangga, ada sangat banyak kebaikan pasangan yang
tidak pernah kita ketahui, bahkan sampai akhir hayat kita. Demikian pula ada banyak
kebaikan kita yang tidak pernah diketahui pasangan, bahkan sampai akhir hayatnya. Ini
terkait dengan kelemahan kita sebagai manusia, yang hanya bisa mengetahui hal-hal yang
tampak dan kelihatan nyata. Kita tidak bisa mengetahui hal-hal yang tidak tampak dengan
nyata.

Untuk kebaikan pasangan yang tampak nyata saja, kadang tidak dianggap sebagai
kebaikan. Karena sesuatu sudah terjadi dengan rutin dan terus menerus, maka sudah tidak
dianggap sebagai sebuah kebaikan lagi. Namun dianggap sebagai kewajiban, kelaziman
atau kebiasaan belaka. Nilainya sudah biasa, karena hanya tumpukan rutinitas yang tampak
klasik dan “begitu-begitu saja”.

Misalnya ketika ada istri yang memasak dan menyiapkan masakan di rumah, karena
rutin setiap hari, akhirnya hanya tampak sebagai penunaian kewajiban atau sebuah
kelaziman. Tidak lagi dilihat sebagai sebuah kebaikan. Demikian pula seorang suami yang
bekerja keras mencari nafkah untuk kehidupan keluarga, karena rutin dan terus menerus,
maka dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan sekedar penunaian kewajiban. Padahal,
kalau pun dianggap sebagai penunaian kewajiban, harusnya tetap diapresiasi sebagai
kebaikan, karena orang yang menunaikan kewajiban adalah orang yang baik. Sebaliknya
orang yang melalaikan kewajiban adalah orang yang tidak baik.

Pada umumnya kita lebih mudah melihat segala hal yang salah, menyimpang, dan
hal-hal yang tidak sesuai harapan. Maka ketika menjumpai ada suami yang chatting mesra
dengan seorang perempuan, betapa marah dan meledak emosi sang istri. Sementara ketika
suami berhasil menghindar dari godaan, tidak diapresiasi oleh istri sebagai kebaikan, karena
itu adalah keharusan atau kewajiban. “Suami harus setia kepada istri. Jadi ya sudah
seharusnya begitu”, demikian pernyataan seorang istri.

Sebagaimana ketika seorang suami menjumpai istrinya berkomunikasi mesra dengan


lelaki, betapa marah dan meledak emosinya. Suami melihat istrinya sudah melakukan
pengkhianatan yang sangat besar. Sementara ketika istri berhasil menolak rayuan dan
godaan banyak lelaki, tidak diapresiasi suami sebagai kebaikan, karena dianggap sebagai
keharusan atau kewajiban. “Istri memang wajib setia kepada suami. Jadi itu biasa saja
karena sudah menjadi kewajibannya”, demikian pernyataan seorang suami.

Salah satu contoh kebaikan yang tidak pernah diketahui pasangan adalah kisah
perjuangan kesetiaan berikut ini.

Perjuangan Kesetiaan Seorang Suami

Budi adalah seorang suami yang bekerja sebagai kepala bagian di perusahaan yang
"penuh godaan". Banyak perempuan ---muda dan cantik--- bekerja sebagai staf pada
divisinya. Sebagai pimpinan divisi, setiap hari ia dikerubuti oleh perempuan-perempuan
cantik yang berpenampilan menggoda. Bahkan makin lama beberapa orang stafnya makin
berani serta agresif dalam menggoda dirinya. Ada yang menawarkan diri menemani makan
siang, ada yang menawarkan diri untuk menemani jalan-jalan, ada yang menawarkan diri
untuk menemani golf, dan bahkan ada yang lebih berani dari itu.

Terasa berat dan bersusah payah ia mencoba bertahan dan menghindari godaan
tersebut. Ia ingin setia, tidak mau selingkuh. Walau di tengah gencarnya godaan yang
sangat menarik selera lelaki, ia mampu bertahan dan tetap memilih setia kepada istri dan
keluarga. Ia merasa sudah "berkurban" dengan tidak selingkuh. Ia merasa sudah berjuang
melawan godaan. Ia sudah "merelakan" kesempatan itu lewat. Dan ia berhasil
menyelamatkan dirinya dari godaan tersebut.

Namun di rumah ia tidak bisa bercerita tentang aneka godaan yang dihadapi dan
dialami kepada istrinya. Khawatir sang istri justru salah paham. Yang membuatnya sedih,
perjuangan heroiknya untuk melawan godaan ini menjadi tidak memiliki nilai di hadapan
sang istri. Ia tidak diperlakukan secara istimewa oleh istri padahal ia merasa sudah berjuang
dan berkorban demi sang istri. Ia merasa tidak diapresiasi. Sang istri bersikap biasa saja dan
tidak mengapresiasi usaha dan perjuangannya. Karena memang ia tidak tahu dan tidak
mengerti kejadian ini.

Seandainya pun istri mengerti, belum tentu akan mengapresiasi. Bisa jadi justru ia
dituduh dan dicurigai oleh sang istri sebagai lelaki genit. Bisa jadi istrinya justru terbakar
cemburu dan melakukan tindakan yang merugikan karier Budi di perusahaan. Atau bisa jadi
tindakan Budi dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa, wajar, dan sudah menjadi
kewajibannya sebagai suami. Tidak ada yang istimewa sama sekali. Padahal perjuangan hati
Budi melawan godaan dia rasakan sangat besar dan luar biasa dahsyatnya.

Perjuangan Kesetiaan Seorang Istri

Sari adalah seorang istri tipe ibu rumah tangga yang terlalu sering ditinggal pergi
suami untuk urusan dinas. Sari kerap merasa kesepian. Ia di rumah sendirian mengurus
anak dan semua keperluan rumah tangga. Capek, lelah, jenuh, dan jablay. Itu yang sering
dirasakannya.

Di tengah kesepiannya, datanglah seseorang dari masa lalunya. Seseorang yang


pernah menempati posisi istimewa di hatinya semasa sekolah SMA dulu. Mantan pacar Sari
ketika SMA yang sudah beranak beristri itu kini rajin menyapanya melalui fesbuk dan
whatsapp. Awalnya sekedar say hallo, lama-lama mulai mengobrol masalah pribadi. Makin
lama makin asyik dan intens. Tidak terasa kekosongan hati Sari mulai ada yang mengisi.

Hati Sari yang kering dan gersang karena kurang mendapat kasih sayang dari suami,
seperti mendapat siraman air sejuk yang menghidupkan tanaman layu. Hati Sari mulai
berbunga-bunga. Namun ia segera sadar, bahwa ini godaan. Ia tidak boleh menikmatinya.
Sekuat tenaga ia berjuang melawan godaan yang sangat halus itu. Sesungguhnyalah
godaan itu datang di saat yang tepat. Di saat ia tengah memerlukan sapaan lembut penuh
kasih yang sudah lama hilang dari dalam dirinya. Suami Sari terlalu asyik dan sibuk dengan
bisnisnya. Memang secara materi tidak ada yang kurang, namun justru kasih sayang yang
tidak didapatkan dari suami.
Diam-diam, ia merasa mendapatkan kembali kasih sayang yang hilang itu dari sang
mantan. Namun Sari segera tersadar. Ia tidak ingin mengkhianati suaminya. Ia ingin
menjadi istri salihah yang setia. Maka segera ia menghindar dan menjauh dari mantan yang
rajin menggodanya. Susah payah, sangat berat usahanya, namun akhirnya berhasil juga. Ia
berjuang sekuat tenaga menepis godaan dan ajakan mantan. Kini lelaki itu tak lagi
menggodanya.

Ia merasa sudah "berkurban" dengan tidak selingkuh. Ia merasa sudah berjuang


melawan godaan. Ia sudah "merelakan" kesempatan itu lewat. Dan ia berhasil
menyelamatkan dirinya dari godaan tersebut. Namun di rumah ia tidak bisa bercerita
tentang godaan yang dialami kepada suaminya. Khawatir sang suami justru salah paham.
Yang membuatnya sedih, perjuangan heroiknya untuk melawan godaan ini menjadi tidak
memiliki nilai di hadapan sang suami. Ia tidak diperlakukan secara istimewa oleh suami
padahal ia merasa sudah berjuang dan berkorban demi suami. Ia merasa tidak diapresiasi.

Sang suami bersikap biasa saja dan tidak mengapresiasi usaha dan perjuangannya.
Karena memang suami tidak tahu dan tidak mengerti kejadian ini. Seandainya pun suami
Sari mengerti, belum tentu akan mengapresiasi. Bisa jadi justru ia dituduh dan dicurigai oleh
sang suami sebagai perempuan genit yang senang menggoda lelaki. Bisa jadi suaminya
justru terbakar cemburu dan melakukan tindakan yang tidak diinginkan. Atau bisa jadi
tindakan Sari dianggap sebagai sesuatu hal yang biasa, wajar, dan sudah menjadi
kewajibannya sebagai istri. Tidak ada yang istimewa sama sekali. Padahal perjuangan hati
Sari melawan godaan dia rasakan sangat besar dan luar biasa dahsyatnya.

Itulah contoh kesetiaan yang tidak diketahui pasangan. Masih ada sangat banyak
contoh kebaikan yang tidak pernah diketahui oleh pasangannya, sampai mati. Karena
memang kadang ada kondisi yang tidak memungkinkan untuk menceritakan secara terbuka
semua hal kepada pasangan. Lebih baik tidak diceritakan agar tidak menimbulkan salah
paham.

Maka hendaknya pasangan suami istri saling bisa memahami dan memberikan yang
terbaik untuk pasangan. Berikan ruang permaafan dan penerimaan yang luas terhadap
pasangan, karena sesungguhnya ada sangat banyak kebaikannya yang tidak kita ketahui
karena tidak pernah diceritakan sampai akhir hayat. Itu semua demi menjaga kebaikan,
keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.

Jauh sebelum prosesnya, hal yang harusnya dipererat dengan kelalaian nafsu yang
terjadi, adakalanya orang tua harus mengerti apa yang akan terjadi ke depannya. Jiwa
kekanakan mereka menghilang, kemanjaan kasih layaknya sebagai anak menghilang disaat
datangnya rasa serta hasrat puberitas yang pertama diinjak saat umur matang atau pada
masanya. Jarang yang sempat berpikir atau berempati pada masa kanak-kanaknya, sebab
kini mereka sudah ada kecumbuan hanya untuk terfokus mengurus apa yang mereka
lahirkan dan progress ke depannya, perlu diketahui sedikit mengulangi bagaimana kasih
yang didapati orang tua harus bisa lebih disalurkan kembali kepada anak yang lahir dari
keduanya, adapun masa kelam jangan pernah mereka coba ciptakan walaupun secara tidak
langsung (jika ini berlaku bagi mereka yang masih mempertahakannya. Lalu bagaimana
mereka yang tidak sempat berpikir dan empatinya tertutup dari rasa hati yang sudah keruh
dalam dunia dewasa atau bahkan orang tua. Ingatlah : Selingkuh yang membuat lupa
segalanya.
Orang tua yang sedang melakukan perselingkuhan biasanya tengah berbahagia
karena kebahagiaan tersebut tidak didapatkan dari pasangan sahnya. Akhirnya, mereka pun
cukup menikmati perselingkuhan tersebut sehingga mereka luput untuk memikirkan efek
negatif yang akan ditimbukan pada psikologi anak mereka akibat selingkuh yang dilakukan.

Perselingkuhan orang tua ternyata membawa dampak yang sangat serius dan
berkepanjangan pada psikologi anak. Jangan pernah biarkan diri Anda berselingkuh atau
segera hentikan perselingkuhan Anda. Suatu hari nanti Anda akan menyesal dan merasa
sangat bersalah pada anak-anak bila membiarkan hal ini terjadi.

1. Tidak percaya pada siapapun

Para Orang tua yang selingkuh berarti mereka telah mencederai kepercayaan
pasangannya. Dan sebenarnya, mereka juga telah menghancurkan kepercayaan yang telah
dimiliki oleh anak-anak untuknya. Bagaimana tidak? Anak-anak akan terluka ketika
mengetahui salah satu orang tuanya berhubungan dengan orang yang bukan ayah atau ibu
kandung mereka.

Anak-anak yang orang tua melakukan perselingkuhan pun menjadi tidak percaya
kepada orang tua mereka yang berselingkuh. Lalu, bagaimana anak-anak bisa percaya
kepada orang lain bila mereka sudah tidak lagi meletakkan kepercayaan mereka kepada
orang tua kandungnya sendiri. Anda pasti tidak mau hal ini sampai terjadi.

2. Tidak percaya pada cinta

Anak-anak korban perseligkuhan tidak hanya akan kehilangan kepercayaan kepada


orang tuanya tetapi juga akan kehilangan kepercayaan pada cinta saat mereka dewasa
nanti. Tanpa sadar, di dalam diri mereka sedikit demi sedikit tertanam bahwa cinta hanya
akan membawa luka sebagaimana yang mereka saksikan sendiri.

3. Takut menikah

Dampak psikologis lainnya yang merupakan efek domino dari dampak sebelumnya
akan membuat anak-anak akan menjadi takut untuk menikah ketika mereka dewasa.
Mereka sudah memiliki ketakutan dan kekhawatiran diselingkuhi saat menikah nanti. Oleh
karena itu, di bawah alam sadar mereka, menikah merupakan momok yang sangat
menakutkan.

4. Takut kehilangan

Orang tua yang berselingkuh ternyata membawa dampak yang luas pada psikologis
anak-anak mereka. Bukan hanya tentang cinta dan pernikahan, tetapi anak-anak ini juga
akan merasa cemas berlebih saat memiliki suatu hubungan sekalipun bukan hubungan
percintaan.

Anak-anak tersebut sangat takut ditinggal dan kehilangan segala hal yang telah
mereka miliki. Dampak psikologis seperti ini sudah semakin melebar dan cukup
membahayakan kesehatan jiwa mereka di masa depan. Tentunya, Anda akan segera
menghindari atau menghentikan perselingkuhan setelah mengetahui hal ini.

5. Memiliki kecenderungan untuk selingkuh

Sebagian besar anak-anak yang memiliki orang tua yang berselingkuh cenderung
untuk melakukan perselingkuhan. Ya, Anda adalah contoh bagi mereka. Secara natural,
anak-anak senang meniru segala hal yang melekat dan dilakukan oleh orang tuanya sejak
mereka masih bayi.

Di dalam pikiran anak-anak telah tertanam bahwa apa pun yang Anda lakukan
adalah sebuah kebenaran dan memberikan kebahagiaan. Dan tanpa disadari,
perselingkuhan ini bisa dicontoh juga oleh anak-anak saat dewasa nanti. Apakah Anda ingin
‘mewarisi’ hal terlarang ini dan berbuntut pada cucu-cicit Anda?

6. Potensi menjadi anak broken-home

Biasanya, perselingkuhan yang ditutupi dengan sangat rapat dan hati-hati akan
terungkap juga. Anda pasti akan tahu apa yang akan dilakukan oleh pasangan Anda saat
mendapati pasangan hidupnya telah mengkhianatinya. Perceraian pun kerap kali menjadi
akhir dari perselingkuhan.

Anda telah mengetahui betapa besarnya dampak psikologis bagi anak akibat
selingkuh. Lalu, apakah Anda tega membiarkan anak-anak Anda juga menanggung dampak
psikologis akibat perceraian?

7. Dampak psikologis jangka panjang

Dampak psikologis akibat perselingkuhan tidak dimulai dari saat anak mengetahui
perselingkuhan orang tua dan akan berakhir setelah perceraian kedua orang tuanya. Tidak.
Pengkhianatan ini akan mengubah seluruh dinamika keluarga Anda untuk selama-lamanya.
Dampak psikologis pun akan menjadi semakin meluas dan bersifat jangka panjang.

Oleh karena itu, jika Anda sudah memiliki keluarga, pikirkan berjuta-juta kali
sebelum berselingkuh dari pasangan Anda. Ingat selalu bahwa kenikmatan yang didapat
dari perselingkuhan hanyalah sedikit dan sementara.

Bandingkanlah dengan kerugian besar untuk Anda, pasangan, dan anak-anak Anda
kelak.

Jadilah orang tua cerdas, bijak dan pandai berempati dengan apa yang dirasakan
bagaimana menjadi anak yang terlapas dari tanggung jawab terlalu dini secara tidak
langsung!

Kota Depok, 12 Juli 2019.

Anda mungkin juga menyukai