Anda di halaman 1dari 2

PANGERAN DIPONEGORO

Pangeran Diponegoro adalah salah satu Pahlawan nasional. Beliau adalah putra dari Sultan
Hamengkubuwono III dan Raden Ajeng Mangkarawati yang memiliki nama kecil Raden Mas Antawirya
yang lahir di Yogyakarta, 11 November 1785.

Pangeran Diponegoro adalah seorang yang sederhana, patuh, dan taat dalam ilmu agama. Meskipun ia
anak seorang Bangsawan, beliau selalu bergaul dengan rakyat jelata. Akibat dari penjajahan bangsa
Belanda rakyat semakin menderita, dan akhirnya Pangeran Diponegoro tidak bias tinggal diam.

Pangeran Diponegoro : “ Teman-teman….penjajah semakin berkuasa”

(Pangeran Diponegoro sambil berjalan berputar-putar dikelilingi 2 rekannya dan


duduk bersila )

Kyai Maja : “ kita harus bagaimana Pangeran? Sepertinya kita harus melakukan
perlawanan.Kalau seperti ini terus….rakyat akan semakin menderita”

Sentot Alibasyah : “iya betul….rakyat menderita karena pajak yang semakin mahal”

Kyai Maja : “ Bagaimana kalau kita membuat perlawanan!”

Pangeran Diponegoro : “saya setuju! Kita harus membuat strategi perlawanan tetapi tetap harus
waspada”

Kyai Maja : “Siap Pangeran …..Allohu Akbar!”

Akhirnya Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan dengan mulai menyerang Belanda. Karena
Belanda telah memasang tiang-tiang pancang pembangunan jalan melewati rumah, masjid, dan makam
leluhur Pangeran Diponegoro. Perang ini disebut perang jawa atau perang Diponegoro (1825-1830)

(AdeganBerperangantarapasukaPangeranDiponegorodanPasukanBelanda)

Prajurit Belanda : “ lapor Mr. pasukan Diponegoro telah menyerang kita”

Jendral De Kock : “ Haaah Diponegoro….untuk apa orang pribumi itu menyerang kita?”

Prajurit Belanda : “Pasukan kita habis dan kas kita jadi merugi. Apa yang harus kita lakukan?”

Jendral De Kock : “ tidak mungkin! Segera tangkap dia. Saya akan memberikan 50.000 gulden bagi
orang yang bisa menangkap dia”

PrajuritBelanda : “siap Mr.!”

Pada tahun 1830 Pangeran Diponegoro tertangkap dan setelah dilepaskan kembali Pangeran Diponegoro
merencanakan taktik di hutan untuk kembali menyerang Belanda
Kyai Mojo : “waaah, ini dia Diponegoro yang telah lama kami nantikan. Bagaimana
Pangeran apa yang kita lakukan untuk menyerang Belanda?”

Pangeran Diponegoro : “ya setelah saya mengetahui kelemahan Belanda, saya akan menjadikan
hutan sebagai tempat berlindung kita”

Kyai Mojo : “baiklah, mari kita lakukan Pangeran”

Pangeran Diponegoro : “selain itu kita harus menggunakan taktik gerilya, kita berpindah-pindah tempat
agar keberadaan kita tidak diketahui Belanda”

Kyai Maja : “Baiklah pangeran….Mari kita berjuang melawan Belanda. Allohu Akbar!”

Akhirnya pasukan pangeran Diponegoro mendapatkan tempat persembunyianya itu gua Selangor. Akan
tetapi, Belanda mengetahui taktik Pangeran Diponegoro. Pada tanggal 28 Maret 1830 diadakan
perundingan, tetapi perundingan itu mengalami kegagalan.

Jendral De Kock : “jadi begini, kami mempunyai tawaran. Bagaimana kalau kita melakukan
gencatan senjata saja”

PangeranDiponegoro : “tidaaaak…. Tidak bisa. Apa itu gencatan senjata? Kami tidak mau
melakukannya!”

Jendral De Kock : “Bagaimana kamu ini? Sudah diberi kemudahan masih saja tidak mau.
Dasar pribumi! Tangkap dia prajurit”

Pangeran Diponegoro kemudian ditangkap dan dibawa ke Batavia pada tanggal 03 Mei 1830. Setelah
ditangkap, Pangeran Diponegoro di penjara di Manado. Empat tahun kemudian Pangeran Diponegoro
dipenjarakan dalam benteng Belanda di Makassar. Sampai akhirnya beliau wafat dalam penjara pada
tanggal 08 januari 1855.

Anda mungkin juga menyukai