[/caption]
Perang diakhiri dengan sebuah negosiasi agar pasukan Pangeran Diponegoro
mengakhiri kegiatan perlawanan. Melalui sikap pemberani yang dimilikinya
Pangeran Diponegoro mengajukan penawaran kepada Belanda untuk
menangkapnya saja sebagai jaminan berhentinya perlawanan dan membebaskan
semua sisa prajurit yang dimiliki oleh Pangeran Diponegoro.
Sikap ksatria dan rela berkorban yang dimiliki oleh Pangeran Diponegoro serta
kearifan dan kejujurannya yang memang sangat terkenal akhirnya membuat
Belanda sepakat untuk menangkap Pangeran Diponegoro saja. Memang
akhirnya perlawanan di Pulau Jawa kala itu berhenti seiring dengan
ditangkapnya Pangeran Diponegoro. Setelah ditangkap, Pangeran Diponegoro
diasingkan di Benteng Rotterdam, Makassar. Pangeran Diponegoro wafat di
tempat pengasingannya pada tanggal 8 Januari 1855.
1352560990287724044
13525608171911304266
Peter Carey, sejarawan yang juga doktor dari Cornel University New York
tertarik untuk mempelajari sejarah Pangeran Diponegoro. Carey merilis karya
sejarah tentang Pangeran Diponegoro berjudul “The Power of Prophecy: Prince
Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785-1855”. Buku tersebut
merupakan hasil penelitian Peter Carey selama 40 tahun. Pada tanggal 10 Maret
2012 buku tersebut diluncurkan dalam bahasa Indonesia di Universitas
Diponegoro dengan judul “Kuasa Ramalan-Pangeran Diponegoro dan Akhir
Tatanan Lama di Jawa 1785-1855“.