Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Makalah

STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI

Dosen pengampuh :

Dr. Abdul Mas’ud S.Pd.,M.Pd

OLEH :

ANDI SAPUTRA HASRUDIN

03101711048

V/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjat kehadirat Tuhan Yang Maha Esa .Karena atas berkat dan
rahmat Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI”. Makalah ini berisi temtang beberapa materi
yaitu teori pembelajaran, pendekatan pembelajaran, model-model pembelajan, metode
pembelajaran, serta taktik dan teknik dalam pembelajaran.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
dapat bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan ktitik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori belajar akan terkaitdengan pembuatan kurikulum atau perancangan kurikulum.


Dengan mempelajari teori belajar ini,dengan memahami maka dengan itu bisa mencermati
perilaku-perilaku peserta didik.

Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang di


pergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Metode mengajar yang digunakan untuk
menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa
dalam menguasai pengetahuan keterampilan, dan sikap ( kognitif, efektif).

Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan


dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. permasalahan yang
muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil balajar siswa dengan
pendekatan yang tepat.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan


model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa
secara efektif di dalam proses pembelajaran.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Saja Teori-Teori Dalam Pembelajaran ?


2. Apa pengertian Pendekatan Pembelajaran ?
3. Apa saja Macam-macam Pendekatan Pembalajaran ?
4. Apa hakikat model pembelajaran ?
5. Apa saja model-model dalam pembelajaran ?
6. Apa pengertian metode pembelajaran dan macam-macam metode pembelajaran ?
7. Bagaimana taktik dan teknik dalam pembelajaran ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui teori – teori dalam pembelajaran.


2. Untuk mengetahui pengertian pendekatan dan macam-macam pendekatan
pembelajaran.
3. Untuk dapat mengetahui hakikat model pembelajaran, dan macam-macam model
pembelajaran.
4. Untuk dapat mengetahui metode pembelajaran dan macam-macam metode
pembelajaran.
5. Untuk mengetahui teknik dan taktik dalam pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Teori Belajar

a. Teori Behaviorisme

Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar itu merubah tingkahlaku. Para
ahli-ahli behavioristik mengatakan bahwa proses belajar ituterjadi apabila tingkah laku siswa
sudah berubah,apabila siswa belum merespon, maka tingkah laku siswa tidak berubah maka
belum dikatakan belajar. Dan di teori belajar behavioristik, apabila tingkah lakusiswabelum
berubah maka akan berlaku sistem hukuman. Apabila belajar tidak bisa terus, dan diajarkan
lagi, tidak bisa lagi, maka akan berlaku sistem hukuman dan dengan hukuman itu dapat
membuat siswa jera dan akan membuat siswa unntuk belajar lebih giat lagi.

b. Teori Kognitivisme

Teori belajar kognitivisme menyatakan bahwa belajar adalah perubahanpersepsi atau


pemahaman. Teori belajar ini lebih mementingkan proses belajar daripadahasil belajarnya.
Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi
serta pemahamannya tentang situasi yangberhubungan dengan tujuan belajarnya (Asri
Budinigsih, 2008-26).Teori belajar kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari
situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut.

c. Teori Humanistik

Teori humnaistikmenyatakan bahwa belajar yaitumemanusiakan menusia, maksudnya


adalah menghargai segala yang ada pada manusia. Oleh sebab itu teori belajar humanistik
sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan
psikoterapi,dari pada bidang kajian psikologi belajar. Pada teori ini juga lebih mementingkan
isi yang dipelajari dari pada proses belajarnya. Proses belajar mengajarnya dari pengalaman
hidup siswa, dengan pengalaman hidup nanti akan dijadikan sebagai landasan materi.

d. Teori Konstruktivisme

Teori kontruktivistik merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa


pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.Teori ini menyatakan
bahwa pengetahuan adalah bentukkan siswa yang sedang belajar lewat interaksi dengan
bahan atau pengalaman baru, ilmu yang didapatkan tidak dapat ditransfer dari dosen ke
mahasiswa, isi materi pleajaran ditentukan oleh mahasiswa sendiri (Asri Budiningsih, 2008-
44).
2.2. Pendekatan Pembelajaran

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan (Approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

b. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran


 Pendekatan Pembelajaran ditinjau dari segi dan proses
a. Pendekatan yang berorientasi kepada guru/lembaga pendidikan (traditionat
teacher/institution centered approach)

Pendekatan yang berorientasi kepada guru/lembaga pendidikan merupakan sistem


pembelajaran yang konvensional di mana hampir semua kegiatan pembelajaran dikendalikan
oleh guru dan staf lembaga pendidikan (sekolah). Guru mengomunikasikan pengetahuannya
kepada peserta didik berdasarkan tuntutan silabus. Karakteristik pendekatan yang berorientasi
pada guru bahwa proses belajar mengajar atau proses komunikasi berlangsung di dalam kelas
dengan metode ceramah secara tatap muka (face to face) yang dijadwalkan oleh sekolah.
Selama proses pembelajaran peserta didik hanya menerimaapa saja yang disampaikan oleh
guru dan hanya sekali-kali diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik merupakan sistem
pembelajaran yang menunjukkan dominasi peserta didik selama kegiatan pembelajaran dan
guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing dan pemimpin. Karakteristik pembelajaran
dengan pendekatan yang berorientasi pada peserta didik bahwa kegiatan pembelajaran
beragam dengan menggunakan berbagai macam sumber belajar, metode, media, dan strategi
secara bergantian sehingga selama proses pemberajaran peserta didik berpartisipasi aktif baik
secara individu maupun kelompok. cara pembelajaran ini juga sering dikenal sebagai
pendekatan CBSA.
 Pendekatan pembelajaran ditinjau dari segi materi pembelajaran
a. Pendekatan Kontekstual

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning - CTL) sebagai model


pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan berpikir melalui bagaimana
belajar dikaitkan dengan situasinya tadi lingkungan sekitar peserta didik, sehingga hasilnya
lebih bermakna. Pengembangan model pembelajaran ini mengakomodasi motto belajar (CTL
Academy Fellow, 1999) bahwa cara belajar terbaik apabila peserta didik mengonstruksikan
sendiri secara aktif pemahamannya.
Pembelajaran kontekstual menurut Johnson (daiam Nurhadi, Burhan Yasin, dan Agus
Gerrad Senduk, 2004) merupakan proses pendidikan yang bertujuan membantu peserla didik
melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya,
sosialnya, dan budayanya.

b. Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik sebagai suatu pembelajaran di mana materi yang akan dipelajari oleh
peserta didik disampaikan dalam bentuk topik-topik dan tema yang dianggap relevan.
Pembelajaran dengan pendekatan tematik dapat dilaksanakan untuk satu disiplin ilmu atau
multidisiplin ilmu.

 Pendekatan Pembelajaran Efektif


a. Pendekatan Individual
Di kelas ada sekelompok anak didik. Mereka duduk di kursi masing-masing. Mereka
berkelompok dari dua smapai lima orang/ di depan mereka ad meja untuk membaca dan
menulis atau meletakkan fasilitas belajar. Mereka belajar dengan gaya yang berbeda-beda.
Perilaku mereka juga bermacam-macam. Cara mengemukakan pendapat, cara berpakaian,
daya serap tingkat kecerdasan, dan sebgainya, selalu ada variasinya. Masing-masing anak
didik memang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan
anak didik lainnya.

b. Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan
pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekataan kelompok memang suatu waktu
diperlukan dan perlu digunakan untuk membina anak didik adalah sejenis mahluk homo
socius, yakni mahluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharpkan dapay ditumbuh-kembangkan rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada
dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.

c. Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru
akan berhadapan dangan permasalahan anak didik bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi
oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi amak didik
motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak
didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kyrang bergairah belajar. Semetara
sebagian besar anak belajar, satu atau dua rang anak tidak ikut belajar.mereka dudukdan
berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain tentang hal-hal yang terlepas dari masalah
pelajaran.

d. Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan umtuk
mendidik, bukan karena motif motif lain, seperti dendam, gengsi, ingin takuti, dan
sebagainya.Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan di kelas
ketika sedang memberikan pelajaran, misalnya tidak tepat diberikan sanksi hukum dengan
cara memukul badannya hingga luka atau cidera. Ini adalah tindakan sanksi hukum yang
tidak bernilai pendidikan.
Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundakkan orang
lain. Dalam pendidiakan, guru akan kurang tarif dan bijaksana bila menggunakan kepribadian
anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif.
Setiap tindakan, sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan
tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma
moral, norma sosial, dan norma agama.

e. Pendekatan Pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik. Pengalaman adalah
guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapa pun juga. Belajar dari pengalaman
adalah lebih baik dari pada sekedar berbicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar
adalah kenyataan yang ditunjukkan dengan fisik.

f. Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah alat pendidikan. Bagi anak yang masih kecil pembiasaan ini sangat
penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu akan menjadi milik anak di
kemudain hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk suatu sosok manusia yang
berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya, pembiasaan yang buruk akan membentuk sosok
manusia yang berkepribadian buruk pula.

g. Pendekatan Emosional
Emosi adalah gejala kejiwaaan yang ada di dalam diri seseorang. Emosi berhubungan
dengan masalah perasaan. Seseorang yang mempunyai perasaan pasti dapat merasakan
sesuatu, baik perasaan intelektual, perasaan rohaniah. Perasaan rohaniah di dalamnya ada
perasaan intelektual, perasaan estetis, perasaan etis, perasaan sosial, dan perasaan harga diri.

h. Pendekatan Rasional
Manusia adalah mahluk yang diciptakan oleh sang Maha Pencipta. Manusia adalah
mahluk yang sempurna yang diciptakan manusia berbeda dengan mahluk lainnya yang
diciptakan oleh Tuhan perbedaanya terletak pada akal. Di sekolah anak didik dengan
berbagai ilmu pengetahuan. Perkembangan berpikir anbak dibimbing ke arah yang lebih baik,
sesuai dengan tingkat usia anak. Karena keampuhan akal itulah akhirnya dijadikan
pendekatan yang disebut rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah.

i. Pendekatan Fungsional
Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah bukanlah hanya sekedar pengisi
otak, tetapi diharapkan berguna bagin kehidupan anak, baik sebagai individu maupun mahluk
sosial. Pelajaran yang diberikan di kelas bukan hanya untuk memberantas kebodohan dan
pengisi intelektual, tetapi untuk implementasi ke dalam kehidupan sehar-hari. Pendekatan
fungsional yang diterapkan di sekolah diharapkan dapat menjembatani harapan tersebut.
Untuk memperlicin jalan ke arah itu tentu saja diperlukan penggunaan metode mengajar.

j. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pengajaran di sekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam
mata pelajaran, tatpi terdiri dari banyak mata pelajaran. Khusunyanya mata pelajaran umum
sangat berkepentingan dengan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ilmun itu
tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Dengan penerepan prinsip-prinsip
mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi guru dapat menyisipkan pesan-pesan
keagamaan untuk semua mata pelajaran umum. Tentu saja guru harus menguasai ajaran-
ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Akhirnya, pendekatan
agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa,
yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan.

2.3. Hakikat Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas (Arends, 1997: 7). Hal inisesuai dengan pendapat Joyce
(1992: 4) bahwa setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk
mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan
untuk menentukan material atau perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya, buku, film,
program-program media komputer, dan kurikulum.Setiap model mengarah kan kita untuk
mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan.

2.4. Macam-Macam Model Pembelajaran

1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Karakteristik atau ciri pembelajaran kooperatif, sebagai berikut :
a. Pembelajaran dilakukan secara tim
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi manajemen sebagai perencanaan
pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan dan langkah – langkah pembelajaran yang sudah di tentukan.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktekan melalui aktifitas daam pembelajaran secara
kelompok.
Kelebihan Dan Kelemhan Pembelajaran Kooperatif.
1. Kelebihan pembelajaran kooperatif.
 Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada
guru.
 Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman
sendiri.
 Membantu siswa untuk respek pada orang laindan menyadari akan segala
keterbatasanya serta menerima segala perbedaan.
 Meningkatkan motivasi siswa dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
2. Kelemahan pembelajaran kooperatif.
 Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada
hasil kerja kelompok.
 Upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang
cukup panjang.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yanng menggunakan
pembelajaran kooperatif.
 Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa belajar
 Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada siswa dengan cara demonstrasi
atau membuat bacaan.
 Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok kooperatif.
 Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.
 Fas kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari.
 Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok.
a. Variasi Model Cooperative Learning
1. STAD (Student Team Achievement Division)
Ada lima langkah yang dilakukan pada STAD, yaitu:
 tahap penyajian materi
 tahap kegiatan kelompok
 tahap tes individual
 tahap perhitungan skor perkembangan individu
 tahap pemberian penghargaan kelompok.
2. Jigsaw
Dibentuk kelompok oleh guru, kemudian dibentuk lagi kelompok ahli, grup ahli ini
mempelajari materi yang sama, setelah siswa belajar di grup ahli, mereka kembali ke
kelompok semula.
3. GroupInvestigation
Siswa membentuk kelompok sendiri, kemudian guru memberikan materi dan
permasalahan, setiap kelompok memecahkan masalah tersebut dan mereka dapat mencari
data di kelas atau di luar kelas, setelah itu pada waktunya mereka harus melaporkan hasil
kelompok dalam hal analisis dan kesimpulan.
4. Group resume
Dibentuk oleh kelompok yang diberi tugas membuat resume atau rangkuman dari materi
pelajaran, kemudian melaporkan hasil resumenya.

5. Think-pair- share
Beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri, kemudian bertukar
pikiran dengan teman sebangku, setelah itu berdiskusi dengan pasangan lain.

6. Tipe mind mapping


Guru mengemukakan konsep/permasalahan utama yang akan di tanggapi oleh siswa,
membentuk kelompok diskusi dengan anggota 2-3 orang, tiap kelompok mencatat alternatif
jawaban hasil diskusi, kemudian tiap kelompok secara acak membaca hasil diskusinya dan
guru mencatat dipapan dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru, dari data0data di papan
siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang di
sediakan guru.
7. Tipe snowball throwing
Guru menyampaikan materi yang akan di sampaikan, guru membentuk kelompok dan
memanggil ketua kelompok masing-masimg untuk menjelaskan materi yang telah
disampaikan oleh guru, kemudian menyampaikan kepada teman-temannya, masing-masing
siswa menyiapkan kertas untuk menuliskan 1 pertanyaan, kemudian kertas tersebut dibentuk
seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke siswa lain, kemudian siswa menjawab
pertanyaaan yang ada di kertas yang di lempar tersebut.
8. Dua Tinggal, Dua Tamu
Membentuk kelompok dengan anggota 4 siswa, beri tugas untuk diskusi, dua siswa
bertamu ke kelompok lain, dua siswa yang tinggal menginformasikan hasil diskusinya kepada
dua tamunya, tamu kembali ke kelompok dan melaporkan temuan mereka dari kolmpok
lain.
9. Time Token
Semua siswa di beri kartu bicara, di dalam kelompok yang sudah menyampaikan
pendapatnya harus menyerahkan satu kartunya, demikian seterusnya sampai yang sudah
habis kartunya tidak berhak bicara lagi.
10. Debate
Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra.
Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan. Setelah selesai
membaca materi, guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat
itu ditanggapi oleh kelompok kontra demikian seterusnya samapi sebgian besar siswa bisa
mengungkapkan pendapatnya.

2. Problem Based Learning


Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran
proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi
yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia
sosial dan sekitarnya.
Tahapan-Tahapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah :
 Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan
dipecahkan.
 Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari
barbagai sudut pandang.
 Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan
pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
 Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan inforamasi
yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
 Pengujian hipotesisi, yaitu siswa merumuskan kesimpulan sesuai dengan
penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
 Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan ssesuai rumusan hasil
pengujian hipotesis dan rumusn kesimpulan.

Kelebihan strategi pembelajaran berbasis masalah


 Problem solving merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran.
 Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
 Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
 Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata.
 Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
Kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah.
 Manakala siswa tidak atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka enggan untuk mencoba.
 Keberhasilannya membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
 Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

3. Model Pembelajaran Poew (Predict, Observe, Explain, Write)


Tiga langkah utama dari pembelajaran POE, yaitu:
 Prediction, atau membuat prediksi, membuat dugaan terhadap suatu peristiwa.
 Observation, melakukan penelitian dan pengamatan atas apa yang terjadi. Pertanyaan
pokok dalam observasi adalah apakah prediksinya memang terjadi atau tidak.
 Explanation, yaitu memberi penjelasan, terutama tentang kesesuaian antara dugaan
(prediksi) dengan yang sesungguhnya terjadi.
Dengan menggabungkan tahapan-tahapan pembelajaran Model POE dan Strategi TTW,
maka dapat disusun langkah-langkah pembelajaran model POEW secara terinci sebagai
berikut:
a. Membuat dugaan atau prediksi (Predict)
 Guru menyajikan masalah/persoalan
 Siswa diminta membuat dugaan. Dalam membuat dugaan, siswa diminta memikirkan
alasan tentang dugaan atau prediksi yang dibuatnya.
b. Melakukan observasi (Observe)
 Siswa diajak melakukan pengamatan/eksperimen berkaitan dengan masalah atau
persoalan yang disajikan.
 Siswa mengamati apa yang terjadi. Siswa dapat juga melakukan pengukuran bila
diperlukan lalu mencatat hasil percobaan.
 Hal yang paling utama dari langkah kedua ini adalah untuk menguji kebenaran dari
dugaan sementara yang dibuat siswa.

c. Menjelaskan (Explain)

Jika prediksi atau dugaan yang dibuat siswa ternyata terjadi dalam eksperimen, maka
guru tinggal merangkum dan memberi penjelasan untuk menguatkan hasil eksperimen yang
dilakukan. Namun jika dugaan siswa tidak terjadi dalam eksperimen, maka guru membantu
peserta didik mencari penjelasan mengapa dugaannya tidak benar.

d. Menulis (Write)

Aktifitas menulis sebagaimana dalam Strategi TTW dinilai sangat baik diterapkan dalam
pembelajaran. Menulis dapat membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu
pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari

4. Model Siklus Belajar (Learning Cycle)


Siklus belajar merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian
rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam
pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Lawson (1988) mengklasifikasikan model siklus
belajar dalam tiga tipe yaitu deskriptif, abduktif empiris dan hipotetikal deduktif.

5. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)


Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan pelajar
dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
 Keunggulan Pembelajaran Berbasis Proyek
1. Dapat menumbuhkan pola pikir siswa dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
2. Melalui pembelajaran ini, anak dibina dengan membiasakan, menerapkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan dengan terpadu yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Meningkatkan motivasi belajar siswa untuk belajar, mendorong kemampuan mereka
untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu dihargai.
4. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Siswa menjadi lebih aktif dan tertantang
untuk menyelesaikan/memecahkan masalah yang lebih komplek lagi.
5. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek adalah mendorong
siswa untuk mengembangkan dan mempraktekan keterampilan komunikasi. Kelompok
kerja kooperatif evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek
kolaboratif dari sebuah proyek.
6. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Pembelajaran berbasis proyek yang
diimplementasikan dengan baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
7. Model pembelajaran berbasis proyek menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
siswa secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata,
8. Pembelajaran berbasis proyek melibatkan para siswa untuk belajar mengambil informasi
dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan
dunia nyata.
9. Pembelajaran berbasis proyek membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga siswa maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

 Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek


1. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini belum menunjang pelaksanaan
pembelajaran ini.
2. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk
ini.
3. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
4. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
5. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
6. Memerlukan biaya yang cukup banyak.
7. Banyak peralatan yang harus disediakan.
8. Bagi siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi
akan mengalami kesulitan.
9. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
siswa tidak memahami topik secara keseluruhan.

2.5. Metode Pembelajaran


a. Pengertian Metode Pembelajaran
Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus, metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai
prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi
proses pembelajaran pada diri pembelajaran. (Gintings, Abdorrakhman. 2008. h: 42).

b. Macam-Macam Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah
Dalam metode ceramah guru menyampaikan materi secara lisan dan peserta didik
mendengarkan. Keunggulan metode ceramah adalah, dapat digunakan untuk mengajar dalam
jumlah peserta didik yang banyak, tujuan pembelajaran dapat disampaikan dengan mudah,
dll. Sedangkan kekurangannya adalah, Komunikasi cenderung hanya satu arah, sangat
tergantung pada kemampuan komunikasi verbal guru, dll.

2. Metode Tanya Jawab


Materi pembelajaran disampaikan melalui proses tanya-jawab antara guru dengan peserta
didik, dan sesama peserta didik. Keunggulan metode tanya jawab adalah, memotivasi siswa
untuk mengikuti pembelajaran secara aktif, mendorong siswa untuk berfikir kritis, dll.
3. Metode Diskusi
Dalam metode diskusi proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan berbagi
informasi atau pengetahuan diantara sesama peserta didik. Keunggulan metode diskusi
adalah, menumbuhkan sikap ilmiah dan jiwa demokratis, menciptakan suasana belajar yang
interaktif, dll. Adapun kekurangannya adalah, pembicaraan dalam diskusi bisa keluar dari
topik yang sedang dibahas, diskusi tidak mencapai hasil yang ditentukan jika batas waktu
telah tiba.

4. Metode Peragaan atau Demonstrasi


Metode peragaan dapat digunakan sebagai bagian dari pembelajaran teori maupun
praktek. Keunggulan metode peragaan adalah, peserta didik akan lebih mudah memahami
materi belajar, akan menciptakan suasana belajar aktif, dll. Sedangkan kekurangannya adalah,
memerlukan waktu persiapan yang lebih lama, membutuhkan peralatan yang kadangkala
tidak tersedia di sekolah, dll.

5. Metode Bermain Peran


Metode bermain peran sangat efektif digunakan untuk menstimulasikan keadaan nyata.
Keunggulan metode bermain peran adalah, mampu melatik kompetensi siswa dalam
melakukan kegiatan praktis yang mendekati keadaan yang sebenarnya. Kekurangan metode
ini adalah, tidak semua guru memiliki kompetensi merancang kegiatan simulasi, memerlukan
persiapan dan penyiapan yang matang serta membutuhkan banyak waktu dan sumberdaya
lainnya, dll.

6. Metode Pembelajaran Praktek


Keunggulan metode pembelajaran praktek adalah, mempermudah dan memperdalam
pemahaman tentang berbagai teori yang terkait dengan praktek yang sedang dikerjakan,
meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa, dll. Sedangkan kelemahannya adalah,
memerlukan persiapan yang matang meliputi kegiatan dan peralatan yang diperlukan,
memerlukan biaya tinggi untuk pengadaan bahan dan peralatan praktek, dll.

7. Metode Tutorial
Metode tutorial adalah metode pembelajaran dengan mana seorang guru memberikan
bimbingan belajar kepada peserta didik secara individual. Keunggulan metode tutorial adalah,
peserta didik memperoleh pelayanan pembelajaran secara individual sehingga permasalahan
spesifik yang dihadapinya dapat dilayani secara spesifik pula, seorang peserta didik dapat
belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuannya tanpa harus dipengaruhi oleh
kecepatan belajar peserta didik yang lain. Sedangkan kelemahannya adalah, memerlukan
waktu yang lama karena guru harus melayani peserta didik dalam jumlah banyak,
memerlukan kesabaran dan keluasan pemahaman guru tentang materi yang dipelajari siswa.

2.6. Taktik Dan Teknik Pembelajaran

Taktik pembelajaran merupakan cara pembelajaran yang hanya cocok untuk satu mata
pelajaran yang dikehendakinya. Perbedaan taktik dengan metode yaitu metode pembelajaran
dapat diaplikasikan pada semua pelajaran, namun taktik hanya dapat diterapkan di satu mata
pelajaran saja.Pengertian taktik pembelajaran menurut Nurmawati (2014) adalah gaya atau
pembawaan seseorang guru dalam menyampaikan pembelajaran.

Taktik tiap guru akan berbeda walaupun metode yang digunakan sama. Contohnya, guru
A dan B sama-sama menggunakan metode ceramah, namun guru A menyelingi humor saat
menyampaikan materi, sedangkan guru B lebih sering menggunakan media elektronik saat
menyampaikan materi. Taktik guru akan berbeda dikarenakan kepribadian dan seni
mendidiknya pun berbeda.

Contoh taktik pembelajaran di prodi Pendidikan Teknik Bangunan yaitu dengan metode
pembelajaran ceramah, dosen yang mengajar mata kuliah perhitungan akan menggunakan
taktik dengan penyampaian yang serius dengan ceramah yang sedikit, berbeda dengan dosen
mata kuliah yang mengajar mata kuliah tentang teori, maka dosen akan lebih banyak ceramah
dan kadang diselingi humor maupun cerita tentang pengalaman dosen yang berkaitan dengan
mata kuliah tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Teori belajar akan terkaitdengan pembuatan kurikulum atau perancangan kurikulum. Dengan
mempelajari teori belajar ini,dengan memahami maka dengan itu bisa mencermati perilaku-
perilaku peserta didik.ada perbedaan antara teori belajar dan pembelajaran yaitu dekriptif dan
preskriptif.

Pendekatan (Approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

Metode merupakan langkah dan cara yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran.
Metode biasanya dipadukan dengan metode lainnya saat implementasinya, ini dikarenakan
tidak ada metode pembelajaran yang sempurna jika hanya bersifattunggal.

Taktik pembelajaran merupakan cara pembelajaran yang hanya cocok untuk satu mata
pelajaran yang dikehendakinya. Perbedaan taktik dengan metode yaitu metode pembelajaran
dapat diaplikasikan pada semua pelajaran, namun taktik hanya dapat diterapkan di satu mata
pelajaran saja.
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih,Asri,2008. Teori Belajar dan Motivasi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Nurmawati, E. (2014). Metode, Taktik, dan Teknik Belajar.[Online]. Diakses dari


http://evinoerma.blogspot.com/2014/02/metode-taktik-dan-teknik-belajar.html?m=1

Suyono, & Hariyanto. (2015). Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

John. W. Santrock. Psikologi Pendidikan edisi kedua.2008.jakarta:kencana.

Gintings, abdurarakhman. Belajar dan Pemebelajaran.2008. Bandung: Humaniora.

Siregar, eveline dan hartin. Teori Belajarda dan Pemebeljaran.2010. Bogor: ghalia
indonesia.

Wina, sanjaya. Kurikulum dan Pemebelajaran.20010. Jakarta: Kencana prenada Media


Group.

Alma, Buchari, DKK. 2009. Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi Dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Press.

Anda mungkin juga menyukai