Anda di halaman 1dari 19

Nomor 1.

(a)
Sebagai sosok guru yang profesional selayaknya melakukan perencenaan pembelajaraan
yang baik, hal ini sejalan dengan pendapat Veithzal & Sylviana (2010: 117) bahwa seorang guru
yang mengajar tanpa perencanaan atau menetapkan tujuan instruksional dan tanpa pedoman
diibaratkan nahkoda berlayar tanpa menggunakan kompas yang mengakibatkan meraba-raba
menentukan tujuan yang dikehendaki.
Perencanaan yang dimaksud adalah membuat perangkat pembelajaran yang meliputi: (1)
buku guru, (2) buku siswa, (3) lembar kerja siswa, (4) rencana pelaksanaan pembelajaran, dan
(5) tes hasil belajar. Perangkat pembelajaran tersebut dibuat dengan mempertibangkan beberapa
hal, yaitu: (1) melakukan pemetaan materi yang akan diajarkan, (2) karakteristik siswa, (2)
ketersediaan sarana dan prasaran pembelajaran, dan (4) media pembelajaran, (5) alat peraga, dan
(6) sumber belajar. Membuat perangkat pembelajaran seperti ini, bukanlah hal yang sulit
dilakukan oleh seorang guru karena hal ini, merupakan bagian dari kompetensi yang wajib
dimiliki oleh seorang guru yakni kompetensi pedagogik. Tujuannya agar supaya guru mengajar
bukan berdasarkan pada buku pelajaran yang diproduksi secara nasional yang belum tentu sesuai
dengan kondisi peserta didik.
Untuk melakukan inovasi pembelajaran, seorang guru seyogyanya melakukan analisis materi
pelajaran tujuannnya adalah memetakan materi pelajaran berdasarkan hirarki materi yang akan
disajikan pada semester berjalan. Selanjutnya guru juga diharapkan mampu memahami
karakteristik siswa, karena pada dasarnya siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda,
antara lain: (1) kinestetik, (2) visual, (3) aural atau auditory learning, (4) dan sebagainya.
Berdasarkan hal itulah guru, merancang inovasi yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
Seorang guru akan menentukan model pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan
pembelajaran, metodel pembelajaran, teknik pembelajaran, dan taktik pembelajaran yang
digunakan. Mata pelajaran matematika yang memiliki karakteristik materi yang sangat abstrak
sangat tidak memungkinkan disampaikan dengan metode ceramah saja khususnya pada jenjang
Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun pada Madrasah Tsanawiyah (MTs.). Sepanjang pengalaman
penulis menjadi guru di madrasah, hal itu banyak dilakukan guru dilapangan, dampaknya
prestasi belajar matematika tidak akan maksimal. Begitu pula sebaliknya dengan menggunakan
model pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metodel pembelajaran,
teknik pembelajaran, dan taktik pembelajaran, maka siswa merasa senang, menunjukkan
kemandirian, menunjukkan keterampilan sosial yang tinggi, dan prestasi matematika yang
meningkat. Hal ini juga telah diteliti oleh penulis dengan judul “pengembangan perangkat
pembelajaran SPLDV berbasis masalah dengan pendekatan open-ended problem”(Japar, 2008)
dan “Pengembangan model pembelajaran matematika berbasis masalah setting kooperatif untuk
meningkatkan daya matematis dan keterampilan social” (Japar, 2014)
Kedua hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya pembelajaran matematika
harus didesain atau dikreasi dengan sebaik-baiknya oleh seorang guru untuk memperoleh hasil
belajar siswa yang diharapkan. Oleh karena itu, salah satu bentuk inovasi pembelajaran
matematika yang dapat dilakukan oleh guru di madrasah adalah dengan menggunakan model dan
pendekatan sebagai berikut:
1.Model PBMSK
Model PBMSK (Model Pembelajaran Berbasis Masalah Setting Kooperatif). Penerapan
model PBMSK dilakukan dengan fase-fase sebagai berikut: (a) fase satu: menyampaikan tujuan
dan orientasi siswa pada masalah, (b) fase dua: mengorganisasikan siswa dalam kelompok
belajar, (c) fase tiga: membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (d) fase empat:
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (e) fase lima: refleksi proses pemecahan masalah,
(f) fase enam: evaluasi pembelajaran, dan (g) fase tujuh: pemberian penghargaan. Penyajian
masalah dalam pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai upaya untuk
memotivasi dan menyenangi matamatika yang selama ini menjadi momok bagi siswa di
madrasah. Misalnya, Madrasah Tanawiyah Al-Falah melaksanakan karya wisata. Setelah sampai
di tempat wisata kendaraannya diparkir pada sebuah tempat parkir. Ali dan temannya mendapat
tugas untuk mengamati banyaknya kendaraan yang diparkir. Dari pengamatan tersebut, terdapat
84 kendaraan yang terdiri atas sepeda motor dan mobil (roda empat). Setelah dihitung banyak
roda seluruhnya ada 220 buah. Jika tarif parkir untuk sepeda motor Rp 1.000,00.dan untuk mobil
Rp 2.000,00. Tentukan banyaknya uang yang diterima tukang parkir tersebut. Untuk
menyelesaikan soal ini, siswa diarahkan untuk berdiskusi secara berkelompok. Selanjutnya guru
dapat memantau dan memberikan bimbingan seperluhnya. Di akhir pembelajaran, setiap
kelompok dipersilahkan mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya.
2.Pendekatan Open-Ended Problem
Pendekatan open-ended problem adalah pendekatan pembelajaran matematika yang
membangun kegiatan interaktif antara materi matematika dan siswa sehingga mendorong siswa
untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Dalam pembelajaran matematika
dikenal dua permasalahan, yaitu: (1) masalah- masalah matematika tertutup (closed problem), (2)
masalah-masalah matematika terbuka (open problem). Penerapan pendekatan open ended
problem diawali dengan menyajikan masalah-masalah terbuka kepada siswa, tujuannya adalah
agar siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan banyak cara atau memungkinkan juga
siswa menyelesaikan masalah tersebut dengan banyak jawaban yang benar.
Menurut Shimada (1997: 1) pendekatan open-ended problem adalah pendekatan
pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian
yang benar lebih dari satu. Pendekatan open-ended problem dapat memberi kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan
masalah dengan beberapa teknik. Pendekatan open-ended problem dapat dilakukan dengan cara
memadukan pengetahuan, yang sedang dan telah dipelajari siswa. Dalam menyelesaikan
masalah, kebenaran menyelesaikan tidak hanya bergantung pada hasil akhir, tapi juga bergantung
pada proses yang dilaluinya dalam menemukan penyelesaian tersebut.
Contoh. Pak Ahmad mempunyai ladang. Dalam ladang tersebut terdapat 13 ekor hewan
terdiri dari ayam dan kambing. Jika jumlah kaki hewan itu ada 36 buah. Tentukan masing-
masing banyaknya ayam dan kambing di ladang tersebut. Soal tersebut merupakan soal open-
ended problem karena siswa belum dapat memastikan prosedur yang dapat digunakan untuk
memperoleh jawabannya. Soal semacam ini, menuntut siswa berpikir lebih kreatif dan berpikir
lebih serta melakukan perencanaan untuk menyelesaikan soal tersebut.
C.Tantangan dan peluang bagi guru
Inovasi pembelajaran matematika merupakan tantangan sekaligus peluang bagi guru dalam
mengembangkan ide-idenya untuk mewujudkan guru yang profesional. Tantangan terbesar yang
dihadapi adalah merubah pola pikir guru yang selama ini terbiasa dengan rutinitas mengajar dan
semangat melakukan perubahan yang masih kurang. Namun demikian, dengan penerapan
kurikulum 2013 suka atau tidak guru dituntut melakukan inovasi pembelajaran karena banyak
hal dalam kurikulum2013 yang memerlukan pengembangan kompetensi guru dalam
penerapannya.
Pengembangan kompetensi guru merupakan bagian terpenting dari dikeluarkannya Undang-
undang nomor 5 tahun 2014 di mana pengembangan kompetensi bagi guru sebagai bagian dari
pegawai aparatur sipil negara (ASN) sudah merupakan hak bagi setiap pegawai ASN dalam
setiap tahun untuk mendapatkan pengembangan kompentensi. Begitu pula keberadaan Balai
Diklat Keagamaan yang selama ini menyelenggaran pendidikan dan pelatihan bagi PNS dan Non
PNS dapat memprogramkan kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi yang berorientasi
pada inovasi pembelajaran.
Dengan demikian inovasi pembelajaran dapat dilakukan bagi guru, apabila seluruh
komponen dalam pendidikan mampu memberikan peran secara maksimal.

1(b)
Guru merupakan motor penggerak dari pembelajaran yang berlangsung di dunia pendidikan.
Guru harus mengetahui berbagai perkembangan di masa yang serba modern ini, terutama di
bidang IPTEK. Semakin berjalannya waktu, pembelajaran akan terus berkembang dan
mengalami pembaharuan atau perubahan (inovasi) agar tidak ketinggalan zaman. Dapat
dikatakan guru di zaman sekarang tidak boleh menutup diri dengan pembaruan tetapi harus terus
melakukan inovasi dalam pembelajaran.
Inovasi sering kali diartikan sebagai sesuatu yang baru atau pembaruan. Tetapi inovasi disini
berupa ide, praktik, objek, atau metode baik hasil inverse (penemuan yang benar-benar baru yang
sebelumnya belum ada) atau discovery (baru ditemukan orang tetapi sudah ada sebelumnya)
yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam pendidikan. Inovasi sejalan dengan kata
modernisasi. Karena keduanya sama-sama membicarakan tentang perubahan sosial. Hanya saja
inovasi lebih mengutamakan pembaruan dari suatu masalah untuk menemukan suatu hal yang
baru. Modernisasi sendiri merupakan pembaruan dari masyarakat tradisional ke masyarakat
modern. Sedangkan, pembelajaran merupakan interaksi guru dengan peserta didik yang
dilengkapi dengan sumber belajar sehingga terjadi kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Jadi, inovasi pembelajaran sebagai suatu ide, praktik, objek, metode dari suatu hal yang benar-
benar baru atau pembaruan dari apa yang sudah ada yang digunakan untuk melakukan interaksi
antara guru dengan peserta didik secara efektif. Inovasi pembelajaran dikatakan berhasil dapat
dilihat dari hasil inovasi tersebut. Jika guru akan melakukan inovasi perlu melakukan uji coba
yang diterapkan secara langsung kepada peserta didik. Apabila hasilnya memuaskan berarti
inovasi pembelajaran berhasil dan selanjutnya dapat digunakan oleh guru. Namun sebaliknya,
apabila belum berhasil guru bisa melakukan evaluasi untuk mengetahui penyebab kegagalan
yang terjadi untuk membuat inovasi pembelajaran yang lebih tepat.
1( c )
Pengertian Difusi dan Diseminasi Inovasi
Difusi ialah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat (anggota sistem sosial), dengan
menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Komunikasi dalam definisi ini
ditekankan dalam arti terjadinya saling tukar informasi (hubungan timbal balik), antar beberapa
individu baik secara memusat (konvergen) maupun memencar (divergen) yang berlangsung
secara spontan. Dengan adanya komunikasi ini akan terjadi kesamaan pendapat antar warga
masyarakat tentang inovasi. Jadi difusi dapat merupakan salah satu tipe komunikasi yakni
komunikasi yang mempunyai ciri pokok, pesan yang dikomunikasikan adalah hal yang baru
(inovasi).
Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola. Jadi
kalau difusi terjadi secara spontan, maka diseminasi dengan perencanaan. Dalam pengertian ini
dapat juga direncanakan terjadinya difusi. Misalnya dalam penyebaran inovasi penggunaan
pendekatan ketrampilan proses dalam proses belajar mengajar. Setelah diadakan percobaan
ternyata dengan pendekatan keterampilan proses belajar mengajar dapat berlangsung secara
efektif dan siswa aktif belajar. Maka hasil percobaan itu perlu didesiminasikan. Untuk
menyebarluaskan cara baru tersebut, dengan cara menatar beberapa guru dengan harapan akan
terjadi juga difusi inovasi antar guru di sekolah masing-masisng. Terjadi saling tukar informasi
dan akhirnya terjadi kesamaan pendapat antara guru tentang inovasi tersebut.

2..
Proses pengambilan keputusan inovasi
Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui individu mulai dari pertama tahu adanya
inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keuputusan setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan
menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan
inovasi yang telah diambilnya.
Teori yang dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan
dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang
variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses
pengambilan keputusan inovasi.
Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:
1. Tahap Pengetahan (Knowledge) :Tahap pada saat seorang menyadari adanaya suatu
inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam
hal ini bukan memahami tetapi membuka diri untuk mengetahui inovas
2. Tahap Bujukan (Persuation) : Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan mental
yang memegang peran. Seseorang akan bersaha mengetahui lebih banyak tentang inovasi
dan menafsirkan informasi yang diterinmanya. Pada tahap ini berlangsung seleksi
informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya. Di sinilah peranan
katrakteristik inovasi dalam mempengaruhi proses keputusan inovasi
3. Tahap Keputusan ( Decision ) Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika
seseorang melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima atau
menolak inovasi. Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan inovasi.
Menolak inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi. Perlu diperhatikan bahwa
dalam kenyataan pada setiap tahap dalam proses keputusan inovasi dapat terjadi
penolakan inovasi. Misalnya penolakan dapat terjadi pada awal tahap pengetahuan, dapat
juga terjadi pada tahap persuasi, mungkin juga terjadi setelah konfirmasi, dan
sebagainya. Ada dua macam penolakan inovasi yaitu :
1. penolakan aktif artinya penolakan inovasi setelah inovasi setelah melalui
mempertimbangkan untuk menerima inovasi atau mungkin sudah mencoba lebih
dahulu, tetapi keputusan terakhir menolak inovasi.
2. penolakan pasif artinya penolakan inovasi dengan tanpa pertimbangan sama
sekali.
4. Tahap Implementasi ( Implementation ) :Tahap implementasi dari proses keputusan
inovasi terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap implementasi ini
berlangsung keaktifan baik mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau
ide baru dibuktikan dalam praktik. Pada umumnya implementasi tentu mengikuti hasil
keputusan inovasi. Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal sudah memutuskan
menerima inovasi tidak diikuti implementasi. Biasanya hal ini terjadi karena fasilitas
penerapan yang tidak tersedia.
5. Tahap Konfirmasi ( Confirmation ) :Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari
penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya,dan ia dapat menarik kembali
keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi
semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi
keputusan menerima atau menolak inovasi yang berlangsung tak terbatas.
Tipe Keputusan Inovasi
Inovasi dapat diterima atau ditolak oleh seseorang (individu) sebagai anggota sistem sosial, atau
oleh keseluruhan anggota sistem sosial, yang menentukan untuk menerima inovasi berdasarkan
keputusan bersama atau berdasarkan paksaan (kekuasaan). Dengan dasar kenyataan tersebut
maka dapat dibedakan adanya beberapa tipe keputusan inovasi :
1. Keputusan inovasi opsional, yaitu pemilihan menerima atau menolak inovasi,
berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu (seseorang) secara mandiri tanpa
tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain. Jadi hakikat
pengertian keputusan inovasi opsional ialah individu yang berperan sebagai pengambil
keputusan untuk menerima atau menolak suatu inovasi.
2. Keputusan inovasi kolektif, ialah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi,
berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan antara
anggota sistem sosial. Semua anggota sistem sosial harus mentaati keputusan bersama
yang telah dinuatnya.
3. Keputusan inovasi otoritas, ialah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi,
berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai kedudukan, status, wewenang atau kemampuan yang lebih tinggi daripada
anggota yang lain dalam suatu sistem sosial. Para anggota sama sekali tidak mempunyai
pengaruh atau peranan dalam membuat keputusan inovasi. Para anggota sistem sosial
tersebut hanya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh unit pengambil keputusan.
Pengambilan Keputusan dalam perspektif Manajemen
Menurut beberapa tokoh :
v hakikat pengambilan keputusan ialah memilih dua alternatif atau lebih untuk melakukan suatu
tindakan tertentu baik secara pribadi maupun kelompok Robbins (1997:236).
v Suatu putusan ialah memilih tindakan tertentu antara sejumlah tindakan tertentu antara
sejumlah alternatif yang mungkin (Sutisna, 1985:149).
Menurut Pradjudi (1997:45) kerangka kerja dalam mengambil keputusan yang ada dalam sistem
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. posisi orang yang berwenang dalam mengambil keputusan
1. problema (penyimpangan sari apa yang dikendaki dan direncanakan atau dituju)
2. situasi si pengambil keputusan itu berada
1. kondisi si pengambil keputusan (kekuatan dan kemampuan menghadapi problem)
3. tujuan (apa yang diingikan atau dicapai dengan pengambilan keputusan).
Masalah adalah sesuatu kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan
pemecahannya, masalah terbagi atas:
1. Masalah yang harus segera dipecahkan, misalnya dalam keadaan tanggap bencana,
pemerintah daerah harus memutuskan apakah akan menganjurkan penduduk untuk
mengungsi atau tidak.
2. Masalah yang sulit dipecahkan. Biasanya, masalah yang sulit dipecahkan mengandung
banyak trade-off atau konflik kepentingan. Misalnya, dalam sebuah tim pengembangan
produk, jika akan memproduksi produk dengan kualitas tinggi maka biaya produksinya
juga akan mahal, sedangkan konsumen menghendaki produk yang berkualitas tinggi
dengan harga yang wajar.
3. Masalah yang tidak dapat dipecahkan. Biasanya suatu masalah belum dapat dipecahkan
karena kurangnya informasi yang melingkupinya. Kondisi ini hampir sama dengan
masalah yang sulit dipecahkan. Namun dengan penggunaan metode analisis masalah
yang tepat, pemecahannya akan menjadi lebih mudah.
Semua masalah membutuhkan pemecahan. Dalam hal ini berarti dibutuhkan proses pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan artinya menentukan alternatif terbaik dari beberapa alternatif
yang mungkin dilakukan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Terdapat beberapa jenis keputusan dalam proses pengambilan keputusan dalam perspektif
Manajemen. Berdasarkan keputusan yang harus diambil oleh level manajemen di perusahaan
jenis keputusan terdiri atas:
1). Keputusan Strategis, adalah keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dalam sebuah
perusahaan. Keputusan pengaruhnya sangat besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan
organisasi.
2). Keputusan operasional, adalah keputusan yang dibuat oleh tingkat manajemen yang paling
bawah, misalnya operator mesin di lantai produksi. Anzizhan (2004:57)
Berdasarkan tersedianya pemecahan masalah, jenis keputusan yang biasanya muncul adalah:
a). Keputusan Terprogram. Keputusan ini berkaitan dengan kebiasaan, aturan, dan prosedur.
Dalam hal ini kondisi yang dihadapi semuanya dapat diketahui dengan pasti.
b). Keputusan tidak terprogram. Keputusan tidak terprogram ini adalah keputusan yang tidak
mempunyai suatu aturan yang baku, tergantung pada jenis masalahnya. Biasanya, masalah yang
membutuhkan keputusan tidak terprogram ini terjadinya tidak dapat diprediksi.
c). Keputusan tidak terstruktur.disebut tidak terstruktur karena tidak diketahui pemecahannya
karena ketidakjelasan masalahnya.
Secara umum, langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan dalam perspektif
Manajemen adalah sebagai berikut:
Mondy dan Premeaux (1995:113)
(1). Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam manajemen biasanya dapat
membantu proses identifikasi ini.
(2). Penetapan parameter dan variabel yang merupakan bagian dari sebuah persoalan
keputusan. Biasanya pemecahan masalah yang menggunakan model matematika sangat
memerlukan adanya variabel yang terukur.
(3). Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan masalah
didapatkan dari analisis pemecahaan masalah.
(4). Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang terbaik.
Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil dari keputusan.
(5). Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap implementasi,
dimana alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam jangka waktu tertentu dan setelah itu
akan dievaluasi hasilnya berdasarkan peningkatan atau penurunan pay off atau hasil.

3…
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru
(konvensional).

Pembelajaran konvensional akan membuat peserta didik kurang tertarik dan termotivasi dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa serta tidak
bermakna pengetahuan yang diperoleh siswa.

Disamping itu, pengetahuan yang diperoleh siswa di dalam kelas cenderung artifisial dan seolah-
olah terpisah dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dialami siswa.

Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses
pembelajaran dirancang, disusun dan dikondisikan untuk siswa agar belajar.

Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang
sangat penting, karena dari sinilah seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai.

Sumber gambar: education.vic.gov.au

Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.
Otonomi siswa sebagai pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan
dan proses pembelajaran. Pembelajaran semacam ini disebut dengan pembelajaran aktif.

Pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran dimana seorang guru harus dapat
menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan
juga mengemukakan gagasannya. Disamping aktif, pembelajaran juga harus menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan
sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar. Keadaan yang aktif
dan menyenangkan tidaklah cukup, jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu menghasilkan
apa yang harus dikuasai oleh para siswa, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang
harus dicapai.

4…
D.Inovasi Pembelajaran
Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati
sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa
hasil invention atau discovery. Inovasi diadakan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu atau
untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Invensi (invention) adlah suatu penemuan yang benar-benar baru hasil kreasi manusia.
Inovasi pembelajaran adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang
ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai
tujuan tertentu dalam bidang pendidikan, khususnya pembelajarannya.
Kebaruan pembelajaran ialah proses perubahan dalam dunia pendidikan dari cara pembelajaran
yang lama atau tradisional ke cara pembelajaran yang baru atau modern.
Inovasi dalam pembelajaran di lapangan saat ini misalnya inovasi pembelajaran kuantum,
inovasi pembelajaran kompetensi, inovasi pembelajaran kontekstual dan yang baru-baru ini
muncul ialah inovasi pembelajaran melalui teknologi informasi yaitu internet.
1)Inovasi Pembelajaran Kuantum
Inovasi pembelajaran kuantum, model pembelajran ini dikembangkan oleh Bobby DePorter
(1992). pembelajaran kuantum adalah salah satu model, strategi dan pendekatan pembelajran
yang mengkonsentrasikan pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajran.Konsep, asas,
prinsip, dan strategi dari pembelajaran kuatum merupakan aspek-aspek yang harus dipahami
guru dalam mengimplementasikan model pembelajran di sekolah dsar agar konteks dan kontens
pembelajran yang bergairah menyenangkan, dan mempermudah belajar siswa.
Asas utama pembelajaran kuantum adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan
dunia kita ke dunia mereka. Subjek belajar adalah siswa yang memiliki modalitas yang harus
difasilitasi oleh guru, sehingga guru harus berupaya terlebih dahulu untuk memahami potensi
siswa sebagai sebagai subjek belajar.
Prinsip pembelajran kuantum terdiri dari : segalanya berbicara,segalanya bertujuan, pengalaman
sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan merupakan konsep utama pembelajran
untuk mewujudkan energi guru dan siswa dalam percepaan belajar, mempermudah belajar dan
mengikis hambatan belajar tradisional. Mengembangkan strategi pembelajaran kuantum melalui
filosofis TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan
sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa, motivasi dan minat siswa, dan meningkatkan
kehalusan perilaku siswa.
Rancangan pembelajran kuantum yang dapat dikembangkan terdiri dari tiga bagian meliputi :
pengembangan konteks, pengembangan konten, dan pengembangan strategi atau pendekatan
pembelajaran. ketiga domain tersebut secara sinkron menyertakan unsur-unsur asas, prinsip,
modalitas dan AMBAK. Dimensi pengembangan konteks pembelajaran kuantum yaitu suasana
belajar yang menyenagkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung dan rancangan
belajar yang dinamis. Keempat unsur ini merupakan interaksi kekuatan yang mendukung
kesuksesan belajar yang optimal.
2)Inovaso Pembelajaran Kompetensi
Pembelajaran kompetensi menunjukan pada usaha siswa mempelajari bhan pelajaran sebagaia
akibat perlakuan guru dalam mengelola pembelajran yang menekankan pada kemampuan dasar
yang dilakukan siswa pada tahap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Pembelajran kompetensi
menekankan pencapaian standar kompetensi yang diurai menjadi kemampuan dasar yang diurai
menjadi beberapa materi pelajran yang cakupanya beberapa indikator. Prinsip-prinsip
pembelajran kompetensi bertitik tolak kepada pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dapat
memberikan suatu kondisi dapat terjadi proses belajra pada siswa dengan melibatkan berbagai
aspek yang mempengaruhinya baik yang terdapat dalam diri siswa maupun sesuatu yang berada
pada lingkungan sekitarnya serta peranan guru.
Pembelajaran kompetensi memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan pembelajran
lainnya, seperti apa yang dipelajari siswa, bagaimana proses pembelajaran, waktu belajar, dan
kemajuan belajar siswa secara individual. Untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran, kompetensi
harus dipertimbangkan pengelolaan ruang kelas, pengelolaan siswa, pengelolaaan pembelajaran,
strategi kegiatan belajar mengajar, sarana dan sumber belajar. Pendekatan pembelajaran
kompetensi dapat dilakukan melalui pembelajaran bermakna dan tematik. Kedua pendekatan ini
dapat dikembangkan dengan tetap menyesuaikan terhadap tingkatan kematangan belajar anak.
3)Inovasi Pembelajran Kontekstual
Pemebelajaran kontekstual (CTL) merupakan suatu model pembelajran yang menekankan
keterlibatan siswa setiap tahapan pembelajran dengan cara menghubungkannya dengan situasi
kehidupan yang dialami siswa sehari-hari sehingga pemahaman materi diterapkan dalam
kehidupan nyata. Karakteristik CTL adalah pembelajaran merupakan proses pengaktifan
pengetahuan yang sudah ada, belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan
baru, pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal melainkan untuk diyakini dan dan
diterapkan, memperaktikan pengalaman kehidupan pengalaman dalam kehidupan nyata,
melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual meliputi tiga prinsip utama, yaitu saling
ketergantungan (interdependence), diferensiasi ( differentiation ), dan pengorganisasian diri (self
organization). Prinsip-prinsip pembelajran kontekstual berbeda dengan pembelajran
konvensional, terutama dalam hal peranan siswa, peranan guru, proses pembelajran dan tujuan
belajar. Seluruh komponen pembelajran kontekstual menekankan aktivitas siswa secara penuh
baik fisik maupun mental. Menempatkan peran siswa selain sebagai subjek pembelajran juga
latar belakang kehidupan, kemampuan, pengalaman belajar, pengelompokan belajar, dan tujuan
belajar faktor siswa selalu dipertimbangkan.
Komponen-komponen pembelajran sebagai asas CTL dalam menerapkan pola pembelajaran
meliputi asas kontruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan
penilaian nyata. Keseluruhan komponen ini dipertimbangkan dalam langkah-langkah
pembelajran kontekstual yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, baik
pelaksanaan di lapangan maupun di kelas.
4)Konsep Pembelajaran Elektronok Learning
Pemanfaatan teknologi informasi baik sebagai sumber belajar maupun media pembelajran
merupakan salah satu cara yang diharapkan efektif menanggulangi kelemahan persoalan
pembelajran yang masih bersifat konvensional. Dengan menggunakan teknologi informasi
diharapakan terjadi interaksi pembelajaran antara siswa dengan siswa, siswa dengan sumber
belajar lebih komunikatif. Melalui berbagai model pembelajran yang ditawarkan diharapkan
terbentuk interaksi belajar siswa yang tidak hnaya menekankan pada proses pemanfaatan namun
pencarian, penelitian atau penggalian berbagai sumber belajar sehingga terbentuk cara berfikir
yang lebih konprehensif dan terintegrasi. Melalui interaksi tersebut diharapkan ada peningkatan
dalam keterampilan berpikir, keterampilan berinteraksi serta keterampilan ideal lainnya. Hal ini
dapat dilakukan manakala dukungan yang berasal dari lembaga, guru, siswa, masyarakat dan
teknologi berkontribusi positif terhadap penyelenggaraan pembelajran bebasis tekonologi
informasi.

5…
Berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi memberi dampak terhadap berbagai sendi
kehidupan, termasuk terhadap dunia pendidikan memberi pengaruh yang luar biasa.. Berbagai
model pembelajaran dengan memanfaatkan komputer seperti: e-learning (electronic learning)
Computer Assisted Instruction (CAI), Computer Based Instruction (CBI), dan e-teaching
(electronic teaching). Model pembelajaran tersebut memungkinkan dosen dan mahasiswa
mencari bahan pembelajaran sendiri langsung dari situs di internet melalui komputer sebagai
sumber belajar. Dengan memahami cara menggunakan komputer dosen dan mahasiswa dapat
mengakses bahan pembelajaran melalui jaringan intra dan internet, dan melalui CD dapat
mempelajari bahan pembelajaran secara interaktif dan menarik, tanpa harus didampingi oleh
seorang dosen secara langsung.
Perkembangan teknologi internet memberikan nuansa sistem belajar jarak jauh yang lebih
terbuka lagi. Sistem pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan electronic learning
(e-learning), web-based training (WBT) atau kadang disebut web-based education (WBE),
kampus maya (Virtual Campus), m-learning (mobile learning), dan lain-lain. Keunggulan belajar
jarak jauh yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah akses ke sumber belajar semakin terbuka
dan luas, cepat dan tidak terbatas pada ruang dan waktu. Kegiatan pembelajaran dapat dengan
mudah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, kapan saja dan di mana saja dengan rasa nyaman
dan menyenangkan. Batasan ruang, waktu dan jarak tidak lagi menjadi masalah rumit untuk
dipecahkan. Melalui teknologi e-learning dosen dan mahasiswa bisa melakukan konferensi,
diskusi, konsultasi secara elektronik (electronic conference) tanpa harus bertemu disuatu tempat.
Ada beberapa keunggulan pengembangan program pembelajaran melalui e-learning, yaitu :
1. Sangat dinamis, program pembelajaran e-learning dapat disajikan dalam berbagai format
sajian yang menarik, atraktif dan interaktif.
2. Dioperasikan sepanjang waktu sehingga dosen dan mahasiswa dapat memperoleh informasi
materi/bahan pembelajaran yang diperlukan disaat memerlukannya.
3. Belajar secara individual, setiap mahasiswa dapat memilih format atau model pembelajaran
yang diinginkan dan yang lebih relevan dengan latar belakangnya setiap saat.
4. Bersifat komprehensip, menyediakan berbagai bentuk kegiatan pembelajaran dari berbagai
sumber yang memungkinkan mahasiswa untuk memilih suatu format atau metode belajar dan
latihan yang disediakan.
Dengan beberapa keunggulan di atas, pengembangan layanan pembelajaran berbasis e-learning
untuk MKDP Kurikulum dan Pembelajaran di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
diharapkan akan dapat meningkatkan akses pemerataan dan meningkatkan mutu kinerja
pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempercepat masa studi mahasiswa dan dapat
meningkatkan mutu lulusannya.
Di samping itu, ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat, hal ini membawa implikasi
terhadap penambahan bahan ajar yang harus disampaikan dosen kepada mahasiswa. Semantara
itu waktu yang tersedia bagi dosen dan mahasiswa untuk bertatap muka di ruang kelas sangat
terbatas. Hal ini mendorong perlu dikembangkan sistem pembelajaran yang dapat melayani
mahasiswa dalam jumlah banyak, waktu yang diperlukan relatif sedikit, proses pembelajaran
yang fleksibel, namun bahan ajar dapat diserap cukup efektif.
Mencermati perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya teknologi sistem
pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan teknologi internet dengan
pembelajaran berbasis e-learning-nya, dapat membantu memperpanjang waktu belajar
mahasiswa meskipun tanpa harus didampingi oleh dosen secara fisik. Teknologi internet dapat
menjadi terobosan yang efektif untuk mengatasi masalah hubungan antara dosen dan mahasiswa
dalam mengolah informasi bahan perkuliahan. Program sajian bahan perkuliahan yang menarik,
interaktif dan konstruktif dapat mendorong motivasi belajar yang kuat pada mahasiswa, sehingga
mereka dapat memmahasiswainya kapan dan dimana saja.
Salah satu kebijakan dan program yang ditetapkan dalan rencana stategis (Renstra) Universitas
Pendidikan Indonesia tahun 2005-2010 adalah mengembangkan sistem belajar jarak jauh dengan
memanfaatakan jaringan ICT yang infrastrukturnya telah dibangun di lingkungan kampus. UPI
mentargetkan sebanyak 10 program studi yang memanfatkan jaringan ICT untuk
menyelenggarakan perkuliahan dengan sistem e-learning.
Jaringan internet yang sudah dibangun di lingkungan kampus UPI baru merupakan infra struktur
untuk pembelajaran berbasis e-learning, dan itu tidak akan berarti apa-apa tanpa disiapkan
sumberdaya manusianya, baik sebagai pengembang bahan ajarnya, sebagai penyelenggara,
maupun tenaga untuk riset dan pengembangannya.
Pembelajaran melalui e-learning menuntut dosen dan mahasiswa memiliki potensi Attitude,
Creativity, Knowledge, dan Skill (ACKS). Agar dapat memanfaatkan teknologi internet dalam
pembelajaran, dosen dan mahasiswa dituntut untuk memiliki sikap positif terhadap teknologi
tersebut, memiliki kreativitas yang tinggi, memiliki pengetahuan yang memadai tentang
teknologi informasi, dan memiliki keterampilan dalam menggunakan komputer dan alat
teknologi informasi lainnya. Sekaitan dengan hal ini maka untuk menunjang pelaksanaan
program pembelajaran berbasis e-learning ini perlu disiapkan sumber daya manusianya melalui
program pelatihan e-learning.
Untuk menjamin kelancaran dan kesinambungan pelaksanaan program pembelajaran berbasis e-
learning ini perlu dibangun sistem pelayanan operasional yang baik, sistem evaluasi dan
monitoring serta riset dan pengembangan program yang kotinu. Untuk itu, perlu dibentuk suatu
tim pengembang yang solid dan terkoordinasi yang terdiri dari pakar teknologi internet, pakar
teknologi pendidikan dan pakar ICT.
B. KAJIAN TEORITIS
1. Pembelajaran Berbasis WEB
Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan web-based training (WBT) atau kadang
disebut web-based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknoloogi web dalam
dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar
dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran
berbasis web.
Kemudian yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya pada
tempat dan waktu untuk mrngakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan
oleh mahasiswa kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh mahasiswa tersebut. Batas
ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.
Bagaimana cara belajar melalui web? Ada persyartan utama yang perlu dipenuh yaitu adanya
akses dengan sumber informasi melalui interet. Selanjutnya adanya informasi tentang di mana
letak sumber informasi yang ingin kita dapatkan berada. Ada beberapa sumber data yang dapat
diakses dengan bebas dan gratis, tanpa proses adninistrasi pengaksesan yang rumit. Ada beberapa
sumber informasi yang hanya dapat diakses oleh pihak yang memang telah diberi otorisasi
pemilik sumber informasi.
Teknologi internet memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk mendapatkan informasi apa
saja dari mana saja dan kapan saja dengan mudah dan cepat. Informasi yang tersedia diberbagai
pusat data diberbagai komputer di dunia. Selama komputer-komputer tersebut saling terhubung
dalam jaringan internet, dapat kita akses dari mana saja. Ini merupakan salah satu keuntungan
belajar melalui internet.
Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekedar meletakan materi belajar pada web
untuk kemudian diakses melalui komputer web digunakan bukan hanya sebagai media alternatif
pengganti kertas untuk menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi. Web digunakan untuk
mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkap. Keunggulan yang tidak dimiliki media kertas
ataupun media lain.
Pada sub-bab judul sengaja dikatakan pembelajaran berbasis web itu unik tapi serius. Kata serius
dipakai untuk mengungkapkan bahwa merancang sampai dengan mengimplementsikan
pembelajaran berbasis web tidak semudah yang dibayangkan. Selain infrastruktur internet,
pembelajaran berbasis web memerlukan sebuah model instruksional yang memang dirancang
khusus untuk keperluan itu. Sebuah model instruksional merupakan komponen vital yang
menentukan keefektifan proses belajar. Apapun model instruksional yang dirancang,
interaktivitas antara mahasiswa, dosen, pihak pendukung dan materi belajar harus mendapatkan
perhatian khusuus. Ini bukan merupakan pekerjaan yang mudah.
Banyak pihak mencoba menggunakan teknologi web untuk pembelajaran dengan meletakan
materi belajar secara online, lalu menugaskan mahasiswa untuk mendaptkan (downloading)
materi belajar itu sebagai tugas baca. Setelah itu mereka diminta untuk mengumpulkan laporan,
tugas dan lain sebagainya kembali ke dosen juga melalui internet. Jika ini dilakukan tentunya
tidaklah menimbulkan proses belajar yang optimal.
Kita dapat membayangkan suasana di ruang kelas ketika sebuah “proses pembelajaran” sedang
berlangsung. Berapa banyak diantara mahasiswa aktif terlibat dalam diskusi dan sesi tanya-
jawab? Apa yang mereka dilakukan di kelas? Dan tentunya masih banyak lagi pertanyaan-
peranyaan lain yang sebenarnya kita sudah mengetahui jawabannya. Monitoring proses dalam
pembelajaran berbasis web lebih sulit daripada di ruang kelas. Menyediakan bahan belajar online
tidak cukup. Diperlukan sebuah desain instruksional sebagai model belajar yang mengundang
sejumlah (sama banyaknya dengan kegiatan di ruang kelas) mahasiswa unuk terlibat dalam
berbagai kegiatan belajar.
Satu hal yang perlu diingat adalah bagaimana teknologi web ini dapat membantu proses belajar.
Untuk kepentingan ini materi belajar perlu dikemas berbeda dengan penyampaian yang berbeda
pula.

B. Pengembangan Model e-Learning


Pendapat Haughey (1998) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada
tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course,
web centric course, dan web enhanced course.
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana mahasiswa dan
dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi,
konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya
disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan
tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi
melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini dosen bisa memberikan
petunjuk pada mahasiswa untuk memmahasiswai materi perkuliahan melalui web yang telah
dibuatnya. Mahasiswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang
relevan. Dalam tatap muka, mahasiswa dan dosen lebih banyak diskusi tentang temuan materi
yang telah dimahasiswai melalui internet tersebut.
Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas
pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan
komunikasi antara mahasiswa dengan dosen, sesama mahasiswa, anggota kelompok, atau
mahasiswa dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran dosen dalam hal ini dituntut untuk
menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan
menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan perkuliahan, menyajikan materi melalui web
yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan
kecakapan lain yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai