BAB 1 Pendahuluan DEVY
BAB 1 Pendahuluan DEVY
PENDAHULUAN
Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan penyakit umum yang dapat menyerang
sistem reproduksi pada pria dewasa karena penyakit ini dipengaruhi oleh faktor umur seseorang.
Menurut Lewis (2005) Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) terjadi pada pria umur 50 tahun ke
atas sekitar 50% dan pria pada usia 80 tahun ke atas sekitar 90%. Pada beberapa pasien dengan
usia diatas 50 tahun, kelenjar prostatnya mengalami perbesaran, karena terjadi perubahan
keseimbangan testosterone dan estrogen, kelenjar prostat memanjang ke atas ke dalam kandung
kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutupi urifisium uretra (Fillingham & Douglas,
2000).
Seseorang yang mengalami penyakit BPH, terdapat gejala yang timbul seperti nyeri saat
BAK, terputus-putusnya aliran kencing saat BAK, rasa tidak puas BAK, dan lain-lain. Jika hal
ini tidak ditangani dengan cepat, dapat menimbulkan komplikasi di antaranya adalah hidroureter
dan hidronefrosis. Penanganan BPH bisa dilakukan dengan medikamentosa, apabila dengan
medikamentosa tidak berhasil baru dilakukan tindakan operasi (Toha, 2007).
Pembedahan menjadi penanganan yang terbaik untuk penyakit BPH dengan mengangkat
bagian kelenjar prostat yang menyebabkan obstruksi. Teknik pembedahan diantaranya adalah
prosedur reseksi prostat transuretra (TRUP). Prosedur TRUP lebih sedikit menimbulkan trauma
dan masa pemulihan yang relative cepat. Komplikasi TRUP bisa menyebabkan rasa tidak enak
pada kandung kemih, spasme kandung kemih terus menerus, adanya perdaharan dan infeksi
(Baradero dkk, 2007).
1.2 Tujuan
1.2.9 Mahasiswa mampu mengetahui dan menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan post operasi
BAB II. PEMBAHASAN
Fillingham and Douglas. (2000). Urological Nursing. 2nd Ed. China: Bailiere Tindall
Smeltzer, S dan Bare, B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth, Edisi 8, Volume 2, Alih bahasa oleh Kuncara..(dkk). Jakarta : EGC
Baradero, M dan Dayrit, M. 2007. Seri Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem
Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC