STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Usia : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Masuk : 20 Oktober 2019
Tanggal Periksa : 20 Oktober 2019
Dirawat yang ke : Pertama
No. RM : 014660
II. ANAMNESA
Autoanamnesa pada tanggal 20 Oktober 2019 pukul 18.45 WIB di IGD RSUD Prembun
KELUHAN UTAMA
Nyeri kepala sejak 1 bulan yang lalu.
KELUHAN TAMBAHAN
Tegang pada bagian tengkuk, gangguan tidur.
1
gangguan pola makan dan gangguan dalam menjalani hobi dan aktivitas disangkal.
Pasien tidak mengeluhkan adanya demam, sakit gigi, nyeri telinga, dan
penglihatan ganda atau kabur . Pasien menyangkal adanya trauma yang mengenai kepala.
RIWAYAT SOSIAL
Pasien saat ini bekerja sebagai pegawai. Pasien memiliki kebiasaan merokok. Riwayat
penggunaan narkotika dan minuman beralkohol disangkal.
2
Paru : vesikuler kedua lapang paru, tidak ada ronkhi, tidak
ada wheezing
Hepar : Tidak membesar
Lien : Tidak membesar
Abdomen : Supel, terdapat nyeri tekan epigastrium
Ekstermitas : Akral hangat, tidak edema, tidak sianosis, capilary
refill time kurang dari 2 detik.
V. RESUME
Pasien laki-laki, 56 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan sejak 1
bulan yang lalu. Nyeri seperti diikat dan tidak berdenyut pada bagian belakang kepala sebelah
kanan hingga tengkuk sehingga pasien sering merasa tegang pada bagian tengkuk-nya. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan tidak diperberat dengan aktifitas rutin. Setiap keluhan timbul
intensitas ringan dan tidak sampai menggangu aktifitas. Lamanya setiap serangan tidak
menentu, biasanya paling cepat sehari dengan obat warung yang pasien beli.
Pada pemeriksaan fisik, untuk status internus didapatkan tanda-tanda vital dalam batas
normal. Status internus dalam batas normal. Pada status neurologis, kesadaran compos mentis,
E4M5V6 dan tidak ditemukan kelainan neurologis lainnya.
VI. DIAGNOSIS
Cephalgia ec Tension Type Headache
Diagnosis Banding : Migraine, Kluster Headache
VII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
IGD :
Injeksi Ketorolac 30mg
Rawat Jalan :
Ibuprofen 3x400mg
3
Non Medikamentosa
Hindari faktor pencetus seperti stress, kurang tidur
Istirahat jika sakit kepala di rasakan mulai mengganggu
Kompres air hangat atau masase
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad fungsionam : Bonam
Quo ad sanam : Dubia ad bonam
4
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
5
1. Infrequent (<1hari/bulan, <12hari/tahun)
6
Cluster Headache
Berdasarkan Pemeriksaan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan neurologi didapati kesadaran compos mentis
dengan GCS 15, TD : 130/80, nadi 80x/menit, suhu 36,5oC pernafasan 19x/menit. Pada
pemeriksaan fisik secara umum tidak ditemukan kelainan. Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa sakit pada pasien ini suatu nyeri kepala primer, dan bukan nyeri
kepala sekunder yang diakibatkan oleh sesuatu seperti infeksi.
Nyeri kepala sekunder adalah nyeri dengan durasi yang bervariasi dan disebabkan oleh
infeksi sistemik, biasanya disertai dengan gejala dan/atau tanda klinis lain dari infeksi.
7
Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang :
Tetapi pada pasien ini diagnosis tension type headache dapat didiganosis tanpa
memerlukan adanya pemeriksaan penunjang. Tidak perlu dilakukan karena disini pasien tidak
tergolong ke dalam RED FLAG atau tanda bahaya dalam sakit kepala dimana memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Red flags adalah tanda bahaya atau kondisi yang harus diwaspadai. Beberapa hal yang
terkategori sebagai red flags pada kasus nyeri kepala. :
“SNOOP”
• S Systemic symptoms (simptom sistemik)
• S Secondary headache risk factors (faktor risiko nyeri kepala sekunder)
• S Seizures (kejang)
• N Neurologic symptoms or abnormal signs (symptom neurologi/ tanda abnormal)
• O Onset (onset)
• O Older (usia tua)
• P Progression of headache (nyeri kepala progresif)
• P Positional change (perubahan posisi)
• P Papiledema (papil edema)
• P Precipitated factors (faktor pencetus)
Berdasarkan tatalaksana :
Tatalaksana medika mentosa pada pasien tersebut melalui cara pemberian obat oral
ibuprofen. Tension-type headache akut membaik dengan sendirinya atau dikelola dengan
analgetik yang dijual bebas seperti asetaminofen, NSAID atau asam asetilsalisilat. Pemberian
analgetik seperti NSAID dalam waktu lama dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal,
penyakit ginjal dan hepar, gangguan fungsi platelet.
Tatalaksana non-medika mentosa berupa menghindari faktor pencetus seperti stres
merupakan pengobatan yang penting karena salah satu penyebab nya adalah stres, dan bisa
juga dilakukan kompres hangat atau masase untuk merelaksasi otot-otot yang tegang.a
8
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Cephalgia atau sakit kepala merupakan suatu gejala yang sering dikeluhkan. Cephalgia
bukan sebuah diagnosis suatu penyakit. Perbedaan gejala, onset, dan nyeri pada cephalgia
berbeda-beda, maka harus lebih teliti untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan. Cephalgia
9
DAFTAR PUSTAKA
10