Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan

Drosophila melanogaster adalah jenis serangga yang umumnya tidak berbahaya dan merupakan
pemakan jamur yang tumbuh pada buah (Neil A. Campbell, 2002: 281). Drosophila
melanogaster merupakan jenis lalat buah pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Drosophila
melanogaster di Indonesia ada sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120 jenis dari suku
drosophiladae (Wheeler, 1981: 99). Lalat buah mempunyai konstruksi modular, suatu seri
segmen yang teratur. Segmen ini menyusun tiga baguan tubuh utama yaitu kepala, thorax, dan
abdomen. Seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila melanogaster mempunyai poros
anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut).

Berikut merupakan klasifikasi Drosophila melanogaster :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Drosophilidae

Genus : Drosophila

Spesies : Drosophila melanogaster

(Borror, 1992: 273)

Adapun ciri-ciri umum dari Drosophila melanogaster diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di bagian tubuh belakang.

2. Berukuran kecil antara 3 - 5 mm.

3. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptur dekat dengan
tubuhnya.

4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7 – 12 percabangan.

5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.

6. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwarna merah.

7. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding dengan
mata majemuk.
8. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan
bergaris hitam.

9. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.

Sedangkan ciri-ciri yang membedakan antara Drosophila melanogaster jantan dan betina
adalah :

Drosophila melanogaster jantan :

1. Ukuran tubuh lebih kecil dari betina.

2. Sayap lebih pendek dari sayap betina.

3. Terdapat sisir kelamin (sex comb).

4. Ujung abdomen tumpul dan lebih hitam.

Drosophila melanogaster betina :

1. Ukuran tubuh lebih besar dari jantan.

2. Sayap lebih panjang dari sayap jantan.

3. Tidak terdapat sisir kelamin (sex comb).

4. Ujung abdomen runcing.

Tahap perkembangan Drosophila melanogaster:

1.Periode pertama (periode embrional)

Terjadi di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur
dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Pada saat ini, larva tidak berhenti-hentinya
makan (Sylvia, 2003: 151).

2.Periode kedua (periode postembrionik)

Periode setelah menetas dari telur dibagi menjadi tiga yaitu larva, pupa, dan imago.

Metamorfosis Drosophila melanogaster:

1.Telur

Tahap perkembangan Drosophila melanogaster bermula dari sel telur yang berkembang
dalam ovarium, yang disebut sel-sel perawat (nurse cell) dan sel-sel folikel. Sel-sel ini menyuplai
nutrien dan substansi lain yang diperlukan untuk perkembangan dan pembuatan cangkang telur.
Setelah fertilisasi dan pengeluaran telur, mitosis dimulai. Pembelahan mitotik awal mempunyai
dua karakter yang terlihat. Pertama, jumlah sitoplasma tidak berubah, yakni 10. Pembelahan
pertama terjadi sangat cepat, hanya terdiri dari fase S dan M. Kedua, sitokinesis tidak terjadi.
Embrio Drosophila melanogaster awal berupa satu sel yang besar yang bernukleus banyak. Pada
pembelahan nukleus ke-10, nukleus bermigrasi ke sekeliling embrio dan pada pembelahan ke-13
membran plasma membagi-bagi menjadi ke-6000 atau lebih nukleus ke dalam sel yang terpisah.
Kejadian selanjutnya di dalam embrio menciptakan segmen yang jelas terlihat, yang pada
pandangan sekilas terlihat sangat mirip (Neil A. Campbell, 2002 : 424).

2.Larva

Kemudian beberapa sel pindah ke posisi baru, organ terbentuk, dan larva seperti cacing
keluar dari cangkang telur. Drosophila melanogaster mengalami tiga tahapan larva, dimana larva
makan, larva tumbuh, dan berganti kulit (terkelupas lapisan luarnya yang keras), dan akhirnya
pembentukan pupa yang diselubungi dengan suatu kepompong. Metamorfosis yaitu perubahan
dari larva menjadi lalat dewasa, terjadi di dalam kepompong pupa, dan lalat akhirnya muncul.
Larva Drosophila melanogaster berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan
menggali dengan mulut berwarna hitam didekat kepala. (Neil A. Campbell, 2002 : 424).

Larva hidup di dalam makanan dan aktivitas makananna sangat tinggi. Pada tahap larva
terjadi dua kali pergantian kulit, dan periode diantara masa pergantian kulit dinamakan stadium
instar. Sehingga dikenal tiga stadium instar, yaitu sebelum pergantian kulit yang pertama, antara
kedua massa pergantian kulit, dan setelah pergantian yang kedua. Di akhir stadium instar ketiga,
larva keluar dari media makanan menuju ke tempat yang lebih kering. Secara keseluruhan tahap
larva memakan waktu kira-kira satu minggu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Drosophila melanogaster adalah sebagai


berikut.

1.Suhu lingkungan

Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8 – 11 hari dalam kondisi ideal/


kondisi ideal yang dimaksud adalah dalam suhu sekitar 25 – 28 oC. Pada suhu ini, lalat akan
mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 18oC,
waktu yang diperluka untuk menyelesaikan iklus hidupnya re;latif lebih lama yaitu sekitar 18 –
20 hari. Pada suhu 30oC lalat dewasa yang tumbuh akan steril.

2.Ketersediaan media makanan

jumlah telur Drosophila melanogaster akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat
buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva yang beruuran kecil. Larva ini
mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun seringkali gagal berkembang menjadi individu
dewasa. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang
dimakan oleh larva betina.

3.Tingkat kepadatan tempat pemeliharaan

Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat.
Selain itu, lalat biuah yang dikembangbiakkan di dalam wadah sebaiknya juga tidak terlalu
banyak.

4.Intensitas cahaya

Lalat buah lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan
yang lambat apabila berada di tempat yang gelap.

Drosophila melanogaster yang menyukai bau busuk ini dikarenakan suatu bentuk adaptasi untuk
mempertahankan hidup, yaitu mencari makan dan memakan ragi-ragi yang dihasilkan oleh buah
yang busuk. Selain itu, fenomena tersebut ditengarahi dengan adanya bau busuk, bisa
meningkatkan gairah seks bagi lalat buah. Asam fenilasetat yang dihasilkan dari buah pepaya
akan merangsang penciuman antena lalat buah itu sendiri untuk hinggap ke buah yang busuk.
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium dan jika terdapat banyak
saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Dengan kata lain, buah
yang busuk sebagai media lalat buah untuk berkembangbiak menghasilkan keturunan.

Sebelum menghasilkan keturunan, lawan jenis lalat buah akan hendak berkawin dengan adanya
zat yang dikeluarkan berupa feromon sex volatile, yang berfungsi untuk menarik lawan jenis.
Feromon sex volatile ini bisa memberikan informasi tentang spesies, gender, dan pengiriman
induksi perilaku perkawinan oleh si penerima.

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, beberapa penanaman yag digunakan adalah jenis kelamin,
mata (bentuk, ukuran, dan warna), sungut (bentuk, jumlah cabang), kepala (warna), thorax
(warna), abdomen dan sayap (bentuk, panjang, dan warna). Hal ini sesuai dengan Borror bahwa
ciri-ciri yang membedakan lalat buah jantan maupun betina adalah pada ukuran tubuh, panjang
sayap, bentuk abdomen, dan ada tidaknya sex comb.

Berdasarkan data hasil pengamatan, ciri-ciri bentuk mata bulat, warna mata merah, cabang
sungut dua, warna thorax coklat kehitaman, garis-garis hitam abdomen ada 3, bentuk sayap
pendek, dan warnanya bening kecoklatan (transparan) . Dari ciri-ciri tersebut menunjukkan ciri-
ciri dari Drosophila melanogaster jantan.

Sedangkan pada Drosophila melanogaster betina, ciri-cirinya adalah bentuk mata bulat berwarna
merah, cabang sungut 3, warna kepalamerah pudar, warna thorax kehitaman, garis-garis hitam
berjumlah 6, bentuk sayap elip, warna bening kuning kecoklatan (transparan).
Berdasarkan gambar hasil pengamatan di atas dapat dilihat perbedaan di antara keduanya, antara
lain

1.Ukuran tubuh lalat buah jantan lebih kecil dari lalat buah betina

Sumber: www.taniorganik.com

2.Sayap jantan berukuran lebih pendek dari sayap lalat buah betina. Namun, dari gambar haasil
di atas terlihat ukuran sayap jantan lebih panjang dari ukuran sayap lalat buah betina. Hal ini
dikarenakan umur atau faktor lain harusnya menjadi variabel yang bisa dikontrol sehingga jika
dibandingkan akan menghasilkan data yang lebih akurat.

Sumber: www.dc444.4shared.com

3. Pada lalat buah jantan terdapat sisir kelamin (sex comb) sedangkan pada lalat buah betina
tidak ditemui adanya sisir kelamin. Sex comb ini merupakan alat fertilisasi

Sumber: www.dc428.4shared.com
4.Ujung abdomen tumpul ditemui pada ciri lalat buah jantan sedangkan pada lalat buah betina
ujung abdomennya runcing. Hal ini menyesuaikan dengan struktur tubuhnya dengan penis pada
lalat buah jantan dan terdapat “vaginal plate” pada lalau buah betina.

Drosophila Melanogester jantan Drosophila Melanogester Betina

Sumber: www.dc428.4shared.com

5.Segmen abdomen dengan garis hitam pada lalat buah jantan sejumlah 3, sedangkan pada lalat
buah betina terdapat 6 garis hitam. Hal ini menyesuaikan dengan ukuran tubuhnya, dimana
ukuran tubuh betina lebih panjang dari ukuran tubuh lalat buah jantan.

Sumber: www.cas.vanderbilt.edu

Daftar Pustaka

Borror, Donald J,dkk. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: UGM Pers.

Campbell, Neil A. 2002. Biologi Jilid I Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Sylvia, A Price, dkk. 2003. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Wheeler, Margareta F. 1981. Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga.

Diakses dari www.dc444.4shared.com diakses pada hari Senin, 28 Oktober 2019 pukul 18.10
WIB.

Diakses dari www.dc428.4shared.com diakses pada hari Selasa, 29 Oktober 2019 pukul 12.00
WIB.
Diakses dari www.dc428.4shared.com diakses pada hari selasa, 29 Oktober 2019 pukul 12.08
WIB.

Diakses dari www.cas.vanderbilt.edu diakses pada hari Selasa, 29 Oktober 2019 pukul 13.30
WIB.

Diakses dari www.taniorganik.com diakses pada hari Rabu , 30 Oktober 2019 pukul 18.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai