PENDAHULUAN
1
semakin meningkat. Kepuasan pelayanan komunikasi terapeutik di rumah sakit
pemerintah secara umum lebih rendah dibandingkan dengan rumah sakit swasta.
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan 60% pasien dan
keluarganya merasa puas dengan komunikasi yang diberikan oleh perawat namun ada
beberapa pasien dan keluarga 27% yang mengeluh bahwa perawat tidak melakukan
komunikasi terapeutik saat berinteraksi dengan keluarga dan pasien.4
Pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dikarenakan
kebutuhan mereka yang kurang terpenuhiakibat dari komunikasi yang tidak sesuai
dan efektif . Oleh karena itu perawat dalam holistic care menekankan pada konsultasi
antara perawat-klien dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan. Sehingga
kebutuhan klien akan terpenuhi.
Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk memberikan informasi kepada
mahasiswa keperawatan mengenai cara berkomunikasi dengan pasien menggunakan
komunikasi teraupetik dalam melakukan asuhan keperawatan yang holistic melalui
konseling anatara perawat dan klien sehingga dapat memenuhi kebutuhan klien dan
akan menimbukan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Mengetahui Pengertian Komunikais terauprtik
1.2.2 Mengetahui tujuan komunikasi teraupetik pada keperawatan holistik
1.2.3 Mengetahui tahapan komunikasi teraupetik pada keperawatan holisitik
1.2.4 Mengetahui pengaruh konseling pada Komunikasi teraupetik
keperawatan holsitik.
1.2.5 Mengetahui tahapan konseling pada komunikasi teraupetik keperawatan
holistic
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
klien dan klien mengakui dan menghargai perawat sebagai pemberi
pelayanan keperawatan.
4
juga perawat mencari informasi data mengenai klien. Setelah itu perawat
merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien.
Tugas perawat dalam tahapan ini, yaitu :
1. Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan
mengidentifikasi kecemasan.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri.
3. Mengumpulkan data tentang klien.
4. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien.
5
komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien. Dalam
tahap ini pula perawat mendengarkan secara aktif dan dengan penuh
perhatian sehingga mampu membantu klien untuk mendefinisikan
masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian masalah
dan mengevaluasinya. Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan
mampu menyimpulkan percakapannya dengan klien dan memahami
kebutuhan yang diperlukan klien.
6
Orietasi dalam berkomunikasi dengan klien adalah pada
penyembuhan, Klien dijadikan sebagai mitra dalam menentukan sikap dan
tindakan asuhan keperawatan . Klien yang diajak berkomunikasi akan
merasa senang dan dapat menurunkan kecemasannya sehingga dapat
mempercepat proses penyembuhan.
7
Kebenaran perawat dalam menentukan sikap dan tindakan pada
klien, tergantung pada pernyataan klien atas keluhan yang disampaikan
dengan harapan perawat dapat menyelesaikan keluhan utama tersebut.
Keluhan tersebut didapatkan ketika proses komunikasi. Oleh karena itu
diperlukan komunikasi teraupetik yang terbuka antara perawat dan klien.
8
diperoleh akibat penerusan stimulus (materi konseling) setelah adanya
10
pemahaman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa pasien
merasakan adanya perubahan dalam hidupnya, pasien merasakan lebih optimis
dan lebih semangat dalam menjalani hidup, pasien selalu menyemangati dirinya
sendiri bahwa sekarang adalah kehidupan baru pasien, dan pasien akan diterima
oleh masyarakat dengan begitu pasien tidak takut lagi berbaur dengan lingkungan
sekitar. Serta adanya dukungan dari keluarga pasien, baik orangtua maupun istri
pasien untuk menjadi individu yang lebih baik lagi
1. Fungsi Pencegahan
Konseling dilakukan untuk mencegah munculnya
masalah atau gangguan - gangguan psikologis pada diri klien
kembali.
2. Fungsi Penyesuaian
Berfungsi untuk membantu seseorang dalam beraptasi
terhadap perubahan lingkungannya yang disebabkan oleh
9
perubahan biologis klien, perubahan psikologis klien, dan pe
rubahan sosial yangterjadi pada diri klien.
3. Fungsi Perbaikan
Konseling yang dilakukan seseorang berfungsi untuk
memperbaiki perilaku-perilaku klien yang menyimpang dan
merugikan dirinya sendiri dan orang di sekitarnya
4. Fungsi Pengembangan
Konseling berfungsi untuk membantu klien dalam
mengembangkan pengetahuan dan potensj klien dalam
menghadapi dan mengatasi masalah.
2.5.2 Proses Konseling
Konseling pada holistic care memusatkan pada kemampuan atau
potensi klien bukan kepada kelemahan untuk proses penyembuhan
klien.1
1. Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
2. Konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan
memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan
perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai
pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat
tilikan perasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
3. Melalui penerimaan terhadap klien, perawat membantu untuk
menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman
sebelumnya ke dalam konsep diri.
4. Dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri
dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang
penuh.7
2.5.3 Tahapan Konseling
Tiga tahapan konseling Client centered yaitu tahap awal, tahap
pertengahan (kerja) dan tahap akhir .7
1. Tahap awal konseling
a. Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien
b. Membangun kepercayaan pasien dan perawat
10
c. Mendukung klien self disvovery dan self exploration
d. Memperjelas dan mendefinisikan masalah Jika hubungan
konseling telah terjalin dengan baik dimana klien telah
melibatkan diri, berarti kerjasama antara perawat dengan klien
akan dapat mengangkat isu, kepedulian, atau masalah yang ada
pada klien.
e. Membuat penafsiran dan penjajakan perawat berusaha menjajaki
atau menaksir kemunkinan mengembangkan isu atau masalah,
dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan
membangkitkan semua potensi klien, dan dia prosemenentukan
berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah
d. Menegosiasikan kontrak pertemuan7
11
Klien belajar dari proses konseling mengenai perilakunya
dan hal-hal yang membuatnya terbuka untuk mengubah
perilakunya diluar proses konseling
c. Melaksanakan perubahan perilaku.
d. Mengakhiri hubungan konseling.
Mengakhiri konseling harus atas persetujuan klien.
Sebelum ditutup ada beberapa tugas klien, yaitu: pertama,
membuat kesimpulan-kesimpulan mengenai hasil proses
konseling; kedua, mengevaluasi jalanya proses konseling;
ketiga, membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
12
BAB III
PENUTUP
2.6 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14