Anda di halaman 1dari 69

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

FPPT.com
Pendahuluan
• Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah yang
populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA
(Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan
masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan
upaya penanggulangan secara komprehensif dengan
melibatkan kerja sama sejumlah pihak dan peran
serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan
secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten
DEFINISI
• NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang bila
masuk kedalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan
saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan
kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya
karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi)
serta ketergantungan (dependensi) terhadap
DEFINISI
• NAPZA sering disebut juga sebagai zat
psikoaktif, yaitu zat yang bekerja pada otak,
sehingga menimbulkan perubahan perilaku,
perasaan, dan pikiran

• NARKOBA adalah singkatan Narkotika dan


Obat/Bahan berbahaya
JENIS NAPZA
• 1. NARKOTIKA
• 2. PSIKOTROPIKA
• 3. ZAT ADIKTIF LAINNYA
JENIS NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN
1. NARKOTIKA (Menurut Undang-Undang RI Nomor
22 tahun 1997 tentang Narkotika).
NARKOTIKA : adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
GOLONGAN NARKOTIK
Narkotika Golongan I :
• Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan
untuk terapi serta mempunyai potensi sangat
tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh :
heroin/putauw, kokain, ganja).
GOLONGAN NARKOTIK
Narkotika Golongan II :
• Narkotika yang berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : morfin, petidin)
GOLONGAN NARKOTIK
Narkotika Golongan III :
• Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan (Contoh : kodein)
GOLONGAN NARKOTIK
Narkotika yang sering disalahgunakan adalah
Narkotika Golongan I :
• Opiat : morfin, herion (putauw), petidin,
candu, dan lain-lain
• Ganja atau kanabis, marihuana, hashis
• Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain,
daun koka.
• PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan Narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
GOLONGAN PSIKOTROPIKA

• PSIKOTROPIKA GOLONGAN I :
• Psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi serta
mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
(Contoh : ekstasi, shabu, LSD)
GOLONGAN PSIKOTROPIKA

PSIKOTROPIKA GOLONGAN II :
• Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi, dan/atau
tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai
potensi kuat mengakibatkansindroma
ketergantungan. ( Contoh amfetamin,
metilfenidat atau ritalin)
• PSIKOTROPIKA GOLONGAN III :
• Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan (Contoh :
pentobarbital, Flunitrazepam).
PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV :
• Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam,
bromazepam, Fenobarbital, klonazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil
Koplo, Rohip, Dum, MG).
Psikotropika yg sering disalahgunakan antara lain :
• Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu
• Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur):
MG, BK, DUM, Pil koplo dan lain-lain
• Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD),
mushroom
• adalah bahan/zat
. ZATyang
ADIKTIF LAIN psikoaktif
berpengaruh
diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika,
meliputi : Minuman berakohol,
• Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi
bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai
campuran dengan narkotika atau psikotropika,
memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh
manusia.
3 GOLONGAN MINUMAN BERAKOHOL
• Golongan A : kadar etanol 1-5%, (Bir)
• Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis
minuman anggur)
• Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey,
Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker,
amput.)
• Inhalan (gas yang dihirup) dan solven (zat
pelarut) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai
pelumas mesin. Yang sering disalah gunakan,
antara lain : Lem, thinner, penghapus cat
kuku, bensin.
• Tembakau : Pemakaian tembakau yang
mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.
• Pada upaya penanggulangan NAPZA di
masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol
terutama pada remaja, harus menjadi bagian
dari upaya pencegahan, karena rokok dan
alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan
Berdasarkan efeknya thdp perilaku yg
ditimbulkan NAPZA dpt digolongkan mjd 5 gol:

1. Golongan Depresan (Downer)


2. Golongan Stimulan (Upper)
3. Golongan Halusinogen
4. Golongan Entaktogen
5. Golongan Kanabinoid
• 1. Golongan Depresan (Downer)
• Adalah jenis NAPZA yang berfungsi
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis
ini membuat pemakaiannya merasa tenang,
pendiam dan bahkan membuatnya tertidur
dan tidak sadarkan diri.
.
• Golongan ini termasuk Opioid (morfin,
heroin/putauw, kodein), Sedatif (penenang),
hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti
cemas) dan lain-lain.
• 2. Golongan Stimulan (Upper)
• Adalah jenis NAPZA yang dapat
merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini
membuat pemakainya menjadi aktif, segar
dan bersemangat. Zat yang termasuk
golongan ini adalah : Amfetamin (shabu,
esktasi), Kafein, Kokain
• 3. Golongan Halusinogen
• Adalah jenis NAPZA yg dpt menimbulkan
efek halusinasi yang bersifat merubah
perasaan dan pikiran dan seringkali
menciptakan daya pandang yang berbeda
sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Gol. ini tidak digunakan dlm terapi medis. Gol.
ini termsk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin
• 4. Golongan Entaktogen
• Adalah termasuk stimulan yang telah
dimodifikasi yang juga memiliki sifat-sifat
halusinogen
• 5. Golongan Kanabinoid
• termasuk kelompok unik yang mempengaruhi
reseptor tertentu pada otak.
11 tipe zat yang paling sering
disalahgunakan menurut DSM-IV-TR
1. Alkohol 7. Inhalan
2. Amfetamin 8. Nikotin
3. Kafein 9. Opioid
4. Kanabalis 10.Fenisicklidin
(PSP)
5. Kokain
11. Kelompok sedatif,
6. halusinogen hipnotik atau ansiolotik
Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Penyebabnya merupakan kombinasi dari faktor-
faktor dibawah ini yang akhirnya membentuk
pola penggunaan zat/obat :
• Biologis
• Psikologis
• Sosiokultural
Biologis
• Konsep penyakit dari penyalahgunaan zat
memandang adiksi sbg kondisi fisiologis yg dpt
diidentifikasi dan diobati.
• Penyebab fisiologis yaitu predisposisi genetik,
kelainan metabolisme, abnormalitas pd
neurobiologis dan tingkat kimia tubuh yg
abnormal
• Contoh : alkoholisme merupakan jalinan
antara variabel sosial, psikologis pada individu
yang rentan secara fisiologis, dimana dapat
terjadi tachicardi, sensasi hangat dan
kemerahan serta ketidaknyamanan umum.
• Respon tersebut terkait berkurangnya aktivasi
enzim aldehidedehidrogenase yang
menyebabkan akumulasi dari aldehid. Aldehid
adalah suatu produk tolsik dari metabolisme
alkohol.
• Faktor biologis :
– Kecendrungan keluarga, menggunakan napza
– Perubahan metabolik alkohol menyebabkan
respon fisiologik yg tdk nyaman
– Penyakit kronis : asma bronchiale, kanker dan
menyakit kronis
Psikologis
• Berdasarkan model psikoanalitik, individu
dipandang terpaku pada tahap perkembangan
oral, mencari pemenuhan akan kebutuhan
melalui perilaku seperti minum minuman
keras.
• Teori perilaku menganggap adiksi sebagai
perilaku yang dapat dihilangkan dengan cara yang
sama seperti mengubah kebiasaan negatif atau
perilaku disfungsional
• Pendekatan sistem keluarga juga menekankan
bahwa hubungan, peran dan pola komunikasi
yang tidak sehat diantara anggota keluarga ,
berkontribusi terhadap perilaku adiktif.
• Faktor Psikologis
– Tipe kepribadian
– Harga diri rendah yg diikuti rasa bersalah
– Bawaan keluarga : kondisi keluarga yg tdk stabil,
role model yg negatif
– Kurang percaya diri
• Faktor Psikologis
– Perasaan tdk aman
– Krisisi identiitas
– Cara pemecahan masalah tdk tepat
Karakteristik umum pada klien dengan
penyalahgunaan zat
• Harga diri rendah
• Toleransi terhadap frustasi rendah
• Ketidakmampuan untuk mengatasi nyeri fisik dan
emosional
• Depresi
• Kurang memiliki hubungan yang sehat
• Keterlibatan dalam perilaku yang beresiko tinggi
Sosiokultural
• Penyalahgunaan zat dipandang dari perspektif
norma budaya dan sosial didalam berbagai
kelompok di komunitas.

• Faktor-faktor tsb adalah


• Nilai, sistem kepercayaan, orientasi spiritual,
etnik, jenis kelamin, standar keluarga atau
lingkungan sosial kontemporer
Sosiokultural

• Hubungan antara faktor diatas dapat


berkontribusi terhadap kerentanan seseorang
akan NAPZA yang digunakan dan potensi
untuk penanganan adiksi dan pemulihan
FAKTOR PRESIPITASI
• Penggunaan zat utk mengatasi stress dalam
kehidupannya
• Akibatnya timbul stress selanjutnya
• Akibatnya terjadi tergantungnya fungsi
biopsikososial
Stressor Presipitasi
• Reaksi menghindari rasa sakit, mencari
kesenangan, relaks agar menikmati hubunga
interpersonal
• Kehilangan sesuatu yg berarti : org yg
dicintai/pek/do
• Diasingkan dari lingkungnan
• Dampak kompleksiatas globalisassi dna
modernisasi
TINGKAH LAKU
• PENYALAHGUNAAN ZAT akan berkembang mjd
ketergantungan psikologik dan toleransi
• Ketergantungan fisik  tubuh butuh  tdk
terpenuhi  gejala putus obat
• Keterg Psikologik  efek subjektif pd
pengguna
• Gangguan penggunaan NAPZA ditandai dengan
penggunaan yang intensif disertai dengan
perasaan nagih yang kuat yang seringkali sulit
dikontrol dan menggiring penggunanya berupaya
semaksimal mungkin untuk memperoleh NAPZA ,
tidak peduli resiko apapun yang harus
dihadapinya (Departemen Kesehatan, 2008;
Kemenkes 2010)
• gangguan ini disebut sebagai gangguan
mental dan perilaku akibat penggunaan zat
dengan tingkat keparahan berbeda-beda dari
intoksikasi tanpa komplikasi dan penggunaan
yang merugikan sampai gangguan psikotik
yang jelas. (Maslim, 2001)
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
• Pengkajian Keperawatan mengacu pada gejala
klinis ini
• Perubahan Fisik : jalan sempoyongan, bicara pelo
(cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk,
agresif, curiga
• Pengaruh kesehatan :
– Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti:
kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran,
kerusakan syaraf tepi
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
– Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot
jantung, gangguan peredaran darah
– Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti:
penanahan (abses), alergi, eksim
– Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti:
penekanan fungsi pernapasan, kesukaran
bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
– Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah,
suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit
tidur
– Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan reproduksi adalah gangguan pada
endokrin, seperti: penurunan fungsi hormon
reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron),
serta gangguan fungsi seksual
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
• Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap
kesehatan reproduksi pada remaja perempuan
antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid)
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
• Bila kelebihan dosis (overdosis) : nafas sesak,
denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba
dingin, nafas lambat/berhenti.
• Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata
dan hidung berair, menguap terus menerus,
diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air
sehingga malas mandi, kejang, kesadaran
menurun.
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
• Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak
sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan
kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos,
terhadap bekas suntikan pada lengan atau
bagian tubuh lain (pada pengguna dengan
jarum suntik)
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
Perubahan Sikap dan Perilaku
• Prestasi sekolah menurun, sering tidak
mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung
jawab.
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
• Pola tidur berubah, begadang, sulit
dibangunkan pagi hari, mengantuk dikelas
atau tampat kerja.
• Sering berpegian sampai larut malam, kadang
tidak pulang tanpa memberi tahu lebih dulu
• Sering mengurung diri, berlama-lama
dikamar mandi, menghindar bertemu
dengan anggota keluarga lain dirumah
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN STATUS MENTAL
Penampilan Umum : Cara Berbicara :
• Penampilan versus usia • Kejelasan dan koherensi
• Berhias dan Kebersihan saat berbicara
• Postur, cara berjalan dan • Kecepatan berbicara
cara berdiri • Volume dan Intonasi
• Interaksi selama wawancara • Sawar akan komunikasi
• Ekspresi wajah seperti konfusi/delusi
• Orientasi / Tingkat • Kosakata sesuai dgn latar
kesadaran belakang sosioekonomi
PENGKAJIAN STATUS MENTAL
Perilaku Motorik : Persepsi :
• Gelisah • Kesadaran diri dan lingkungan
• Agitasi • Ilusi – Kesalahan interpretasi dari
• Letargi stimulus eksternal
• Tremor • Halusinasi – pengalaman sensori
dgn tidak adanya stimulus eksternal
Afeks : Mood :
• Datar atau labil • Euforia, Cemas dan Ketakutan
PENGKAJIAN STATUS MENTAL
Proses Pikir :
• Pemikiran tampak normal, Konkrit, terpecah atau
tidak logis
• Delusi : Kepercayaan yang salah yang bertahan
dalam pikiran walaupun bukti bukti yan ada
memperlihatkan sebaliknya
PENGKAJIAN STATUS MENTAL
Memori :
• Ingatan mengenai hal yang tersembunyi, baru
terjadi dan masa lalu yang dekat
• Tingkat pengetahuan umum
• Kemampuan berhitung
• Kemampuan berpikir abstrak
• Gambaran diri
• Kemampuan mengambil keputusan dan
menyelesaikan masalah
Pengkajian Obat dan lainnya
• Perhatian lebih harus diberikan pada mereka yang berada
pada resiko tinggi akibat gaya hidup atau kondisi sosial

• Remaja • Klien dengan HIV AIDS


• Wanita (wanita hamil) • Tunawisma
• Ras dan etnis minoritas • Individu lansia
• Wanita dan pria • Petugas kesehatan
homoseksual profesional
• Klien dengan penyakit
• Klien dengan gangguan kronis
kesehatan mental
Identifikasi gejala putus zat
Faktor” yang mempengaaruhi gejala putus zat :
• Obat tertentu yang digunakan
• Dosis yang biasa didapat
• Metode pemberian
• Waktu penggunaan terakhir
• Jangka waktu setelah penggunaaan obat
Pertimbangkan kondisi kesehatan klien secara
keseluruhan, terutama gnjal, paru-paru dan hati
Pengkajian Obat dan lainnya
• Petugas kesehatan juga harus menanyakan
mengenai penggunaan obat untuk 11 zat
psikoaktif.
• Perhatian lebih harus diberikan pada mereka
yang berada pada resiko tinggi akibat gaya
hidup atau kondisi sosial
Gejala Putus Zat yang
umum
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Masalah keperawatan sehubungan dg gangguan
penggunaan zat adiktif terutama masalah :
• Gangguan proses pikir,
• Gangguan persepsi sensori (visual,
pendengaran, rasa, raba, penciuman)
• Gangguan konsep diri (HDR).
Masalah Keperawatan
• Selain diagnosa keperawatan diatas, pada
umumnya klien tidak mampu menggunakan
perilaku yang adaptif untuk menghadapi
stress dalam kehidupan, trauma dan tuntutan.
Diagnosa Keperawatan lainnya yang sering
digunakan bagi klien dgn penyalahgunaan zat

Koping Inefektif Resiko Cedera


Kerusakan Interaksi Sosial Resiko Trauma
Resiko melakukan Resiko melakukan
kekerasan oleh diri sendiri kekerasan oleh orang lain
Denial inefektif Disfungsi Proses keluarga
Isolasi sosial Distress Spritual
Diagnosa Keperawatan yang sering digunakan
bagi klien dengan penyalahgunaan zat
Kurang Pengetahuan Ansietas
Kerusakan komunikasi verbal Nyeri
Ketidakseimbangan Nutrisi ; Resiko kerusakan
kurang dari kebutuhan tubuh integritas kulit
Gangguan Pola Tidur Resiko infeksi
Perencanaan Keperawatan
• Sesuai NOC dan NIC
• Pelajari yang ada di buku NOC dan NIC ,
terutama untuk Diagnosa dibawah ini:
– Gangguan proses pikir,
– Gangguan persepsi sensori (visual, pendengaran,
rasa, raba, penciuman)
– Gangguan konsep diri (HDR).
Tantangan bagi Perawat
• Perawat ditantang untuk mengatasi masalah fisik dan
emosional yg dihadapi oleh klien
• Riwayat kesehatan : tanda & gejala fisik yg dibahas
diatas. Kondisi fisik menurun karena defisit nutrisi dan
ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
– Perilaku beresiko : mengalami cedera, baik itu trauma oleh
diri sendiri atau kekerasan dari orang lain
– HIV
– Terdapat luka emosional dari masa lalu atau saat
ini. Tanpa coping yang efektif, klien cenderung
mengulang perilaku yg merusak diri sendiri. Klien
harus didorong untuk menerima kenyataan dan
mengembangkan serta mempertahankan
hubungan yang suportif
• Dibutuhkan penanganan secara holistik, bagi
kebutuhan fisik, emosional dan spiritual klien
• Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai