Anda di halaman 1dari 55

Pencegahan Primer, Sekunder,

Tersier klien dengan HIV/AIDS


FPPT.com
Pengertian HIV/AIDS
• Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus
yang tergolong familia retrovirus
• sel-sel darah putih yang diserang oleh HIV pada
penderita yang terinfeksi adalah sel-sel limfosit T (CD4)
yang berfungsi dalam sistem imun (kekebalan) tubuh.
• HIV memperbanyak diri dalam sel limfosit yang diinfeksinya
dan merusak sel-sel tersebut, sehingga mengakibatkan
sistem imun terganggu dan daya tahan tubuh berangsur-
angsur menurun (Daili, F.S., 2009).
• Human Immunodeficiency Virus yang
selanjutnya disingkat HIV adalah Virus yang
menyebabkan Acquired Immuno Deficiency
Syndrome (AIDS). (PMK No 21 Tahun 2013)
Pengertian AIDS
• Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) adalah suatu syndrom atau
kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem
kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan
tetapi didapat dari hasil penularan.
• Dengan disertai karakteristik defisiensi imun
yang berat dan merupakan manifestasi fase
akhir dari infeksi HIV
• Antibodi HIV positif tidak identik dengan AIDS,
karena AIDS harus menunjukkan adanya gejala
penyakit akibat defisiensi sistem imun selular
(Buku ajar Ilmu penyakit dalam)
CARA PENULARAN
• Kuman HIV terdapat dalam darah dan cairan
tubuh seseorang yang tertular, walaupun org tsb
blm menunjukkan keluhan atau gejala penyakit.
• HIV hanya dapat ditularkan bila ada kontak
langsung dengan cairan tubuh atau darah
• Dosis virus memegang peranan penting
CARA PENULARAN
1. Hubungan Seksual
• Baik secara vaginal, oral maupun anal dengan
seseorang pengidap.
• Merupakan yg paling banyak, sekitar 80-90 %
dari kasus
• Resiko pada seks anal lebih besar daripada per
vagina.
CARA PENULARAN

2. Kontak lgsg dgn darah/produk darah/jarum suntik


• Transfusi darah/produk darah yang tercemar HIV.
Resikonya sangat tinggi, ditemukan 3-5% dari total
kasus
• Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama
jarum suntik dan sempritnya pada pecandu narkoba.
Resiko 0.5-1%., terdapat 5-10% dari total kasus
CARA PENULARAN
• Kontak langsung
• Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada
petugas kesehatan. Resikonya kurang dari 0.5%
dan terdapat < 0.1%
CARA PENULARAN
• Secara vertikal
• Dari ibu hamil pengidap HIV ke bayinya, baik
selama hamil, saat melahirkan atau setelah
melahirkan. Resiko sekitar 25-40%, terdapat 0.1%
dari total kasus
• (Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam)
CARA PENULARAN
1) Lewat cairan darah
• Melalui transfusi darah/produk darah yang
sudah tercemar HIV.
• Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah
tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa
disterilkan,
CARA PENULARAN
1) Lewat cairan darah
• Melalui pemakaian jarum suntik yang
berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya:
penyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat
tusuk yang menembus kulit, misalnya alat
tindik, tato, dan alat facial wajah.
CARA PENULARAN
2) Lewat cairan sperma dan cairan vagina
• Melalui hubungan seks tanpa menggunakan
kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya
cairan sperma dengan cairan vagina (untuk
hubungan seks lewat vagina) atau tercampurnya
cairan sperma dengan darah, yang mungkin
terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
CARA PENULARAN
3) Lewat air susu ibu
• Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu
hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat
vagina kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
PENCEGAHAN PRIMER,
SEKUNDER, TERSIER KLIEN
Pencegahan Primer
• Pencegahan primer diperuntukkan bagi klien
/ seseorang sebelum terinfeksi HIV
PENCEGAHAN PRIMER,
SEKUNDER, TERSIER KLIEN
Pencegahan Sekunder
• Pencegahan sekunder berfokus pada Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tidak
mengalami komplikasi atau kondisi yang lebih
buruk
Pencegahan Primer,
Sekunder, Tersier klien
Pencegahan Tersier
• Pencegahan tersier dilakukan ketika seseorang
teridentifikasi terinfeksi HIV/AIDS dan
mengalami ketidakmampuan permanen yang
tidak dapat disembuhkan
PENCEGAHAN PRIMER
• Hal ini diberikan pada seseorang yang sehat
secara fisik dan mental.
• Pencegahan ini tidak bersifat terapeutik, tidak
menggunakan tindakan yang terapeutik dan
tidak menggunakan identifikasi gejala
penyakit.
PENCEGAHAN PRIMER
Pencegahan ini meliputi dua hal, yaitu:
• Peningkatan kesehatan, misalnya: dengan
pendidikan kesehatan reproduksi tentang
HIV/AIDS, standarisasi nutrisi, menghindari seks
bebas screening, dan sebagainya.
• Perlindungan khusus, misalnya:
imunisasi, kebersihan pribadi, atau pemakaian
kondom.
PENCEGAHAN SEKUNDER
• Pencegahan ini dilakukan melalui pembuatan
diagnosa dan pemberian intervensi yang tepat
sehingga dapat mengurangi keparahan kondisi
dan memungkinkan ODHA tetap bertahan
melawan penyakitnya.
PENCEGAHAN SEKUNDER
• Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining
dan pengobatan penyakit pada tahap dini.
• Hal ini dilakukan dengan menghindarkan atau
menunda keparahan akibat yang ditimbulkan dari
perkembangan penyakit atau meminimalkan
potensi tertularnya penyakit lain.
PENCEGAHAN TERTIER
• Tingkat perawatan ini bisa disebut juga perawatan
preventive, karena di dalamnya terdapat tindak
pencegahan terhadap kerusakan atau penurunan fungsi
lebih jauh. Misalnya, dalam merawat seseorang yang
terkena HIV/AIDS, disamping memaksimalkan aktivitas
ODHA dalam aktivitas sehari-hari di masyarakat, juga
mencegah terjadinya penularan penyakit lain ke dalam
penderita HIV/AIDS. Mengingat seseorang yang terkena
HIV/AIDS mengalami penurunan imunitas dan sangat
rentan tertular penyakit lain.
• Upaya penanggulangan penyakit HIV/AIDS dapat
dilakukan dengan menyediakan Rumah Sakit atau
tempat perawatan khusus bagi pasien penderita
HIV/AIDS dan dijaga sedemikian rupa sehingga
penularan kepada yang sehat dapat dicegah serta
melakukan pemantauan secara terus menerus
untuk melihat perkembangan masalah AIDS agar
masalah AIDS ini dapat ditangani dengan baik
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER,
TERSIER utk IMS
• infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual (IMS).
Akan beresiko tinggi apabila dilakukan dengan berganti-
ganti pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa
beresiko tertular penyakit kelamin.

• Perempuan beresiko lebih besar tertular karena bentuk alat


reproduksinya lebih rentan terhadap penyakit menular
seksual (PMS). Sayangnya, 50% dari perempuan yang
tertular PMS tidak tahu bahwa ia sudah tertular.
IMS dapat dicegah :
1. Abstinence : tidak melakukan hubungan seks yang
tidak bertanggung jawab
2. Be Faithfull : berhubungan seks hanya dengan
pasangan
3. Condom : memakai kontrasepsi atau Kondom
4. Don’t Inject : jangan bertukaran jarum suntik
bekas narkoba
5. Education : carilah sumber pengetahuan yang
berkaitan atau informasi yang benar
Di Pelayanan Kesehatan
• Pelayanan kesehatan belum sepenuhnya menerapkan
Kewaspadaan Standar dengan baik, sehingga risiko penularan
melalui tindakan pada pelayanan kesehatan perlu diwaspadai
• Permenkes 82 tahun 2014: Penanggulangan Penyakit Menular
adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif
dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan
menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian,
membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak
meluas antar daerah maupun antar negara serta berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa/wabah
Di Pelayanan Kesehatan
• Upaya pencegahan dilakukan untuk memutus
mata rantai penularan, perlindungan spesifik,
pengendalian faktor risiko, perbaikan gizi
masyarakat dan upaya lain sesuai dengan
ancaman Penyakit Menular, sedangkan
• Upaya pengendalian dilakukan untuk mengurangi
atau menghilangkan faktor risiko penyakit
dan/atau gangguan kesehatan.
Di Pelayanan Kesehatan

• Upaya pencegahan  Standar Precaution/Stndar


Pencegahan

• Upaya pengendalian  Isolasi dan manajemen


medik serta manajemen asuhan keperawatan
Di Pelayanan Kesehatan
KEWASPADAAN STANDAR
• Salah satu dari upaya pengendalian infeksi di rumah sakit
• Upaya pencegahan dasar atau standar
– Pada semua kondisi
• Untuk mengurangi resiko infeksi yang ditularkan melalui darah
atau cairan tubuh
• Melindungi Petugas Sarana Kesehatan dan Pasien terhadap
penularan penyakit.


Di Pelayanan Kesehatan :
KEWASPADAAN STANDAR
1. Kebersihan Tangan
2. Alat Pelindung Diri (APD)
3. Etika Batuk/ Kebersihan Pernafasan
4. Penempatan Pasien
5. Pengelolaan Alat Kesehatan Bekas Pakai
6. Pengelolaan Lingkungan
7. Pengelolaan Linen
8. Praktik Penyuntikan yang Aman
9. Praktik Pencegahan Infeksi untuk Prosedur Punksi Lumbal
10. Perlindungan dan Kesehatan Karyawan
Di Pelayanan Kesehatan
Di Pelayanan
Kesehatan
Di Pelayanan Kesehatan :
ALAT PELINDUNG DIRI
Jenis APD:
a. Pelindung Kepala, Mata , Hidung dan Mulut
b. Sarung tangan
c. Gaun Pelindung dan Apron
d. Pelindung kaki
Di Pelayanan Kesehatan
Pertimbangan pada saat penempatan pasien :
• Odha tanpa infeksi penyerta, maka kamar
perawatannya tidak perlu dipisahkan, diperlakukan
seperti perawatan pasien biasa
• Odha dengan infeksi penyerta seperti TB, sebaiknya
kamar perawatannya tidak digabung dengan perawatan
pasien TB murni
• Odha dengan infeksi penyerta seperti Diare, thypoid
kamar perawatannya sama seperti perawatan pasien
yang lain dengan penyakit Diare atau Thypoid.
Di Pelayanan Kesehatan

Bila sistim kamar terpisah tidak memungkinkan,


dapat dilakukan sistim kohorting (penggabungan
pasien dengan infeksi yang sama).

Bila fasilitas tidak memungkinkan untuk


melaksanakan kedua sistim, pasien terinfeksi
digabung dengan non infeksi, tetapi pasien, petugas
dan pengunjung menjaga kewaspadaan untuk
mencegah transmisi infeksi.
PENCEGAHAN PENULARAN
IBU KE ANAK (PPIA)  EPIA
PENCEGAHAN PENULARAN IBU KE ANAK (PPIA)

ELIMINASI PENULARAN IBU KE ANAK (EPIA)

• Penularan dari Ibu ke Anak


• Penularan dari Orang Tua ke Anak
• Lebih mengikut sertakan peran suami
PENCEGAHAN PENULARAN IBU KE ANAK
(PPIA)  EPIA  Kebijakan Global
Strategi Pencegahan
• Prong /Pilar 1: Wanita usia subur
Mencegah penularan HIV
• Prong /Pilar 2: ODHA wanita usia subur
Mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan
• Prong /Pilar 3: ODHA hamil
Mencegah penularan dari ibu ke bayi
• Prong /Pilar 4: Keluarga ODHA
Perawatan, dukungan & pengobatan
Prong /Pilar 1
• Pencegahan tertular HIV
– Perilaku berisiko aman
– Strategi pencegahan: ABC
– Obati IMS, Profilaksis ARV
– Tes HIV (KTS/KTIP)
• Konseling dan Tes HIV Sukarela (KTS).
• Konseling dan Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan. (KTIP)
Prioritas: perempuan usia subur,
ibu hamil dan ibu menyusui
Prog /Pilar 2
• “Pencegahan Positif”
Kondom
• Mencegah kehamilan
Pertanyaan rutin untuk ODHA wanita:
“Rencana mempunyai anak?”
– Ya : Prong 3
– Tidak : KB
• KB : KB (Proteksi ganda): satu metode kontrasepsi plus kondom
Prong /Pilar 3
Mencegah penularan dari ibu ke anak
• Ibu hamil yang belum mengetahui status HIV:
– Pemeriksaan rutin
– Ulang jika diperlukan
• ‘Hidup sehat’, penapisan dan pengobatan IMS
• Penularan terjadi:
– Ante partum (intra uterin)
– In partu (intra partum)
– Post partum (laktasi)
Penularan dari ibu ke bayi
Tanpa intervensi: 25-45%
Risiko 5-10% Risiko 10-20% Risiko 10-15%

Intrauterin intrapartum pascapersalinan

Ibu: ART Ibu: ART


Obati IMS dan infeksi
Ibu: ART
Bayi : Profilaksis ARV
lainnya Ibu: SC* Bayi: ASI eks atau PASI*

Intervensi 1-2 %
ASI atau PASI?

Risiko Risiko diare dan


tertular HIV gizi buruk
Ante partum
• Ibu sudah membutuhkan ART
– Indikasi medis
• Stadium klinis 3 atau 4
• CD4<350
– Terapi ARV dengan TDF-3TC-EFV
• Ibu belum membutuhkan ART
– Terapi ARV sebagai pencegahan
– Terapi ARV dengan TDF-3TC-EFV
– Jangan berikan NVP bila CD4> 250
Risk of HIV transmission
Predictive factors: HIV viral load near delivery
% 10 9.23
9
8
7
6
5
4 2.58 3
3 0.09
2 1.04
1
0 VL
(copies
/ml)

Townsend CL. AIDS. 2014; 28 : 1049-1057.


In partum
• Sectio Caesaria atau persalinan yang aman?
• Sectio Caesaria (SC)
– SC elektif di minggu 38
– Belum in partu atau ketuban belum pecah
• Persalinan yang aman
– Bila sudah mendapat antiretroviral terapi (ART) selama
6 bulan
– Tidak di episiotomi
– Tidak banyak manipulasi
– Tidak hisap lendir bayi
Post partum
• Bayi mendapat profilaksis pasca pajanan
– AZT dua kali sehari selama 6 minggu
– BB < 2,5 kg: 2 X 10 mg, BB > 2,5 kg: 2 X 15 mg
• PASI atau ‘exclusive breast feeding’?
– PASI bila AFASS (acceptable, feasible, affordable, sustainable, safe)
– ‘Exclusive breast feeding’ selama 6 bulan
• ASI :
– (- ) kemungkinan penularan HIV
– (+) ‘antibody’, ‘raring’ dan ‘bonding’
Prong /Pilar 4
• HIV pada anak ‘preventable’ dengan PPIA
• HIV testing
– < 18 bulan : antigen (PCR-DNA) pd mg ke 6
antibodi bln 9-12 (bermakna bila neg)
– > 18 bulan : antibodi
• Indikasi profilaksis kotri, INH dan ART
• Immunisasi rutin sesuai jadwal
• Pendekatan berpusat pada keluarga & layanan
komprehensiv berkesinambungan (LKB)
Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Bayi dan
Kegiatan Pendukungnya - Penyuluhan HIV/AIDS ;
Perempuan Usia Reproduktif Cegah Penularan HIV - Pelatihan Perubahan
Perilaku ;
- Penyebar luasa n Materi
Cetak tentang
HIV Positif HIV Negatif Pencegahan HIV ;
- La yanan VCT; dll.

Perempuan HIV Positif Cegah Kehamilan - Konseling;


- Sarana Kontrasepsi

Hamil Tidak Hamil


- Pemberian ARV;
- Konseling Kesehatan

Perempuan Hamil HIV (+) Cegah Penularan ke Bayi Ibu Hamil


- Konseling Pemberian
Makanan Bayi ;
- Pe rsalinan yang Aman

Bayi HIV Positif Bayi HIV Negatif


- P engobatan ARV;
Perempuan Post Partum - Dukungan Psikologis,
- Pengobatan Infeksi
Oportunistik;
HIV Positif Sosial & Perawatan - Bantuan Pemeriksaan
Kesehatan;
- Layanan Support Group
- Perawatan Anak,
Imunisasi;
- Bantuan Finansial; dll
51
Tanggung jawab perawat Primary prevention
• Primary prevention Fokus intervensi diarahkan
untuk mengendalikan kejadian infeksi HIV dan AIDS
- Memberikan pendidikan mengenai pencegahan
penularan HIV
- Meningkatkan kesadaran publik dan tindakan
masyarakat dalam pencegahan HIV/AIDS, Sexual
Transmited disease (STD) dan TB
- Memberikan penjangkauan masyarakat untuk
pendidikan HIV dan menurunkan resiko
- Mendorong aktifitas politik terhadap pendidikan
dan pencegahan HIV
Secondary prevention
• Fokus intervensi diarahkan untuk identifikasi orang yang
terinfeksi HIV dan AIDS dengan pengobatan yang tepat
- Memberi screening dan counseling
- merujuk klien dengan hasil HIV positif
- Monitor pengobatan infeksi HIV dan IO
- Diskusi adheren
- Memberi Asuhan terhadap gejala dan komplikasi
- Memberi konseling psikologi dan konseling untuk
mencegah penyebaran penyakit
- Meningkatkan penerimaan terhadap ODHA
- Dorong aktifis politik dalam menjamin dana untuk
fasilitas dan obat
Tertiary prevention
Fokus meminimalkan komplikasi dan ketidak mampuan
terkait HIV/AIDS dan mengoptimalkan kualitas hidup
- Memberi prophylaksis untuk IO (infeksi Opportunitis)
- Mendidik provider pada ODHA tentang KS
- Identifikasi sumber2 di masyarakat untuk mendukung
ODHA, jaringan OHIDA
- Memberi asuhan berkualitas : rujukan dan follow up
- Mendorong aktifitas politik untuk menjamin
pembiayaan asuhan penyakit terminal

Anda mungkin juga menyukai