Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH

TERHADAP GURU KELAS


DI SDN RENGED 2

Alamat : Jln. Raya Balaraja – Kresek Kp. Tegal Kamal


Rt.08/03 Desa Renged Kec. Kresek

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Penyelenggaraan pendidikan menjadi sangat penting dan strategis dalam
menentukan masa depan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu
sejalan dengan peradigma baru penyelenggaraan otonomi daerah dengan tujuan
memungkinkan daerah yang bersangkutan untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, maka daerah
memiliki kewenangan untuk mengelola urusan pemerintahan di daerah atas prakarsa
sendiri, termasuk di dalamnya pengelolaan penyelenggaraan di bidang pendidikan.
Dengan adanya permasalahan pendidikan yang dihadapi daerahnya, yaitu rendahnya
kualitas pendidikan pada setiap jenjang, maka daerah diharapkan mampu menunjukkan
peranannya dalam mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah daerah
tentu saja dapat memaksimalkan peran Kepala Sekolah dan Pengawas sekolah dalam
mengupayakan peningkatan mutu pendidikan melalui implementasi supervisi
akademik dan manajerial.
Supervisi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah secara
profesional dalam rangka membimbing, membina, memfasilitasi dan membantu Kepala
Sekolah, Guru dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan efektivitas dan mutu
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan. Fokus
supervisi pada satuan pendidikan ada dua aspek yaitu supervisi manajerial dan
supervisi akademik. Supervisi manajerial mencakup pembinaan dan fasilitasi berbagai
aspek pengelolaan sekolah dalam menerapkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan
yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran yang bermutu tinggi.
Sedangkan supervisi akademik mencakup pembinaan dan fasilitasi peningkatan kinerja
pendidik (guru) dalam pelaksanaan pembelajaran yang bermutu tinggi.
Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah yang ditetapkan Direktorat
Tenaga Kependidikan dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi yang
berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan
peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM). Peran
pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi manajerial adalah a) sebagai
kolaborator dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan manajemen
sekolah; b) pusat informasi peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan
binaannya; c) sebagai asesor dalam menganalisis kekuatan dan kelemahan sekolah; dan
d) sebagai evaluator hasil pengawasan pada satuan pendidikan binaannya. Sedangkan
supervisi akademik lebih diarahkan untuk peningkatan kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran untuk mendukung terwujudnya sekolah yang bermutu tinggi.
Pada dasarnya, ada tujuh komponen yang harus diperhatikan Pengawas Sekolah
dalam proses supervisi manajerial dan supervisi akademik dalam mewujudkan sekolah
bermutu, sekaligus sebagai upaya penjaminan mutu pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1. Supervisi tidak boleh bersifat otoriter, yaitu pengawas sekolah bersikap
sebagai atasan sedangkan kepala sekolah dan guru sebagai bawahan atau
subordinat;
2. Supervisi harus dapat menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis yang
bersifat kesetia kawanan, kolegialitas, terbuka dan informal;
3. Supervisi dilakukan dengan cara terus menerus bukan merupakan tugas
sambilan yang dilaksanakan jika ada waktu atau ada kesempatan;
4. Supervisi harus bersifat demokratis, sehingga supervisor bersikap demokratis
dan dilarang mendominasi tetapi harus aktif kolaboratif dan kooperatif;
5. Pelaksanaan supervisi harus bersifat integral, karena penyelenggaraan dalam
setiap organisasi pendidikan merupakan satu sistem yang bermacam-macam
perilaku dengan tujuan yang sama yaitu pencapaian tujuan pendidikan;
6. Supervisi harus bersifat komprehensif, yaitu harus mencakup keseluruhan
aspek-aspek yang satu terkait dengan aspek yang lain;
7. Supervisi bersifat konstruktif artinya supervisi bukan untuk mencari cari
kesalahan kepala sekolah ataupun guru. Supervisor harus obyektif dalam
menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program. Penyusunan program
supervisi harus berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi
masing-masing sekolah binaan.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Guru.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 21
Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka
Kreditnya
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pandidikan.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
BAB II
KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan


1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan merupakan aktifitas pembinaan yang direncanakan
dan dilaksanakan secara sistematis dan terarah untuk membantu para kepala
sekolah, guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara
efektif (Suhardan, 2010; Satori, 2016). Para ahli supervisi pendidikan lainnya
menyatakan bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan
apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengkoreksi dengan
maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula
(Purwanto, 2010). Supervisi pendidikan merupakan usaha memfasilitasi,
membantu dan memberi pelayanan sesuai dengan kebutuhan guru agar guru
menjadi lebih profesional dan produktif dalam menjalankan tugas melayani
peserta didik.
Selain itu, supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai segala bantuan dari
para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan
guru-guru dan tenaga kependidikan sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-
tujuan pendidikan. Proses supervisi dapat berbentuk motivasi, bimbingan, dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti
bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam
pendidikan dan pembelajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode -
metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap
seluruh proses pembelajaran (Purwanto, 2010). Dengan demikian, supervisi
pendidikan merupakan aktivitas pembinaan secara terencana dan menyeluruh
dari para pemimpin pendidikan untuk memfasilitasi, membantu, dan
membimbing para guru dan tenaga administratif sekolah berdasarkan
pendekatan profesional dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Selanjutnya, supervisi pendidikan dapat diartikan pula sebagai pengawasan
terhadap pelaksanaan semua kegiatan teknis edukatif di sekolah, dan bukan
sekedar pengawasan fisik dan keuangan sekolah. Dalam konteks ini, supervisi
merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses
belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan
terhadap segala situasi yang menyebabkan proses belajar mengajar kurang
sesuai dengan apa yang direncanakan. Aktivitas supervisi dilakukan dengan
mengidentifikasi keberhasilan yang dicapai, kelemahan-kelemahan
pembelajaran untuk diperbaiki, kajian penyebabnya, dan mengapa guru tidak
berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Berdasarkan hal tersebut
kemudian diadakan tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk
pembinaan secara berkelanjutan(Suhardan, 2010).
Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar
kontrol untuk mengetahui segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana atau program yang telah digariskan, tetapi sekaligus dengan upaya
untuk memperbaikinya atau meningkatkannya agar lebih baik. Kegiatan
supervisi mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personil
maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-rnengajar
yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat itu. Dalam konteks ini, supervisi
lebih dipandang sebagai segala aktivitas yang dilakukan para pemimpin
pendidikan di sekolah untuk meningkatkan segala kondisi yang mendukung
peningkatan proses pembelajara para guru dan hasil belajar para siswanya.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, istilah supervisi sudah populer
digunakan dalam kegiatan sehari-hari, namun efektivitas implementasinya
masih memerlukan kajian peningkatan. Kegiatan supervisi pendidikan
dilakukan secara praktis oleh tenaga profesional khusus yang disebut
“Pengawas Sekolah/Madrasah”. Para pengawas sekolah/madrasah inilah yang
melakukan berbagai kegiatan supervisi pendidikan bagi kepala sekolah, guru-
guru, dan tenaga kependidikan lainnya di suatu sekolah/madrasah. Karena
istilah yang digunakan adalah pengawasan sekolah/madrasah, maka terkesan
para pengawas sekolah/madrasah lebih dominan dalam melaksanakan
tugasnya sebagai “pengawas” pendidikan, sehingga para kepala sekolah, guru,
dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah/madrasah cenderung pasif dalam
menerima tindakan pengawasan.
Supervisi pendidikan sesungguhnya merupakan praktek demokratis antara
supervisor dan yang disupervisi (supervisee). Dalam pelaksanaannya, supervisi
bukan hanya mengawasi apakah para guru/pegawai menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan,
tetapi juga berusaha bersama guru-guru, menemukan bagaimana cara-cara
memperbaiki proses belajar-mengajar. Jadi dalam kegiatan supervisi, guru-guru
tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner
bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-
pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam
usaha-usaha perbaikan pendidikan ataupun pembelajaran. Burton (dalam
Purwanto, 2010) menjelaskan prinsip dasar perilaku dan fokus supervisi
pendidikan yang efektif, sebagai berikut:
a. supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar
pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam
pencapaian tujuan umum pendidikan;
b. tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses
belajar- mengajar secara total; ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak
hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina
pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk di dalamnya
pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar-
mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru,
pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi
kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat
pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran;
c. fokus supervisi pendidikan pada setting “situasi pembelajaran”, dan
bukan pada seseorang atau sekelompok orang. Semua orang, seperti
guru-guru, kepala sekolah, dan pegawai sekolah lainnya, adalah mitra
kerja (coworkers) yang sama-sama bertujuan mengembangkan situasi
yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang baik.
Sahertian (2008) menjelaskan bahwa kegiatan supervisi pendidikan telah
berkembang dari kegiatan supervisi yang bersifat tradisional menjadi supervisi
yang bersifat ilmiah. Kegiatan supervisi pendidikan yang bersifat ilmiah
ditandai oleh beberapa indikator sebagai berikut:
a. sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan secara
kontinu;
b. obyektif, artinya ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata,
bukan berdasarkan tafsiran pribadi;
c. menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi yang
akurat sebagai umpan balik untuk mengadakan perbaikan atau
peningkatan terhadap proses pembelajaran di kelas.
2. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan
Pengawas Sekolah maupun Kepala Sekolah sebagai supervisor pendidikan
dalam melaksanakan tugasnya harus memperhatikan prinsip-prinsip supervisi
agar dalam pelaksanaan supervisi dapat berjalan dengan baik dan mencapai
tujuan supervisi yaitu peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan
secara komprehensif. Secara garis besar, prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Ilmiah.
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri:
1) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang
diperoleh dalam kenyataan praktek pelaksanaan proses belajar
mengajar;
2) Untuk memperoleh data perlu digunakan alat perekam data seperti
angket, pedoman observasi, percakapan pribadi, dan yang lainnya;
3) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis terencana.
b. Prinsip Demokratis
Layanan dan bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan
hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan, sehingga guru-guru
merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung
makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru sebagai mitra
kerja peningkatan mutu sekolah, bukan berdasarkan hubungan atasan
dan bawahan.
c. Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama dalam proses supervisi, atau menurut
istilah supervisi “sharing of ideas, sharing of experiences” dalam proses
supervisi untuk memberi support, mendorong, dan menstimulasi guru,
sehingga guru merasa untuk tumbuh bersama.
d. Prinsip Konstruktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreativitas kalau proses supervisi mampu menciptakan suasana kerja
yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di atas, Purwanto (2010) menjelaskan
lebih rinci perilaku seorang supervisor pendidikan dalam melaksanakan
supervisi untuk memperhatikan dan melaksanakan tindakan-tindakan sebagai
berikut:
a. supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada pihak
yang dibimbing harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja;
b. supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya
(reslistis, mudah dilaksanakan);
c. supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya;
d. supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru dan
pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi;
e. supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar
hubungan pribadi;
f. supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan
mungkin prasangka baik guru-guru dan pegawai;
g. supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat menimbulkan
perasaaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru;
h. supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan
atau kekuasaan pribadi;
i. supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan
kekurangan;
j. supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh
lekas merasa kecewa;
k. supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.
Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang
negatif. Sedangkan korektif yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
telah di perbuat. Kooperatif berarti bahwa menemukan kesalahan atau
kekurangan-kekurangan dari yang disupervisi dan usaha
memperbaikinya dilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-
orang yang disupervisi.
Apabila para supervisor pendidikan (pengawas sekolah dan kepala sekolah)
secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip perilaku supervisi tersebut di
atas dalam setiap kegiatan supervisi ataupun pengawasan manajerial maupun
akademik, maka diasumsikan secara bertahap setiap sekolah akan maju dan
berkembang, sehingga tujuan peningkatan mutu sekolah dan mutu pendidikan
secara komprehensif akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Selanjutnya, Buku Panduan Supervisi Akademik yang ditetapkan oleh
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (2010) dijelaskan bahwa pelaksanaan supervisi akademik
perlu mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Praktis: berkaitan dengan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan
supervisi sesuai dengan kondisi sekolah;
b. Sistematis: berkaitan dengan perencanaan program supervisi yang
matang dan tujuan pembelajaran;
c. Objektif: berkaitan dengan masukan sesuai aspek-aspek instrumen yang
digunakan dalam supervisi;
d. Realitis: berkaitan dengan kenyataan sebenarnya dalam melakukan
supervisi;
e. Antisipatif: berkaitan dengan kemampuan dalam menghadapi masalah-
masalah yang mungkin akan terjadi;
f. Konstruktif: berkaitan dengan pengembangan kreativitas dan inovasi
guru dalam mengembangkan proses pembelajaran;
g. Kooperatif: berkaitan dengan kerja sama yang baik antara supervisor dan
guru dalam mengembangkan pembelajaran;
h. Kekeluargaan: berkaitan dengan pertimbangan saling asah, asih, dan
asuh dalam mengembangkan pembelajaran;
i. Demokratis: berkaitan dengan pemahaman bahwa supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi akademik;
j. Aktif: berkaitan dengan keaktifan guru dan supervisor untuk
berpartisipasi;
k. Humanis: berkaitan dengan kemampuan guru menciptakan hubungan
kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias,dan
penuh humor;
l. Berkesinambungan: berkaitan dengan kesinambungan kegiatan supervisi
akademik oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah;
m. Terpadu: berkaitan dengan kesatuan dengan program pendidikan secara
menyeluruh;
n. Komprenhensif: berkaitan dengan pemenuhan tujuan supervisi
akademik.

3. Tujuan Supervisi Pendidikan


Secara umum, tujuan utama supervisi pendidikan adalah untuk memberikan
layanan, fasilitasi, dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru
dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dan
kualitas pendidikan secara menyeluruh. Dengan demikian, pada dasarnya
tujuan supervisi pendidikan adalah peningkatan mutu layanan sekolah melalui
pemberian layanan, fasilitasi, dan bantuan kepada kepala sekolah dan guru
untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan mengajarnya, serta mengembangkan potensi kualitas guru. Selain
itu, supervisi pendidikan bertujuan untuk memberikan kepastian dan
penjaminan mutu sekolah kepada masyarakat dan pihak yang terkait
(stakeholders) tentang mutu penyelenggaraan proses pembelajaran yang
bermutu untuk mewujudkan kemampuan siswa yang berkualitas tinggi.
Pidarta (2009) secara lebih rinci menjelaskan tujuan-tujuan supervisi
pendidikan, yaitu: 1) membantu menciptakan lulusan pendidikan secara
optimal dalam kuantitas dan kualitas; 2) membantu sekolah mengembangkan
kompetensi pribadi dan kompetensi sosial siswa dan guru; 3) membantu kepala
sekolah mengembangkan program-program sekolah yang sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan masyarakat setempat; dan 4) meningkatkan kerjasama dengan
masyarakat atau komite sekolah dalam mendukung peningkatan mutu sekolah
dan mutu pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulan bahwa tujuan supervisi pendidikan
adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan
cara membantu guru-guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya
untuk pembentukan kompetensi akademik, pribadi, dan sosial siswa secara
optimal.

4. Fungsi Supervisi Pendidikan


Suhardan (2010) dan Sahertian (2008) menjelaskan bahwa fungsi utama
supervisi pendidikan adalah fokus pada upaya perbaikan dan peningkatan
situasi belajar mengajar untuk menghasilkan kualitas siswa yang
diharapkan. Oleh karena itu, maka secara lebih rinci fungsi-fungsi supervisi
pendidikan sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan semua usaha sekolah untuk peningkatan mutu
sekolah dan mutu pembelajaran;
b. Melengkapi kepemimpinan sekolah bagi kepala sekolah dan guru-buru;
c. Memperluas wawasan pengalaman guru-guru dalam pembelajaran;
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif untuk peningkatan mutu sekolah
dan mutu pembelajaran;
e. Meyediakan fasilitas dan penilaian yang diperlukan secara terus-
menerus;
f. Menganalisis situasi belajar-mengajar secara terus menerus;
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf
sekolah sesuai dengan tugas pokoknya;
h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan
mengajar guru-guru.
Ametembun (2007) mengemukan bahwa berangkat dari fungsi utama
supervisi pendidikan di tujukan pada perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran dan hasil belajar siswa, maka sasaran utama fungsi supervisi
adalah peningkatan kinerja dan kompetensi guru secara efektif. Oleh karena itu,
maka fungsi supervisi pendidikan diarahkan untuk dilakukan sebagai fungsi-
fungsi:
a. Penelitian, yaitu fungsi yang harus dapat mencari dan menemukan esensi
masalah dan memahaminya secara kritis untuk mencari solusi jalan
keluar dari masalah yang dihadapi;
b. Penilaian, yaitu untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan,
seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan
berbagai cara seperti tes, penetapan standar, penilaian kemajuan belajar
siswa, melihat perkembangan hasil penilaian sekolah, serta prosedur lain
yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan;
c. Perbaikan, yaitu sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara
perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai
perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini dapat
dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara membangkitkan
kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk
melakukan perubahan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur
mengajar yang inovatif.
d. Pembinaan, yaitu merupakan salah satu usaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi, dengan melakukan pembinaan atau
pelatihan kepada guru-guru tentang cara-cara baru dalam melaksanakan
suatu proses pembelajaran. Kegiatan pembinaan ini dapat dilakukan
denagan cara demonstrasi mengajar, lokakarya, seminar, observasi,
konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.
Fungsi-fungsi tersebut di atas harus ditumbuhkembangkan dengan cara
menciptakan komunitas belajar profesional (Professional Learning
Communities-PLC). Menurut Australian Institute for Teaching and Leadership, “A
professional learning community (PLC) in schools involves collaboration, sharing
and ongoing critical interrogation of teaching practices in line with professional
standards. PLCs should be learning-oriented and promote the growth of teachers
and students”. Johar Permana dan Asep Suryana (2016) mengemukakan bahwa
Professional Learning Community (PLC) merupakan proses akuisisi pengetahuan
yang dilaksanakan melalui proses inquiry secara kolaboratif dalam memecahkan
masalah yang bersumber dari pekerjaannya yang indikasinya dapat ditelusuri
dari kebutuhan belajar guru yang bersumber pada kepentingan proses belajar
mengajar dan pengalaman belajar guru dilaksanakan secara kolaboratif.
Karakteristik kunci dan unsur komunitas belajar profesional mencakup lima
domain:
a. professional culture
b. leadership
c. focus on students
d. focus on professional learning; and
e. performance and development.
Terkait dengan iklim sebagai konsteks PLC, Andy Hargreaves et.al. (2010)
menganalisis bahwa aspek budaya professional terdiri dari friendly culture,
supported strucuture, respecful, dan trusthing relationships yang merupakan
sistem budaya yang mendukung keberlanjutan PLC, disamping dukungan
organisasional seperti waku, tempat dan sumber daya (Hord, Shirley, 2009, hlm.
30)
Dalam Organizational Climate Description Questionnaire (OCDQ) terdapat
dua kategori iklim yang mendukung PLC, yaitu (1) Collegial Teacher Behavior,
menjelaskan keadaan guru antusias, menerima, dan menghargai kompetensi
profesional rekan kerja; dan (2) Intimate Teacher Behavior, yaitu interaksi yang
menunjukkan hubungan kuat seperti dalam sebuah keluarga (Hoy, Wayne K. and
Miskel Ceccil G. 2008, hlm. 211).
Dengan terwujudnya PLC di sekolah, maka diharapkan terbangun suatu
budaya bermutu yang diinisiasi dan diimplementasikan oleh internal sekolah.

5. Peran Supervisor Pendidikan


Supervisi pendidikan berfungsi membantu, memfasilitasi, melayani,
memberi, dan memotivasi guru ataupun kepala sekolah untk meningkatkan
mutu pembelajaran dan mutu sekolah. Dari fungsi-fungsi ini, nampak dengan
jelas peran utama supervisor pendidikan dalam praktek supervisi pendidikan.
Seorang supervisor pendidikan, baik itu pengawas sekolah maupun kepala
sekolah dapat berperan sebagai:
a. Koordinator
Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasikan program belajar
mengajar, tugas-tugas guru dalam berbagai kegiatan yang berbeda-beda .
b. Konsultan
Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan konsultasi masalah yang
dialami guru baik secara individual maupun kelompok.
c. Pemimpin Kelompok
Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru
dalam mengembangkan potensi kelompok pada saat mengembangkan
kurikulum, merancang program pembelajaran, materi pembelajaran, dan
kebutuhan peningkatan kompetensi profesional guru-guru secara
bersama.
d. Evaluator
Sebagai evaluator supervisor ia dapat membantu guru-guru dalam
menilai hasil dan proses belajar mengajar. Dalam upaya pembinaan
kompetensi professional guru, pengawas melakukan penilaian kinerja
guru-guru.
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN

A. Prosedur Supervisi
Sejalan dengan konsep dasar supervisi pendidikan yang telah
dijelaskan terdahulu, yang menjadi fokus kegiatan supervisi selalu
mengacu pada kegiatan memperbaiki atau meningkatkan proses
pembelajaran. Supervisi manajerial yang ditujukan untuk meningkatkan
mutu sekolah dalam bidang pengelolaan dan penerapan 8 (delapan) standar
nasional pendidikan sesuai dengan target dan tujuan yang hendak dicapai
oleh sekolah model.
Fungsi komplementer kegiatan supervisi yang tidak kalah pentingnya
dengan supervisi manajerial adalah supervisi akademik dengan sasaran
utama adalah guru dan pembelajaran. Dengan pengelolaan sekolah yang
baik akan tercipta iklim yang memberi kemungkinan guru bekerja dengan
baik. Supervisi manajerial menekankan pengamatan pada aspek pengelolaan
sekolah yang fungsinya sebagai pendukung terlaksananya kegiatan
pembelajaran yang efektif di sekolah. Secara umum, proses pelaksanaan
supervisi manajerial maupun akademik dilaksanakan melalui tahap-tahap
berikut ini:
1) Perencanaan
Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi
permasalahan. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
perencanaan supervisi adalah :
a) mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan
pribadi atau rapat staf,
b) mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap
data yang dikumpulkan,
c) mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan,
d) menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya,
e) menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu sekolah dan mutu pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang
dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan
kepala sekolah dan para pendidik. Kegiatan pelaksanaan merupakan
kegiatan pemberian bantuan dari supervisor kepada kepala sekolah
dan para pendidik. Agar dapat terlaksana dengan efektif, maka
pelaksanaan supervisi tersebut harus sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan dan adanya tindak lanjut untuk melihat
keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi.
3) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan,
hal-hal yang sudah dilakukan, dan hal yang belum dilaksanakan.
Refleksi dalam proses supervisi dilakukan untuk semua aspek,
meliputi evaluasi hasil, proses, dan pelaksanaan. Teknik evaluasi yang
dilakukan: wawancara, angket, observasi penampilan dan tingkah
laku kepala sekolah ataupun guru-guru, kunjungan kelas, dan
memperhatikan reaksi dan pendapat pihak ketiga seperti sesama
guru, pegawai, dan orang tua.
4) Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan supervisi
proses pembelajaran maupun pengelolaan sekolah. Tindak lanjut
merupakan jastifikasi, rekomendasi, dan eksekusi yang disampaikan
oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah tentang pendidik yang
menjadi sasaran kepengawasannya. Ada tiga alternatif tindak lanjut
yang diberikan terhadap pendidik. Ketiga tindak lanjut itu adalah:
(1) Penguatan dan apresiasi diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar; (2) Teguran yang bersifat mendidik diberikan
kepada guru yang belum memenuhi standar; dan (3) Peningkatan
kemampuan professional Guru dengan cara diberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
Tindak lanjut dalam supervisi adalah proses pengumpulan
informasi yang diperlukan untuk selanjutnya digunakan bagi upaya
perbaikan lebih lanjut. Bahan-bahan yang diperoleh tersebut
selanjutnya dimanfaatkan untuk menyusun kegiatan tindak lanjut
yang sekaligus menjadi masukan penyusunan program pembinaan
selanjutnya.
Berikut ini merupakan skema prosedur supervisi :
Penyusunan Instrumen:
1. Intsrumen Penilaian Penelahaan dan Pengkajian
Perencanaan 2. Instrumen Pemantauan Kondisi Sekolah
3. Instrumen Pembinaan

Penetapan Kondisi Sekolah


Pemenuhan 8 Standar
Nasional Pendidikan:
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi
Lulusan
4. Standar Pendidik dan
Pelaksanaan Supervisi
Tenaga Kependidikan
Pelaksanaan 5. Standar Sarana dan (Penerapan Prinsip dan
Prsarana Pendidikan Teknik Supervisi)
6. Standar Pengelolaan
Pendidikan
7. Standar Pembiayaan
Pendidikan
8. Standar Penilaian
Pendidikan
Pemenuhan Standar
Pelayanan Minimal

Penilaian & Pengamatan


Refleksi  Wawancara
 Observasi
 Dokumentasi

Laporan & Tindak Lanjut

Tindak lanjut Instrumen


pengembangan Pengembangan dan
sekolah model Pembinaan Sekolah Model
digunakan

Sekolah Binaan
BAB IV
HASIL SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Supervisi Akademik
1. Catatan
Hasil Pengamatan
………………….………………………………………………………………………………………….…………
……………………………………………………………………………….…………………………………………
……………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
a. Hasil Supervisi Akademik
1) Supervisi Administrasi Administrasi Pembelajaran
Nama Sekolah/Madrasah : SDN RENGED 2
Nama Guru : ASYIROTUR ROSYIDAH, S.Pd.I
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I / III/b
Mata Pelajaran : Matematika
Jumlah Jam Tatap Muka :6
Semester/Kelas : 1/1
KOMPONEN ADMINISTRASI Skor Keterangan
NO
PEMBELAJARAN 4 3 2 1 0 Ketercapaian
1 Kalender Pendidikan √
2 Program Tahunan √

3 Program Semester √

4 Silabus √

5 RPP √

Bahan Ajar/Buku Guru dan Buku 4= Sangat baik


6 √
Siswa 3= baik
2= cukup
7 Jadwal Pelajaran √ 1= kurang
√ 0 = Tidak ada
8 Program Penilaian

9 KKM √

10 Daftar Nilai √

11 Agenda Harian √
12 Absensi Peserta Didik √
13 Buku Pedoman Guru √
Jumlah 8 33
Perolehan Skor Tot 41

Skor Perolehan
Keterangan : Nilai Akhir = 41 x 100% = 78,8
Skor Maksimal (52)
Ketercapaian : 91% - 100% = Sangat Baik
81% - 90% = Baik
71% - 80% = Cukup
Dibawah 71% = Kurang

Rencana Tindak Lanjut:


…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………

2) Penelaahan Silabus
Nama Sekolah : SDN RENGED 2
Mata Pelajaran : TEMA 2
Kelas :1
Semester :1
Nama Guru : ASYIROTUR ROSYIDAH, S.Pd.I
Waktu Supervisi : 17 September 2019
Supervisor : AEP KARLAN, S.Pd

Penilaian Catatan
No Komponen /Indikator
Ya Tidak

A. Identitas Silabus
1 Mencantumkan: nama sekolah, mata pelajaran,

Kelas, Semester, dan Kompetensi Inti.
B Komponen Silabus
2 Silabus mencakup komponen: Kompetensi dasar
(KD), Materi Pembelajaran (MP), Kegiatan
Pembelajaran – (KP), Indikator Pencapaian √
Kompetensi (IPK), Penilaian (P), Alokasi Waktu
(AW) dan Sumber Belajar (SB).
C Rumusan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD)
3 Mencakup seluruh KD untuk kelas √
D Rumusan Materi Pembelajaran
4 Dikembangkan sesuai dengan tingkatan ranah
kognitif (pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural/operasional dan metakoqnitif), afektif √
(sikap/perilaku) dan psikhomotor (keterampilan)
pada setiap KD.
5 Urutan materi pembelajaran dikembangkan sesuai
IPK, dengan memperhatikan pendekatan √
prosedural dan hirarkis.
6 Mengintegrasikan potensi, keunggulan dan budaya √
daerah setempat
E Rumusan Kegiatan Pembelajaran
7 Menjabarkan aktifitas peserta didik dalam proses √
pembelajaran sesuai dengan IPK
8 Dikembangkan mengacu pada tingkatan √
kompetensi pada IPK (hasil pemetaan KD)
9 Urutan kegiatan pembelajaran sesuai dengan √
urutan tingkatan kompetensi pada IPK
10 Mencantumkan pembelajaran Tatap Muka,
Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri √
Tidak Tersetruktur sesuai dengan tuntutan KD
F Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
11 IPK sesuai dengan hasil pemetaan KD pada Standar √
Isi
12 Kata Kerja Operasional (KKO) pada IPK tidak √
melebihi tingkatan KKO dalam KD
13 Setiap KD dikembangkan menjadi IPK. √
14 KKO mencakup ranah kompetensi afektif, kognitif √
dan psikhomotor, sesuai tuntutan KD.
G Rumusan Penilaian
15 Mencantumkan bentuk dan jenis penilaian yang √
dikembangkan berdasarkan IPK.
16 Bentuk dan jenis penilaian mencakup ranah √
kompetensi afektif, kognitif dan psikhomotor,
Penilaian Catatan
No Komponen /Indikator
Ya Tidak
sesuai tuntutan KD.

H Rumusan Alokasi Waktu


17 Mencantumkan alokasi KD untuk setiap KD sesuai √
dengan hasil pemetaan KI/KD pada standar isi
18 Mengacu pada jumlah minggu efektif belajar dan √
alokasi yang tercantum dalam struktur kurikulum.
I Rumusan Sumber Belajar
19 Mencantumkan berbagai jenis sumber belajar
(buku, laporan hasil penelitian, jurnal, majalah
ilmiah, kajian pakar bidang studi, situs-situs √
internet, multimedia, lingkungan, dan
narasumber).
Mengacu pada hasil pemetaan KI/KD, materi √
20
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
Total Score

Nilai Akhir : Nilai Perolehan : X 100 = .......... ...Predikat: SB /B /C/ K


Nilai Maksimum (20)

Rekomendasi :

......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
............................................................................…
1) Penelaahan RPP
Nama Sekolah : SDN RENGED 2
Nama Guru :. ASYIROTUR ROSYIDAH, S.Pd.I
Mata pelajaran : B INDONESIA DAN IPS
Tema : 2. Udara bersih bagi kesehatan
Sub Tema : 3. Cara tubuh mengolah udara bersih
Pembelajaran :3
Kelas/Semester : .5/1.
Waktu pelaksanaan supevisi : 17 September 2019
Kompetensi Dasar : 3.2 B INDONESIA
3.3 IPS

Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor


No Catatan revisi
Pembelajaran
1 2 3
Tidak Kurang Sudah
A Identitas Mata Pelajaran
ada Lengkap Lengkap

Terdapat: satuan pendidikan, kelas,


1. semester, mata pelajaran / tema sub tema, √
jumlah pertemuan dan kompetensi dasar.

B Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

1 Kompetensi Inti √
2 Kompetensi Dasar √
Tidak Sesuai Sesuai
C. Perumusan Indikator
Sesuai Sebagian Seluruhnya

Kesesuaian dan ketepatan penggunaan


1. kata kerja operasional aspek pengetahuan √
dengan Kompetensi Dasar

Kecukupan jumlah indikator aspek


2. √
pengetahuan

Kesesuaian dan ketepatan penggunaan


3. kata kerja operasional aspek √
keterampilan dengan Kompetensi Dasar.

Kecukupan jumlah indikator aspek


4 √
keterampilan
Tidak Sesuai Sesuai
D. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya

Menggambarkan lingkup materi dalam KD


1 √
pengetahuan dan KD keterampilan

Rumusan tujuan pembelajaran


menggunakan kata kerja operasional yang
2 dapat diamati dan atau diukur, mencakup √
ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah
keterampilan
Rumusan tujuan pembelajaran
3 mengandung komponen Audience, √
Behaviour, Condition, dan Degree

E Nilai Karakter
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan revisi
Pembelajaran
1 2 3
Menuliskan nilai-nilai karakter yang akan
1 dimunculkan dalam pembelajaran √

Butir karakter yang dituliskan adalah butir


2 √
karakter operasional
Tidak Sesuai Sesuai
F Pemilihan Materi Ajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan kedalaman KD √

2. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √

Kesesuaian dengan karakteristik peserta


3 √
didik
4 Keruntutan uraian materi ajar √
Tidak Sesuai Sesuai
G Pemilihan Sumber Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan Tujuan pembelajaran √

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran √

3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik √


Kesesuaian dengan karakteristik peserta
4. √
didik
Tidak Sesuai Sesuai
H Pemilihan Media Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran √
3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik √
Kesesuaian dengan karakteristik peserta
4. √
didik

Tidak Sesuai Sesuai


I. Model Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
Kesesuaian model yang dipilih dengan arah
pernyataan KD-3 /Pengetahuan dan KD-4
1. √
/ketrampilan (pencarian/penemuan atau
jasa/produk)

Kesesuaian model yang dipilih dengan √


2. tingkatan dimensi pengetahuan (KD-3)

Kesesuaian model yang dipilih dengan √


3.
tingkatan dimensi ketrampilan (KD-4)
Tidak Sesuai Sesuai
J Metode Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √

2 Kesesuaian dengan karakteristik materi √

Kesesuaian dengan karakteristik peserta √


3
didik
Tidak Sesuai Sesuai
K Skenario Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
Kegiatan pendahuluan berisi:
1. √
Orientasi, Motivasi, dan Apersepsi
2. Kegiatan inti berisi:
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan revisi
Pembelajaran
1 2 3

a. Memfasilitasi kegiatan siswa untuk


mengamati, mendengar, dan √
menyimak

b. Mendorong siswa untuk bertanya


apa, mengapa dan bagaimana √
berbentuk perumusan masalah

c. Membimbing siswa untuk


mengumpulkan informasi/ eksplorasi √
dalam rangka menjawab pertanyaan

d. Membimbing siswa untuk


menyimpulkan/mensintesa data atau √
informasi yang terkumpul
e. Memotivasi siswa untuk

mengomunikasikan

Kegiatan penutup berisi: rangkuman,


3.
refleksi, dan tindak lanjut

a. Memfasilitasi dan membimbing siswa



merangkum materi pelajaran

b. Memfasilitasi dan membimbing siswa


merefleksi kegiatan yang sudah √
dilaksanakan

c. Memberikan umpan balik terhadap √


hasil pembelajaran

Tidak Sesuai Sesuai


L Rancangan Penilaian Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya

Kesesuaian bentuk, tehnik dan instrument


1 √
dengan indikator pencapaian kompetensi

Kesesuaian antara bentuk,tehnik dan


2. √
instrument Penilaian Sikap
Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan
3. √
instrument Penilaian Pengetahuan

Kesesuaian antara bentuk, teknik dan


4. √
instrumen Penilaian Keterampilan
M Pembelajaran Remedial

Merumuskan kegiatan pembelajaran


remedial yang sesuai dengan
1 √
karakteristik peserta didik, alokasi waktu,
sarana, dan media pembelajaran

Menuliskan salah satu atau lebih


aktivitas kegiatan pembelajaran
remedial, berupa:
2 - - Pembelajaran ulang √
- - Bimbingan perorangan
- - Belajar kelompok
- - Tutor sebaya
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan revisi
Pembelajaran
1 2 3

N Pembelajaran Pengayaan

Merumuskan kegiatan pembelajaran


pengayaan sesuai dengan karakteristik
1 √
peserta didik, alokasi waktu, sarana dan
media pembelajaran

Jumlah Skor
Nilai Akhir : Skor Perolehan X 100 = 85,5 Predikat : SB / B/ C / K
Skor Maksimum (46x3) = 138
Keterangan :

Predikat Nilai

Sangat Baik (SB) 91 - 100


Baik (B) 81 - 90
Cukup (C) 71 - 80
Kurang (K) ≤70

Masukan terhadap RPP secara umum


- RPP dibuat dengan baik dan sempurna tapi dalam pelaksanaan banyak yang terlewati
dan tidak sesuai.
2) Supervisi Pembelajaran
Nama Sekolah : SDN RENGED 2
Nama Guru : ASYIROTUR ROSYIDAH, S.Pd.I
Mata pelajaran : MATEMATIKA
Tema : 3. Kegiatan ku
Sub Tema : 3. Kegiatan Sore hari
Pembelajaran :3
Kelas/Semester : 1 /1.
Waktu pelaksanaan supevisi : 16 Oktober 2019
Kompetensi Dasar : 3.3 Membandingkan 2 bilangan sampai 2 angka
dengan menggunakan kumpulan benda – benda
kongkret.
Aspek yang diamati: Pelaksanaan
No Ya Tidak Catatan
Pembelajaran
1 2 3 0
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Orientasi
a. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik

dengan menyapa dan memberi salam.
b. Menyampaikan rencana kegiatan baik,
individual, kerja kelompok, dan √
melakukan observasi.
2. Motivasi
a. Mengajukan pertanyaan yang menantang

untuk memotivasi.
b. Menyampaikan manfaat materi

pembelajaran
3. Apersepsi
a. Menyampaikan kompetensi yang akan √
dicapai peserta didik
b. Mengaitkan materi dengan materi √
pembelajaran sebelumnya
c. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait √
dengan materi pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Penguasaan materi pembelajaran
a. Menyesuaikan materi dengan tujuan

pembelajaran.
b. Mengkaitkan materi dengan pengetahuan
lain yang relevan, perkembangan iptek , √
dan kehidupan nyata
c. Menyajikan pembahasan materi

pembelajaran dengan tepat.
d. Menyajikan materi secara sistematis

(mudah kesulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang
2.
mendidik
a. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai.
Aspek yang diamati: Pelaksanaan
No Ya Tidak Catatan
Pembelajaran
1 2 3 0
b. Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta √
didik dalam mengajukan pertanyaan
c. Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta √
didik dalam mengemukakan pendapat
d. Melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan keterampilan peserta √
didik sesuai dengan materi ajar
e. Melaksanakan pembelajaran yang

bersifat kontekstual
f. Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan √
dan sikap positif (nurturant effect)
g. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang direncanakan
Pelaksanaan pembelajaran secara runtut
3. sesuai sintak model pendekatan
saintifik*)
a. Proses Saintifik ( 5M )
1) Mengamati √
2) Menanya √
3) Mengumpulkan informasi √

4) Mengolah informasi √

5) Mengkomunikasikan √
b. Discovery/Inquiry Learning
1) Merencanakan pertanyaan, masalah/

topik yang akan diselidiki
2) Merencanakan prosedur/ langkah

pengumpulan dan data analisis
3) Mengumpulkan dan menganalisis data √
4) Menarik simpulan (jawaban/ penjelasan

ringkas)
5) Berbagi informasi dan berdiskusi untuk

menemukan solusi penyelesaian masalah
6) Presentasi hasil penyelesaian masalah √
c. Problem-based Learning (PBL)
1) Orientasi peserta didik pada masalah √
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk √
belajar
3) Membimbing penyelidikan individu √
maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil √
karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses √
pemecahan masalah
Aspek yang diamati: Pelaksanaan
No Ya Tidak Catatan
Pembelajaran
1 2 3 0
d. Project-based Learning (PjBL)
1) Pertanyaan mendasar √
2) Mendesain perencanaan produk √
3) Menyusun jadwal pembuatan √
4) Memonitoring keaktifan dan √
perkembangan proyek
5) Menguji hasil √
6) Evaluasi pengalaman belajar √

Aktivitas Pembelajaran HOTS dan Kecakapan


4
Abad 21 (4C)
a. Creativity √

b. Critical Thinking √

c. Communication √

d. Collaboration √

5 Dimensi Pengetahuan

a. Faktual √

b. Konseptual √

c. Prosedural √

d. Metakognitif √

Pemanfaatan sumber belajar/media


6
pembelajaran
a. Menunjukkan keterampilan dalam √
penggunaan sumber belajar yang
bervariasi.
b. Menunjukkan keterampilan dalam √
penggunaan media pembelajaran
c. Melibatkan peserta didik dalam √
pemanfaatan sumber belajar
d. Melibatkan peserta didik dalam √
pemanfaatan media pembelajaran
e. Menghasilkan kesan yang menarik √

Pengelolaan kelas dan pelibatan peserta


7
didik
a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta √
didik melalui interaksi guru, peserta
didik. sumber belajar.
b. Merespon positif dengan sikap terbuka √
terhadap partisipasi peserta didik
c. Menunjukkan hubungan antar pribadi √
yang kondusif
Aspek yang diamati: Pelaksanaan
No Ya Tidak Catatan
Pembelajaran
1 2 3 0
d. Menumbuhkan keceriaan atau √
antusiasme peserta didik dalam belajar
Penggunaan Bahasa yang benar dan
8
tepat dalam pembelajaran
a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas √
dan lancar
b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan √
benar
C. Kegiatan Penutup
Proses rangkuman, refleksi, dan tindak
1.
lanjut
a. Memfasilitasi dan membimbing peserta √
didik merangkum materi pelajaran.
b. Memfasilitasi dan membimbing peserta √
didik untuk merefleksi proses dan materi
pelajaran
c. Melaksanakan tindak lanjut dengan √
memberikan arahan kegiatan berikutnya
dan tugas perbaikan dan pengayaan
secara individu atau kelompok.
2. PelaksanaanPenilaian Hasil Belajar
a. Melaksanakan Penilaian Sikap melalui √
observasi
b. Melaksanakan Penilaian Pengetahuan √
melalui tes lisan, tulisan
c. Melaksanakan Penilaian Keterampilan; √
penilaian kinerja, projek, produk dan
portofolio
Jumlah Score : 26 15
9
71,00
18
5

Nilai Akhir : Nilai Perolehan : X 100 = 71.00 Predikat: SB / B /C/ K /


Nilai Maksimum (54 X 3)= 162

Keterangan :

Predikat Nilai

Sangat Baik (SB) 91 - 100


Baik (B) 81 - 90
Cukup (C) 71 - 80
Kurang (K) ≤70
Masukkan terhadap Proses Pembelajaran secara umum:
Kegiatan proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang
direncanakan, tetapi dalam proses pelaksanaannya masih perlu adanya
perbaikan, keterkaitan materi yang dapat menantang siswa.

2. Analisis Hasil Pengamatan


Cukup baik da;am pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran.
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
b. Hasil Supervisi Akademik
3) Supervisi Administrasi Administrasi Pembelajaran
Nama Sekolah/Madrasah : SDN RENGED 2
Nama Guru : IKA TUSLICHAH, S.Pd.
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I / III/b
Mata Pelajaran : IPS, SBDP, MATEMATIKA
Jumlah Jam Tatap Muka :6
Semester/Kelas : IV/1
KOMPONEN ADMINISTRASI Skor Keterangan
NO
PEMBELAJARAN 4 3 2 1 0 Ketercapaian
1 Kalender Pendidikan √
2 Program Tahunan √

3 Program Semester √

4 Silabus √

5 RPP √

Bahan Ajar/Buku Guru dan Buku 4= Sangat baik


6 √
Siswa 3= baik
2= cukup
7 Jadwal Pelajaran √ 1= kurang
√ 0 = Tidak ada
8 Program Penilaian

9 KKM √

10 Daftar Nilai √

11 Agenda Harian √
12 Absensi Peserta Didik √
13 Buku Pedoman Guru √
Jumlah 8 33
Perolehan Skor Tot 41

Skor Perolehan
Keterangan : Nilai Akhir = 41 x 100% = 78,8
Skor Maksimal (52)
Ketercapaian : 91% - 100% = Sangat Baik
81% - 90% = Baik
71% - 80% = Cukup
Dibawah 71% = Kurang

Rencana Tindak Lanjut:


…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
………
4) Penelaahan Silabus
Nama Sekolah : SDN RENGED 2
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas : IV
Semester :1
Nama Guru : IKA TUSLICHAH, S.Pd.
Waktu Supervisi : 24 Oktober 2019
Supervisor : Hj. YETI SUNENGSIH, S.Pd. SD

Penilaian Catatan
No Komponen /Indikator
Ya Tidak

B. Identitas Silabus
1 Mencantumkan: nama sekolah, mata pelajaran,

Kelas, Semester, dan Kompetensi Inti.
B Komponen Silabus
2 Silabus mencakup komponen: Kompetensi dasar
(KD), Materi Pembelajaran (MP), Kegiatan
Pembelajaran – (KP), Indikator Pencapaian √
Kompetensi (IPK), Penilaian (P), Alokasi Waktu
(AW) dan Sumber Belajar (SB).
C Rumusan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD)
3 Mencakup seluruh KD untuk kelas √
D Rumusan Materi Pembelajaran
4 Dikembangkan sesuai dengan tingkatan ranah
kognitif (pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural/operasional dan metakoqnitif), afektif √
(sikap/perilaku) dan psikhomotor (keterampilan)
pada setiap KD.
5 Urutan materi pembelajaran dikembangkan sesuai
IPK, dengan memperhatikan pendekatan √
prosedural dan hirarkis.
6 Mengintegrasikan potensi, keunggulan dan budaya √
daerah setempat
E Rumusan Kegiatan Pembelajaran
7 Menjabarkan aktifitas peserta didik dalam proses √
pembelajaran sesuai dengan IPK
8 Dikembangkan mengacu pada tingkatan √
kompetensi pada IPK (hasil pemetaan KD)
9 Urutan kegiatan pembelajaran sesuai dengan √
urutan tingkatan kompetensi pada IPK
10 Mencantumkan pembelajaran Tatap Muka,
Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri √
Tidak Tersetruktur sesuai dengan tuntutan KD
F Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
11 IPK sesuai dengan hasil pemetaan KD pada Standar √
Isi
12 Kata Kerja Operasional (KKO) pada IPK tidak √
melebihi tingkatan KKO dalam KD
13 Setiap KD dikembangkan menjadi IPK. √
14 KKO mencakup ranah kompetensi afektif, kognitif √
Penilaian Catatan
No Komponen /Indikator
Ya Tidak
dan psikhomotor, sesuai tuntutan KD.

G Rumusan Penilaian
15 Mencantumkan bentuk dan jenis penilaian yang √
dikembangkan berdasarkan IPK.
16 Bentuk dan jenis penilaian mencakup ranah
kompetensi afektif, kognitif dan psikhomotor, √
sesuai tuntutan KD.
H Rumusan Alokasi Waktu
17 Mencantumkan alokasi KD untuk setiap KD sesuai

dengan hasil pemetaan KI/KD pada standar isi
18 Mengacu pada jumlah minggu efektif belajar dan √
alokasi yang tercantum dalam struktur kurikulum.
I Rumusan Sumber Belajar
19 Mencantumkan berbagai jenis sumber belajar
(buku, laporan hasil penelitian, jurnal, majalah
ilmiah, kajian pakar bidang studi, situs-situs √
internet, multimedia, lingkungan, dan
narasumber).
Mengacu pada hasil pemetaan KI/KD, materi √
20
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
Total Score

Nilai Akhir : Nilai Perolehan : X 100 = .......... ...Predikat: SB /B /C/ K


Nilai Maksimum (20)

Rekomendasi :

......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
............................................................................…
3) Penelaahan RPP
Nama Sekolah : SDN RENGED 2
Nama Guru :. IKA TUSLICHAH, S.Pd.
Mata pelajaran : IPS, SBDP, MATEMATIKA
Tema : 2. BERHEMAT ENERGI
Sub Tema : 3. ENERGI ALTERNATIF
Pembelajaran :3
Kelas/Semester : IV/1.
Waktu pelaksanaan supevisi : 24 Oktober 2019
Kompetensi Dasar : 3.5 MATEMATIKA
3.5 IPS
3.2 SBDP

Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor


No Catatan revisi
Pembelajaran
1 2 3
Tidak Kurang Sudah
A Identitas Mata Pelajaran
ada Lengkap Lengkap

Terdapat: satuan pendidikan, kelas,


1. semester, mata pelajaran / tema sub tema, √
jumlah pertemuan dan kompetensi dasar.

B Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

1 Kompetensi Inti √
2 Kompetensi Dasar √
Tidak Sesuai Sesuai
C. Perumusan Indikator
Sesuai Sebagian Seluruhnya

Kesesuaian dan ketepatan penggunaan


1. kata kerja operasional aspek pengetahuan √
dengan Kompetensi Dasar

Kecukupan jumlah indikator aspek


2. √
pengetahuan

Kesesuaian dan ketepatan penggunaan


3. kata kerja operasional aspek √
keterampilan dengan Kompetensi Dasar.

Kecukupan jumlah indikator aspek


4 √
keterampilan
Tidak Sesuai Sesuai
D. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya

Menggambarkan lingkup materi dalam KD


1 √
pengetahuan dan KD keterampilan

Rumusan tujuan pembelajaran


menggunakan kata kerja operasional yang
2 dapat diamati dan atau diukur, mencakup √
ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah
keterampilan
Rumusan tujuan pembelajaran
3 mengandung komponen Audience, √
Behaviour, Condition, dan Degree

E Nilai Karakter
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan revisi
Pembelajaran
1 2 3
Menuliskan nilai-nilai karakter yang akan
1 dimunculkan dalam pembelajaran √

Butir karakter yang dituliskan adalah butir


2 √
karakter operasional
Tidak Sesuai Sesuai
F Pemilihan Materi Ajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan kedalaman KD √

2. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √

Kesesuaian dengan karakteristik peserta


3 √
didik
4 Keruntutan uraian materi ajar √
Tidak Sesuai Sesuai
G Pemilihan Sumber Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan Tujuan pembelajaran √

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran √

3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik √


Kesesuaian dengan karakteristik peserta
4. √
didik
Tidak Sesuai Sesuai
H Pemilihan Media Belajar
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran √
3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik √
Kesesuaian dengan karakteristik peserta
4. √
didik

Tidak Sesuai Sesuai


I. Model Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
Kesesuaian model yang dipilih dengan arah
pernyataan KD-3 /Pengetahuan dan KD-4
1. /ketrampilan (pencarian/penemuan atau √
jasa/produk)

Kesesuaian model yang dipilih dengan


2. tingkatan dimensi pengetahuan (KD-3) √

Kesesuaian model yang dipilih dengan √


3.
tingkatan dimensi ketrampilan (KD-4)
Tidak Sesuai Sesuai
J Metode Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √

2 Kesesuaian dengan karakteristik materi √

Kesesuaian dengan karakteristik peserta √


3
didik
Tidak Sesuai Sesuai
K Skenario Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya
Kegiatan pendahuluan berisi:
1. √
Orientasi, Motivasi, dan Apersepsi
2. Kegiatan inti berisi:
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan revisi
Pembelajaran
1 2 3

a. Memfasilitasi kegiatan siswa untuk


mengamati, mendengar, dan √
menyimak

b. Mendorong siswa untuk bertanya


apa, mengapa dan bagaimana √
berbentuk perumusan masalah

c. Membimbing siswa untuk


mengumpulkan informasi/ eksplorasi √
dalam rangka menjawab pertanyaan

d. Membimbing siswa untuk


menyimpulkan/mensintesa data atau √
informasi yang terkumpul
e. Memotivasi siswa untuk

mengomunikasikan

Kegiatan penutup berisi: rangkuman,


3.
refleksi, dan tindak lanjut

a. Memfasilitasi dan membimbing siswa



merangkum materi pelajaran

b. Memfasilitasi dan membimbing siswa


merefleksi kegiatan yang sudah √
dilaksanakan

c. Memberikan umpan balik terhadap √


hasil pembelajaran

Tidak Sesuai Sesuai


L Rancangan Penilaian Pembelajaran
Sesuai Sebagian Seluruhnya

Kesesuaian bentuk, tehnik dan instrument


1 √
dengan indikator pencapaian kompetensi

Kesesuaian antara bentuk,tehnik dan


2. √
instrument Penilaian Sikap
Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan
3. √
instrument Penilaian Pengetahuan

Kesesuaian antara bentuk, teknik dan


4. √
instrumen Penilaian Keterampilan
M Pembelajaran Remedial

Merumuskan kegiatan pembelajaran


remedial yang sesuai dengan
1 √
karakteristik peserta didik, alokasi waktu,
sarana, dan media pembelajaran

Menuliskan salah satu atau lebih


aktivitas kegiatan pembelajaran
remedial, berupa:
2 - - Pembelajaran ulang √
- - Bimbingan perorangan
- - Belajar kelompok
- - Tutor sebaya
Komponen Rencana Pelaksanaan Hasil Penelaahan dan Skor
No Catatan revisi
Pembelajaran
1 2 3

N Pembelajaran Pengayaan

Merumuskan kegiatan pembelajaran


pengayaan sesuai dengan karakteristik
1 √
peserta didik, alokasi waktu, sarana dan
media pembelajaran

Jumlah Skor
Nilai Akhir : Skor Perolehan X 100 = 85,5 Predikat : SB / B/ C / K
Skor Maksimum (46x3) = 138
Keterangan :

Predikat Nilai

Sangat Baik (SB) 91 - 100


Baik (B) 81 - 90
Cukup (C) 71 - 80
Kurang (K) ≤70

Masukan terhadap RPP secara umum


- RPP dibuat dengan baik dan sempurna tapi dalam pelaksanaan banyak yang terlewati
dan tidak sesuai.
4) Supervisi Pembelajaran
Nama Sekolah : SDN RENGED 2
Nama Guru : IKA TUSLICHAH, S.Pd
Mata pelajaran : SBDP, IPS, MATEMATIKA
Tema : 2. HEMAT ENERDI
Sub Tema : 3. Gaya dan Gerak
Pembelajaran :5
Kelas/Semester : IV /1.
Waktu pelaksanaan supevisi : 23 Oktober 2019
Kompetensi Dasar : 3.5 MATEMATIKA
3.5 IPS
3.2 SBDP
.
Aspek yang diamati: Pelaksanaan
No Ya Tidak Catatan
Pembelajaran
1 2 3 0
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Orientasi
c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik

dengan menyapa dan memberi salam.
d. Menyampaikan rencana kegiatan baik,
individual, kerja kelompok, dan √
melakukan observasi.
2. Motivasi
c. Mengajukan pertanyaan yang menantang

untuk memotivasi.
d. Menyampaikan manfaat materi

pembelajaran
3. Apersepsi
d. Menyampaikan kompetensi yang akan √
dicapai peserta didik
e. Mengaitkan materi dengan materi √
pembelajaran sebelumnya
f. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait √
dengan materi pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Penguasaan materi pembelajaran
e. Menyesuaikan materi dengan tujuan

pembelajaran.
f. Mengkaitkan materi dengan pengetahuan
lain yang relevan, perkembangan iptek , √
dan kehidupan nyata
g. Menyajikan pembahasan materi

pembelajaran dengan tepat.
h. Menyajikan materi secara sistematis

(mudah kesulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang
2.
mendidik
Aspek yang diamati: Pelaksanaan
No Ya Tidak Catatan
Pembelajaran
1 2 3 0
h. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai.
i. Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta √
didik dalam mengajukan pertanyaan
j. Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta √
didik dalam mengemukakan pendapat
k. Melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan keterampilan peserta √
didik sesuai dengan materi ajar
l. Melaksanakan pembelajaran yang

bersifat kontekstual
m. Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan √
dan sikap positif (nurturant effect)
n. Melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan alokasi waktu yang direncanakan
Pelaksanaan pembelajaran secara runtut
3. sesuai sintak model pendekatan
saintifik*)
e. Proses Saintifik ( 5M )
6) Mengamati √
7) Menanya √
8) Mengumpulkan informasi √
9) Mengolah informasi √
10) Mengkomunikasikan √
f. Discovery/Inquiry Learning
7) Merencanakan pertanyaan, masalah/

topik yang akan diselidiki
8) Merencanakan prosedur/ langkah

pengumpulan dan data analisis
9) Mengumpulkan dan menganalisis data √
10) Menarik simpulan (jawaban/ penjelasan

ringkas)
11) Berbagi informasi dan berdiskusi untuk

menemukan solusi penyelesaian masalah
12) Presentasi hasil penyelesaian masalah √
g. Problem-based Learning (PBL)
6) Orientasi peserta didik pada masalah √
7) Mengorganisasikan peserta didik untuk √
belajar
8) Membimbing penyelidikan individu

maupun kelompok
9) Mengembangkan dan menyajikan hasil √
karya
Aspek yang diamati: Pelaksanaan
No Ya Tidak Catatan
Pembelajaran
1 2 3 0
10) Menganalisis dan mengevaluasi proses √
pemecahan masalah
h. Project-based Learning (PjBL)
7) Pertanyaan mendasar √
8) Mendesain perencanaan produk √
9) Menyusun jadwal pembuatan √
10) Memonitoring keaktifan dan

perkembangan proyek
11) Menguji hasil √
12) Evaluasi pengalaman belajar √

Aktivitas Pembelajaran HOTS dan Kecakapan


4
Abad 21 (4C)
e. Creativity √

f. Critical Thinking √

g. Communication √

h. Collaboration √

5 Dimensi Pengetahuan
e. Faktual √

f. Konseptual √

g. Prosedural √

h. Metakognitif √

Pemanfaatan sumber belajar/media


6
pembelajaran
f. Menunjukkan keterampilan dalam √
penggunaan sumber belajar yang
bervariasi.
g. Menunjukkan keterampilan dalam √
penggunaan media pembelajaran
h. Melibatkan peserta didik dalam √
pemanfaatan sumber belajar
i. Melibatkan peserta didik dalam √
pemanfaatan media pembelajaran
j. Menghasilkan kesan yang menarik √

Pengelolaan kelas dan pelibatan peserta


7
didik
e. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta √
didik melalui interaksi guru, peserta
didik. sumber belajar.
f. Merespon positif dengan sikap terbuka √
terhadap partisipasi peserta didik
Aspek yang diamati: Pelaksanaan
No Ya Tidak Catatan
Pembelajaran
1 2 3 0
g. Menunjukkan hubungan antar pribadi √
yang kondusif
h. Menumbuhkan keceriaan atau √
antusiasme peserta didik dalam belajar
Penggunaan Bahasa yang benar dan
8
tepat dalam pembelajaran
c. Menggunakan bahasa lisan secara jelas √
dan lancar
d. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan √
benar
C. Kegiatan Penutup
Proses rangkuman, refleksi, dan tindak
1.
lanjut
d. Memfasilitasi dan membimbing peserta √
didik merangkum materi pelajaran.
e. Memfasilitasi dan membimbing peserta √
didik untuk merefleksi proses dan materi
pelajaran
f. Melaksanakan tindak lanjut dengan √
memberikan arahan kegiatan berikutnya
dan tugas perbaikan dan pengayaan
secara individu atau kelompok.
2. PelaksanaanPenilaian Hasil Belajar
d. Melaksanakan Penilaian Sikap melalui √
observasi
e. Melaksanakan Penilaian Pengetahuan √
melalui tes lisan, tulisan
f. Melaksanakan Penilaian Keterampilan; √
penilaian kinerja, projek, produk dan
portofolio
Jumlah Score : 26 15
9
71,00
18
5

Nilai Akhir : Nilai Perolehan : X 100 = 71.00 Predikat: SB / B /C/ K /


Nilai Maksimum (54 X 3)= 162

Keterangan :

Predikat Nilai

Sangat Baik (SB) 91 - 100


Baik (B) 81 - 90
Cukup (C) 71 - 80
Kurang (K) ≤70

Masukkan terhadap Proses Pembelajaran secara umum:


Kegiatan proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang
direncanakan, tetapi dalam proses pelaksanaannya masih perlu adanya
perbaikan, keterkaitan materi yang dapat menantang siswa.

3. Analisis Hasil Pengamatan


Cukup baik da;am pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran.
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
Komponen Pengamatan Masalah yang Faktor
No Kelebihan Kelemahan Prioritas Perbaikan
Supervisi Akademik Ditemukan Penyebab
1 RPP secara umum ada penilaian
baik sesuai akhir tapi tidak
dengan aturan terdapat
instrumennya
2 Pelaksanaan Pembelajaran
A. Pendahuluan melakukan Pengabsen siswa
apersepsi dengan siswa tidak
baik menyeluruh.
tidak kondusif
ketika berdoa
B. Kegiatan Inti
 Penguasaan Materi Pelajaran materi sudah tidak dapat
dikuasai dengan tersampaikan
baik sesuai dengan
langkah-langkah
RPP
 Implementasi Pembelajaran - lingkungan - ketika
kls kondusif. pembelajara
- penataan n
ruang kls berlangsung
cukup baik para
- kelompok suvervisor
belajar aktif bergerak
menggangu
konsentrasi
siswa
- guru tidak
melalukan
umpan balik
bagi siswa
yang telah
melalkukan
presentasi.
 Pemanfaatan sumber belajar / mengunakan penggunaan
media dalam pembelajaran media media belum
pembelajaran IT maksimal
 Interaksi dengan peserta didik komunikatif tidak ada umpan
balik dari siswa,
sehingga seperti
interaksi satu
arah
 Penggunaan bahasa yang benar interaksi
dan tepat dalam pembelajaran
C. Kegiatan Penutup
3 Penilaian tidak melakukan
penilaian
4. Solusi / Tindak Lanjut
Pendampingan menggunakan tutor sebaya
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik
No Nama Guru Observasi Penilaian Bentuk Tindak Lanjut Waktu / Tempat
Telaah RPP
Pembelajaran Pembelajaran

ASYIROTUR ROSYIDAH,
1 cukup cukup baik tutor sebaya 16 Oktober 2019
S.Pd.I

2 IKA TUSLICHAH, S.Pd cukup cukup baik tutor sebaya 24 Oktober 2019
5. Aktivitas Pendampingan yang Dilakukan
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………
BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAKLANJUT

A. Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan supervisi yang efektif adalah kegiatan pembinaan


yang dilakukan kepala sekolah yang mampu memberikan kesan positif
sehingga guru yang dibinanya merasa terbantu untuk melakukan proses
pembelajaran sehingga daya serap belajar siswanya lebih meningkat bila
dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Proses kegiatan supervisi saatnya diharapkan dianggap sebagai kebutuhan guru
dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Karena mustahil
seseorang akan mengetahui kekurangannya apabila tidak ada yang
berani untuk mengoreksinya ataupun karena tidak siap menerima masukan
ataupun kritik dan saran dari siapapun.. Namun dalam supervisi pendidikan
diantara kedua belah pihak harus saling menyadari bahwa kegiatan yang
dilakukannya bertujuan untuk saling membangun demi meningkatnya mutu
pendidikan

B. Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil supervise yang dilakukan maka sebagai langkah selanjutnya
adalah hasil analisis yang telah didapatkan diidentifikasi sebagai bahan untuk
rencana dan pelaksanaan kegiatan supervise pada tahun yang akan datang sehingga
supervise yang akan datang betul-betul terarah, terencana dan memenuhi
kebutuhan semua guru yang dibutuhkan untuk memperbaiki proses kegiatan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Ametembun. (2007). Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogram. Bandung: Suri.


Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Guru.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 thaun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
telah diubah untuk ketiga kalinya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun
2017 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Purwanto, Ngalim. (2010). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Pidarta, Made. (2009). Supervisi Pendidikan Konseptual. Jakarta: Rineka Cipta.
Sahertian, P.A. (2008). Konsep Dasar & Teknik upervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Satori, Djam’an (2016). Pengawasan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung :
Alfabeta
Suhardan, Dadang. (2010). Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta.
Tim Penulis Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen PMPTK Kemendiknas (2008).
Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Kemendiknas
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Anda mungkin juga menyukai