Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Krisis energi yang melanda negeri ini diperkirakan masih akan berlangsung beberapa
tahun ke depan. Di tengah persoalan tersebut, pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi
solusi alternative. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat pennulisan, metode penyelesaian, dan sistematika penulisan tentang
penggunaan biogas sebagai pengganti BBM untuk penghasil energi.

Dengan timbulnya kelangkaan bahan bakar minyak yang disebabkan oleh kenaikan harga
minyak dunia yang signifikan, pemerintah mengajak masyarakat untuk mengatasi masalah energi
ini secara bersama-sama karena kenaikan harga yang mencapai 72 dolar/barel ini termasuk luar
biasa ¹. Harga ini membuat harga minyak menjadi yang tertinggi sepanjang abad 21. Masalah ini
memang sulit sebagaimana yang dikatakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa kenaikan harga
minyak akan menyebabkan kenaikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) pada APBN 2006.
Peryataan selanjutnya dikatakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan
bahwa masyarakat perlu untuk melakukan penghematan di segala sisi termasuk penggunaan BBM,
listrik, air, dan telepon ². Adapun hal yang menyebabkan keharusan setiap warga untuk melakukan
proses penghematan adalah karena pasokan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi
merupakan sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable). Salah satu jalan untuk
melakukan penghematan BBM adalah dengan mencari sumber energi alternatif terutama yang
dapat diperbarui (renewable) ³.

Sebagai contoh, potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi sumber
energi adalah batu bara, panas bumi, aliran sungai, angin, matahari, sampah serta sumber-sumber
lain yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti pohon jarak. Energi terbarukan lain yang dapat
dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah
pedesaan adalah energi biogas dengan memproses limbah bio atau bio massa di dalam alat kedap
udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja
manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya.
Namun, sebagian besar terdiri atas kotoran ternak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari biogas?


2. Efektifkah biogas sebagai pengganti BBM untuk menghasilkan energi?
3. Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan biogas?
4. Apa saja kandungan yang dimiliki oleh biogas?
5. Apa perbedaan biogas dengan sumber bahan bakar lainnya?
6. Bagaimana cara menolah biogas?
7. Bagaimana cara pemanfaatan biogas?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian biogas.


2. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam biogas.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biogas.
4. Mengetahui cara pemanfaatan dan pengolahan biogas.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Dapat mengetahui perbedaan biogas dengan sumber enrgi bahan bakar lainnya.
2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biogas.
3. Dapat mengetahui cara megolah biogas.
4. Dapat menambah wawasan.
5. Dapat membantu memecahkan masalah akibat kelangkaan BBM sebagi sumber energi.
6. Dapat memotivasi untuk menghasilkan teknologi tepat guna dalam rangka membantu
pemerintah untuk menghemat energi.
BAB II

PENGENALAN BIOGAS

2.1 Pengertian Biogas

Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan
bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik
digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik yang
terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis
bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan
bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis
dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti
lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu
pembentukan asam dari senyawa sederhana.

Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses
anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana
seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium.

Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini
memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak
bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada
pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste
(MSW).

2.2 Sejarah Biogas

Gas methan sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma kuno untuk dibakar
dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan, proses fermentasi lebih lanjut untuk
menghasilkan gas methan ini pertama kali ditemukan oleh Alessandro Volta (1776). Hasil
identifikasi gas yang dapat terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada tahun 1806. Dan
Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), adalah orang pertama yang
memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.

Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900. Pada
akhir abad ke-19, riset untuk menjadikan gas methan sebagai biogas dilakukan oleh Jerman dan
Perancis pada masa antara dua Perang Dunia. Selama Perang Dunia II, banyak petani di Inggris
dan Benua Eropa yang membuat alat penghasil biogas kecil yang digunakan untuk menggerakkan
traktor. Akibat kemudahan dalam memperoleh BBM dan harganya yang murah pada tahun 1950-
an, proses pemakaian biogas ini mulai ditinggalkan. Tetapi, di negara-negara berkembang
kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Oleh karena itu, di India
kegiatan produksi biogas terus dilakukan semenjak abad ke-19. Saat ini, negara berkembang
lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Nugini, telah melakukan berbagai riset
dan pengembangan alat penghasil biogas . Selain di negara berkembang, teknologi biogas juga
telah dikembangkan di negara maju seperti Jerman .

2.3 Prinsip Teknologi

Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan proses


fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara anaerobik (tanpa udara) oleh bakteri methan
sehingga dihasilkan gas methan. Gas methan adalah gas yang mengandung satu atom C dan 4 atom
H yang memiliki sifat mudah terbakar. Gas methan yang dihasilkan kemudian dapat dibakar
sehingga dihasilkan energi panas. Bahan organik yang bisa digunakan sebagai bahan baku industri
ini adalah sampah organik, limbah yang sebagian besar terdiri dari kotoran, dan potongan-
potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan sebagainya, serta air yang cukup banyak .
Proses ini sebetulnya terjadi secara alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di
bawah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat .

Prinsip pembangkit biogas, yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan bagian-
bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan pengeluaran
lumpur sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipa penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam
digester ini terdapat bakteri methan yang mengolah limbah bio atau biomassa dan menghasilkan
biogas. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas tersebut dapat dialirkan ke kompor yang
terletak di dapur. Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan memasak dan lain-lain .

2.4 Komposisi

Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan
beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia
(NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil.

Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin
tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan
sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat
ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur,
kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang
menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang
berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen
sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu
sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama
akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua
adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas
akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif.
BAB III

PENGOLAHAN, JENIS REAKTOR DAN PROSES KERJA BIOGAS

3.1 Pengolahan Biogas

Pengolahan biogas banyak macamnya, di antaranya dengan skala besar atau skala kecil.
Keduanya membutuhkan bahan baku yang sama yaitu kotoran atau sampah organik. Perbedaannya
untuk skala besar digunakan untuk menampung energi bagi masyarakat luas dengan kegiatan atau
pekerjaan yang lebih banyak. Contohnya, pembangkit listrik di pedesaan. Sedangkan skala kecil
digunakan untuk menampung energi bagi usaha atau kegiatan yang lebih personal. Contohnya,
salah satu bahan bakar untuk memproduksi kue donat di pabrik donat. Berikut contoh cara
pembuatan biogas.

1. Kotoran sapi kira-kira 1kg atau berapalah dibungkus plastik kemudian di kubur dalam tanah
selama kurang lebih 1-3 bulan

2. Buat wadah untuk tempatnya misalnya gali tanah atau di tong sampah jangan lupa buat lubang
atau apalah untuk nyalurin gas yang dihasilkannya melalui selang

3. Masukkan kotoran sapi tadi ke dalam tempat yang sudah disediakan tadi kemudian tambahkan
kotoran sapi atau sampah organik lain tutup tempatnya tunggu sampai kotoran sapi tadi
diuraikan bakteri.

3.2 Reaktor Biogas

Ada beberapa jenis reaktor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah reaktor jenis kubah
tetap (Fixed-dome), reaktor terapung (Floating drum), reaktor jenis balon, jenis horizontal, jenis
lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering digunakan adalah
jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun
terakhi ini dikembangkan jenis reaktor balon yang banyak digunakan sebagai reaktor sedehana
dalam skala kecil.
3.2.1 Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)

Reaktor ini disebut juga reaktor china. Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat
pertama kali di chini sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan
berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna
material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri
pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu
bata atau beton. Strukturnya harus kuat karna menahan gas aga tidak terjadi kebocoran. Bagian
yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya
menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang
dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.

Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada menggunaka
reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentunya
harganya relatif lebih mahal dan perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini
adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.

3.2.2 Reaktor floating drum

Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun 1937 sehingga
dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah,
perbedaannya terletak pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak
menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas
hasil fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari
jumlah gas yang dihasilkan.

Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume gas yang
tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga
tekanan gas konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih
mahal. faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada
reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.
3.2.3 Reaktor balon

Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga
yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat
biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas
masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian
bawah karena memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga
atas.

3.3 Proses Kerja Biogas

Di dalam digester bakteri-bakteri methan mengolah limbah bio atau biomassa dan
menghasilkan biogas methan. Dengan pipa yang didesain sedemikian rupa, gas tersebut dapat
dialirkan ke kompor yang terletak di dapur. Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan
memasak dan lain-lain. Biogas dihasilkan dengan mencampur limbah yang sebagian besar terdiri
atas kotoran ternak dengan potongan-potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan
sebagainya, dengan air yang cukup banyak.

Untuk pertama kali dibutuhkan waktu lebih kurang dua minggu sampai satu bulan sebelum
dihasilkan gas awal. Campuran tersebut selalu ditambah setiap hari dan sesekali diaduk, sedangkan
yang sudah diolah dikeluarkan melalui saluran pengeluaran. Sisa dari limbah yang telah dicerna
oleh bakteri methan atau bakteri biogas, yang disebut slurry atau lumpur, mempunyai kandungan
hara yang sama dengan pupuk organik yang telah matang sebagaimana halnya kompos sehingga
dapat langsung digunakan untuk memupuk tanaman, atau jika akan disimpan atau diperjualbelikan
dapat dikeringkan di bawah sinar matahari sebelum dimasukkan ke dalam karung.
BAB IV

MANFAAT DAN KELEBIHAN BIOGAS

4.1 Manfaat dan Kelebihan yang dimiliki Biogas

- Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat
termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang
diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.

- Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan
menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.

- Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya duatmosfer akan
meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan
mengurangi gas metana di udara.

- Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak
bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi
anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat
dari limbah.

- Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan
menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa
proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat digunakan
sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.

4.2 Perhitungan Peluang Pemanfaatan Biogas dalam Mengatasi Masalah BBM di Indonesia

Program penghapusan BBM yang dilaksanakan pada tahun 2005 akan menjadi momentum
yang tepat dalam penggunaan energi alternatif seperti biogas. Hal ini bisa dihitung dengan adanya
jumlah bahan baku biogas yang melimpah dan rasio antara energi biogas dan energi minyak bumi
yang menjanjikan (8900 kkal/m3 gas methan murni) .

Hal yang pertama harus diperhitungkan dalam menghitung jumlah energi yang dihasilkan
adalah berapa banyak jumlah bahan baku yang dihasilkan. Jumlah bahan baku gas ini didapatkan
dengan menjumlahkan jumlah feses dan sampah organik yang dihasilkan setiap hari. Jumlah bahan
baku ini akan menentukan berapa jumlah energi dan volume alat pembentuk biogas .

Sebagai pertimbangan, telah diketahui di China dan India, dalam 1 hari jumlah feses yang
dihasilkan 1 ekor sapi adalah 5 kg dan 80 kilogram kotoran sapi yang dicampur 80 liter air dan
potongan limbah lainnya dapat menghasilkan 1 meter kubik biogas . Jika diasumsikan bahwa
jumlah feses manusia yang dihasilkan sebanyak 0.5 kg/hari/orang, 1 keluarga terdiri dari 5 orang,
dan setiap keluarga memelihara 1 ekor sapi, serta 1 desa terdiri dari 40 orang, maka akan
didapatkan hasil perhitungan jumlah feses yang dihasilkan sebanyak 140 kg feses/ hari. Dengan
jumlah ini, maka biogas yang dihasilkan setiap hari sebanyak 1,75 m3/hari atau sebesar 15.575
kkal/hari.

Hal ini akan semakin mengejutkan dengan adanya perhitungan bahwa jumlah penduduk
indonesia berdasarkan data statistik pada tahun 2000 sebanyak lebih dari 200 juta jiwa . Dengan
hanya mengandalkan asumsi perhitungan jumlah kotoran manusia tanpa memperhitungan sampah
organik dan feses hewan ternak, akan didapatkan hasil feses sebanyak 100 juta kg feses/hari atau
1,25 juta m3/hari atau 11.125 juta kkal/hari. Apabila dengan asumsi konversi 1 J = 4.2 kal maka
akan didapatkan hasil total energi yang dihasilkan hanya dari jumlah penduduk adalah sebesar
30.66 MW.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan adanya global warming (pemanasan global), berkurang sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui seperti BBM, biogas dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang muncul
tentang itu. Biogas merupakan sistem teknologi penghasil energi dengan menggunakan bahan
baku kotoran atau sampah organik. Menerapkan sistem fermentasi bakteri diciptakanlah alat
biogas yang dapat dipergunakan sebagai penghasil energi dan pembangkit listrik. Bahan yang
mudah didapatkan dan biaya yang tidak mahal sangat membantu masyarakat dalam menyelasaikan
permasalahan ekonomi khususnya dengan naiknya harga BBM.

5.2 Saran

Dari uraian dan kesimpulan yang telah disusun maka penyusun ingin memberikan saran:

1. Semoga masyarakat luas dapat mempraktikan teknologi ini secara langsung.

2. Teknologi terus dikaji lebih dalam agar dapat menarik masyarakat untuk menggunakannya.

3. Adanya sosialisasi dan penyuluhan dari para peneliti ilmuan atau pemerintah terhadap
masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA

Asep Bayu, dkk. Biogas sebagai Peluang Pengembangan Energi Alternatif.


http://megtech.net/?P=80

Burhani Rahman. Biogas Sumber Energi Alternatif.


http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1123717100

Agung Pambudi. Pemanfaatan Biogas sebagai Energi Alternatif. http://www.dikti.go.id


http://ditnaga-dikti.org-admin@dikti.org

Agus Mardiansyah. Re: Cara membuat Biogas http://www.blogspot.com-admin@blogsspot.com

Juanda, Asep dkk. 2006. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA. Bandung: Pustaka
Setia

Anda mungkin juga menyukai