Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MK

SISTEM DIGITAL

Disusun Oleh:
Muhammad Haffi Fadillah (1804.11.70)
Leusy Pernanda (1804.11.34)

SIMDIG Kelas C

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA


DAN
KOMPUTER INDONESIA BANJARMASIN
2019/2020
1. REGISTER
Register adalah rangkaian logika yang digunakan untuk menyimpan data. Dengan kata lain,
register adalah rangkaian yang tersusun dari satu atau beberapa flipflop yang digabungkan
menjadi satu. Flipflop disebut juga sebagai register 1 bit. Jadi untuk menyimpan 4 bit data,
register harus terdiri dari 4 buah flipflop. Macam-macam pada Shift Register adalah sebagai
berikut:
a.PIPO
b.PISO
c.SISO
d.SIPO

Register adalah sekelompok flip-flop yang dapat dipakai untuk menyimpan dan untuk mengolah
informasi dalam bentuk linier.Ada 2 jenis utama Register yaitu:
1.Storage Register (register penyimpan)
2. Shift Register (register geser)

Register penyimpan (Storage Register) digunakan apabila kita hendak menyimpan informasi
untuk sementara, sebelum informasi itu dibawa ke tempat lain. Banyaknya kata/bit yang dapat
disimpan, tergantung dari banyaknya flip-flop dalam register. Satu flip-flop dapat menyimpan
satu bit. Bila kita hendak menyimpan informasi 4 bit maka kita butuhkan 4 flip-flop.
Contoh: Register yang mengingat bilangan duaan (biner): 1101 terbaca pada keluaran Q.

Shift Register adalah suatu register dimana informasi dapat bergeser (digeserkan). Dalam
register geser flip-flop saling dikoneksi, sehingga isinya dapat digeserkan dari satu flip-flop ke
flip-flop yang lain, kekiri atau kekanan atas perintah denyut lonceng (Clock).
Dalam alat ukur digit, register dipakai untuk mengingat data yang sedang ditampilkan.

Ada 4 Shift Register yaitu:


1. Parallel In Parallel Out (PIPO)

 A, B, C, dan D adalah sinyal masukan. Saat clock (pemicu) diaktifkan (Logika


1), maka data yang ada akan dikeluarkan secara bersama-sama ke Q3, Q2, Q1,
dan Q0.

 Saat clock kembali tidak dipicu (Logika 0), maka apapun masukannya, keluaran
Q akan tetap.
2. Parallel In – Serial Out (PISO)

3. Serial In Serial Out (SISO)

• Saat sinyal clock diberikan pertama kali, data dari Si masuk ke flipflop A, pada
saat clock kedua, data dari flipflop A masuk ke flipflop B, demikian seterusnya,
sampai keluar ke So.
• Jadi pada register SISO untuk membaca data pertama kali dibutuhkan jumlah
clock yang sama banyak dengan jumlah flipflop yang ada pada register (dalam
hal ini adalah empat).

4. Serial In Parallel Out (SIPO


Jenis – jenis register:
1. Segmen Register.
Register yang termasuk dalam kelompok ini terdiri atas register CS, DS, ES dan SS yang
masing-masingnya merupakan register 16 bit. Register-register dalam kelompok ini secara
umum digunakan untuk menunjukkan alamat dari suatu segmen.
2. Pointer dan Index Register
Register yang termasuk dalam kelompok ini adalah register SP, BP, SI dan DI yang masing-
masing terdiri atas 16 bit. Register- register dalam kelompok ini secara umum digunakan
sebagai penunjuk atau pointer terhadap suatu lokasi di memory.

3. General Purpose Register.


Register yang termasuk dalam kelompok ini adalah register AX, BX, CX dan DX yang masing-
masing terdiri atas 16 bit. Register- register 16 bit dari kelompok ini mempunyai suatu ciri
khas, yaitu dapat dipisah menjadi 2 bagian dimana masing-masing bagian terdiri atas 8 bit.
4. Index Pointer Register
Register IP berpasangan dengan CS (CS:IP) menunjukkan alamat dimemory tempat dari
intruksi (perintah) selanjutnya yang akan dieksekusi. Register IP juga merupakan register 16
bit. Pada prosesor 80386 digunakan register EIP yang merupakan register 32 bit.
5. Flags Register.
Sesuai dengan namanya Flags (Bendera) register ini menunjukkan kondisi dari suatu keadaan<
ya atau tidak >. Karena setiap keadaan dapat digunakan 1 bit saja, maka sesuai dengan jumlah
bitnya, Flags register ini mampu memcatat sampai 16 keadaan.
2. FLIP - FLOP

Pengertian Flip-Flop dan Jenis-jenisnya – Flip-flop adalah suatu rangkaian elektronika yang
memiliki dua kondisi stabil dan dapat digunakan untuk menyimpan informasi. Flip Flop
merupakan pengaplikasian gerbang logika yang bersifat Multivibrator Bistabil. Dikatakan
Multibrator Bistabil karena kedua tingkat tegangan keluaran pada Multivibrator tersebut adalah
stabil dan hanya akan mengubah situasi tingkat tegangan keluarannya saat dipicu (trigger).
Flip-flop mempunyai dua Output (Keluaran) yang salah satu outputnya merupakan komplemen
Output yang lain.

Flip-flop Elektronik yang pertama kali ditemukan oleh dua orang ahli fisika Inggris William
Eccles and F. W. Jordan pada tahun 1918 ini merupakan dasar dari penyimpan data memory
pada komputer maupun Smartphone. Flip-flop juga dapat digunakan sebagai penghitung detak
dan sebagai penyinkronsasian input sinyal waktu variabel untuk beberapa sinyal waktu
referensi.

Jenis-jenis Flip-flop:

Rangkaian Flip-flop pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu S-R Flip-flop, D
Flip-flop, T Flip-flop dan JK Flip-flop. Berikut dibawah ini adalah penjelasan singkatnya.

S-R Flip-flop

S-R adalah singkatan dari “Set” dan “Reset”. Sesuai dengan namanya, S-R Flip-flop ini terdiri
dari dua masukan (INPUT) yaitu S dan R. S-R Flip-flop ini juga terdapat dua Keluaran
(OUTPUT) yaitu Q dan Q’. Rangkaian S-R Flip-flop ini umumnya terbuat dari 2 gerbang logika
NOR ataupun 2 gerbang logika NAND. Ada juga S-R Flip-flop yang terbuat dari gabungan 2
gerbang Logika NOR dan NAND.

Berikut ini adalah diagram logika NOR Gate S-R Flip-flop, NAND Gate S-R Flip-Flop dan
Clocked S-R Flip-flop (gabungan gerbang logika NOR dan NAND).
Tabel kebenaran S – R Flip-flop

D Flip-flop

D Flip-flop pada dasarnya merupakan modifikasi dari S-R Flip-flip yaitu dengan menambahkan
gerbang logika NOT (Inverter) dari Input S ke Input R. Berbeda dengan S-R Flip-flop, D Flip-
flop hanya mempunyai satu Input yaitu Input atau Masukan D. Berikut ini diagram logika D
Flip-flop.

Tabel kebenaran D Flip-flop

J-K Flip-Flop

J-K Flip-flop juga merupakan pengembangan dari S-R Flip-flop dan paling banyak digunakan.
J-K Flip-flop memiliki 3 terminal Input J, K dan CL (Clock). Berikut ini adalah diagram logika
J-K Flip-flop.
Tabel kebenaran J-K Flip-flop

T Flip-Flop

T Flip-flop merupakan bentuk sederhana dari J-K Flip-flop. Kedua Input J dan K dihubungkan
sehingga sering disebut juga dengan Single J-K Flip-Flop. Berikut ini adalah diagram logika T
flip-flop.

Tabel kebenaran T Flip-flop

Komponen flip-flop

Komponen utama untuk membuat flip-flop adalah gerbang nand maupun gerbang nor.

fungsi flip-flop pada rangkaian digital

 untuk menyimpan data biner secara semi permanen


 untuk membuat rangkaian counter atau pencacah
 untuk membuat register geser
 untuk membuat cell memori
3. BINARY CODED DECIMAL (BCD)
Pengertian BCD (Binary Coded Decimal) dan Cara Konversi BCD – Rangkaian digital dan
Peralatan-peralatan Digital pada umumnya menggunakan sistem bilangan Biner dalam
pengoperasiannya sedangkan manusia lebih terbiasa dengan menggunakan sistem bilangan
Desimal. Selain itu, jumlah digit yang digunakan oleh sistem bilangan Biner untuk mewakilkan
suatu nilai lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah digit pada sistem bilangan Desimal.
Sebagai manusia, lebih mudah bagi kita untuk mengingat jumlah digit yang sedikit seperti pada
bilangan Desimal daripada harus mengingat jumlah digit yang banyak seperti pada bilangan
Biner.

Namun pada saat komunikasi antara rangkaian digital dengan penggunanya yaitu manusia,
diperlukan interface atau antarmuka yang dimengerti oleh kedua pihak (rangkaian digital dan
manusia). Interface atau antarmuka tersebut biasanya akan menerima data dalam bentuk
bilangan desimal kemudian rangkaian digital harus menggunakan beberapa kode biner agar
dapat lebih mudah untuk mewakili bilangan desimal tersebut. Kode yang digunakan untuk
tujuan ini biasanya disebut dengan kode BCD (Binary Coded Decimal). Dalam kode BCD,
setiap bilangan Desimal diwakili oleh bilangan biner 4 bit. Jadi dapat dikatakan bahwa Kode
BCD (Binary Coded Decimal) adalah sistem pengkodean Biner dari angka Desimal dimana
setiap digit Desimal diwakili oleh sejumlah bit, biasanya terdiri dari 4 bit.

Cara Konversi Bilangan Desimal ke Kode Bilangan BCD (Binary Coded Decimal)

Dalam proses konversinya, setiap angka dari bilangan desimal dikonversikan satu per satu
menjadi 1 kelompok bilangan biner (4 bit) seperti contoh dibawah ini :

Pertama, pisahkan angka desimal sesuai dengan bobotnya kemudian tuliskan kode BCD yang
ekuivalen untuk mewakili setiap digit desimal yang bersangkutan.

Konversi Bilangan Desimal 48910 ke kode BCD :

4 = 0100

8 = 1000

9 = 1001

Bilangan desimal 48910 yang dikonversikan ke kode BCD adalah menjadi 0100 1000 1001 atau
010010001001BCD.
Cara Konversi Kode Bilangan BCD menjadi Bilangan Desimal

Untuk dapat mengkonversikan kode bilangan BCD ke bilangan desimal, cukup dengan
membagikan bilangan biner ke dalam kelompok 4 bit biner kemudian tuliskan angka desimal
yang diwakilkan oleh masing-masing kelompok 4 bit tersebut. Perhatikan contoh dibawah ini:

Konversikan kode bilangan BCD 1001 0011 menjadi bilangan desimal.

1001 = 9

0011 = 3

Jadi, kode bilangan BCD 1001 0011 yang dikonversi menjadi desimal adalah 9310.

Nilai tertinggi dari suku bilangan desimal adalah angka 9 yang diwakilkan oleh bilangan biner
1001. Dengan demikian, hanya bilangan biner 4 bit dari 0000 hingga 1001 yang digunakan.
Tabel dibawah ini menunjukan kode BCD. Masing-masing digit desimal (0 hingga 9) diwakili
oleh bilangan biner ekuivalennya. Karena 1 digit desimal bisa mencapai nilai tertingginya yaitu
angka 9, maka diperlukan 4 bit untuk pengkodean BCD-nya.

Perlu diketahui bahwa setiap digit desimal pasti diberikan 4 bit bilangan biner meskipun
bilangan desimal yang diwakilkannya kurang dari 4 bit bilangan biner (contoh desimal 2 adalah
sama dengan 0010). Dengan cara ini, rangkaian digital yang menggunakan kode BCD selalu
menangani 1 kelompok bilangan biner yang terdiri dari 4 bit bilangan biner. Bila menggunakan
kode BCD, perlu diingat bahwa semua angka 0 harus dipertahankan, hal ini berbeda dengan
bilangan biner yang dapat menghilangkan angka 0 didepannya.

Kode BCD ini digunakan apabila diperlukannya transfer informasi desimal masuk dan keluar
dari rangkaian atau peralatan digital. Contoh-contoh rangkaian atau peralatan digital tersebut
diantaranya seperti Jam Digital, Kalkulator, Multimeter Digital dan Pencacah Frekuensi
(Frequency Counter)
Tabel BCD
4. RANGKAIAN ENCODER
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan dekoder. Encoder
berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan dengan format
tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang
memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format
bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan
biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD Encoder”
yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line
input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8
line to 3 line encoder” yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3
bit BCD).
Ilustrasi Digital Encoder

Encoder dalam contoh ini adalah encoder desimal ke BCD (Binary Coded Decimal) yaitu
rangkaian encoder dengan input 9 line dan output 4 bit data BCD. Dalam mendesain suatu
encoder kita harus mengetahui tujuan atau spesifikasi encoder yang diinginkan yaitu dengan :
Membuat tabel kenenaran dari encoder yang ingin dibuat Membuat persamaan logika encoder
yang diinginkan pada tabel kebenaran menggunakan K-Map Mengimplemenstasikan persamaan
logika encoder dalam bentuk rangkaian gerbang logika digital Rangkaian Encoder Desimal (10
line) ke BCD Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke BCD langkah pertama adalah
menentukan tabel kebenaran encoder kemudian membuat persamaan logika kemudian
mengimplementasikan dalam gerbang logika digital seperti berikut.
Rangkaian Encoder Desimal (10 line) ke BCD Dalam mendesain rangkaian encoder desimal ke
BCD langkah pertama adalah menentukan tabel kebenaran encoder kemudian membuat
persamaan logika kemudian mengimplementasikan dalam gerbang logika digital seperti berikut.

Tabel kebenaran encoder Desimal (10 Line) ke BCD


Persamaan logika output encoder Desimal (10 Line) ke BCD
Y3 = X8 + X9
Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Rangkaian implementasi encoder Desimal (10 Line) ke BCD sesuai tabel kebenaran

Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas dan persamaan
logika encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung ke rangkaian karena alasan
efisiensi komponen, hal ini karena apabil input X0 ditekan maka tidak akan mengubah nilai
output yaitu output tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian encoder diatas hanya akan bekerja
dengan baik apabila hanya 1 jalur input saja yang mendapat input, hal ini karena rangkaian
encoder diatas bukan didesain sebagai priority encoder.

cara kerja encoder

Ada banyak jenis encoder diantara adalah encoder 16 ke 4, encoder 8 ke 3, encoder keypad atau
tombol dan lain sebagainya

Kebalikan dari rangkaian encoder adalah rangkaian decoder.


gambar berikut menunjukkan skema rangkaian encoder keypad atau encoder tombol

Sebenarnya ada banyak jenis encoder tombol namun yang paling simpel dan mudah dipelajari
adalah sebagai berikut

prinsip kerja encoder tombol

Contoh sederhana dari penggunaan encoder tombol adalah pada kalkulator. Rangkaian encoder
tombol terdiri dari bermacam-macam namun encoder yang paling sederhana adalah seperti
diatas. Rangkaian encoder tombol pada gambar diatas akan mengkodekan tombol 10 jalur
menjadi 4 jalur biner dengan demikian rangkaian diatas dapat menghemat jalur yang digunakan.
Contoh Soal Pilihan Ganda
1. Storage register adalah ...
A. Register penyimpanan.
B. Register geser.
C. Flip-flop.
D. Shift.
4. Dibawah ini yang bukan merupakan macam-macam flip-flop adalah...
A. S – R Flip-flop
B. J – K Flip-flop
C. D Flip-flop
D. CR5 Flip-flop
E. T Flip-flop

3. Yang termasuk angka biner adalah...

A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

4. Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan...

A. Decoder
B. Recorder
C. Bicoder
D. Coder
E. Acoder

Contoh Soal Essai


1. Encoder berfungsi sebagai rangakain untuk ?

2. Ubahlah bilangan 6(10) menjadi biangan biner (2)...

3. Flip-flop merupakan?

4. Sebutkan dua jenis utama register?

Anda mungkin juga menyukai