Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“TUBERKULOSIS PARU”

DI RUANG 29 RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR - MALANG

OLEH :

(Kelompok 3)

Mike Aprilia (1930029)

Dyah Khoirun Nisa (1930016)

Galuh Mendung (1930018)

Amalia Fitriani (193006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS: PROGRAM PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tema : Tuberkulosis Paru
Peserta/Sasaran : Keluarga Pasien Ruang 29
Tanggal pertemuan : Kamis, 4 Oktober 2019
Tempat : Ruang 29
Waktu acara : 30 menit

A. TUJUAN

a) Tujuan umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa pengenalan Tuberkulosis Paru diharapkan
semua keluarga pasien dapat mengerti apa itu Tuberkulosis Paru?

b) Tujuan khusus
1. Keluarga mengerti tentang definisi Tuberkulosis Paru
2. Keluarga mengerti tentang penyebab dari Tuberkulosis Paru
3. Keluarga mengerti tentang gejala-gejala dari Tuberkulosis Paru
4. Keluarga mengerti tentang cara penularan dari Tuberkulosis Paru
5. Keluarga mengerti tentang pencegahan dan pengobatan Tuberkulosis Paru
B. MATERI ( Terlampir )

1. Pengertian Tuberkulosis Paru


2. Penyebab Tuberkulosis Paru
3. Gejala-gejala Tuberkulosis Paru
4. Penularan Tuberkulosis Paru
5. Pencegahan dan pengobatan Tuberkulosis Paru
C. MEDIA
1. Laptop
2. LCD/ Power Point
3. Leaflet

D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab (diskusi)
E. KEGIATAN PENYULUHAN

No.Waktu Kegiatan Pembicara PJ


5 menit Pembukaan 1. Memberi salam Mike
2. Memperkenalkan diri Aprillia
3. Menyampaikan topik
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan
5. Melakukan kontrak waktu

15 menit Isi 1. Pengertian Tuberkulosis Paru amalia


2. Penyebab Tuberkulosis Paru Fitriani
3. Gejala-gejala Tuberkulosis
Paru
4. Penularan Tuberkulosis Paru
5. Pencegahan dan pengobatan
Tuberkulosis Paru
5 Evaluasi 1. Memberikan kesempatan pada Mendung
menit peserta untuk bertanya Galuh
2. Menanyakan kembali pada
peserta tentang materiyang
disampaikan
5 menit Penutup 1) Menyimpulkan materi Dyah
2) Memberi salam Khoirun
Nisa
MATERI PENYULUHAN
Definisi

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular pernapasan yang menyerang paru


yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan melalui udara (droplet
nuclei) terutama pada saat batuk atau bersin (Marni, 2014). Tuberkulosis atau TB paru adalah
suatu penyakit menular yang paling sering mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis.TB paru dapat menyebar ke setiap bagian tubuh, termasuk
meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe (Smeltzer&Bare, 2015). TB Paru adalah penyakit
peradangan paru menular dan menahun yang dapat menyerang siapa saja.

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman


Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M.
tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri
Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis
yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT
(Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan
diagnosis dan pengobatan TBC.(Kemenkes 2018)
Penyebab

TB paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan


ketika seseorang penderita penyakit paru aktif mengeluarkan organisme.Individu yang rentan
menghirup droplet dan menjadi terinfeksi. Bakteria di transmisikan ke alveoli dan
memperbanyak diri.Reaksi inflamasi menghasilkan eksudat di alveoli dan bronkopneumonia,
granuloma, dan jaringan fibrosa (Smeltzer&Bare, 2015). Ketika seseorang penderita TB paru
batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke
tanah, lantai, atau tempat lainnya.
Gejala – gejala

Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam
hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV
positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk
tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih. (Kemenkes,2018)
Menurut Marni 2014 Gejala pasa pasien TB Paru sbb:
1. Demam 40-41oC
2. Batuk atau batuk berdarah
3. Sesak napas
4. Nyeri dada
5. Malaise
6. Keringat malam
7. Suara khas pada perkusi dada
8. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit
9. Pada anak :
a. Berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau
gagal tumbuh
b. Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2 minggu
c. Batuk kronik ≥ 3minggu, dengan atau tanpa wheezing
d. Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.
Penularan

Penyakit Tb Paru dapat menular secara langsung dan tidak langsung

1. Langsung

Kuman –kuman yang berasal dari pericikan ludah atau cairan hidung penderita
berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara berhadap-hadapan
berciuman atau bersin.

2. Tidak langsung

Bila penderita Tb Paru meludah disembarang tempat, kemudian ludah yang


mengandung kuman TB paru itu mengering , diterbangkan angin dan dihisap orang lain.

Bagi penderita TB untuk menghindarkan keluarga untuk tidak tertular sebaiknya


hendaknya melakukan :

1. Menutup mulut pada saat bersin atau batuk


2. Tidur berpisah dari keluarga
3. Mengusahakan matahari masuk keruang tidur serta menjemur alat-alat sesering
mungkin pada pagi hari, karena kuman Tb mati oleh sinar matahari
4. Tidak meludah dosembarang tempat, melainkan di tempolong yang sudah diisi sabun,
karena Tb mati oleh zat-zat tertentu.
(Harlianti 2016)

Pengobatan

Tujuan pengobatan pada penderita Tb Paru selain untuk megobati juga mencegah
kematian, mencegh kekambuhan atau resistensu terhadap OAT serta memutuskan mata rantai
penularan.

Pengobatan dilakukan dakan dua tahap, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Lama
pengobatannya 6-8 bulan tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus minum obat
secara lengkap teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilkukan 3 kali
pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan pengobatan, yaitu pada
akhir pengobatan awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan.

(Nizar M,2017)

Pencegahan

Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan dengan cara:


1. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat;
2. Membudayakan perilaku etika berbatuk;
3. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan
4. lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat;
5. Peningkatan daya tahan tubuh;
6. Penanganan penyakit penyerta TBC;
7. Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan
8. Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(Kemenkes, 2018)

Anda mungkin juga menyukai