Anda di halaman 1dari 13

Tugas: kelompok

KEPERAWATAN MEDIKAL B EDAH

(RHEUMATOID ARTHIRITIS)

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 8

RAHMAWATI IDRIS P201701122

ELSA NATHALIA P201701111

RINA KAROLINA P201701101

YASNITAL P201701134
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA


KENDARI

2019

A. Definisi

Rhematoid arthritis (RA) adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang


tidakdiketahui penyebabnya. Karakteristik RA adalah terjadinya kerusakan
dan proliferasi pada membran sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada
tulang sendi, ankilosis dan deformitas.

B. Etiologi

Hingga saat ini penyebab penyakit rhematoid arthritis belum dapat


ditentukan secara pasti, tetpi beberapa hipotesa menunjukan bahwa rhematoid
arthrirtis dipengaruhi oleh faktor-faktor:

1. Mekanisme imun (antigen-antibodi), seperti interaksi IGC dari faktor


rhematoid (RF)

2. Usia dan jenis kelamin

3. infeksi

4. Gangguan metabolisme

5. Faktor genetik
C. Patofisiologi

Inflamasi mula-mula mengenai sendi sendi senovial seperti edema,


kongesti vaskular, eksudat febrin, dan infiltrasi selualar. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ketulang sub chondria.
Jaringan granulasimenguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuler. Kartilago menjadi nekrosis tingkat erosi dari
kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jarinagn fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). kerusakan kartilago dan
tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan dapat menimbulkan
sublukasi atau dislokasi dari persendian. Inasi pada tulang sub chondrial bisa
menyebabkan osteoporosis setempat.

D. Manifestasi klinis

Pasien rhematoid arthritis akan menunjukan tanda-tanda dan gejala nyeri


persendian, bengkak, kekakuan pada sendi terutama pagi setelah bangun tidur
dan terbatasnya gerakan.

1. Tanda dan gejala setempat

a. Nyeri persendian disertai kaku dan gerakan terbatas

b. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah

c. Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku,


rahang dan bahu

2. Tanda dan gejala sistemik

Lemah demam tachikardi, berat badan turun,anemia secara lebih


rinci pada tahap permulaan akan timbul nyeri pada sendi-sendi,
sendi-sendi panas dan membengkak, demam (pireksia), anemia, berat
badab menurun dan kekuatan berkurang.

Sedangkan pada tahap lanjut akan ditemukan adanya kekakuan


terutama pada pagi hari, gerakan menjadi terbatas, nyeri dan nyeri tekan,
deformitas bertambah pembengkakan, kelemahan dan depresi.

E. Pemeriksaan penunjang

1. Tes serologi

a. Sedimentasi erotrosit meningkat

b. Anemia dan leukositosis

c. Rhematoid faktor positif

2. Pemeriksaan radiologi

a. Periaricular osteoporosis : erosi pada permukaan persendian

b. Kelanjutan penyakit : ruang sendi menyempit, sub lokasi dan


ankilosis

3. Aspirasi sendi

Cairan sinovial menunjukan adanya proses inflamatorik/radang


aseptic.

F. Komplikasi

Proses inflamasi yang terjadi pada AR akan menyebabkan erosi pada


tulang, kerusakan kartilago dan kerusakan pada sekitar ligamen. Proses inii
menyebabkan deformitas sehingga sendi kehilangan bentuk awalnya dan
menggangu fungsu sendi. Komplikasi sistemik juga dapat terjadi pada AR
(seperti osteoporosis dan aterosklerosis).
G. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan AR adalah menekan aktivitas penyakit sehingga


menghambat agresi penyakit serta mencegah kecacatan, mengatasi nyeri, dan
memperbaiki kulaitas hidup.

1. Penatalaksanaan nonfarmakologi

a. Edukasi pada pasien mengenai penyakit, perjalanan penyakit,


obat-obatan, efek samping pengobatan, edukasi berhenti merokok
dan alkohol

b. Terapi fisik dan rehabilitasi penting untuk mempertahankan fungsi


sendi dan kekuatan otot

c. Diet, umumnya penderita AR memiliki komorbiditas kardiovaskular,


sehingga penting untuk melakukan diet rendah gula dan rendah
lemak.

2. Pengobatan untuk menghambat progresivitas penyakit AR adalah dengan


DMARD, yang dikelompokan menjadi DMARD konvensional/sintesis
(obat metoreksat, sulfasalazine, leflunomide) dan DMARD biologis (anti
TNfa, anti-CD 20 (rituximab), anti CTLA4 (abatacept).)

PATHWAY REUMATOID ARTHRITIS


Reaksi faktor R dengan antibodi metabolik Infeksi dg kecenderungan virus

Reaksi peradangan

Nyeri
Sinovial menebal

nodul
informasi tentang proses penyakit Pannus

Infeksi dalam os subcondria


Kurang pengetahuan

Hambatan nutrisi pd kartilago artikularis


Kerusakan kartilago dan tulang

Nekrosis kartilago
Tendon dan ligamen melemah

Erosi kartilago
Mudah luksasi dan subluksasi

Hilangnya keuatan otot Adhesi pada permukaan sendi

Ankilosis fibrosa Ankilosis tulang

kekakuan sendi Terbatasnya gerak sendi

Gangguan mobilitas fisik Defisit perawatan diri


Kasus

Ny.R umur 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada persendian
lutut kiri dan kanan, nyerinya seperti tertimpa benda berat, skala nyeri 4-6. klien
merasa nyeri saat berdiri setelah duduk, 3 minggu terakhir klien sering merasa
kaku dan nyeri sendi pada pagi hari. klien nampak meringis pemeriksaan TTV:
TD: 130/90 mmHg, pernapasan 24x/menit, suhu 37,8ºC. Riwayat penyakit saat ini
rheumatoid arthritis.

A. Analisa data

Symtom Etiologi Problem

Ds:

 Nyeri pada Nyeri kronis


persendian lutut kiri
dan kanan

 Nyeri seperti
tertimpa benda berat

 Merasa nyeri saat


mau berdiri setelah
duduk

 Skala nyeri 4-6

 3 minggu terakhir
klien sering
mengalami kaku dan
nyeri sendi di pagi
hari

Do:

 Klien nampak
meringis

 TTV : TD 130/90
mmHg, pernafasan
24x/menit, suhu
37,8ºC .

 Riwayat penyakit
saat ini rheumatoid
arthritis.

B. Diagnosa

Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal kronis

C. Intervensi

Diagnosa NOC NIC

Nyeri kronis Setelah dilakukan asuhan 1. Manajemen nyeri


berhubungan dengan keperawatan 2x24 jam
 Lakukan pengkajian
gangguan diharapkan nyeri kompherensif
muskuloskeletal kronis yang meliputi lokasi,
1. Kontrol nyeri
karakteristik,
indikator aw akhir onset/durasi,
al frekuensi kualitas,

Melapor 4 2 intensitas atau

kan nyeri beratnya nyeri dan

yang faktor pencetus

terkontro  Tentukan akibat dari


l pengalaman nyeri
terhadap kualitas
hidup pasien
(misalnya, tidur,
nafsu makan,
pengertian, perasaan,
hubungan, performa
kerja dan tanggung
jawab peran)

 Gali bersama pasien


faktor-faktor yang
dapat menurunkan
atau memperberat
nyeri

 Evaluasi pengalaman
nyeri dimasa lalu
yang meliputi
riwayat nyeri kronik
individu atau
keluarga atau nyeri
yang menyebabkan
disability\ketidakma
mpuan\kecatatan,
dengan tepat

 Kendalikan faktor
lingkungan yang
dapat mempengaruhi
respon pasien
terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya, suhu
ruangan,
pencahayaan, suara
bising)

 Kurangi atau
eliminasi
faktor-faktor yang
dapat mencetuskan
atau meningkatkan
nyeri (misalnya,
ketakutan, kelelahan,
keadaan monoton
dan kurang
pengetahuan

 Pilih dan
implementasikan
tindakan yang
beragam (misalnya,
farmakologi,
nonfarmakologi,
interpersonal) untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri,
sesuai dengan
kebutuhan

 Ajarkan
prinsip-prinsip
manajemen nyeri

 Pertimbangkan tipe
dan sumber nyeri
ketika memilih
strategi penurunan
nyeri

 Dorong pasien untuk


memonitor nyeri dan
menangani nyerinya
dengan cepat

 Gali penggunaan
metode farmakologi
yang dipakai pasien
saat ini untuk
menurunkan nyeri

 Berikan individu
penurun nyeri yang
optimal dengan
peresepan analgesik

 Dukung istrahat\tidur
yang adekuat untuk
membantu
menurunkan nyeri

 Beri tahu dokter jika


tindakan tidak
berhasil atau jika
keluhan pasien saat
ini berubah
signifikan dari
pengalaman nyeri
sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai