Anda di halaman 1dari 5

Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No.

23
Tahun 1992) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan
dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar
masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan, karena bukanlah tanggung
jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat, termasuk swasta. 22

Sumberdaya Manusia yang sehat dan berkualitas, merupakan modal utama


atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan
pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup
Sumberdaya Manusia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia Tahun 2002
menduduki peringkat 111 dari 175 negara didunia (UNDP Report, 2004), dan merupakan
yang terendah di antara Negara-nagara kawasan Asia Tenggara. 22

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah


kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 Bidang Kesehatan, yang lebih mengutamakan
para upaya preventif dan promotif dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam
bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan adalah menumbuhkembangkan Posyandu. 22

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar, utama untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu
dan bayi. 22

Upaya pengembangan kualitas Sumberdaya Manusia dengan mengoptimalkan


potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem
pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan
secara efektif dan efisien dan dapat mengjangkau semua sasaran yang membutuhkan
layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas. 22

1. Pengertian

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakat dan keluarga berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas
kesehatan 22.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembanggunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi 23.

2. Dasar Pelaksanaan

Surat Keputusan Bersama : Mendagri / Menkes / BKKBN. Masing-masing No. 23 tahun


1985, 21 / Men.Kes / Inst.B / IV 1985, 1I2/HK-011/ A / 1985 tentang penyelenggaraan
Posyandu yaitu :
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu
dalam lingkup LKMD dan PKK

b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan fungsi Posyandu


serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program- program
pembangunan masyarakat desa

c. Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan peranan kader
pembangunan

d. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah / di daerah masing-masing dan


melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Dep Kes dan BKKBN

e. Undang-undang No. 23 tahun 1992 pasal 66, dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna 22

3. Tujuan

a. Tujuan Umum

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,


terutama, yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

2) Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama


berkaitan dengan penurunan AKI dab AKB

3) Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang


berkaitan dengan penurunan AKI danAKB

4. Sasaran

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya :

a. Bayi
b. Anak balita
c. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui
d. Pasangan Usia Subur (PUS)
5. Fungsi
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
ketrampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam
rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
6. Manfaat
a. Bagi masyarakat
1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

2) Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan


terutama terkait kesehatan ibu dan anak

3) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain terkait

b. Bagi petugas, pengurus dan tokoh masyarakat

1) Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan


penurunan AKI dan AKB

2) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat


menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB

c. Bagi Puskesmas

1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan


berwawasan kesehatan pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan strata pertama

2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan


sesuai kondisi setempat

3) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan


secara terpadu

d. Bagi sektor lain

1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor


terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai
kondisi setempat

2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai


dengan tupoksi masing-masing sektor

7. Lokasi

Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/nagari. Bila diperlukan dan memiliki


kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan lainnya yang
sesuai.

8. Kedudukan

a. Kedudukan Posyandu Terhadap Pemerintah Desa/Kelurahan

Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab


menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu
terhadap pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh Pemerintah
Desa/Kelurahan.
b. Kedudukan Posyandu Terhadap Pokja Posyandu

Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang dibentuk di desa/kelurahan, yang


anggotanya terdiri dari aparat Pemerintah Desa/Kelurahan dan tokoh masyarakat
yang bertanggung jawab membina Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja
adalah sebagai satuan organisasi yang terdapat Pokja adalah sebagai satuan
organisasi yang mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan program dari
Pokja

c. Kedudukan Posyandu Terhadap berbagai UKBM

UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,


yang salah satu di antaranya adalah Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap
UKBM dan pelbagai lembaga kemasyarakatan/LSM desa/kelurahan yang bergerak
di bidang kesehatan adalah sebagai mitra.

d. Kedudukan Posyandu Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan

Konsil Kesehatan Kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat di bidang


kesehatan yang di bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat di kecamatan yang
berfungsi menaungi dan mengkoordinir setiap upaya kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM). Kedudukan Posyandu terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan
adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan
sumberdaya dari Konsil Kesehatan Kecamatan.

e. Kedudukan Posyandu Terhadap Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang


bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan.
Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas

9. Pengorganisasian

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada


saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel,
sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan
dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua,
sekretaris, dan bendahara dan kader posyandu yang merangkap sebagai anggota.

Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah


(kelurahan/desa atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu
unit/kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan
masyarakat setempat. Unit pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang
ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola
Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur Pengelola Posyandu,
disepakati dalam unit/kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat setempat

Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di


desa/kelurahan atau sebutan lainnya sebagai berikut
Gambar 2.1 Bagan Kepengurusan Posyandu

(Contoh)

b.Pengelola Posyandu

Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu. Pengurusan Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari
seorang ketua, seorang sekretaris dan seorang bendahara. Kriteria pengelola
Posyandu antara lain sebagai berikut :

1) Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat

2) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi


masyarakat

3) Bersedia secara sukarela bersama masyarakat

c. Kader posyandu

Kader posyandu dipilih oleh Pengurus Posyandu dari anggota masyarakat


yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu. Kader posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela.
Kriteria kader posyandu antara lain sebagai berikut :

1) Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat

2) Dapat membaca dan menulis huruf latin

3) Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu, dan penggerak masyarakat

4) Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang.

Dalam keadaan tertentu, terutama didaerah perkotaan, karena kesibukan


yang dimiliki, tidak mudah mencari anggota masyarakat yang bersedia aktif secara
sukarela sebagai kader posyandu. Untuk mengatasinya kedudukan dan peranan
kader posyandu dapat digantikan oleh tenaga professional terlatih yang bekerja
secara purna/paruh waktu sebagai kader posyandu dengan mendapat imbalan
khusus dari dana yang dikumpulkan oleh dan dari masyarakat.

Kriteria tenaga professional antara lain sebagai berikut :

1) Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat

2) Berpendidikan sekurang-kurangnya SMP

3) Bersedia dan mau bekerja secara purna/paruh waktu untuk mengelola Posyandu

Anda mungkin juga menyukai