I. PENDAHULUAN .........................................................................1
A. Umum ...................................................................................1
B. Dasar ...................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan ..............................................................4
D. Ruang Lingkup ....................................................................5
E. Tata Urutan ..........................................................................6
II. PENGGOLONGAN ......................................................................6
III. PELAKSANA KEGIATAN PTSL ...................................................9
IV. TAHAPAN PELAKSANAAN PTSL .............................................. 14
A. Perencanaan ...................................................................... 14
B. Penetapan Lokasi ............................................................... 14
C. Persiapan ........................................................................... 15
D. Pembentukan dan Penetapan Panitia Ajudikasi PTSL
dan Satuan Tugas .............................................................. 16
E. Penyuluhan ........................................................................ 18
F. Pengumpulan dan Pengolahan Data Yuridis ....................... 18
G. Penelitian Data Yuridis untuk Pembuktian Hak ................... 20
H. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis beserta
Pengesahannya .................................................................. 21
I. Penegasan Konversi, Pengakuan Hak dan
Pemberian Hak ................................................................... 22
Lampiran I ........................................................................................ 46
Lampiran II ........................................................................................ 47
Lampiran III ....................................................................................... 51
Lampiran IV.a .................................................................................... 52
Lampiran IV.b .................................................................................... 53
Lampiran IV.c .................................................................................... 54
Lampiran IV.d .................................................................................... 55
Lampiran IV.e .................................................................................... 56
Lampiran V ........................................................................................ 57
Lampiran VI........................................................................................ 59
Lampiran VII ...................................................................................... 64
Lampiran VIII ..................................................................................... 65
Lampiran IX ....................................................................................... 66
Lampiran X ....................................................................................... 67
Lampiran XI ........................................................................................ 68
Lampiran XII ....................................................................................... 69
Lampiran XIII.a .................................................................................. 70
Lampiran XIII.b .................................................................................. 71
Lampiran XIV .................................................................................... 72
Lampiran XV ..................................................................................... 73
TENTANG
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP
I. PENDAHULUAN
A. Umum
a. Berdasarkan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA),
bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah
diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik
Indonesia;
b. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, bahwa penyelenggaraan
pendaftaran tanah ditugaskan kepada Pemerintah yang
merupakan sarana dalam memberikan jaminan kepastian
hukum yang salah satu mekanisme pelaksanaannya adalah
pendaftaran tanah secara sistematis;
c. Bahwa untuk percepatan pendaftaran tanah perlu
dilaksanakan pendaftaran tanah pertama kali secara massal
melalui percepatan pelaksanaan PTSL di seluruh wilayah
Indonesia untuk mendukung Proyek Strategis Nasional
sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden Nomor
2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah Republik Indonesia;
1
d. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015
tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang, bahwa
Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan
di bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;
e. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, diperlukan
Petunjuk Teknis Bidang Yuridis tentang Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap yang merupakan pengganti dari
Petunjuk Teknis Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap Bidang Yuridis Nomor 1/Juknis-
400/XII/2016 tanggal 30 Desember 2016.
B. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria;
2. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
4. Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas
Tanah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
2
7. Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis
dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Berlaku pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional;
8. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
9. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
10. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2018 tentang Percepatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah
Republik Indonesia;
11. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah sebagaimana diubah dengan
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah;
12. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian
dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak
Pengelolaan;
3
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun
2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional;
17. Petunjuk Teknis Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap Bidang Yuridis Nomor 1/Juknis-
400/XII/2016 tanggal 30 Desember 2016.
4
2. Tujuan Petunjuk Teknis Bidang Yuridis ini disusun agar
terdapat standarisasi dan keseragaman pemahaman dalam
melaksanakan kegiatan PTSL bidang yuridis.
D. Ruang Lingkup
Petunjuk Teknis Bidang Yuridis Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) ini meliputi:
1. Pelaksana PTSL;
2. Tahapan Pelaksanaan PTSL;
a. Perencanaan;
b. Penetapan lokasi;
c. Persiapan;
d. Pembentukan dan penetapan Panitia Ajudikasi PTSL dan
satuan tugas;
e. Penyuluhan;
f. Pengumpulan data fisik dan pengumpulan data yuridis;
g. Penelitian data yuridis untuk pembuktian hak;
h. Pengumuman data fisik dan data yuridis serta
pengesahannya;
i. Penegasan konversi, pengakuan hak dan pemberian hak;
j. Pembukuan hak;
k. Penerbitan sertipikat hak atas tanah;
l. Pendokumentasian dan penyerahan hasil kegiatan;
dan
m. Pelaporan.
3. Tindak lanjut penyelesaian PTSL;
4. Pengendalian PTSL.
5
E. Tata Urutan
Petunjuk Teknis Bidang Yuridis PTSL ini disusun sebagai berikut:
I. Pendahuluan;
II. Penggolongan;
III. Pelaksana Kegiatan PTSL;
IV. Tahapan Pelaksanaan PTSL;
V. Tindak Lanjut Penyelesaian PTSL;
VI. Tindak Lanjut Desa/Kelurahan Lengkap Menuju Kabupaten/
Kota Lengkap;
VII. Digitalisasi Warkah/Berkas PTSL;
VIII. Pembentukan Tim Kendali Monitoring dan Evaluasi
Pengumpulan Data Yuridis; dan
IX. Penutup.
II. PENGGOLONGAN
1. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang selanjutnya
disingkat PTSL adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama
kali yang dilakukan secara serentak bagi semua obyek
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam
satu wilayah Desa/Kelurahan atau nama lainnya yang setingkat
dengan itu, yang meliputi pengumpulan data fisik dan data yuridis
mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk
keperluan pendaftarannya.
2. Panitia Ajudikasi PTSL adalah satuan organisasi yang dibentuk
oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk melaksanakan kegiatan
PTSL.
6
3. Satuan Tugas Yuridis (Satgas Yuridis) adalah satuan organisasi
yang dibentuk oleh Kepala Kantor Pertanahan yang terdiri dari
unsur Aparatur Sipil Negara Kementerian, Pegawai Tidak
Tetap/Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri Kementerian,
calon PPAT yang sedang melaksanakan magang di Kantor
Pertanahan, Kepala Desa/Kelurahan, Ketua RT/RW/Lingkungan,
Organisasi Masyarakat, Bintara Pembina Desa (BABINSA),
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(BHABINKAMTIBMAS) dan/atau unsur masyarakat lainnya
yang diketuai oleh Wakil Ketua Bidang Yuridis Panitia Ajudikasi
PTSL.
4. Data Yuridis adalah keterangan mengenai status hukum atau
status penguasaan bidang tanah dan satuan rumah susun yang
didaftar, pemegang hak atau pihak yang menguasai, dan hak
pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya.
5. Daftar Tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat
identitas bidang tanah dengan suatu sistem penomoran.
6. Subyek PTSL adalah orang atau badan hukum yang memenuhi
syarat sebagai peserta PTSL.
7. Obyek PTSL adalah semua obyek pendaftaran tanah yang
terdapat dalam suatu Desa/Kelurahan yang telah ditetapkan
dalam Penetapan Lokasi oleh Kepala Kantor Pertanahan.
8. Klusterisasi adalah pengelompokan jenis keluaran/output/hasil
kegiatan PTSL berdasarkan hasil penelitian terhadap data/
dokumen fisik dan yuridis yang terdiri dari Kluster 1 (K1),
Kluster 2 (K2), Kluster 3 (K3) dan Kluster 4 (K4).
7
9. Kluster 1 (K1) adalah bidang tanah yang data fisik dan data
yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan sertipikat hak atas
tanah.
10. Kluster (K2) adalah bidang tanah yang data fisik dan data
yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan sertipikat hak atas
tanah namun terdapat perkara di Pengadilan dan/atau sengketa.
11. Kluster (K3) adalah bidang tanah yang data fisik dan/atau data
yuridisnya tidak dapat dibukukan dan diterbitkan sertipikat hak
atas tanah karena subyek dan/atau obyek haknya belum
memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 6 Tahun 2018.
12. Kluster 3.1 (K3.1) adalah produk PTSL yang telah dilaksanakan
sampai dengan tahap pengumpulan data fisik dengan hasil
kegiatan Peta Bidang Tanah dan Daftar Tanah.
13. Kluster 3.2 (K3.2) adalah produk PTSL yang telah selesai
dilaksanakan sampai dengan tahap pengumpulan data fisik dan
pengumpulan data yuridis dengan hasil kegiatan Peta Bidang
Tanah, Daftar Tanah, dan Data Yuridis Bidang Tanah.
14. Kluster 3.3 (K3.3) adalah produk PTSL yang telah selesai
dilaksanakan sampai dengan tahap pengumpulan data fisik,
pengumpulan data yuridis dilanjutkan dengan kegiatan penelitian
data yuridis untuk pembuktian hak dan pengumuman data fisik
dan data yuridis dengan hasil kegiatan adalah Peta Bidang
Tanah, Daftar Tanah, Data Yuridis Bidang Tanah, Risalah
Penelitian Data Yuridis serta Berita Acara Pengesahan
Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis.
8
15. Kluster (K4) adalah bidang tanah yang obyek dan subyeknya
sudah terdaftar dan sudah bersertipikat, baik yang belum maupun
yang sudah dipetakan, namun tidak sesuai dengan kondisi
lapangan atau terdapat perubahan data fisik wajib dilakukan
pemetaannya ke dalam Peta PTSL dengan hasil kegiatan berupa
Peta Bidang Tanah yang sudah ditingkatkan kualitasnya.
9
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk setiap Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional beserta Kantor Pertanahan
dalam wilayah kerjanya sesuai dengan Surat Keputusan tentang
Pejabat Pembina Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan yang telah
ditetapkan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional.
5. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional bertanggung
jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan PTSL secara
keseluruhan di wilayah kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional, mempunyai tugas :
a. Memimpin rapat koordinasi persiapan PTSL dengan seluruh
pejabat di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan, dan apabila diperlukan
dapat melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah
terkait dengan pelaksanaan PTSL dan sinkronisasi kegiatan
lintas sektor;
b. Memimpin rapat strategi pengelolaan sumber daya manusia
yang tersedia dan arahan lokasi yang akan ditetapkan untuk
pelaksanaan PTSL, termasuk memobilisasi sumber daya
manusia yang ada di lingkungan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional;
c. Menandatangani Pakta Integritas dengan seluruh personil
yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan PTSL;
d. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan kepada seluruh
pelaksana kegiatan PTSL;
10
e. Memantau dan mengevaluasi kemajuan kegiatan secara
berkala serta menyelesaikan hambatan yang ada;
f. Melaporkan permasalahan pelaksanaan kegiatan PTSL
yang dihadapi dalam dan langkah-langkah penyelesaiannya
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional c.q. Direktur Jenderal Hubungan
Hukum Keagrariaan sebagaimana format terlampir
(Lihat Lampiran I);
g. Melakukan penugasan pegawai dari satu Kantor Pertanahan
ke Kantor Pertanahan lain dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya manusia
yang ada di lingkungan Kantor Pertanahan dan Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional;
h. Menerbitkan Surat Keputusan tentang penugasan pegawai
yang diperbantukan untuk melaksanakan PTSL pada Kantor
Pertanahan yang ditunjuk sebagaimana format terlampir
(Lihat Lampiran II).
6. Kepala Bidang Hubungan Hukum Pertanahan selaku Koordinator
teknis bidang yuridis PTSL, mempunyai tugas:
a. Mengkoordinasikan persiapan teknis PTSL bidang yuridis
dengan seluruh pejabat di lingkungan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan, dan apabila
diperlukan dapat melakukan koordinasi dengan Pemerintah
Daerah terkait dengan pelaksanaan kegiatan PTSL dan
sinkronisasi kegiatan lintas sektor;
b. Mengkoordinasikan kegiatan Panitia Ajudikasi PTSL, Satgas
Fisik dan Satgas Yuridis dalam pelaksanaan kegiatan PTSL;
11
c. Melakukan koordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha
dalam rangka mobilisasi pegawai (sumber daya manusia)
dan anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
PTSL;
d. Memberikan arahan, pembinaan teknis, kontrol kualitas
terhadap pengumpulan data yuridis dan pengelompokannya
ke dalam masing-masing kluster dalam pelaksanaan
kegiatan PTSL;
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi mengenai kemajuan
pengumpulan data yuridis secara berkala (harian, mingguan
dan bulanan);
f. Melaporkan permasalahan pelaksanaan kegiatan PTSL
dalam bidang yuridis yang dihadapi dan langkah-langkah
penyelesaiannya kepada Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional selaku Penanggung Jawab kegiatan
PTSL di lingkungan wilayah provinsi sebagaimana format
terlampir (Lihat Lampiran III).
7. Kepala Bagian Tata Usaha bertanggung jawab dalam :
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan
arsip/warkah pada kegiatan PTSL;
b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pengelolaan
anggaran kegiatan PTSL;
c. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pengelolaan sumber
daya manusia pegawai pelaksana kegiatan PTSL;
d. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pengelolaan
pelaporan kegiatan PTSL.
12
8. Kepala Kantor Pertanahan, mempunyai tugas :
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan PTSL
di lingkungan Kabupaten/Kota pada wilayah kerjanya;
b. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah terkait dengan
pelaksanaan kegiatan PTSL dan sinkronisasi kegiatan lintas
sektor;
c. Menyusun dan menetapkan jadwal pelaksanaan dan
tahapan kegiatan di wilayah kerja Kantor Pertanahan;
d. Membentuk dan menetapkan susunan Panitia Ajudikasi
PTSL dan Satgas Yuridis;
e. Melaporkan pelaksanaan kegiatan PTSL kepada Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional secara berkala;
f. Menandatangani Berita Acara Penerimaan Berkas dan
Warkah hasil kegiatan PTSL dari Panitia Ajudikasi PTSL
untuk disimpan sebagai arsip pada Kantor Pertanahan.
9. Kepala Seksi Hubungan Hukum Pertanahan pada Kantor
Pertanahan secara teknis bertanggung jawab terhadap :
a. Pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah bidang Yuridis
di Kabupaten/Kota wilayah administrasi Kantor Pertanahan;
b. Kontrol kualitas PTSL di lingkungan Kabupaten/Kota wilayah
kerja Kantor Pertanahan dan dalam pelaksanaannya
berkoordinasi dengan Kepala Bidang Hubungan Hukum
Pertanahan;
c. Melakukan koordinasi dengan Seksi-Seksi terkait
di lingkungan Kantor Pertanahan dalam rangka sinkronisasi
pelaksanaan kegiatan PTSL.
13
IV. TAHAPAN PELAKSANAAN PTSL
A. Perencanaan
Penentuan lokasi PTSL agar memperhitungkan seluruh faktor
yang menghambat dan mendukung kelancaran kegiatan PTSL.
1. Apabila dimungkinkan penyebaran penetapan lokasi PTSL
dikonsentrasikan ke beberapa Desa/Kelurahan/Kecamatan;
2. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dapat
melakukan perubahan usulan penetapan lokasi penyebaran
target PTSL yang diusulkan oleh Kepala Kantor Pertanahan,
apabila pada tingkat Desa/Kelurahan/Kecamatan terjadi
perubahan lokasi penyebaran target PTSL yang
dikonsentrasikan pada beberapa Kabupaten/Kota dalam satu
provinsi.
3. Apabila dibutuhkan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dapat memobilisasi sumber daya
manusia antar Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya sesuai
kebutuhan.
B. Penetapan Lokasi
1. Setiap penetapan lokasi agar dilampirkan Peta Lokasi yang
dipakai sebagai Peta Kerja bagi pengumpul data fisik dan
pengumpul data yuridis.
2. Peta Kerja memuat bidang-bidang tanah baik yang terdaftar
maupun belum terdaftar yang dilengkapi dengan identifikasi
bidang-bidang tanah.
3. Peta Kerja dipakai sebagai dasar bersama bagi pengumpul
data fisik dan data yuridis dalam melakukan integrasi data
fisik dan data yuridis.
14
C. Persiapan
1. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan PTSL
Kepala Kantor Pertanahan menyiapkan:
a. Sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan PTSL;
b. Sumber daya manusia;
c. Kebutuhan transportasi;
d. Koordinasi dengan aparat pemerintah lainnya; dan
e. Alokasi anggaran.
2. Melakukan identifikasi tentang :
a. Potensi K4 yaitu berasal dari bidang-bidang tanah
terdaftar dengan kualitas data KW 4, KW 5 dan KW 6
dengan penjelasan sebagai berikut :
KW 4 : Bidang Tanah tidak terpetakan;
Gambar Situasi/Surat Ukur Spasial ada;
Gambar Situasi/Surat Ukur Tekstual ada;
Buku Tanah ada.
KW 5 : Bidang Tanah tidak terpetakan;
Gambar Situasi/Surat Ukur Spasial tidak ada;
Gambar Situasi/Surat Ukur Tekstual ada;
Buku Tanah ada.
KW 6 : Bidang Tanah tidak terpetakan;
Gambar Situasi/Surat Ukur Spasial tidak ada;
Gambar Situasi/Surat Ukur Tekstual tidak ada;
Buku Tanah ada.
15
D. Pembentukan dan Penetapan Panitia Ajudikasi PTSL dan
Satuan Tugas
1. Panitia Ajudikasi PTSL
a. Panitia Ajudikasi PTSL dapat dibentuk lebih dari 1 (satu)
disesuaikan dengan jumlah target yang akan
diselesaikan.
b. Dalam rangka efektivitas dan efisiensi penugasan
Panitia Ajudikasi PTSL, dengan memperhitungkan jarak
dan/atau wilayah kerja.
c. Apabila dalam keadaan tertentu antara lain
keterbatasan SDM, minimnya Pelayanan Rutin, maka
Ketua Panitia Ajudikasi PTSL dapat dijabat oleh Kepala
Kantor Pertanahan dan pelaksanaan pelantikan sebagai
Ketua Panitia Ajudikasi PTSL dilakukan oleh Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional setempat
sebagaimana format terlampir (Lihat Lampiran IV.a –
Lampiran IV.e)
2. Satuan Tugas Yuridis
a. Pembentukan Satgas Yuridis selain ASN, PPNPN juga
dapat melibatkan calon PPAT yang sedang
melaksanakan magang di Kantor Pertanahan,
unsur-unsur masyarakat antara lain RT/RW, Organisasi
Kepemudaan (Karang Taruna), Kelompok Masyarakat,
BABINSA, BHABINKAMTIBMAS serta berkerja sama
dengan perguruan tinggi yang ada di wilayahnya.
b. Jumlah Satgas Yuridis dapat dibentuk lebih dari 1 (satu)
dengan menyesuaikan target yang ditetapkan.
16
c. Dalam melaksanakan tugas Satgas Yuridis dapat
dibantu oleh Pengumpul Data Yuridis melalui tata cara
dan pembiayaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Pelaksanaan PTSL berbasis partisipasi masyarakat
dapat dibantu oleh Petugas Pengumpul Data
Pertanahan (Puldatan) yaitu kelompok masyarakat yang
diberi pembekalan dan ditugaskan untuk menjadi
fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan
data fisik dan pengumpulan data yuridis.
e. Puldatan yang berkaitan dengan pengumpulan data
yuridis mempunyai tugas antara lain membantu
melaksanakan pengumpulan data dengan cara
inventarisasi, identifikasi dan mendigitalisasikan
dokumen yuridis.
f. Puldatan dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Kantor
Pertanahan.
g. Puldatan dibentuk dalam satuan Desa/Kelurahan.
h. Dalam melaksanakan tugasnya, Puldatan disupervisi
langsung oleh Satgas Fisik dan Satgas Yuridis yang
ditunjuk.
i. Anggota Puldatan yang melakukan pengumpulan data
yuridis adalah Perangkat Desa/Kelurahan, Perangkat
RT/RW/Lingkungan, Organisasi Masyarakat, BABINSA,
BHABINKAMTIBMAS dan/atau unsur masyarakat
lainnya termasuk calon PPAT yang sedang
melaksanakan magang di Kantor Pertanahan.
17
j. Anggota Puldatan yang melakukan pengumpulan data
yuridis tidak boleh merangkap jabatan menjadi Panitia
Ajudikasi dan Satgas Yuridis dalam pelaksanaan PTSL.
k. Jumlah Puldatan dapat dibentuk lebih dari 1 (satu)
dengan menyesuaikan target yang ditetapkan.
E. Penyuluhan
1. Penyuluhan dilakukan kepada masyarakat, baik yang sudah
maupun belum memiliki sertipikat yang ada dalam 1 (satu)
Desa/Kelurahan yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL.
2. Penyuluhan dapat dilakukan kepada aparat Desa/Kelurahan/
Kecamatan/Pemerintah Daerah/aparat penegak hukum baik
TNI maupun Polri dan Kejaksaan serta tokoh-tokoh
masyarakat yang ada.
3. Penyuluhan kepada masyarakat dapat melibatkan
aparat Desa/Kelurahan/Kecamatan/Pemerintah Daerah/
aparat penegak hukum baik TNI maupun Polri dan
Kejaksaan serta tokoh-tokoh masyarakat yang ada.
4. Penyuluhan dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dengan
ketentuan peserta penyuluhan yang berbeda.
18
2. Kegiatan pengumpulan data yuridis harus dikoordinasikan
dengan Pemerintah Desa/Kelurahan dan dapat dilakukan
secara kolektif dengan melibatkan partisipasi masyarakat
di wilayah penetapan lokasi PTSL.
3. Kegiatan pengumpulan data yuridis sedapat mungkin
dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data fisik.
4. Kegiatan pengumpulan data yuridis sedapat mungkin
mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
5. Pengumpulan data yuridis meliputi pengumpulan alat bukti
mengenai kepemilikan/penguasaan tanah, baik bukti tertulis,
keterangan saksi dan/atau pernyataan yang bersangkutan.
6. Hasil pengumpulan data yuridis sebagaimana pada angka 5
di atas berupa Daftar Rekapitulasi Data Inventarisasi dan
Identifikasi PTSL serta Risalah Penelitian Data Yuridis
(DI 201).
7. Jenis alat bukti dalam rangka pengumpulan data yuridis
antara lain meliputi :
a. Alas hak, misalnya bukti perpajakan yang dimiliki
sebelum tahun 1960;
b. Bukti peralihan hak, misalnya akta jual beli atau surat
pernyataan di bawah tangan;
c. Apabila peserta PTSL tidak dapat menyediakan bukti
kepemilikan baik yang berupa bukti tertulis maupun
bentuk lain yang dapat dipercaya, pembuktian hak
dapat dilakukan tidak berdasarkan bukti kepemilikan
melainkan berdasarkan bukti penguasaan fisik yang
dilakukan oleh pemohon dan pendahulunya.
19
G. Penelitian Data Yuridis Untuk Pembuktian Hak
1. Pelaksana kegiatan PTSL dalam melakukan penelitian data
yuridis untuk pembuktian hak dilaksanakan sebatas pada
kebenaran formal, sedangkan kebenaran materiil akan
menjadi tanggung jawab peserta PTSL.
2. Dalam hal bukti kepemilikan tanah yang diberikan dari
peserta tidak lengkap atau tidak ada sama sekali, maka
dapat dilengkapi dan dibuktikan dengan surat pernyataan
tentang kepemilikan dan/atau penguasaan fisik bidang tanah
dengan itikad baik oleh peserta PTSL.
3. Penggunaan surat pernyataan sebagai alat bukti dalam
rangka pelaksanaan kegiatan PTSL, digunakan setelah
dapat memastikan bahwa keadaan alat buktinya yang
diberikan ternyata tidak lengkap atau tidak ada sama sekali
(alternatif terakhir).
4. Penggunaan surat pernyataan sebagai alat bukti dalam
rangka pelaksanaan kegiatan PTSL yang sebelumnya
menggunakan 1 (satu) format Surat Pernyataan Penguasaan
Fisik Bidang Tanah berdasarkan ketentuan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap, sedangkan surat penyataan yang ada dalam
Petunjuk Teknis Bidang Yuridis PTSL ini terdapat
penambahan muatan materi sebagaimana format terlampir
(Lihat Lampiran V).
20
H. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis beserta
Pengesahannya;
1. Rekapitulasi data yuridis yang sudah dituangkan di dalam
Risalah Penelitian Data Yuridis (DI 201) sebagaimana format
terlampir (Lihat Lampiran VI) mengenai bidang-bidang tanah
yang sudah dipetakan, dimasukan dalam Daftar Data Fisik
dan Data Yuridis Bidang Tanah.
2. Untuk memenuhi asas publisitas dalam pembuktian
kepemilikan tanah, maka data fisik dan data yuridis bidang
tanah serta peta bidang-bidang tanah diumumkan
dengan menggunakan format Pengumuman Data Fisik dan
Data Yuridis (DI 201 B) sebagaimana format terlampir
(Lihat Lampiran VII).
3. Daftar Data Fisik dan Data Yuridis Bidang Tanah (DI 201 C)
sebagaimana pada angka 1 di atas, dibuat sesuai dengan
format sebagaimana terlampir (Lihat Lampiran VIII).
4. Proses pengumuman data fisik dan data yuridis diberikan
selama 14 (empat belas) hari kalender yang dilaksanakan
di Kantor Panitia Ajudikasi PTSL dan Kantor Kepala
Desa/Kelurahan bagi peserta PTSL yang telah memenuhi
kelengkapan data fisik dan data yuridis.
5. Pihak yang berkepentingan diberikan kesempatan untuk
mengajukan keberatan mengenai pengumuman data fisik
dan data yuridis sebagimana dimaksud pada angka 2 di atas
selama jangka waktu pengumuman.
6. Apabila dianggap perlu, maka pengumuman data fisik dan
data yuridis dapat juga dilakukan di tempat lainnya yang
dinilai strategis di wilayah penetapan lokasi PTSL.
21
7. Setelah masa pengumuman data fisik dan
data yuridis berakhir, maka data fisik dan data yuridis
tersebut selanjutnya disahkan oleh Ketua Panitia Ajudikasi
PTSL yang dibuat dalam bentuk Berita Acara Pengesahan
Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis (DI 202)
sebagaimana format terlampir (Lihat Lampiran IX).
22
b. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL mengusulkan secara
kolektif untuk bidang tanah yang merupakan tanah
Negara kepada Kepala Kantor Pertanahan dengan
menggunakan Daftar Lampiran Usulan Pemberian
Hak Milik/Hak Guna Bangunan/Hak Pakai (DI 310),
sebagaimana format terlampir (Lihat Lampiran X) yang
dilampiri dengan Risalah Penelitian Data Yuridis,
Pengumuman Data Fisik dan Yuridis, dan Daftar Data
Fisik dan Data Yuridis.
c. Kepala Kantor Pertanahan diberikan wewenang untuk
menetapkan pemberian Hak Milik, Hak Guna Bangunan
atau Hak Pakai atas tanah Negara. Penetapan pemberian
hak tersebut dikeluarkan secara kolektif dalam waktu
paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya usul
pemberian hak tersebut dari Ketua Panitia Ajudikasi
PTSL;
d. Penetapan pemberian hak atas tanah untuk bidang tanah
yang merupakan tanah Negara, dengan mengusulkan
secara kolektif kepada Kepala Kantor Pertanahan dan
memberikan catatan pada halaman terakhir dalam
Daftar Lampiran Penetapan Keputusan Pemberian Hak
Milik/Hak Guna Bangunan/Hak Pakai sebagaimana
format terlampir (Lihat Lampiran XI) dan diberikan nomor
dan tanggal register Kantor Pertanahan serta diserahkan
kembali kepada Ketua Panitia Ajudikasi PTSL untuk
dijadikan sebagai dasar bagi pendaftaran hak atas tanah
Negara.
23
J. Penyelesaian Kegiatan PTSL
1. Penjelasan K1
Kluster 1 (K1) adalah bidang tanah yang data fisik dan data
yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan sertipikat hak
atas tanah (eviden Sertipikat).
Penyelesaian Kegiatan pada Tahun Anggaran Berjalan :
a. Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, dan Wakaf
yang telah didaftar dalam Buku Tanah dan memenuhi
syarat untuk diberikan tanda bukti haknya diterbitkan
sertipikat hak atas tanah.
b. Sertipikat yang telah diterbitkan dan dibukukan
sebagaimana huruf a di atas agar dicatat juga mengenai
pembatasan-pembatasan hak atas tanah, antara lain :
1) pembatasan dalam pemindahan hak : apabila
diperlukan izin atau tidak;
2) pembatasan dalam penggunaan tanah : menyangkut
garis sempadan pantai atau lainnya;
3) pembatasan lainnya menurut ketentuan perundang-
undangan.
c. Dokumen alat bukti yang dipakai sebagai dasar
penerbitan sertipikat agar dicoret silang dengan tinta
dengan tidak menyebabkan tidak terbacanya
tulisan/tanda yang ada atau diberi teraan berupa cap
atau tulisan yang menyatakan bahwa dokumen itu
sudah dipergunakan untuk penerbitan sertipikat,
sebelum disimpan sebagai warkah dan dianggap sudah
tidak berlaku lagi.
24
d. Penandatanganan sertipikat hak atas tanah hasil
pelaksanaan PTSL dilaksanakan oleh Ketua Panitia
Ajudikasi PTSL atas nama Kepala Kantor Pertanahan.
e. Sertipikat hak atas tanah diserahkan kepada pemegang
hak atau kuasanya, dan Sertipikat Wakaf diserahkan
kepada Nadzir.
f. Warkah atau berkas yang menjadi dasar penerbitan
sertipikat agar dilakukan proses digitalisasi.
2. Penjelasan Kluster 2
Kluster (K2) adalah bidang tanah yang data fisik dan data
yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan sertipikat hak
atas tanah namun terdapat perkara di Pengadilan dan/atau
sengketa (eviden Buku Tanah).
Penyelesaian Kegiatan pada Tahun Anggaran Berjalan :
a. Penegasan konversi dan pengakuan hak serta
penetapan keputusan pemberian hak (HM, HGB, HP,
dan/atau Wakaf) dibukukan dalam Buku Tanah.
b. Buku Tanah yang telah diterbitkan sebagaimana huruf a
di atas agar dicatat juga mengenai pembatasan-
pembatasan hak atas tanah, antara lain :
1) Pembatasan dalam pemindahan hak : apabila
diperlukan izin atau tidak;
2) Pembatasan dalam penggunaan tanah : menyangkut
garis sempadan pantai;
3) Pembatasan lainnya menurut ketentuan perundang-
undangan;
25
c. Penandatanganan Buku Tanah dilakukan oleh Ketua
Panitia Ajudikasi PTSL atas nama Kepala Kantor
Pertanahan;
d. Buku Tanah yang dihasilkan pembukuan haknya
dilakukan dengan mengosongkan nama pemegang
haknya;
e. Terhadap K2 yang disebabkan oleh perkara agar dicatat
dalam Buku Tanah mengenai nomor perkara peradilan
yang menanganinya;
f. Terhadap K2 yang disebabkan oleh sengketa yang
obyeknya Barang Milik Negara dan/atau sengketa
lainnya yang belum dapat diselesaikan, agar
diupayakan terlebih dahulu penyelesaiannya melalui
mediasi dan apabila belum dapat diselesaikan maka
dicatat dalam Buku Tanah mengenai para pihak yang
bersengketa.
3. Penjelasan Kluster 3
Kluster (K3) adalah bidang tanah yang data fisik dan/atau
data yuridisnya tidak dapat dibukukan dan diterbitkan
sertipikat hak atas tanah, karena subyek dan/atau obyek
haknya belum memenuhi persyaratan tertentu yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun
2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(eviden Peta Bidang Tanah, Daftar Tanah, dan Daftar Isian
Pendaftaran Tanah lainnya).
26
Penyelesaian Kegiatan pada Tahun Anggaran Berjalan :
a. K3 dapat diklasifikasi menjadi 3 kategori, yaitu :
1) K3.1 Hasil kegiatan berupa :
a) Peta Bidang Tanah;
b) Daftar Tanah.
2) K3.2 Hasil kegiatan berupa :
a) Peta Bidang Tanah;
b) Daftar Tanah;
c) Data Yuridis Bidang Tanah berupa :
(1) Bukti Pajak yang terbit sebelum tahun 1960;
(2) Akta Jual Beli;
(3) Surat Keterangan Garapan;
(4) Surat Keterangan Oper Garapan; dan
(5) Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang
Tanah.
3) K3.3 Hasil kegiatan berupa :
a) Peta Bidang Tanah;
b) Daftar Tanah;
c) Data Yuridis Bidang Tanah
d) Risalah Penelitian Data Yuridis;
e) Berita Acara Pengesahan Pengumuman Data
Fisik dan Data Yuridis.
b. Bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya tidak
dapat dibukukan dan diterbitkan sertipikat dalam hal:
1) Subyek merupakan Warga Negara Asing,
BUMN/BUMD/BHMN, Badan Hukum Swasta,
subyek tidak diketahui, subyek tidak bersedia
mengikuti kegiatan PTSL, subyek tidak bersedia
membuat Surat Pernyataan Terhutang BPHTB
dan/atau PPh;
27
2) Obyek PTSL merupakan tanah P3MB, Prk5,
Rumah Golongan III yang belum lunas sewa beli,
Obyek Nasionalisasi, Tanah Ulayat, Tanah
Absentee dan tanah kelebihan maksimum;
3) Obyek PTSL merupakan tanah obyek landreform,
transmigrasi dan konsolidasi tanah yang tidak
dapat diterbitkan sertipikat sesuai ketentuan;
4) Subyek tidak bersedia membuat Surat Pernyataan
Penguasaan Fisik Bidang Tanah, bagi obyek PTSL
yang merupakan tanah bekas milik adat; dan/atau
5) Dokumen obyek PTSL yang membuktikan
kepemilikan atas tanah tidak lengkap.
Terhadap K3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) K3.1 Hanya dilakukan pengumpulan data fisik,
terhadap;
a) Subyek merupakan Warga Negara Asing;
b) BUMN/BUMD/BHMN, Badan Hukum Swasta;
c) Subyek tidak diketahui;
d) Subyek tidak bersedia mengikuti kegiatan
PTSL;
e) Tanah obyek transmigrasi.
2) K3.2 Hanya dilakukan pengumpulan data fisik dan
data yuridis, terhadap;
a) P3MB, Prk5;
b) Rumah Golongan III yang belum lunas sewa
beli;
c) Obyek Nasionalisasi.
28
3) K3.3 Hanya dilakukan pengumpulan data fisik, data
yuridis, pengumuman dan dilanjutkan dengan
kegiatan penelitian data yuridis untuk pembuktian
hak, terhadap :
a) Tanah Ulayat;
b) Subyek tidak bersedia membuat surat
pernyataan terhutang BPHTB dan/atau PPh;
c) Tanah Absentee;
d) Tanah kelebihan maksimum;
e) Tanah obyek landreform;
f) Konsolidasi tanah yang tidak dapat diterbitkan
sertipikat sesuai dengan ketentuan.
4) Apabila hasil pengumpulan data fisik berupa Peta
Bidang Tanah akan dijadikan salah satu bentuk
produk PTSL yaitu K3, maka Peta Bidang Tanah
yang dimaksud harus dilengkapi dengan Daftar
Tanah dan juga merupakan wilayah lokasi yang
ditetapkan sebagai lokasi penetapan PTSL.
4. Penjelasan K4
Kluster (K4) adalah bidang tanah yang obyek dan subyeknya
sudah terdaftar dan sudah bersertipikat hak atas tanah,
baik yang belum maupun yang sudah dipetakan namun tidak
sesuai dengan kondisi lapangan atau terdapat perubahan
data fisik, maka wajib dilakukan pemetaannya ke dalam
Peta PTSL dengan hasil kegiatan berupa Peta Bidang Tanah
yang sudah ditingkatkan kualitasnya.
29
Penyelesaian Kegiatan pada Tahun Anggaran Berjalan :
a. Obyek yang bisa dijadikan potensi K4 adalah :
KW 4 : Bidang Tanah tidak terpetakan;
Gambar Situasi/Surat Ukur Spasial ada;
Gambar Situasi/Surat Ukur Tekstual ada;
Buku Tanah ada.
KW 5 : Bidang Tanah tidak terpetakan;
Gambar Situasi/Surat Ukur Spasial tidak ada;
Gambar Situasi/Surat Ukur Tekstual ada;
Buku Tanah ada.
KW 6 : Bidang Tanah tidak terpetakan;
Gambar Situasi/Surat Ukur Spasial tidak ada;
Gambar Situasi/Surat Ukur Tekstual tidak ada;
Buku Tanah ada.
30
b. Dokumen data fisik yang terdiri dari data pengukuran
dan perhitungan hasil pengukuran, Surat Ukur, Gambar
Ukur dan Peta Bidang Tanah;
c. Daftar Isian pendaftaran tanah dan hak atas tanah;
d. Buku Tanah;
e. Sertipikat hak atas tanah;
f. Bukti-bukti administrasi keuangan; dan
g. Data administrasi lainnya.
2. Warkah yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan PTSL
agar dilakukan proses digitalisasi.
3. Penyimpanan data hasil pelaksanaan kegiatan PTSL harus
dilakukan dalam bentuk elektronik.
4. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menyerahkan hasil
pelaksanaan kegiatan PTSL kepada Kepala Kantor
Pertanahan pada akhir kegiatan dan disertai dengan data
hasil pelaksanaan kegiatan PTSL.
5. Penyerahan hasil pelaksanaan kegiatan PTSL dibuat dalam
bentuk Berita Acara Serah Terima Berkas dan Warkah hasil
pelaksanaan kegiatan PTSL yang ditandatangani oleh Ketua
Panitia Ajudikasi PTSL dan Kepala Kantor Pertanahan.
6. Hasil pelaksanaan kegiatan PTSL, agar disimpan,
didokumentasikan dan diarsipkan oleh Kepala Kantor
Pertanahan.
7. Bentuk, cara penyimpanan, penyajian dan penghapusan
dokumen PTSL dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
31
L. Pelaporan
1. Pelaporan hasil kegiatan PTSL dilaksanakan pada saat :
a. Khusus untuk pengumpulan data yuridis, dilaporkan
juga saat pelaksanaan PTSL berjalan yang dilakukan
secara berkala yaitu harian, mingguan dan bulanan;
b. Terjadi permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
PTSL;
c. Pelaporan pada saat terjadi permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan PTSL sebagaimana dimaksud
pada huruf b dilakukan oleh Ketua Panitia Ajudikasi
PTSL kepada Kepala Kantor Pertanahan c.q. Direktur
Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan dan Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
d. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan PTSL selain
dilaksanakan melalui SKMPP Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan secara
berkala dilaporkan kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional c.q.
Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan dan
Direktur Jenderal Infrastruktur Keagrariaan.
e. Pelaporan pada saat pelaksanaan kegiatan PTSL
selesai dilaksanakan dan dilakukan secara berjenjang
dari Kepala Kantor Pertanahan kepada Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan dari
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional.
32
2. Penanggung jawab laporan :
a. Kepala Kantor Pertanahan, untuk tingkat
Kabupaten/Kota; dan
b. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional,
untuk tingkat Provinsi.
3. Laporan pelaksanaan kegiatan PTSL ditandatangani oleh :
a. Kepala Kantor Pertanahan, untuk satuan kerja
Kantor Pertanahan;
b. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional,
untuk satuan kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional.
33
Hal ini dimaksudkan untuk menyelesaikan obyek PTSL yang
dilakukan tahun sebelumnya. Mengingat bahwa pelaksanaan
kegiatan PTSL merupakan kegiatan pendaftaran sistematis yang
lengkap maka mekanisme pelaksanaannya untuk tahun yang
akan datang harus dilaksanakan dengan taat asas yaitu dengan
menggunakan mekanisme pelaksanaan kegiatan pendaftaran
sistematis lengkap, yang meliputi bidang-bidang tanah yang
ada dalam 1 (satu) Desa/Kelurahan sehingga dapat terdaftar
kepemilikannya. Adapun tindak lanjut hasil pelaksanaan kegiatan
PTSL adalah sebagai berikut :
1. Terhadap K1, tidak perlu ditindaklanjuti mengenai
pelaksanaan kegiatan PTSL dimaksud, karena bila dilihat
mengenai kualitas data fisik dan kualitas data yuridisnya
sudah memenuhi syarat-syarat dalam rangka pelaksanaan
kegiatan pendaftaran tanah.
2. Tindak Lanjut K2 menjadi K1 yaitu untuk diterbitkan sertipikat
adalah sebagai berikut :
a. Obyek terdapat perkara di Pengadilan
1) Penerbitan sertipikat hak atas tanah dilakukan setelah
adanya Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap, dan amar putusannya menyatakan salah satu
pihak sebagai pihak yang berhak dan dibuktikan dengan
Putusan Pengadilan.
2) Dalam hal Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap setelah tahun anggaran pelaksanaan PTSL
berakhir dan lokasinya tidak ditetapkan kembali sebagai
lokasi PTSL, maka sertipikatnya ditandatangani oleh
34
Kepala Kantor Pertanahan dan apabila masih dalam
tahun anggaran pelaksanaan PTSL, maka
ditandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi PTSL.
3) Apabila tindak lanjut terhadap angka 1) di atas
dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan PTSL yang
lokasinya tidak ditetapkan kembali sebagai lokasi PTSL,
maka biaya yang harus dibayar adalah sesuai dengan
tahapan kegiatan yang dilaksanakan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun
2015.
4) Penerbitan sertipikat dilakukan tanpa mengganti Buku
Tanah yang telah ditandatangani oleh Panitia Ajudikasi
PTSL.
b. Obyek terdapat sengketa:
1) Penerbitan sertipikat hak atas tanah dilakukan setelah
adanya penyelesaian sengketa baik yang dilaksanakan
dengan cara mediasi maupun cara lainnya yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
yang dibuktikan dengan Berita Acara Penyelesaian
Sengketa.
2) Dalam hal sengketa diselesaikan setelah tahun
anggaran pelaksanaan kegiatan PTSL berakhir dan
lokasinya tidak ditetapkan kembali sebagai lokasi PTSL,
maka sertipikatnya ditandatangani oleh Kepala Kantor
Pertanahan dan apabila masih dalam tahun anggaran
pelaksanaan kegiatan PTSL, maka ditandatangani oleh
Ketua Panitia Ajudikasi PTSL.
35
3) Apabila tindak lanjut terhadap angka 1) di atas
dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan PTSL yang
lokasinya tidak ditetapkan lagi sebagai lokasi PTSL,
maka biaya yang harus dibayar sesuai dengan tahapan
kegiatan yang dilaksanakan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015.
4) Penerbitan sertipikat dilakukan tanpa mengganti Buku
Tanah yang telah ditandatangani oleh Panitia Ajudikasi
PTSL.
3. Tindak lanjut K3 menjadi K1 yaitu untuk diterbitkan sertipikat
adalah sebagai berikut :
a. Tindak lanjut K3.1 menjadi K1 (dapat diterbitkan sertipikat)
terlebih dahulu harus dilengkapi dengan Daftar Tanah
dengan ketentuan apabila :
1) Anggaran pada DIPA hanya menyediakan biaya
pengumpulan data fisik yaitu Peta Bidang Tanah :
a) Ditetapkan kembali menjadi lokasi PTSL pada
tahun berikutnya.
b) Tahapan dilakukan sebagaimana tahapan PTSL
yang diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018 dengan pengecualian tidak
lagi dilakukan pengumpulan data fisik.
2) Anggaran pada DIPA tahun berjalan sudah disediakan
untuk semua kegiatan PTSL, namun kegiatannya hanya
dilakukan pengumpulan data fisik saja (PBT), maka
tindak lanjutnya untuk subyek/obyek sebagai berikut :
36
a) K3.1 pada angka 2) hanya dilakukan pengumpulan
data fisik terhadap:
(1) Subyek merupakan Warga Negara Asing.
(2) BUMN/BUMD/BHMN, Badan Hukum Swasta.
(3) Subyek tidak diketahui.
(4) Subyek tidak bersedia mengikuti PTSL.
(5) Tanah obyek transmigrasi.
b) Tindak lanjut terhadap K3.1 untuk menjadi K1
sebagaimana angka 2 huruf a di atas, adalah:
(1) Subyek merupakan Warga Negara Asing,
BUMN/BUMD/BHMN dan Badan Hukum
Swasta, dengan tahapan :
(a) Apabila terdapat perubahan atau
penambahan data fisik, maka dilakukan
pengukuran ulang.
(b) Apabila terdapat perubahan atau
penambahan data yuridis, maka
dilakukan pemeriksaan tanah
sebagaimana Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2007.
(c) Penerbitan penetapan keputusan
pemberian hak atas tanah.
(d) Pendaftaran hak atas tanah.
(e) Biaya yang harus dibayar sesuai tahapan
kegiatan yang dilaksanakan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 128 Tahun 2015.
37
(2) Subyek tidak diketahui, Subyek tidak bersedia
mengikuti kegiatan PTSL dan tanah obyek
transmigrasi, dengan tahapan :
(a) Apabila terdapat perubahan atau
penambahan data fisik, maka dilakukan
pengukuran ulang.
(b) Apabila terdapat perubahan atau
penambahan data yuridis, maka
dilakukan pemeriksaan tanah
sebagaimana Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2007.
(c) Penerbitan penetapan keputusan
pemberian hak atas tanah/penegasan
hak/pengakuan hak.
(d) Pendaftaran hak atas tanah.
(e) Biaya yang harus dibayar sesuai tahapan
kegiatan yang dilaksanakan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 128 Tahun 2015.
(f) Tanah Transmigrasi yang tidak termasuk
dalam Pasal 13 ayat (3) huruf b Peraturan
Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang
Reforma Agraria.
b. Tindak lanjut K3.2 (hanya dilakukan pengumpulan data fisik
dan data yuridis) untuk menjadi K1 terlebih dahulu harus
dilengkapi dengan Daftar Tanah sesuai ketentuan, apabila :
38
1) P3MB dan Prk5, dengan tahapan :
a) Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang P3MB/Prk5.
b) Biaya yang harus dibayar sesuai tahapan kegiatan
yang dilaksanakan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015.
2) Rumah Golongan III yang belum lunas sewa beli,
dengan tahapan :
a) Penerbitan Surat Keputusan Konfirmasi.
b) Pendaftaran hak.
c) Biaya yang harus dibayar sesuai tahapan kegiatan
yang dilaksanakan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015.
3) Obyek Nasionalisasi, dengan tahapan :
a) Apabila terdapat perubahan atau penambahan
data fisik, maka dilakukan pengukuran ulang.
b) Apabila terdapat perubahan atau penambahan
data yuridis, maka dilakukan pemeriksaan tanah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2007.
c) Penerbitan penetapan keputusan pemberian hak
atas tanah.
d) Pendaftaran hak atas tanah.
e) Biaya yang harus dibayar sesuai tahapan kegiatan
yang dilaksanakan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015.
39
c. Tindak lanjut K3.3 (dilakukan pengumpulan data fisik dan
data yuridis, pengumuman dan dilanjutkan dengan
kegiatan penelitian data yuridis untuk pembuktian hak) dan
untuk menjadi K1 terlebih dahulu harus dilengkapi dengan
Daftar Tanah sesuai ketentuan, apabila :
1) Subyek tidak bersedia membuat surat pernyataan
terhutang BPHTB dan/atau PPh, dengan tahapan :
Apabila Desa/Kelurahan letak tanah tidak ditetapkan
kembali sebagai lokasi PTSL:
a) Apabila terdapat perubahan atau penambahan
data fisik, maka dilakukan pengukuran ulang.
b) Apabila terdapat perubahan atau penambahan
data yuridis, maka dilakukan tahapan kegiatan
pengumpulan dan penelitian data yuridis.
c) Biaya yang harus dibayar sesuai tahapan kegiatan
yang dilaksanakan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015.
d) Penerbitan penetapan keputusan pemberian hak
atas tanah/penegasan hak/pengakuan hak.
e) Pendaftaran hak atas tanah.
2) Tanah Ulayat, Tanah Absentee, Tanah Kelebihan
Maksimum, Tanah Obyek Landreform dan Konsolidasi
Tanah :
a) Tahapan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b) Biaya yang harus dibayar sesuai tahapan kegiatan
yang dilaksanakan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015.
40
B. Seluruh Produk PTSL yang masuk kedalam K2 dan K3 pada
tahun berjalan agar diberitahukan kepada masing-masing peserta
pada akhir tahun pelaksanaan kegiatan PTSL sebagaimana
format terlampir (Lihat Lampiran XII, XIII.a dan XIII.b)
41
5. Melaksanakan sosialisasi/penyuluhan PTSL secara lebih
intensif dan ekstensif kepada masyarakat/stakeholder dengan
membangun posko (basecamp) di wilayah penetapan lokasi
PTSL.
6. Pemasangan tanda batas dan persiapan pengumpulan data
yuridis dilakukan serentak.
7. Meningkatkan kemampuan petugas baik fisik maupun yuridis
untuk meminimalisasi permasalahan.
8. Optimalisasi pemanfaatan aplikasi berbasis percepatan PTSL
seperti : Aplikasi Garmin Map, Mapit GIS, Meridia Collect, Smart
PTSL, Santri PTSL.
9. Satgas Yuridis dan Satgas Fisik bergerak secara bersamaan
dalam pelaksanaan kegiatan PTSL.
10. Kepala Kantor Pertanahan dan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional berkoordinasi dengan Walikota/Bupati dan
instansi terkait mengenai pembebasan pajak/pengurangan pajak
dan apabila tidak memungkinkan maka menggunakan mekanisme
pajak terhutang.
42
b. Dokumen data fisik yang terdiri dari data pengukuran dan
perhitungan hasil pengukuran, Surat Ukur, Gambar Ukur dan
Peta Bidang Tanah;
c. Daftar isian pendaftaran tanah dan hak atas tanah;
d. Buku tanah;
e. Sertipikat hak atas tanah;
f. Bukti-bukti administrasi keuangan; dan
g. Data administrasi lainnya.
2. Data PTSL yang telah dikelompokan dilakukan migrasi data dari
dokumen dalam bentuk analog menjadi dokumen dalam bentuk
digital dan disimpan dalam bentuk elektronik.
3. Dokumen yang tersimpan dalam bentuk analog diberikan cap dan
diberikan catatan bahwa dokumen tersebut sudah tidak dapat
dipergunakan kembali untuk kegiatan pendaftaran tanah.
4. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menyerahkan hasil kegiatan PTSL
pada akhir kegiatan dengan disertai data hasil kegiatan PTSL.
5. Hasil pelaksanaan kegiatan PTSL dibuat Berita Acara Serah
Terima Berkas dan Warkah yang ditandatangani oleh Ketua
Panitia Ajudikasi dan Kepala Kantor Pertanahan.
6. Hasil pelaksanaan kegiatan PTSL disimpan, didokumentasikan
dan diarsipkan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
7. Bentuk, cara penyimpanan, penyajian dan penghapusan
dokumen PTSL dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8. Hasil pelaksanaan kegiatan PTSL disampaikan juga kepada
Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta guna memperkuat basis
data Kebijakan Satu Peta.
43
VIII. PEMBENTUKAN TIM MONITORING DAN EVALUASI
PENGUMPULAN DATA YURIDIS
1. Dalam rangka percepatan pengumpulan data yuridis dimaksud,
maka Kepala Bidang Hubungan Hukum Pertanahan, segera :
a. Membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi Pengumpulan Data
Yuridis untuk memastikan tercapainya target harian/
mingguan/bulanan pengumpulan data yuridis;
b. Melaporkan pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi
Pengumpulan Data Yuridis sebagaimana huruf a kepada
Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan;
c. Melaporkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kepada
Tim Monitoring dan Evaluasi Direktorat Jenderal Hubungan
Hukum Keagrariaan sesuai dengan wilayah kerja tim
(Lihat Lampiran XIV) setiap hari dengan menggunakan
sebagaimana format terlampir (Lihat Lampiran XV)
dalam bentuk excel (.xls) dan tidak dalam bentuk image
(.jpeg, .png) dan adobe document (.pdf).
2. Apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat diselesaikan
dalam pelaksanaan pengumpulan data yuridis dapat
berkoordinasi dengan Tim Monitoring dan Evaluasi Direktorat
Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan.
3. Pelaksanaan kegiatan PTSL, para Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kepala Kantor Pertanahan agar
sungguh-sungguh mempedomani Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6
Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
44
Lampiran I :
OBJEK LANGKAH –
NO SUBJEK (LOKASI, LUAS PERMASALAHAN LANGKAH KETERANGAN
DAN ALAS HAK) PENYELESAIAN
..................., ...........................
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi .............,
............................
NIP. .............................................
Catatan :
1. Dilakukan rekapitulasi data setiap bulan
2. Dilaporkan setiap 3 (tiga) bulan
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di .................
pada tanggal
...................................................
NIP.
Asli Keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk
diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional u.p. Kepala Bagian Umum Kepegawaian,
di Jakarta;
3. Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara yang bersangkutan;
4. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi yang bersangkutan;
5. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi yang
bersangkutan;
6. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang bersangkutan;
7. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang bersangkutan;
8. Kepala Kantor Cabang Utama/Cabang PT Taspen (Persero) yang bersangkutan.
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI .....................
NOMOR :
TANGGAL :
Kantor Pertanahan
Pangkat/Golongan Jabatan/Staf Bidang/ Kantor Pertanahan Kantor Pertanahan
No. Nama/NIP
Ruang Seksi Kabupaten/Kota .................. Kabupaten/Kota ..................
(Asal) (Penugasan)
1 2 3 4 5 6
1.
2.
3.
Ditetapkan di .................
pada tanggal ..................
................................................
NIP.
..................., ...........................
Kepala Bidang Hubungan Hukum Pertanahan
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi .............,
............................
NIP. .............................................
Catatan :
1. Dilakukan rekapitulasi data setiap bulan
2. Dilaporkan setiap 3 (tiga) bulan
Pada hari ini ................... tanggal ................... tahun ................... Saya dengan Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ................... Nomor ...................
tanggal ................... diangkat sebagai Panitia Ajudikasi PTSL dan Satuan Tugas Pengumpul
Data Yuridis ................... sumpah berikut :
1. Bahwa saya untuk diangkat pada jabatan ini, baik langsung maupun tidak langsung
dengan rupa atau dalih apapun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan sesuatu
kepada siapapun juga;
2. Bahwa saya akan setia dan taat kepada Negara Republik Indonesia;
3. Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus saya rahasiakan;
4. Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari
siapapun juga, yang saya tahu atau patut saya mengira, bahwa ia mempunyai hal yang
bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya;
5. Bahwa dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa mementingkan
kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri, seseorang, atau golongan;
6. Bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah, dan
jabatan yang dipercaya kepada saya;
7. Bahwa saya akan berkerja dengan jujur, tertib dan semangat untuk kepentingan negara.
( ...................................................... ) ( ...................................................... )
YANG MENGUKUHKAN
SUMPAH ROHANIWAN,
( ...................................................... )
Pada hari ini ................... tanggal ................... tahun ................... Saya dengan Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ................... Nomor ...................
tanggal ................... diangkat sebagai Panitia Ajudikasi PTSL dan Satuan Tugas Pengumpul
Data Yuridis ................... sumpah berikut :
“SAYA BERSUMPAH”
1. Bahwa saya untuk diangkat pada jabatan ini, baik langsung maupun tidak langsung
dengan rupa atau dalih apapun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan sesuatu
kepada siapapun juga;
2. Bahwa saya akan setia dan taat kepada Negara Republik Indonesia;
3. Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus saya rahasiakan;
4. Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari
siapapun juga, yang saya tahu atau patut saya mengira, bahwa ia mempunyai hal yang
bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya;
5. Bahwa dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa mementingkan
kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri, seseorang, atau golongan;
6. Bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah, dan
jabatan yang dipercaya kepada saya;
7. Bahwa saya akan berkerja dengan jujur, tertib dan semangat untuk kepentingan negara;
8. “Kiranya Tuhan Menolong Saya”.
( ...................................................... ) ( ...................................................... )
YANG MENGUKUHKAN
SUMPAH ROHANIWAN,
( ...................................................... )
Pada hari ini ................... tanggal ................... tahun ................... Saya dengan Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ................... Nomor ...................
tanggal ................... diangkat sebagai Panitia Ajudikasi PTSL dan Satuan Tugas Pengumpul
Data Yuridis ................... sumpah berikut :
“SAYA BERJANJI”
1. Bahwa saya untuk diangkat pada jabatan ini, baik langsung maupun tidak langsung
dengan rupa atau dalih apapun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan sesuatu
kepada siapapun juga;
2. Bahwa saya akan setia dan taat kepada Negara Republik Indonesia;
3. Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus saya rahasiakan;
4. Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari
siapapun juga, yang saya tahu atau patut saya mengira, bahwa ia mempunyai hal yang
bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya;
5. Bahwa dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa mementingkan
kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri, seseorang, atau golongan;
6. Bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah, dan
jabatan yang dipercaya kepada saya;
7. Bahwa saya akan berkerja dengan jujur, tertib dan semangat untuk kepentingan negara;
8. “Semoga Tuhan menolong saya”.
( ...................................................... ) ( ...................................................... )
YANG MENGUKUHKAN
SUMPAH ROHANIWAN,
( ...................................................... )
Pada hari ini ................... tanggal ................... tahun ................... Saya dengan Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ................... Nomor ...................
tanggal ................... diangkat sebagai Panitia Ajudikasi PTSL dan Satuan Tugas Pengumpul
Data Yuridis ................... sumpah berikut :
1. Bahwa saya untuk diangkat pada jabatan ini, baik langsung maupun tidak langsung
dengan rupa atau dalih apapun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan sesuatu
kepada siapapun juga;
2. Bahwa saya akan setia dan taat kepada Negara Republik Indonesia;
3. Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus saya rahasiakan;
4. Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari
siapapun juga, yang saya tahu atau patut saya mengira, bahwa ia mempunyai hal yang
bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya;
5. Bahwa dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa mementingkan
kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri, seseorang, atau golongan;
6. Bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah, dan
jabatan yang dipercaya kepada saya;
7. Bahwa saya akan berkerja dengan jujur, tertib dan semangat untuk kepentingan negara;
( ...................................................... ) ( ...................................................... )
YANG MENGUKUHKAN
SUMPAH ROHANIWAN,
( ...................................................... )
Pada hari ini ................... tanggal ................... tahun ................... Saya dengan Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ................... Nomor ...................
tanggal ................... diangkat sebagai Panitia Ajudikasi PTSL dan Satuan Tugas Pengumpul
Data Yuridis ................... sumpah berikut :
1. Bahwa saya untuk diangkat pada jabatan ini, baik langsung maupun tidak langsung
dengan rupa atau dalih apapun juga, tidak memberi atau menyanggupi akan sesuatu
kepada siapapun juga;
2. Bahwa saya akan setia dan taat kepada Negara Republik Indonesia;
3. Bahwa saya akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus saya rahasiakan;
4. Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari
siapapun juga, yang saya tahu atau patut saya mengira, bahwa ia mempunyai hal yang
bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan saya;
5. Bahwa dalam menjalankan jabatan atau pekerjaan saya, saya senantiasa mementingkan
kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri, seseorang, atau golongan;
6. Bahwa saya senantiasa akan menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah, dan
jabatan yang dipercaya kepada saya;
7. Bahwa saya akan berkerja dengan jujur, tertib dan semangat untuk kepentingan negara;
( ...................................................... ) ( ...................................................... )
YANG MENGUKUHKAN
SUMPAH ROHANIWAN,
( ...................................................... )
SURAT PERNYATAAN
7. tanah tersebut saya peroleh melalui jual beli, waris, hibah, wasiat maka
Pajak Penghasilan (PPh) yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah
saya menjadi tanggung jawab sepenuhnya dan merupakan pajak atau bea
terhutang bagi saya dan yang wajib dilunasi oleh saya;
8. di atas tanah yang dikuasai belum pernah diterbitkan sesuatu hak atas
tanah/sertipikat;
9. bahwa alat bukti hak atas tanah yang menjadi dasar pendaftaran PTSL ini
adalah betul-betul yang saya punyai dan apabila terdapat bukti
pemilikan/penguasaan atas tanah dimaksud setelah dibuatnya pernyataan
ini dan/atau telah diterbitkan sertipikat maka dinyatakan tidak berlaku;
10. ............................ (Pernyataan lain yang masih dianggap perlu).
1. Nama : 2. Nama :
NIK : NIK :
Agama : Agama :
Usia : Usia :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
Dibuat di:
pada tanggal:
2. (...........................................) (...........................................)
nama jelas nama jelas
LETAK TANAH
Jalan/blok : RT/RW:
2. YANG BERKEPENTINGAN
Nama : Perorangan/Badan Hukum
KTP/NIK (perorangan) : Tgl. Lahir :
Pekerjaan :
Tempat Tinggal :
Badan Hukum : Badan Hukum / Pemerintah Kab/Kota / Desa / Kelurahan / BUMN
Akta Pendirian : No. ......................................... tanggal ..................................
Didaftar di Pengadilan Negeri ..................................... Tanggal..................... No .................
Perhatian : Bila yang berkepentingan terdiri dari satu (1) orang, sehingga ruang ini tidak muat,
Dapat disertai lampiran. PERHATIAN LIHAT LAMPIRAN
II. DATA TENTANG KEPEMILIKAN DAN PENGUASAAN HAK ATAS TANAH
A KEPEMILIKAN/PENGUASAAN TANAH
1 Bukti-Bukti kepemilikan/Penguasaan :
a. Sertipikat :
Atas nama
b. Warisan
Nama Pewaris
Meninggal Tahun
Surat Keterangan Waris : Ada Tidak ada (Lengkapi dengan surat Keterangan Waris)
Surat wasiat : Ada Tidak ada (Lengkapi dengan surat Keterangan Waris)
c. Hibah/Pemberian
Dilakukan dengan : Surat di bawah tangan / Akta PPAT
Tanggal : ................................. No. Akta PPAT :
Nama PPAT : ..............................................................................
d. Pembelian
Dilakukan dengan : Surat di bawah tangan / Kwitansi / akta PPAT / Lisan
Tanggal : ................................. No. Akta PPAT :
Nama PPAT : ..............................................................................
e. Pelelangan : Risalah Lelang : Tahun ................... Tanggal ...............................
Tempat dan Nama Kantor Lelang : ................................................................................................
(............................................................)
2.
(............................................................)
3.
(............................................................)
4.
dst...
(............................................................)
NAMA
NIP.
Apabila dikemudian hari ternyata ada bukti yang lebih kuat dan sah yang telah dibuktikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka keputusan ini dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di :
pada tanggal :
NAMA
NIP.
Catatan :
- Berikan tanda lingkaran untuk nomor yang dipilih
*) Coret semua ketentuan yang tidak diperlukan.
I. Untuk memenuhi ketentuan dalam Pasal 24 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap, dengan ini diumumkan hasil pengumpulan data fisik dan data yuridis atas
bidang tanah tersebut di bawah ini :
II. Dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak pengumuman ini, kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap bidang/bidang-bidang tanah dimaksud dalam pengumuman ini diberi
kesempatan untuk mengajukan keberatan-keberatan mengenai pengumuman ini kepada :
Kepala Kantor Pertanahan/Panitia Ajudikasi PTSL ........................................
Alamat ...................................................................................................
III. Apabila keberatan-keberatan dimaksud disampaikan lewat jangka waktu tersebut di atas tidak
dapat dilayani.
(....................................................)
NIP.
1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan : TN = Tanah Negara, TMA = Tanah Milik Adat, M = Milik, TD = Tanah Darat, TS = Tanah Sawah
......................., ................................
............................................................
NIP.
BERITA ACARA
Pengesahan Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis
Nomor : ..........................
MENGESAHKAN
Hasil Penelitian Data Fisik dan Data Yuridis yang telah diumumkan
di .............................. dengan nomor ..............................
tanggal ................................., dengan penjelasan sebagai berikut :
..................., ...........................
a.n. Kepala Kantor Pertanahan
.............................................
Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
................................
KANTOR PERTANAHAN
.........................................
Tanggal _________________
Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
Desa/Kelurahan _____ Kecamatan ________
Kabupaten/Kota ____________________
____________________________
NIP.
67
Lampiran XI :
KANTOR PERTANAHAN
.........................................
“Berdasarkan Pasal 66 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah jo. Pasal 26 huruf c Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap dan memperhatikan DI 310 Nomor ....... tanggal ........, dengan ini
saya selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ......., memutuskan:
1. memberikan Hak Milik/Hak Guna Bangunan/ Hak Pakai dengan jangka waktu …….. tahun
kepada sdr …….……............. dkk atas bidang-bidang tanah yang mempunyai
NIB sebagaimana yang tercantum pada DI 310 nomor ...... tanggal .....…………………..
nomor urut ............ s/d ............
2. Hak Milik/Hak Guna Bangunan/Hak Pakai sebagaimana dimaksud pada angka 1 berlaku
sejak hak tersebut didaftar pada buku tanah.
3. Masing-masing penerima hak diwajibkan membayar BPHTB sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Nomor :_________________
Tanggal :_________________
________________________
NIP.
Nomor :
Sifat : Penting
Lampiran :
Hal : Pemberitahuan Penyelesaian Kegiatan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL) Tahun ………
Kepada Yth.
Nama .....................
Alamat ...................
di –
Kabupaten/Kota …
……………………
Kepada Yth.
Nama .....................
Alamat ...................
di –
Kabupaten/Kota …
Sehubungan penyelesaian kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap tahun ......... di Desa/Kelurahan .................. Kecamatan ..................,
kami sampaikan bahwa permohonan Saudara/i dengan :
Nomor Berkas : .............
NIB : .............
Letak Tanah : .............
belum dapat dibukukan Buku Tanah dan diterbitkan Sertipikat Hak Atas
Tanahnya, karena :
1. Bidang tanah yang Saudara/i kuasai/miliki data fisik dan yuridis tidak
dapat dibukukan dan diterbitkan sertipikat hak atas tanah merupakan:
a. Subjek merupakan Warga Negara Asing, BUMN/BUMD/BHMN,
Badan Hukum Swasta,
b. Objek PTSL merupakan tanah P3MB, Prk 5, Rumah Golongan III yang
belum lunas sewa beli, Objek Nasionalisasi, Tanah Ulayat, Tanah
Absente dan tanah kelebihan maksimum;
2. Untuk bidang tanah tersebut di atas dapat dibukukan Buku Tanah dan
diterbitkan Sertipikat Hak Atas Tanahnya setelah :
a. Dipenuhinya persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku dan
b. Dimohon oleh pihak yang berhak dengan pembiayaan sendiri melalui
mekanisme Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai dengan
peraturan perundangan dan mendaftarkan permohonannya ke Kantor
Pertanahan.
3. Sehubungan dengan hal tersebut, berkas kami kembalikan untuk
kemudian dapat disampaikan kembali setelah dipenuhi persyaratan
sesuai ketentuan.
Demikian pemberitahuan ini untuk menjadi maklum.
TTD
……………………
catatan:
Lingkari yang sesuai.
Kepada Yth.
Nama .....................
Alamat ...................
di –
Kabupaten/Kota ….....
...
Keterangan :
1. H : Harian, M : Mingguan, B : Bulanan
2. “Target 2018” (kolom 3) adalah target yang ditentukan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dalam DIPA;
3. “Realisasi Puldadis s.d. ...” (kolom 4 dan 5) adalah realisasi yang dicapai pada saat pelaporan;
4. “Realisasi Puldadis s.d. ... Manual” (kolom 4) adalah realisasi yang dicapai secara manual pada saat pelaporan;
5. “Realisasi Puldadis s.d. ... Dashboard KKP (kolom 5) adalah realisasi yang dicapai sesuai data yang ada pada dashboard
KKP pada saat pelaporan;
6. “Rencana Target Puldadis” (kolom 6, 7 dan 8) adalah rencana target yang ingin dicapai baik harian, mingguan dan
bulanan yang dihitung dengan memperhitungkan pencapaian target yang ditetapkan;
7. “Realisasi Puldadis” (kolom 9, 10 dan 11) adalah realisasi pengumpulan data yuridis yang dicapai dari kolom 6, 7 dan 8;
8. “Realisasi Puldadis (Dashboard)” (kolom 12, 13 dan 14) adalah realisasi pengumpulan data yuridis sesuai data yang ada
pada Dashboard KKP.