- Look : lihat kesadaran dengan APVU . The talking passion pasien yang
bisa biacara airwaynyaa bebas, tapi tetap dilakukan penilaian berkala . liat ada
agitasi , sianosis , napas cuping hidung dan retraksi otot pernapasan
- Listen : mendengarkan adanya suara suara tambahan seperti snoring(suaraa
mengorok karena ada sumbatan di faring ) bisa karena lidah jatuh kebelakang
pada pasien penurunan kesadaran , gurgling , stridor ( terjadi akibat sumbatan
parsia pasien benda asing di laryng. Jika letak di laryng disebut stridor
isnpirasi , jika letak di trakea stridor ekspirasi ) dan hoarsness
- Feel : merasakan hembusana aliran udara dari mulut / hidung liat adanya
krepitasi / tdk
Berdasar macam
› Sumbatan Jalan Nafas Total
Bila tidak dikoreksi dalam waktu 5 – 10 menit dapat mengakibatkan asfiksi (
kombinasi antara hipoksemia dan hipercarbi), henti nafas dan henti jantung.
› Sumbatan jalan Nafas partial
Bila tidak dikoreksi dapat menyebabkan kerusakan otak, sembab otak, sembab
paru, kepayahan henti nafas dan henti jantung sekunder.
BUKU AGENDA GAWAT DARURAT, JILID 2, PROF. DR.. H. TABRANI
RAB
GCS 12 : apatis
TD : 100/60 , menurun , karena ada epistaksis
Nadi : 115x / menit , maningkat
Saturasi o2 96% , normalnya 95-100% , jika hipoksi dans eqqsak napas ringan –
sedang 90-95% , sedang ke berat = 85-90% , berat = <85% . Skenrio masih dalam
keadaan normal
Bahaya sumbatan
• Hematoma leher
• Cedera larynx dan trachea
• Stridor
14. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada pasien di skenario?
Teknik pemberian NRM karena curiga pasien mengalami hipoksia atau hipoksemia,
selain itu dokter curiga adanya penurunan kapasitas Oksigen dan Penurunan Tekanan
darah yang disebabkan oleh epitaksis yang dapat menyebabkan hipovolemia.
- IC
- APD dan Persiapkan Alat ( Laringoskop, ETT, OPA, Suction dll)
- Pemeriksaan AVPU
- Pemeriksaan Look Listen Feel
- Lakukan Triple Airways Manuver
- Pemasangan OPA dengan Cross Finger
- Suction
- Periksa Tekanan Oksigen dengan Pulse Oxymetri, Preoksigenasi dengan CE
Clamp
- Pemasanagn Pulse Oxymetri untuk melihat Oxigen setelah CE Clamp
- Lepas OPA dengan Cross Finger
- Pemasangan ETT dengan Laringoskop Dengan menggunakan Laringoskop
cari Epiglotis, lalu masukkan ETT
- Sambungkan ETT dengan Bag Valve Mask ( BVM ) yang telah tersambung
dengan Tabung Oxigen
- Evaluasi pemasangan ETT dengan auskultasi
- Fiksasi ETT
- Pasang OPA agar ETT tidak tergigit
17. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pemasangan OPA dan NPA?
OPA
Indikasi dari Airway Management dapat meliputi sebagai berikut (Cole, 2002) :
A. Cedera kepala
B. Cedera jalan udara langsung (direct airway injury).
C. Syok
D. Facial fracture
E. Cedera thoraks
F. Peminum atau pengobat (drugs/alcohol)
Sedangkan kontra indikasi bagi penggunaan prosedur ini meliputi sebagai berikut
(McCann, 2004) :
1. Pasien dengan rendahnya kekuatan gigi (loose teeth) dan avulsed teeth.
2. Pasien yang baru mengalami atau menjalani pembedahan oral (oral surgery).
3. Pasien yang memiliki kesadaran tinggi atau semi. Hal ini disebabkan penggunaan
prosedur tersebut mendorong atau menstimulasi reaksi muntah danlaryngospasm.
NPA
Indikasi :
Pasien sadar atau tidak sadar
Napas spontan
Masih ada refleks muntah
Kesulitan dengan OPA karena trauma disekitar mulut atau karena trismus
Kontraindikasi:
Fraktur Wajah
Fraktur Basis Cranii
Indikasi :
Pasien Jalan Napas Inadekuat
Henti Jantung
Asfiksia
Obstruksi Laring Berat
Penderita tidak sadar lebih dari 24 jam
Kontraindikasi:
Beberapa kasus trauma yang tidak memungkinkan untuk dilakukan intubasi
Penolakan saat IC
Poin B menggunakan alat yang sesuai dengan saturasi oksigen pasien saat itu,
hendak menggunakan kanul maupun Sungkup