LP Askeb Pada Bayi
LP Askeb Pada Bayi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi adalah anak berumur 0-12 bulan (Depkes RI, 2006). Bayi adalah
makhluk yang hadir ke dunia dengan sebuah mekanisme bawaan untuk
menyenangkan orang lain, dan hanya meminta balasan berupa kondisi
lingkungan yang tepat, yang memungkinkan bertumbuhkembangnya "benih
sifat pengasih" yang secara alami telah ada dalam dirinya
(Wiknjosastro,2007). Masa-masa bayi merupakan saat-saat rentan terjadi
kematian dan kesakitan.
Angka kematian bayi ( Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu
indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena
dapat menggambarkan kesehatan penduduk secara umum. Angka ini sangat
sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Angka
kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi
antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Kemampuan pelayanan kesehatan oleh suatu Negara ditentukan dengan
perbandingan meningkat dan menurunnya tingkat angka kematian ibu dan bayi
(perinatal) untuk itu diperlukan perhatian yang serius dari berbagai pihak yang
terkait dalam memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi.
Untuk data Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia walaupun masih
jauh dari angka target MDGs yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1000
kelahiran hidup tetapi tercatat mengalami penurunan yaitu dari sebesar 35 per
1000 kelahiran hidup (SDKI 2002) menjadi sebesar 34 per 1000 kelahiran
hidup (SDKI 2007), dan terakhir menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI
2012). namun angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tetap tergolong
tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura (3
per 1000 kh), Brunei Darussalam (8 per 1000 kh), Malaysia (10 per 1000 kh),
Vietnam (18 per 1000 kh), dan Thailand (20 per 1000 kh). Target AKB dalam
MDGs adalah 23 per 1000 kelahiran hidup.
7
8
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan teori dan keterampilan yang telah
didapatkan di perkuliahan dengan melakukan Asuhan Kebidanan Hellen
Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data secara akurat
dari berbagai sumber yang berhubungan dengan kondisi bayi.
b. Menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah-
masalah berdasarkan data subyektif dan obyektif yang telah
dikumpulkan.
c. Mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi.
d. Menentukan kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi
atas diagnosa yang telah diambil.
e. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani
kasus sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada.
f. Melaksanakan tindakan asuhan.
g. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
C. MANFAAT
Adapun manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan kasus ini adalah:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa.
2. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mengetahui tentang perawatan atau asuhan yang
diberikan pada bayi.
b. Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapatkan dari institusi
dan menuangkannya dalam dokumentasi asuhan kebidanan.
9
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
I. TEORI MEDIS
A. Definisi Bayi
1. Bayi adalah anak berumur 0-12 bulan. (Depkes RI, 2006)
2. Bayi adalah anak berusia 0 - 12 bulan. (Husaini, 2002)
3. Bayi adalah anak yang belum lama lahir. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
4. Bayi adalah anak yang baru lahir sampai kemudian berusia 18 bulan atau
bahkan 24 bulan. (Zulkifti L., 1986)
5. Bayi adalah makhluk yang hadir ke dunia dengan sebuah mekanisme
bawaan untuk menyenangkan orang lain, dan hanya meminta balasan
berupa kondisi lingkungan yang tepat, yang memungkinkan
bertumbuhkembangnya "benih sifat pengasih" yang secara alami telah
ada dalam dirinya (Wiknjosastro,2007)
6. Bayi merupakan individu dengan pola pertumbuhan dan perkembangan
yang unik (Sara, 2004)
10
11
Berikut lebih jelas mengenai pengertian tiga kebutuhan dasar anak, yaitu :
a. ASUH (Kebutuhan Biomedis)
Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan
sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan
aman, perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan intervensi dini
akan timbulnya gejala penyakit.
"Fisis biomedis atau ‘ASUH' yang meliputi nutrisi dengan gizi
seimbang, perawatan kesehatan dasar, sandang, pangan, dan papan,
dan sebagainya..
b. ASIH (Kebutuhan emosianal)
Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan
kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak
akan kasih sayang, diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru,
pujian, tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah penting untuk
diberikan.
"Kebutuhan emosi dan kasih sayang atau ‘ASIH’ seperti hubungan
yang erat dan rasa saling percaya antara orang tua dengan anak, dan
kebutuhan stimulasi mental-bermain-latihan.
c. ASAH ( kebutuhan akan stimulasi mental dini)
Cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan yang
diberikan sedini dan sesuai mungkin.Terutama pada usia 4 – 5 tahun
pertama ( golden year) sehingga akan terwujud etika, kepribadian
yang baik, kecerdasan, kemandirian, keterampilan dan produktivitas
yang baik."‘ASAH’ yang dapat meningkatkan perkembangan mental
psikososial anak, seperti kecerdasan, kreativitas, kepribadian, moral
dan etika.
(Wafi, 2010)
tidak ada reflek tersebut, yaitu pupil berwarna putih ( katarak, glaukoma,
retino blastoma) maka rujuk bayi langsung ke ahli mata. Periksa juga mata
yang tampak normal. Misalnya untuk koloboma, suatu defek berbentuk
kunci pada iris. Yang paling sering adalah defek berbentuk lubang kunci
pada iris di bagian inferior. Juga dapat mengenai koroid dan struktur
lainnya. Penglihatan dapat normal pada kasus ringan, namun buruk jika
saraf optikus terlibat.
2 Rooting reflek (reflek mencari puting susu)
Bayi akan menoleh kearah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. bayi
akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk
menghisap benda yang disentuhkan tersebut.
3 Grasp reflek (reflek menggenggam)
Bila jari kita menyentuh telapak tangan, maka jari-jarinya akan
menggenggam dengan kuat.
4 Babinski reflek (pada anggota bawah telapak kaki, bila jari-jari yang lain
membeber dan membengkok kedepan).
5 Moro reflek (Reflek emosional)/ Startle reflek (reflek terkejut)
Bila bayi diangkat akan seolah-olah mengangkatkan tubuh pada orang
yang mendekatnya. Hentakan dan gerakan seperti mengenjang pada lengan
dan tangan disertai tangis yang kuat.
6 Tonick neck reflek
Gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila bayi
ditengkurapkan ia akan spontan memiringkan kepala.
7 Swallowing reflek (reflek menelan)
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak otot-otot daerah mulut
dan faring untuk mengaktifkan reflek menelan dan mendorong ASI ke
dalam lambung bayi.
(Tom Lissauer, 2008)
13
D. ASI Eksklusif
Pengertian
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu. Pemberian ASI
secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4
bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan.
(Roesli, 2000)
ASI ekslusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman
lain kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan .
(Depkes RI, 2003)
Pada tahun 2002 World Health Organization menyatakan bahwa ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan
demikian ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup 4 bulan)
sudah tidak berlaku lagi. Menyusui eksekusif adalah memberikan hanya ASI
segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum.
(Depkes RI, 2005)
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai
6 bulan tanpa tambahan makanan/ cairan seperti susu formula, madu, air teh,
jeruk, air putih atau makanan padat seperti pisang ,pepaya,bubur susu,biskuit
,nasi tim, dan sebagainya.
(Roesli, 2000)
Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI segera setelah
lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum.
(Depkes RI, 2001)
Teknik Menyusui
Teknik menyusui adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).yang terdiri
dari:
1. Cara Menyusui
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami
berbagai masalah karena tidak mengetahuinya cara menyusui yang benar.
14
c Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang di bawah, jangan menekan putting susu atau kalang
payudara saja
d Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (roting refleks)
dengan cara:
1) Menyentuh pipi dengan puting susu atau
2) Menyentuh sisi mulut bayi
e Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan
ke payudara ibu dan puting susu serta kalang payudara
dimasukkan ke mulut bayi.
1) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk
kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di
bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di
bawah kalang payudara.
2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang
atau disangga.
3) Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai kosong,
sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara
melepas isapan bayi yaitu jari kelingking ibu dimasukkan
ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan
ke bawah.
f Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusu. Cara
menyendawakan bayi adalah:
1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggungnya ditepuk perlahan.
2) Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan.
(Perinasia, 1994)
16
Lama Menyusui
Pada hari pertama biasanya ASI belum keluar dan bayi cukup
disusukan selama 4-5 menit untuk merangsang produksi ASI dan
membiasakan putting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5 boleh
disusukan selama 10 menit, bila produksi ASI cukup dan lancar boleh
disusukan selama 15 menit. Jumlah Asi yang terhisap bayi pada 5 menit
pertama 112 ml, kedua 64 ml dan terakhir 16 ml. ASI yang dihisap bayi pada
menit pertama dibanding terakhir adalah berbeda dimana menit pertama lebih
cepat dan encer dan kemudian akan lebih kental dan menit terakhir
mengandung lemak 4-5 x dan protein 1,5 x lebih banyak dibandingkan
dengan ASI pada menit pertama.
Jadi lama meyusui setiap payudara adalah sekitar 10-15 menit untuk
bayi usia 1-12 bulan, volume ASI akan menurun sesuai dengan waktu yaitu:
a. Tahun pertama : 400 - 700 ml / 24 jam
b. Tahun kedua : 200 - 400 ml / 24 jam.
c. Sesudah itu sekitar : 200 ml / 24 jam.
Juga terbukti tidak ada perubahan yang bermakna pada konsentrasi
protein antara bulan ke 6 sampai tahun ke 2 masa laktasi, hanya konsentrasi
lemak bervariasi luas. Produksi ASI dipengaruhi oleh status gizi ibu dan ibu
usia muda produksi asinya lebih banyak dibanding dengan ibu usia tua.
(Soetjiningsih, 1997)
Manfaat ASI dan Menyusui
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif
hingga enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI
pada usia enam bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan
meningkatnya lama pemberian ASI sampai dua tahun.
a. Manfaat ASI untuk bayi
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga
melindungi infeksi gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-
17
bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang
menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung
selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat
sehingga anak tidak dapat bernafas, makan, atau minum. Pertusis juga
dapat menumbulkan komplikasi yang serius seperti pneumonia, kejang
dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi yang bisa menyebabkan
kekakuan pada rahang serta kejang.
Vaksin DPT adalah vaksin 3 in 1 yang bisa diberikan kepada anak
yang berumur kurang dari 7 bulan. Biasanya vaksin DPT terdapat
dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot paha secara sub
cutan dalam. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat
anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II), 4 bulan (DPT III),
selang waktu tidak kurang dari 4 minggu dengan dosis 0,5 ml.
DPT sering menyebabkan efek samping yang ringan seperti
demam ringan atau nyeri tempat penyuntikan selama beberapa hari.
Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di
dalam vaksin. Pada kurang dari 1% penyuntikan DPT menyebabkan
komplikasi sebagai berikut :
- Demam tinggi ( > 40,5 oC)
- Kejang
- Kejang demam
- Syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon)
Kontraindikasi dari ppemberian imunisasi DPT adalah jika anak
mempunyai riwayat kejang. Pemberian imunisasi yang boleh diberikan
adalah DT, yang hanya dapat diperoleh di Puskesmas.
3. Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
poliomyelitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada
salah satu maupun kedua lengan atau tungkai. Polio juga bisa
menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk
menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Imunisasi dasar polio
diberikan 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak kurang
22
2. Hemangioma
1) Definisi
Hemangioma adalah proliferasi pembuluh darah yang tidak
normal.Hemangioma merupakan jenis tumor pembuluh darah.
Orang mengenalnya sebagai tanda lahir atau birth mark. Walau
disebut tumor, hemangioma tak selalu berbentuk benjolan seperti
tumor pada umumnya.
2) Klasifikasi
Tanda lahir ini terdiri atas 2 jenis :
a) Nevus Flammeus ialah daerah kapileryang tidak menonjol,
berbatas tegas, berwarna merah-ungu yang tidak bertambah
ukurannya, bisa menghilang atau memudar warnanya.
b) Nevus vaskulosus ialah kapiler yang baru terbentuk dan
membesar pada kulit (lapisan dermis dan subdermis) yang tumbuh
beberapa bulan, kemudian mengkerut dan menghilang.
3) Etiologi
Disebabkan malformasi jaringan angioblastik (jaringan
pembentuk pembuluh darah) selama masa janin
4) Komplikasinya yang dapat terjadi adalah Perdarahan,
Trombositopeni, Infeksi sekunder, Bekas luka, gangguan
penglihatan dan fungsi organ, masalah psikososial.
5) Penatalaksanaan
a) Konservatif, dibiarkan menghilang sendiri.
b) Lesi yang menganggu estetika dapat dihilangkan dengan laser.
Hemangioma yang besar harus terus dipantau.
c) Operasi pembedahan
d) Injeksi kortikosteroid, untuk menghambat pertumbuhan
hemangioma
e) Pembekuan dengan nitrogen cair atau elektrokoagulasi
f) Antibiotik bila terjadi infeksi(Wafi, 2010)
26
3. Ikterik
1) Pengertian
Adalah warna kuning pada kulit konjungtiva, dan mukosa
akibat penumpukan bilirubin, sedangkan hiperbilirubunemia
adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus
ke arah terjadinya karena ikterus atau ensefalopati bilirubin bila
kadar bilirubin tidak dikendalikan.
2) Jenis
a) Ikterus fisiologis
Adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan hari ketiga
yang tidak mempunyai dasar patologik, kadar yang membahayakan
atau mempunyai potensi menjadi kern ikterus dan tidak
menyebabkan morbiditas
b) Ikterus patologis
(1) Ikterus patologis adalah ikterus yang dijumpai 24 jam
pertama setelah lahir dengan bilirubin yang meningkat
lebih dari 5 mg % perhari.
(2) Kadar diatas 12,5 mg % pada bayi matur atau 10 mg %
pada bayi premature dan menetap setelah minggu pertama
kelahiran selain itu juga ikterus dengan bilirubin langsung
diatas 1 mg setiap waktu.
(3) Ikterus ini ada hubungannya dengan penyakit hemolitik,
infeksi dan sepsis dan memerlukan penanganan dan
perawatan khusus.
3) Etiologi dari ikterik ini adalah Produksi bilirubin yang berlebihan,
Gangguan dalam proses up take dan konjugasi hepar,Gangguan
transportasi dan Gangguan dalam sel otak.
4) Tanda dan Gejala
a) Ikterus fisiologis
(1) Disebabkan karena belum matangnya metabolisme
bilirubin dan transpfortasi pada bayi baru lahir yang
berhubungan dengan kenaikan masa bilirubin dari
27
2) Penyebab
a. Kelainan kongenital pada pencernaan, iritasi lambung,
atresia esoifagus, atresia stenosis, hischprung tekanan
intrakanial yang tinggi, cara memberi makanan atau
minuman yang salah.
b. Pada masa neonatus semakin banyak misalnya faktor
infeksi (Tractus urinaris akut, Hepatitis, Peritonitis).
c. Faktor lain yaitu infaginasi, kelainan intrakrnial,
intoksikasi.
3) Sifat muntah
a. Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan
obstruksi esophagus
b. Muntah proyektif kemungkinan senosis pylorus
c. Muntah hijau kekuningan kemungkinan obstruksidi
bawah ampula vateri
d. Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan
intrakanial tinggi atau obstruksi usus.
4) Penatalaksanaan
a. Pengkajian faktor penyebab
b. Pengobatan tergantung penyebabnya
c. Pengobatan suportif
d. Kaji sifat muntah
e. Simtomatis dapat diberi antiemetik
f. Bila adanya kelainan yang sangat penting segera rujuk ke
rumah sakit
g. Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai kelainan
bedah :
1) Muntah hijau (gangguan pada empedu)
2) Muntah bercampur darah
3) Muntah disertai penurunan berat badan (Wifa, 2010)
29
b. Gumoh/Regurgitasi
a) Pengertian
Keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau
beberapa saat setelah minum susu dan jumlahnya hanya sedikit
b) Penyebab
a. Anak/bayi yang sudah kejang
b. Anak/bayi yang sudah kenyang
c. Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui
akibatnya udara masuk kedalam lambung
d. Posisi botol yang tidak pas
e. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap
f. Kegagalan mengeluarkan udara
c) Penatalaksanaan
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang
normal, terutama pada bayi dibawah 6 bulan
Pengobatannya adalah :
a. Dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan
susu
b. Perbaiki posisi botol saat menyusui
c. Setelah menyusui usahakan anak bersendawa
(Wifa,2010)
5. Oral Trush
a. Pengertian
Oral Trush adalah kandidiasis selaput, lendir mulut,
biasanya mukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi
serta lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak-plak putih
dari bahan lembut menyerupai gumpalan susu yang dapat
dikelupas, yang meninggalkan permukaan perdarahan mentah.
Penyakit ini biasanya menyerang bayi yang sakit atau lemah,
individu dengan kondisi kesehatan buruk, pasien dengan tanggap
imun lemah, serta kurang sering, pasien yang telah menjalani
pengobatan dengan antibiotik. Oral thrush disebut dengan oral
30
2. Ciri-ciri psikologis
ekst. Flexi
(Rustam Muchtar,1998:119)
2. Riwayat Post Natal
Bayi lahir akan menangis dalam 30 detik dan bernafas dengan
spontan, gerakan aktif, keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah bayi
lahir dengan menggunakan nilai apgar, bayi lahir normal yaitu bayi yang
lahir dari kehamilan 37 – 42 minggu, berat badan lahir 2500 – 4000
gram.
Denyut jantung pada menit pertama 180 kali per menit. Kemudian
menurun menjadi 120 – 140 kali per menit. Pernapasan pada menit
pertama 80 kali per menit, kemudian menurun 40 kali per menit.
3. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan mengalami penurunan
kadar untuk menambah energi pada jam pertama kehidupannya. Bayi
normal sudah disusui segera setelah lahir. Pada hari ketiga bayi sudah
harus disusui selama 10 menit dengan jarak waktu 3 – 4 jam. Volume
susu yang diberikan pada bayi untuk 1 – 14 hari yaitu :
Umur Volume
1 hari 60 ml / kg BB
2 hari 90 ml / kg
3 hari 120 ml / kg
4 hari 150 ml / kg
10 hari 180 ml / kg
14 hari 200 ml / kg
(Sarwono P, 1997:254)
48
b. Pola aktivitas/istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak
semi koma saat tidur dalam; meringis atau tersenyum adalah bukti
tidur dengan gerakan mata cepat (REM); tidur sehari rata-rata 18-20
jam.
(Suryana, 1996:80)
c. Pola eliminasi
Urin tidak berwarna atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok
basah per 24 jam pergerakan feses mekonium dalam 24-48 jam
kelahiran.
BAB :Tinja yang berbentuk mekoneum berwarna hijau tua akan mulai
keluar dalam 24 jam pertama. Pengeluaran ini akan berlangsung
sampai hari ke 2 – 3.
BAK :Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, kencing
akan keluar 24 jam pertama, yang harus dicatat adalah frekuensi
kencing berikutnya serta warna.
(Sarwono, 2006: 256)
d. Personal Hygiene
Mata bayi dapat dibersihkan dengan air steril / garam fisiologis, hal
ini perlu dilakukan untuk menghindari infeksi mata. Muka sebaiknya
diseka dengan air steril terutama setelah minum susu. Tali pusat harus
dibersihkan dan dikeringkan setiap selesai mandi yaitu dengan
membersihkan pangkal tali pusat yang ada di perut bayi dan daerah
sekitar selanjutnya ditutup dengan kasa bersih / steril. Kain pokok
harus segera diganti setiap basah karena air kencing/tinja.
(Sarwono, 2006: 257-258)
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum
Bayi tampak semi koma saat tidur malam.
(Doenges, 2001: 567)
49
- TTV
Rata-rata nadi apikal 120-160 dpm pada 4-6 jam, meningkat
sampai 120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran; dapat berfluktuasi
dari 70-100 dpm (tidur) sampai 180 (menangis).
Nadi perifer mungkin lemah ( nadi kuat menunjukkan duktus
arteriosus paten); nadi brakhialis dan radialis lebih mudah dipalpasi
daripada nadi femoralis (tidak adanya nadi femoralis dan dorsalis
menunjukkan koarktasi aorta).
Tekanan darah (TD) berentang dari 60-80 mmHg (sistolik) atau 40
sampai 45 mmHg (diastolik), rata-rata tekanan istirahat kira-kira
74/46 mmHg; TD paling rendah pada usia 3 jam.
(Doenges, 2001: 567)
a. Anthropometri
Berat badan rata-rata 2500 sampai 4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%.
Lingkar kepala 32-37 cm.
(Doenges, 2001: 567)
b. Pemeriksaan Neurologik
Adanya reflek moro, plantar, genggaman palmar, dan Babinski,
respon reflek bilateral (reflek moro unilateral menandakan fraktur
klavikula atau cedera pleksus brakialis); gerakan bergulung sementara
mungkin terlihat. Tidak adanya kegugupan, letargi, hipotonia dan
parese.
(Doenges, 2001: 567)
c. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Fontanel anterior dan posterior lunak dan datar. Kaput
suksedaneum dan/atau molding mungkin ada selama 3-
4 hari; sutura kranial yang bertumpang tidih dapat
terlihat, sedikit obliterasi fontanel anterior (lebar 2-3
cm) dan fontanel posterior (lebar 0,5 – 1,0 cm)
Mata : Mata dan kelopak mata mungkin edema; hemoragi
subkonjungtiva atau hemoragi retina mungkin terlihat;
50
V. Intervensi
(Diagnosa, tujuan dengan kriteria, rasional)
Suatu pengembangan rencana yang menyeluruh meliputi : apa yang
diidentifikasi oleh kondisi setiap masalah yang berkaitan, gambaran
tentang apa yang terjadi berikutnya, konseling dan rujukan.
Diagnosa : Bayi Ny....umur...hari, jenis kelamin.... aterm, keadaan
umum...prognosa baik
(Depkes RI, 1995 : 55)
VI. Impelentasi
Langkah pelaksanaaan dalam proses manajemen kebidanan di
laksanakan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Bidan melaksanakan secara mandiri/rujuk ke fasilitas yang lebih tinggi,
pelaksanaan tindakan selalu di upayakan dalam waktu yang tepat, efektif
dan berkwalitas.
(Depkes RI,1999:11)
VII. Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu untuk menilai
tentang kriteria hasil yang di capai apakah sesuai dengan tujuan atau
tidak sejauh mana tujuan dapat sesuai dengan kriteria keberhasilan
dalam evaluasi ini dituliskan catatan dengan kriteria waktu yang telah
ditentukan .
Catatan perkembangan ini dituliskan dengan bentuk SOAP
S : Subyek
Merupakan informasi yang diperoleh dari keluhan klien
(Anamnese)
O : Obyek
Merupakan data yang diperoleh dari pemeriksaan oleh perawat
atau tenaga kesehatan lainnya.
53
A : Assesment
Merupakan penilaian yang disimpulkan dari informasi subyektif
dan obyektif
P : Planning
Merupakan rencana tindakan yang dibuat sesuai dengan masalah
klien berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah di capai.
(Depkes RI, 1999 : 11 )
54
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY “ D”, USIA 29 HARI, JENIS KELAMIN LAKI-LAKI
DI BPM HARIYATI, SST. NGLAMES-MADIUN
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 29 April 2014 Pukul : 10.30 WIB
A. DATA SUBYEKTIF
1. a. Identitas bayi
Nama bayi : bayi “D”
Umur bayi : 29 hari
Tanggal lahir : 31 Maret 2014
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke :2
2. Identitas Orang Tua:
Ibu
Nama : Ny. “D” Nama : Tn.”D”
Umur : 27 Th Umur : 35 Th
Suku/ bangsa : Jawa/ Indo Suku/ bangsa : Jawa/ Indo
Pendidikan : DIII Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha Pekerjaan : Wirausaha
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat Rumah : Ds. Tulungrejo RT 7/ RW 3 Kec.Magetan
Kab.Magetan
54
55
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : gerak aktif
TTV
Suhu : 36, 7 º C
Nadi : 120 x/ menit
Respirasi : 60 x/ menit
Antropometri
BB : 4900 gr
PB : 54,5 cm
LIDA : 36 cm
LILA : 13
LIKA
Circumferentia mento occipital : 39
Circumferentia fronto occipitalis : 37
Circumferentia suboccipito bregmetika : 35
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, persebaran rambut merata, rambut lurus,
tidak ada cephalhematoma, tidak ada benjolan,
UUB belum menutup dan UUK sudah menutup.
Rambut : bersih, hitam, persebaran rambut merata, rambut
lurus,
Muka : tidak pucat, tidak ikterik
Mata : simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera putih,
conjungtiva merah muda, tidak ikterus, reflek
pupil baik.
Hidung : lubang hidung bersih, tidak ada polip, tidak ada
perdarahan, tidak ada pernafasan cuping hidung.
60
Mulut dan gigi : bersih, bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis,
tidak ada moniliasis, tidak ada oral trush, tidak
ada labioskisis maupun labiospalatoskisis.
Telinga : simetris, agak kotor (ada serumen), tidak ada
perdarahan
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar
tyroid, maupun limfe.
Dada : tidak ada kelainan pada bentuk dada berupa
pigeon chest maupun funnel chest, tidak ada
tarikan intercosta, tidak ada ronchi dan
wheezing, pernafasan normal
Mammae : bersih, simetris, puting mendatar, tidak ada
pengeluaran cairan dari mammae
Axilla : bersih, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah
bening
Abdomen
Inspeksi : perut tidak buncit, tali pusat telah lepas, pusar
bersih dan kering.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan (bayi tidak menangis saat
diperiksa)
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : terdapat bising usus
Genetalia : bersih, penis terdapat lubang (tidak terdapat
fimosis), testis sudah turun ke scrotum, tidak
terdapat hipospadia maupun epispadia.
Anus : (+) ada lubang
Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada polidaktili, adaktili dan
sindaktili, gerakan aktif.
Bawah : simetris, tidak ada polidaktili, adaktili dan
sindaktili, gerakan aktif.
Kulit : warna kulit merah muda, tidak ada tanda lahir
61
Reflek-reflek
Reflek moro : (+)
Reflek graft : (+)
Reflek rooting : (+)
Reflek suckling : (+)
Reflek swallowing : (+)
Reflek babinski : (+)
Reflek tonic neck : (+)
Diagnosa : Bayi Ny. “D”, usia 29 hari, jenis kelamin laki-laki, lahir
aterm, BB 4900 gr, PB 54,5 cm, LIDA 36 cm, LIKA 37 cm,
LILA 13cm, keadaan umum bayi baik, prognosa baik.
DS : Ibu mengatakan ingin memeriksakan bayinya untuk
mengetahui kondisi bayinya
DO : - Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV
N : 120x/menit
S : 36,7C
Rr : 60x/menit
- Antropometri
BB : 4900 gr
PB : 54,5 cm
LIDA : 36 cm
LIKA : 37 cm
Kepala : bersih, persebaran rambut merata, rambut lurus,
tidak ada cephalhematoma, tidak ada benjolan,
UUB belum menutup dan UUK sudah menutup.
62
Reflek-reflek
Reflek moro : (+)
Reflek graft : (+)
63
Intervensi :
1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ sehingga ibu mengetahui kondisi bayinya
2. Anjurkan ibu untuk menjaga personal higiene bayi dan beritahu cara
merawat bayi sehari-hari
R/ agar bayi terhindar dari penyakit infeksi dan bayi dalam keadaan
selalu sehat
65
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 29 April 2014 Pukul : 10.55 WIB
- Antropometri
BB : 4900 gr
PB : 50 cm
LIDA : 38 cm
LIKA : 36 cm
- UUB belum menutup dan UUK sudah menutup
- Tidak ada chepal hematoma
- Mata dan kulit tidak ada tanda ikterik
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tali pusat sudah lepas, bersih dan kering.
- Reflek moro, graft, rooting, sucking, swallowing, babinski dan
tonic neck (+)
2. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal higiene bayinya, serta
memberitahu ibu cara merawat bayi sehari-hari dengan :
a. Mandi 2x sehari menggunakan air hangat
b. Sering mengganti popok dan membersihkan pantat bayi setiap basah
atau kotor dari pada memandikan. Tidak perlu membubuhi bedak
pada pantat atau alat kelamin bayi saat mengganti popok karena akan
menyebabkan penyumbatan dan infeksi.
c. Bila bayi buang air besar dan buang air kecil :
Bersihkan dengan lembut pantat yang kotor, cukup dibasuh dengan
kapas yang direndam dalam air hangat atau dengan menggunakan
tisu basah.
d. Saat membersihkan mata atau telinga :
1) Usaplah kelopak mata dengan kapas dari ujung mata sampai ke
arah hidung.
2) Bersihkan telinga dengan kapas yang digulung. Jangan masuk
terlalu dalam cukup sebatas mata dapat melihat
3. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI secara ekslusif
minimal sampai 6 bulan dengan cara tidak memberikan makanan
pendampinng ASI selama usia bayi belum mencapai 6 bulan dan dengan
cara memberikan ASI setiap 2 jam dan atau pada saat bayi merasa lapar
67
dengan artian tidak dijadwal (on demand). Karena ASI banyak sekali
manfaatnya, yaitu :
a. Untuk Bayi, manfaat yang diperoleh antara lain : bayi dapat
memulai kehidupannya dengan baik, ASI mengandung antibodi,
ASI mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian
karies dentis, memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan
adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari alergi , ASI
meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan rahang
dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan mengisap
mulut bayi pada payudara sang ibu.
b. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat antara lain
adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan
ibu, membantu dalam hal penurunan berat badan, aspek psikologi
yang akan memberikan dampak positif kepada para ibu yang
menyusui air susu ibu itu sendiri.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan imunisasi kepada bayinya
sesuai dengan usianya di bidan atau ke tempat pelayanan kesehatan lain.
Dengan jadwal:
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari Hepatitis B (uniject)
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/ HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/ HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/ HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
Imunisasi bisa meningkatkan imunitas tubuh dan menciptakan kekebalan
terhadap penyakit tertentu dengan menggunakan sejumlah kecil
mikroorganisme yang dimatikan atau dilemahkan. Tujuan imunisasi
merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
68
VII.EVALUASI
Tanggal : 29 April 2014 Pukul : 11.05 WIB
S : - ibu mengatakan sudah mengerti dan jelas tentang apa yang
telah dijelaskan oleh petugas kesehatan.
- ibu mengatakan sudah mengerti hasil pemeriksaan yang
dilakukan bahwa bayinya sehat.
- Ibu mengatakan mau melaksanakan apa yang dianjurkan
oleh petugas kesehatan.
O : ibu mengangguk tanda mengerti saat petugas kesehatan
memberikan penjelasan.
Ibu terlihat senang karena bayinya sehat.
- Keadaan umum : baik
70
A : Bayi Ny. “D”, usia 29 hari, jenis kelamin laki-laki, lahir aterm,
BB 4900 gr, PB 54,5 cm, LIDA 36 cm, LIKA 37 cm, LILA
13cm, keadaan umum bayi baik , prognosa baik.
P : - menganjurkan kepada ibu untuk tetap melanjutkan pemberian
ASI saja tiap 2 jam atau pada saat bayi merasa lapar selama
mimimal sampai 6 bulan
- menganjurkan ibu untuk menjaga personal higiene dan
melakukan perawatan bayi sehari-hari
- memberitahukan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada
bayi, serta menganjurkan untuk segera ke tempat pelayanan
kesehatan bila menemui hal tersebut.
- menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi kepada
bayinya 1 bulan lagi yaitu imunisasi DPT(II), HB(I) dan
Polio(III).
- Menganjurkan ibu rutin ke posyandu untuk mengetahui
perkembangan dan pertumbuhan bayinya.
71
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi Ny “D” , usia 29 hari,
jenis kelamin laki-laki yang dilakukan di BPM Hariyati,SST., dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Dalam melakukan asuhan kebidanan didapatkan data subyektif dan
obyektif.
2. Dalam pengkajian yang didapatkan dari data subyektif dan obektif
diperoleh diagnosa Bayi Ny. “D”, usia 29 hari, jenis kelamin laki-laki, lahir
aterm, BB 4900 gr, PB 54,5 cm, LIDA 36 cm, LIKA 37 cm, LILA 13cm,
keadaan umum bayi baik , prognosa baik.
3. Diagnosa potensial tidak ada karena Bayi Ny. “D” tidak mengalami
masalah.
4. Tindakan segera yang dilakukan tidak ada
5. Intervensi yang diberikan pada Bayi Ny. “D”, usia 29 hari adalah beritahu
hasil pemeriksaan kepada ibu, anjurkan ibu untuk menjaga personal higiene
bayi dan beritahu cara merawat bayi sehari-hari, anjurkan ibu untuk
memberikan ASI ekslusif minimal 6 bulan, diberikan tiap 2 jam atau setiap
bayi merasa lapar, anjurkan ibu untuk teratur memberikan imunisasi
terhadap bayinya sesuai dengan jadwal yang diberikan, beritahu ibu
mengenai tanda bahaya pada bayi Anjurkan ibu untuk menjemur bayi di
pagi hari, anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (28
Mei 2014) untuk imunisasi polio(II), HB(I), DPT(I)
6. Implementasi diberikan sesuai dengan intervensi
7. Setelah dievaluasi ternyata tindakan yang dilakukan sesuai dengan
perencanaan dan waktu yang ditentukan.
71
72
B. SARAN
1. Untuk Institusi :
Menyediakan sarana dan prasarana yang nyaman dan memadai guna
meningkatkan ketrampilan dan kemampuan mahasiswa. Serta
meningkatkan mutu pendidikan serta kemampuan mahasiswa dalam
memberi asuhan.
2. Untuk Mahasiswa :
Lebih banyak belajar, membaca, dan berlatih sehingga kemampuan
dan ketrampilan mahasiswa dalam prakteknya dapat lebih baik dan
menjadi lulusan yang membanggakan.
3. Untuk Klien (ibu) :
Lebih kooperatif dengan petugas sehingga proses pemberian asuhan
dapat berlangsung dengan baik sesuai yang diharapkan.
73
DAFTAR PUSTAKA
“Ilustrasi,” Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989, hal.325.
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI
Dewi, Vivian Nanny lia.2011.AsuhanNeonates BayidanAnakBalita.Jakarta
:SalembaMedika
Drew, David dan Philip Jevon, Maregaret Raby; alih bahasa,Dian Ramadhani.
2008. editor edisi bahasa Indonesia, Sari Isnaeni. – Jakarta : EGC
KR, JNPK.2008. Asuhanpersalinan normal. Jakarta :TIM
Manuaba, Ida Bagus Gede.2010.ilmu kebidananpenyakitkandungandan
KB.Jakarta : EGC
Notoatmodjo Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmubedahkebidanan. Jakarta : PT BinaPustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2011. IlmuKebidanan. Jakarta : PT BinaPustaka
Rukiyah, Ai yeyeh, LiaYulianti. 2010. Asuhan Neonates BayidanBalita. Jakarta
:Salembamedika
Saminem.2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Soepardan,Suryani.2009.Konsepkebidanan.Jakarta : EGC
Sulistyawati Ari dan Esti Nugraheni. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Jakarta: Salemba Medika
Universitas Padjadjaran. 2000. Asuhan Bayi Baru Lahir. Bandung. Universitas
Padjadjaran
Zulkifli L., Psikologi Perkembangan. Bandung:Remaja Karya CV, 1986.