T.A : 2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan Rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini kami
susun untuk memenuhi tugas yang membahas tentang sistim pelayanan kesehatan dan kebijikan
era otonomi daerah.
Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas ini, kami banyak mendapat bimbingan,
nasihat serta bantuan dari berbagai pihak, kami menyadari bahwa tugas ini tentu tidak lepas dari
kekurangan untuk itu masukan dari para pembaca sangat kami harapkan. Akhir kalimat kami
berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi perkembangan kesehatan Indonesia.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Judul............................................................................................................................................
Kata Pengantar …………………………………………………………………......................
Daftar Isi………………………………………………………………………….....................
BAB I. Pendahuluan ………………………………………………………….........................
A. Latar Belakang …………………………………………………………........................
B. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..
BAB II. Pembahasan ………………………………………………………............................
A. Definisi.
B. Empat Bentuk Desentralisasi.
C. Delapan Kebijakan Desentralisasi Bidang Kesehatan.
D. Undang – Undang Yang Mengatur.
E. Urusan Kesehatan Yang di Serahkan Kepada Pemerintah.
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Kebijakan otonomi daerah dan otonomi di bidang kesehatan membawa impikasi
terhadap perubahan sekaligus terhadap perubahan sekaligus tantangan bagi
penyelanggaran pelayanan kesehatan, termasuk rumah sakit. Salah satu perubahan yang
terjadi di dalam pengelolaan keuangan rumah sakit adalah berubahnya sistem
pengelolaan keuangan menjadi rumah sakit swadana. Dipandang dari segmentasi
kelompok masyarakat, secara umum rumah sakit pemerintah merupakan layanan jasa
yang menyediakan untuk kalangan menengah ke bawah, sedangkan rumah sakit swasta
melayani masyarakat kelas menengah ke atas. Biaya kesehatan cenderung terus
meningkatan dan rumah sakit di tuntut secara mandiri mengatasi masalah tersebut.
Peningkatan biaya kesehatan menyebabkan fenoma tersendiri bagi rumah sakit
pemerintah karena rumah sakit pemerintah memiliki segmen layanan kesehatan untuk
kalangan menengah ke bawah. Akibatnya rumah sakit pemerintah diharapkan menjadi
rumah sakit yang murah dan bermutu.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Definisi.
2. Untuk mengetahui Empat Bentuk Desentralisasi.
3. Untuk mengetahui Delapan Kebijakan Desentralisasi Bidang Kesehatan.
4. Untuk mengetahui Undang – Undang Yang Mengatur.
5. Untuk mengetahui Urusan Kesehatan Yang di Serahkan Kepada Pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Secara umum sebagai pemindahan kewenangan atau pembagian kekuasaan dalam
perencanaan pemerintahan, manajemen, dan pengambilan keputusan dari tingkat nasional
ke tingkat daerah ( Rondinelli, “ Decentralization in Developing Countries”, 1983).
Perubahan paradigma pembangunan kesehatan dalam keragka disentralisasi (
Siagian 2002).
1. Paradigma Lama
- Program kebijakan yang top down.
- Mentalitas nrimo.
- Meninabobokan potensi lokal.
- Pembangunan kesehatan berbasis pemerintahan.
- Sistem purnabayar pelayanan kesehatan.
- Pembangunan kesehatan sektoral.
2. Paradigma Baru.
- Bottom up.
- Mentalitas Proaktif.
- Pemberdayaan sumber daya lokal.
- Pembangunan kesehatan berbasis masyarakat.
- Sistem prabayar pelayanan kesehatan.
- Pembangunan kesehatan multisektor.
A. Kesimpulan
Secara umum sebagai pemindahan kewenangan atau pembagian kekuasaan dalam
perencanaan pemerintahan, manajemen, dan pengambilan keputusan dari tingkat
nasional ke tingkat daerah ( Rondinelli, “ Decentralization in Developing Countries”,
1983).
B. Saran
Mengapa sektor kesehatan membutuhkan penetap kebijakan/regulator yang kuat
karena karena adanya kemungkinan lembaga pelayanan kesehatan (operator) tidak
baik mutunya dan tidak safe dan Masyarakat harus dilindungi oleh sistem regulasi
yang kuat
DAFTAR PUSTAKA