Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN RUPTUR UTERI IMMINENT

Untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Berfikir Kritis Dalam Kebidanan
Dosen Pengampu: Dr.Melyana Nurul W., SsiT, M.Kes

Disusun oleh :
Harrisma wirarosentsia
P1337424417066

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN ALIH JENJANG KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2017
Nama : Harrisma wirarosentsia

NIM : P1337424417066

No. Absen : 15

Penanganan Ruptur Uteri Imminent

Ruptur uteri adalah adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat

dilampauinya daya regang miometrium. Angka kejadian ruptur uteri di Indonesia

masih tinggi yaitu berkisar antara 1:92 sampai 1:428 persalinan. Angka-angka

tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara maju yaitu

antara 1:1250 sampai 1:2000 persalinan.1

Ruptur uteri sering terjadi selama persalinan pada ibu hamil dengan riwayat

bekas operasi Caesar atau rahim yang terluka karena sebab lainnya. Faktor resiko

ruptur uteri antara lain kala 2 lama, induksi persalinan, multiparitas, riwayat

manipulasi pada uterus (seperti kuretase) dan kelainan letak janin. Faktor resiko

yang terkuat adalah pada induksi persalinan dengan prostaglandin ataupun dengan

oksitosin pada ibu dengan riwayat persalinan Caesar. 2

Dalam sebuah penelitian terhadap 32.080 persalinan di JIPMER (India), 93

(0,28%) ibu mengalami rupture uteri. Mayoritas (77%) pada ibu yang memiliki

riwayat operasi pada uterus. Diantaranya, pada ibu yang tidak memiliki riwayat

operasi pada uterus, 14% mengalami ruptur uteri dan 7 diantaranya disebabkan

karena induksi persalinan di rumah sakit. Kemudian dapat disimpulkan bahwa


faktor resiko yang paling kuat adalah multiparitas dan riwayat operasi cesar

kurang dari 18 bulan.3

WHO dan beberapa jurnal mengemukakan bahwa tidak ada bukti bahwa

operasi caesar diperlukan pada ibu yang memiliki riwayat persalinan dengan

operasi Caesar. Dan merekomendasikan persalinan pervaginam pada ibu dengan

riwayat bekas operasi Caesar atau VBAC ( Vaginal Birth After Cesarean

Section).4,5

Tahun 2010, dalam sebuah konferensi terdapat kesepakatan bahwa NIH

(Institutes of Health) meneliti tentang keamanan dan luaran TOLAC (Trial of

Labour After previous cesarean delivery) dan VBAC serta faktor-faktor yang

terkait dengan penurunan angka kejadiannya. Kesimpulannya bahwa NIH

memutuskan bahwa TOLAC adalah pilihan yang dapat dipertimbangkan bagi ibu

hamil dengan riwayat persalinan caesar.6

Rahim dengan bekas luka bukanlah kondisi awal untuk terjadi ruptur uteri.

Ruptur uteri pada sebagian besar kasus dikaitkan dengan praktik obstetri yang

buruk dan traumatis. Dalam upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan

kematian ibu akibat ruptur uteri imminen maupun ruptur uteri, diperlukan

keterampilan dan ketelitian untuk mengenali dan mengkaji faktor resiko dan

segera mengenali tanda dan gejala rupture uteri untuk ditegakkan diagnosa klinis

oleh tenaga kesehatan baik bidan, dokter, maupun dokter sepesialis obstetri dan

ginekologi. Oleh karena itu, baik pada kasus ruptur uteri imminen maupun ruptur

uteri, perlu menekankan pentingnya praktik kebidanan yang baik dan sumber daya

manusia yang berkualitas dan kompeten dibidangnya. Disamping itu pula,


diperlukan perhatian dan perawatan khusus pada persalinan dengan induksi

dengan obat-obatan seperti oksitosin dan prostaglandin, yaitu dengan tersedianya

fasilitas dan peralatan untuk penanganan kegawatdaruratan dan komplikasi pada

persalinan.2,3
Daftar pustaka

1. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. 4th ed.


(Saifuddin bdul bari, Rachimhadi T, Gulardi H. winkjosastro, eds.).
Jakarta: PT Bina Pustaka; 2010.

2. Sheiner E. Uterine Rupture : What We Can Learn from an Ecological


Study. 2017:1-2. doi:10.1111/ppe.12358.

3. Egbe TO, Edie G, Ekane H, Tchente CN, Nyemb JE, Priso EB.
Management of uterine rupture : a case report and review of the literature.
BMC Res Notes. 2016:4-8. doi:10.1186/s13104-016-2295-9.

4. Beckmann L, Barger M, Dorin L, Metzing S, Hellmers C. Vaginal Birth


After Cesarean in German Out-of-Hospital Settings: Maternal and Neonatal
Outcomes of Women With Their Second Child. Birth. 2014;41(4):309-315.
doi:10.1111/birt.12130.

5. Technology A, Birth FOR. execution of children ( Ethiopia , Central


African Empire , El. 1985:436-437.

6. Gynecologist TAC of O and. Vaginal Birth After Previous Cesarean


Delivery. 2010;116(2):450-463. doi:10.1097/AOG.0b013e3181eeb251.

Anda mungkin juga menyukai