Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN


DIAGNOSA MEDIS APPENDITIS DI RUANG MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

Di Susun Oleh:

1. Puji Aneref Y.P (1714301003)

2. Ulfa Sari Nastiti (1714301019)

3. Ayu Cintia (1714301021)

4. Lia Oktarina (1714301025)

5. Seftia Vivinarti (1714301038)

6. Adelia Putri (1714301047)

7. Nabila Umi Kalsum (1714301048)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN


KEMENKES TANJUNGKARANG JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIV KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGATAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kami atas terselesaikannya makalah tentang
Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gangguan Sistem Pencernaan Dengan
Diagnosa Medis Apenditis Di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul
Moeloek Prov Lampung, mata kuliah KMB I. Sholawat teriring salam semoga tertujukan
kepada Nabi ALLAH Muhammad SAW, kepada Keluarga, Sahabat, Tabi’in,Tabi’ut
Tabi’in, hingga kepada orang-orang yang senantiasa menjalankan Sunnah Beliau.
Ucapan terimakasih pun, kami sampaikan kepada Pembimbing Lahan Kami di
Ruang Mawar yaitu Dian Novita M.kep.,Sp. KMB, dan Pembimbing Akademik kami
yaitu Ibu Musiana S.Kp., M.Kep, yang turut membantu kami dalam penyusunan makalah
ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan sumber dari
berbagai referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik.
Akhir kata kami berharap semoga Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami
Gangguan Sistem Pencernaan Dengan Diagnosa Medis Apenditis Di Ruang Mawar
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Abdul Moeloek Prov Lampung ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandar lampung, Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Teori .......................................................................................... 1
B. Asuhan Keperawatan .......................................................................... 4

BAB II ISI
A. TINJAUAN KASUS ........................................................................... 6
B. PEMERIKSAAN FISIK ..................................................................... 9
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG ...................................................... 12
D. Daftar Terapi Obat Yang Diberikan.................................................. 12
E. Analisa Data ...................................................................................... 16
F. Daftar Diagnosa Keperawatan .......................................................... 18
G. Rencana Keperawatan ....................................................................... 19
H. Catatan Perkembangan ...................................................................... 25

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN


A. PENGKAJIAN .................................................................................. 33
B. RENCANA KEPERAWATAN ........................................................ 33

BAB IV PENUTUP
A. RESUME KLIEN .................................................................................
B. SARAN & TINDAK LANJUT............................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

LAMPIRAN ...........................................................................................................

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Asuhan Keperawatan Terhadap Ny. E Dengan Diagnosa Medis Appenditis di Ruang

Mawar RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Prov. Lampung

Ruangan : Ruang Diklat RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Prov. Lampung

Tanggal :24 Oktober 2019

Bandar lampung Oktober 2019

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik,

Ns. Dian Novita,M.Kep., Sp.KMB Musiana S.Kp,.,M.Kep.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori
1. Definisi Diagnosa Medis
Appendicitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu (apendiks).
Infeksi yang terjadi dapat mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah,
usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya
buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu
besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah (Smeltzer,
Suzanne C & Bare, Brenda 2002).
2. Epidemiologi Kasus
Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, appendicitis
akut merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan beberapa indikasi untuk
dilakukan operasi kegawatdaruratan abdomen. Insiden appendicitis di Indonesia
menempati urutan tertinggi dari beberapa kasus kegawatan abdomen lainnya (Depkes,
2008). Dinkes jateng menyebutkan pada tahun 2009 jumlah kasus apendicitis
sebanyak 5.980 penderita, dan 177 penderita diantaranya menyebabkan kematian.
Pada periode 1 Januari sampai 31 Desember 2011 angka kejadian appendicitis di
RSUD Abdul Moeloek, dari seluruh jumlah pasien rawat inap tercatat sebanyak 102
penderita appendicitis dengan rincian 49 pasien wanita dan 53 pasien pria. Ini
menduduki peringkat ke 2 dari keseluruhan jumlah kasus di instalasi RSUD Abdul
Moeloek. Hal ini membuktikan tingginya angka kesekitan dengan kasus appendicitis
di RSUD Abdul Moeloek.
Kejadian apendicitis di RSUD Abdul Moeloek pada 2 tahun terakhir antara
periode 2010 sampai 2012 sebanyak 169 penderita dengan rincian 74 pasien wanita
dan 95 pasien pria, data didapatkan berdasarkan catatan remak medic RSUD Abdul
Moeloek.
3. Etiologi

1. Penyumbatan lumen apendiks disebabkan oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit,

striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya,cacing usus atau neoplasma.

2. Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa

apendiks karena parasit seperti E. Histolityca.

1
3. Penyebab sumbatan 60% adalah hyperplasia kelenjar getah bening 35%

disebabkan karena fekalith 4% oleh benda asing (termasuk cacing) dan 1% oleh

striktur lumen yang bisa disebabkan karsinoma

4. Tanda dan Gejala

Ada beberapa gejala apendisitis klasik yang muncul, meliputi:

 Nyeri dekat pusar atau perut bagian atas yang menjadi semakin tajam ketika
bergerak ke perut kanan bawah. Ini biasanya merupakan tanda pertama.
 Kehilangan selera makan
 Mual atau muntah segera setelah sakit perut dimulai
 Pembengkakan perut
 Demam
 Ketidakmampuan untuk kentut (flatus)

Selain itu seiring berjalannya waktu, gejala apendisitis lainnya dari usus buntu
muncul, meliputi:

 Nyeri tajam di mana saja, diantaranya di perut bagian atas atau bawah,
punggung, atau rektum
 Nyeri ketika buang air kecil
 Muntah yang mendahului nyeri perut
 Kram parah
 Sembelit atau bahkan diare

5. Pemeriksaan Penunjang dan Hasilnya Secara Teoritis

Menurut Pierce A Grace & Neil R Borley (2006) pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan adalah :
1) Ultrasonografi untuk massa apendiks
2) Laparoskopi biasanya digunakan untuk menyingkirkan kelainan ovarium sebelum
dilakukan apendiktomi pada wanita muda
3) Diagnosis berdasarkan klinis, namun sek darah putih (hampir selalu leukositosis)
4) CT scan (heliks) pada pasien usia lanjut atau dimana penyebab lain masih
mungkin
2
6. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita Apendisitis meliputi


penanggulangan konservatif dan operasi.
1. Penanggulangan konservatif
Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada penderita yang tidak mempunyai
akses ke pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik berguna
untuk mencegah infeksi. Pada penderita Apendisitis perforasi, sebelum operasi
dilakukan penggantian cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik
2. Operasi
Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan Apendisitis maka tindakan yang
dilakukan adalah operasi membuang appendiks (appendektomi). Penundaan
appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses dan perforasi.
Pada abses appendiks dilakukan drainage (mengeluarkan nanah).
3. Pencegahan Tersier
Tujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya komplikasi yang lebih
berat seperti komplikasi intra-abdomen. Komplikasi utama adalah infeksi luka dan abses
intraperitonium. Bila diperkirakan terjadi perforasi maka abdomen dicuci dengan garam
fisiologis atau antibiotik. Pasca appendektomi diperlukan perawatan intensif dan
pemberian antibiotik dengan lama terapi disesuaikan dengan besar infeksi intra-
abdomen.

7. Patofisiologi/Pathway

3
B. Asuhan Keperawatan

4
Diagnosa keperawatan dan intervensi yang muncul pada Pasien denga post op
apendiktomi (Nanda, 2012) meliputi :
a. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal oleh inflamasi.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
tubuh.
c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun, mual
dan muntah.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan yang dirasakan

5
BAB II
ISI
A. TINJAUAN KASUS
1. Identitas Klien
Nama : Ny. E
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl masuk RS : 20 Oktober 2019 Waktu : 09.00 WIB
Ruangan : Mawar, kamar 3b
Dx. Medis : Apendistis
Alamat : Jl. Tamin
Tanggal Pengkajian : 21 Oktober 2019

2. Analisa Kasus
Keluarga mengatakan pada tanggal 20 oktober 2019 Pasien mengeluh perut bagian
kanan bawah terasa sakit dan panas, keluarga membawa Pasien berobat ke
Puskesmas Tamin, tetapi selama satu hari minum obat yang diberikan tidak ada
perubahan kondisi, Pasien masih merasakan sakit perut dibagian kanan bawah dan
muntah. Pada tanggal 20 oktober 2019 keluarga membawa Pasien ke RS Advent,
setelah dilakukan pemeriksaan, kemudian Pasien dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek.
Pasien datang ke RSUD Abdul Moeloek pada hari minggu tanggal 20 oktober 2019
jam 09.00 dengan keluhan perut bagian kanan bawah terasa sakit dan panas,
setelah dilakukan pemeriksaan kemudian Pasien disarankan untuk opname di
ruang bedah RSUD Abdul Moeloek. Kemudian pasien opname di Ruang Mawar
RSUD Abdul Moeloek lalu dilakukan tindakan oprasi pada tanggal 22 Oktober 2019.

3. Keluhan Klien Saat ini : Saat ini klien mengeluh nyeri perut dibagian bawah
kanan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri selalu ada dan hilang timbul. Pasien mengatakan
tidak nafsu makan dan sedikit minum karena nyeri yang dialami.

6
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah merasakan sakit seperti ini, pasien
mengatakan hanya sakit kepala, flu dan batuk

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan penyakit
menular

6. Pola-Pola Fungional Kesehatan


a. Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
Saat dikaji kondisi klien tampak nyeri dibagian perut bawah kanan tepat diluka
post op apendiktomi. Klien mengaku sangat jarang berolahraga dan hanya sesekali
untuk memeriksakan kesehatannya ke puskesmas terdekat. Klien juga mengaku
untuk melakukan pemeriksaan payudara dan lain sebagainya secara mandiri belum
pernah dilakukan. Klien pernah meminum ramuan obat herbal seperti , kecap dan
jeruk nipis yang bertujuan untuk mengobati batuk yang sering klien alami, klien
mengulanginya lagi jika penyakitnya kumat kembali.

b. Pola Metabolik – Nutrisi


Sebelum masuk rumah sakit klien makan 3x sehari dengan porsi 1,5 centong nasi,
klien sangat menyukai sayur genjer dan kangkun. Klien jangan memakan makanan
yang bersantan dikarenakan klien memiliki pantangan untuk memakannya. Klien
merasa berat badannya semakin turun sejak sakit. Sebelum sakit klien memiliki
berat badan 67 Kg, saat ini 64 Kg ( TH 156 cm). Klien merasa sulit untuk
menghabiskan porsi makanan dari rumah sakit dikarenakan nafsu maknnya
berkurang dan hanya bisa menghabiskan prosi makanan ½ porsi makanan yang
disediakan rumah sakit. Intruksi dari dokter pasien mendapatkan diet biasa yaitu
diet tinggi kalori dan tinggi protein dengan menu bubur biasa dengan sayur dan
lauk serta buah pada siang hari.

c. Pola Eliminasi
BAB : Untuk BAB klien tidak memiliki masalah, untuk sehari pasien BAB 1 kali
sehari sekali dengan karakterisktik padat dan berwarna kuning tua.
BAK : eliminasi urine tidak terpasang kateter, pasien mampu untuk pergi ke kamar
mandi sendiri. Dalam satu hari pasien BAK 3x dengan karakteristik urine
7
berwarna kuning jernih dan berbau normal, namun kadang berbau obat. Pasien
tidak mengalami masalah dalam pengeluaran urine.

d. Pola Aktivitas-Aktivitas Sehari-Hari


Keseharian yang dilakukan oleh Ny. E adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Tidak pernah mengalami masalah kesehatan anggota gerak dan Ny. E saat di
rumah sakit melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi dan lain-lain dengan
bantuan sebagian dari keluarga.

e. Pola Istirahat-Tidur
Tidur : Saat ini pasien mengeluh sering terbangun pada malam harii setelah karena
nyeri di bagian luka post op, dalam sehari pasien tidur kurang lebih 3 jam / hari,
yang biasanya dirumah tidur selama 7-8 jam/hari

f. Pola persepsi kognitif


Gambaran indera khusus : pasien tidak memiliki gangguan pada penglihatan dan
pendengaran serta yang lainnya.
Koognitif : Pasien memiliki tingkat pendidikan terakhir yaitu SMK dan mampu
untuk menentukan keputusan yang akan di ambil serta mamiliki kemampuan untuk
mengingat jangka pendek dan jangka panjang.
g. Pola Konsep Diri dan Persepsi Diri
Ny. E hanya berada di rumah karena ia seorang ibu rumah tangga dan memiliki
hubungan yang baik dengan keluarga. Ny. E saat ini kurang aktif mengikuti
kegiatan social karena beliau sering dirumah dan berdiam diri di kamar. Ny. E
merasa terlalu sering untuk mengeluh dan terlalu sering untuk tidak percaya diri.
Ny. E mengatakan dia sangat menyukai ketika ia sehat bugar dan dapat melakukan
semua aktivitas.

h. Pola Reproduksi – Seksualitas


Klien masih mengalami mestruasi dan jika menstruasi terasa sakit seperti diremas-
remas, tidak menggunanakan kontrasepsi dan tidak terdapat gangguan dengan
fungsi reproduksi dan fungsi social.

8
i. Pola toleransi dan strees Koping
Pasien mengalami kecemasan yang tidak terlalu berarti karena pasien masuk
rumah sakit. Untuk mengurangi kecemasan pasien selalu berdoa kepada Allah
SWT dan hal ini dirasakannya selalu efektif.

j. Pola Keyakinan-Nilai
Klien berlatar budayakan Jawa yang meiliki tujuan hidup untuk menghidupi
keluarga dan membahagikan keluarganya. Dengan datangnya penyakit ini klien
dan keluarga yakin bahwa ini merupakan ujian dan yakin apabila di rawat di rumah
sakit akan sempuh. Saat beribadah pasien kesulitaan untuk beribadah dengan
berdiri karena sulit bernafas apabila berdiri terlalu lama.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Kesehatan Umum.
Klien memiliki kesadaran composmentis, E: 4 M: 6 V : 5. Tanda-tanda vital yaitu TD
; 130/90 cmHg, Nadi 80 x/m teratur, RR : 16x/m dengan irama teratur dan kussmual.
2. Kepala : Tidak terdapat benjolan, rambut bersih, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
polip, tidak ada cairan yang keluar dari hidung dan telinga, tidak terdapat karies gigi.

3. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
4. Thorax ( Jantung & Paru):
a. Inspeksi : Gerakan dada tidak simetris antara kanan dan kiri, terdapat retraksi
dada,tidak menggunakan otot bantu pernafasan
b. Palpasi : Taktil fremitus kiri (-), pengembangan dada kanan dan kiri simetris
c. Perkusi : Pekak di seluruh lapang paru
5. Auskultasi :vesikuler
6. Abdomen
a. Inspeksi : Perut bulat besar, tidak ada asites/cairan, terdapat luka bekas operasi
b. Auskultasi : Bising usus terdengar 15 x/menit
c. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak teraba massa dalam
perut, tidak teraba pembesaran hepar
d. Perkusi : terdengar suara timpani di 4 kuadran abdomen
7. Punggung & Tulang Belakang : Tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien tidak
mengeluhkan masalah punggung dan tulang belakang

9
8. Genetalia & Rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien tidak mengeluhkan
masalah genetalia dan rectum.
9. Ekstremitas Atas & Bawah :
Ekstremitas atas : Kedua tangan sama panjang, tidak ada luka, jumlah jari 5, tidak ada
kekakuan
Ekstremitas bawah : Kedua kaki sama panjang, tidak ada luka, jumlah jari 5, tidak ada
kekakuan
10. Kekuatan otot :
5 5
5 5
11. Pemeriksaan Khusus :
a. Neurologi
Sensorik : Klien dapat membedakan rasa kasar dan halus
Motorik : Klien dapat menggerakkan ekstremitas atas dan bawah sesuai
dengan instruksi

b. Reflek Fisiologis :
Bicep : kanan () kiri () Tricep : kanan () kiri ()
Tendon Achiles : kanan () kiri () Abdomen : ()

c. Reflek Patologis dan rangsang meningeal :


Babinsky : kanan (-) kiri (-) Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-) Chadok : (-) Hoffman Turner : (-)
Laseque : (-) Kaku Kuduk : (-) sss

12 Syaraf Kranial :
- Nervus I : Klien dapat membedakan bau dari bahan yang dicium
seperti kopi, teh, jahe
- Nervus II : reflex pupil ()
- Nervus III : Klien dapat memutar bola mata,
- Nervus IV : Ukuran pupil 4-5 mm, pupil peka terhadap rangsang, ukuran
pupil sama
- Nervus V : Klien dapat membedakan rasa yang menyentuh wajahnya
- Nervus VI : Bola mata klien dapat mengikuti arah gerakan pemeriksa

10
- Nervus VII : Klien dapat membedakan rasa asam, manis, pahit
- Nervus VIII : Klien dapat mendengar garputala dan getarannya, klien
berjalan kurang seimbang.
- Nervus IX : Refleks muntah ()
- Nervus X : Tidak terjadi regurgitasi ke hidung
- Nervus XI : Klien mampu mengangkat bahu saat diberi tahanan
- Nervus XII : Gerakan lidah klien terkoordinasi

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Satuan Normal


Hemoglobin 14.0 gr/dl P: 14-18
W: 12-16
Eritrosit 5.8 x 103/mm3 P: 4.5-6
W: 3.5-5
Leukosit 15.300 % 4-10
Hematokrit 44 Vol% P: 40-50
W: 36-47
Trombosit 167 X 103/mm3 150-400

D. Hasil USG di RSUD Abdul Moeloek pada tanggal 20 Oktober 2019

1) Suspect Appendicitis : dengan ada periappendicular infiltrate


2) Ada cairan bebas intraabdominal (menyokong peritonitis)
3) Organ-organ abdomen lain normal
4) Hepatomegali ringan

Daftar Terapi Obat Yang diberikan


NAMA DOSIS MULAI INDIKASI EFEK
RUTE PEMBERIAN (lihat DOI) SAMPING
PEMBERIAN (lihat DOI)
Cefotaxime inj. 2.1 / IV 20 – 22 Antibiotik Diare,
oktober 2019 sebelum dan demam,
sesudah nyeri
operasi dada,

11
ruam,
kejang.
Ranitidine inj. 2.1 / IV 20 – 22 Peningkatan Diare,
oktober 2019 Asam mual
lambung muntah,
masalah
tidur,
sembelit.
Metronidazole Inj 500 gr/8 jam 20 – 22 Antibiotik Pusing,
oktober 2019 penanganan berdebar,
infeksi mual,
saluran radang,
pencernaan sesak.
Norages 100 gr/8 jam 100 gr/8 jam 20 – 22 Pereda Sakit
oktober 2019 nyeri akut kepala,
atau kronis mual, sakit
punggung,
pusing.

12
D. Analisa Data
FORMAT ANALISIS DATA
Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Apendistis

Ruang : Mawar

No. MR : 00469145

TANGGAL MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
JAM KEPERAWATAN

1. DS :
20 oktober 2019 Nyeri akut Agen
- Pasien pencedera
10.00 WIB
mengatakan
nyeri dibagian fisik
lokasi
pembedahan
- Pasien
mengatakan
nyeri seperti
ditusuk-tusuk
- Pasien
mengatakan
panas di
daerah
pembedahan

DO :

1. Terdapat luka post


op di perut bagian
bawah kanan
kuadran 4
2. Skala nyeri 5
3. Pasien tampak
meringis

Kekurangan
2. 20 Oktober 2019 DS :
intake cairan

13
10.40 WIB 4. Pasien mengatakan Kekurangan
haus terus volume cairan
5. Pasien mengatakan
bibir kering

DO :

6. Membran mukosa
tampak kering
7. Turgor kulit
menurun >2 detik
8. Warna urin pekat
9. Frekuensi nadi
meningkat : 96
x/menit
10. TD menurun
90/60 mmHg

3. 20 Oktober 2019 DS : Gangguan Nyeri

1. Pasien mengatakan mobilitas fisik


10.45 WIB
cemas saat
bergerak
2. Pasien mengatakan
nyeri saat bergerak

DO :

11. Gerakan pasien


terbatas
12. Fisik pasien
lemah post op

14
E. Daftar Diagnosa Keperawatan

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

HARI KE-1 : Tanggal 20-10-2019


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kekurangan intake cairan
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
HARI KE-2 : Tanggal 21-10-2019
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kekurangan intake cairan
HARI KE-3 : Tanggal 22-10-2019
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik

15
F. Rencana Keperawatan
FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

Diagnosa
Tang Keperawatan Tujuan Paraf
No Rencana Tindakan
gal dan Data ( SMART )
Penunjang
1. 20- Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
10- agen pencedera tindakan 2. Kaji tingkat nyeri
2019 fisik keperawatan PQRTS
selama 3×24 jam 3. Ajarkan terknik
DS :
pasien relaksasi napas
- Pasien
menunjukan jalan dalam
mengatakan
nafas bersih 4. Berikan pasien
nyeri dibagi an
dengan kriteria posisi nyaman
lokasi
hasil : 5. Control lingkungan
pembedahan
1. Tidak ada yang dapat
- Pasien
ekspresi mempengaruhi nyeri
mengatakan
menahan nyeri seperti suhu
nyeri seperti
dan ungkapan ruangan,pencahayaa
ditusuk-tusuk
secara verbal n,kebisingan
- Pasien
mengatakan 2. Tidak ada tegang 6. Berikan infromasi
panas di daerah otot tentang nyeri seperti
pembedahan
3. Tidak ada penyebab
gangguan nyeri,berapa lama
DO : konsentrasi nyeri akan
13. Terdapat berkurang dan
luka post op antisipasi
di perut

16
bagian bawah ketidaknyamanan
kanan dari prosedur
kuadran 4 7. Kolaborasi
14. Skala pemberian obat
nyeri 5 analgetik
15. Pasien
tampak
meringis
16. Frekuensi
nadi
meningkat :
96 x/menit
17. TD
menurun
90/60 mmHg

FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

Diagnosa
Tangg Tujuan
No Keperawatan dan Rencana Tindakan Paraf
al ( SMART )
Data Penunjang
2 20-10- Kekurangan volume Setelah 1. Monitor status
2019 cairan b.d dilakukan hidrasi (Kelembapan
kekurangan cairan tindakan asuhan membrane
intake. keperawatan mukosa,nadi
DS : selama 3×24 jam adekuat,tekanan
volume cairan

17
18. Pasien klien dapat darah ortostatik), jika
mengatakan toleran dengan diperlukan
haus terus criteria hasil : 2. Monitor hasil
19. Pasien 1. TTV normal lab yang sesuai
mengatakan 2. Mempertaha dengan retensi cairan
bibir kering nkan urin 3. Monitor TTV
output sesuai 4. Monitor status
dengan usia nutrisi
DO :
dan 5. Monitor intake
20. Membran BB,BJ,urine dan output urin
mukosa tampak normal setiap 8 jam
kering 3. Tidak ada 6. Berikan cairan
21. Turgor kulit tanda-tanda oral
menurun >2 dehidrasi 7. Dorong
detik 4. Intake oral keluarga untuk
22. Warna urin dan intravena membantu pasien
pekat adekuat mencukupi
kebutuhan intake
cairan
8. Kolaborasi
untuk pemberian
cairan IV

18
FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

Diagnosa
Keperawatan Tujuan Paraf
No Tanggal Rencana Tindakan
dan Data ( SMART )
Penunjang
3. 20-10- Gangguan Setelah 1. Monitor TTV
2019 mobilitas fisik dilakukan sebelum dan sesudah
b.d Nyeri asuhan latihan dan lihat respon
keperawatan pasien data latihan
DS :
selama 1×24 2. Bantu dan libatkan
3. Pasien
jam gangguan keluarga dalam teknik
mengatakan
mobilitas fisik miring kiri dan kanan
cemas saat
teratasi dengan setiap 2 jam
bergerak
criteria hasil : 3. Kaji kemampuan
4. Pasien
1. Pasien pasien dalam mobilisasi
mengatakan
meningkat 4. Damping dan bantu
nyeri saat
dalam aktivitas pasien saat mobilisasi dan
bergerak
fisik bantu pemenuhan
5. Pasien
2. Mengerti kebutuhan sehari-hari
mengatakan
tujuan dari
takut untuk
peningkatan
miring
mobilitas
kanan dan
3.Memverbalisa
kiri
sikan perasaan
dalam

19
DO : meningkatkan
kekuatan dan
1. Gerakan
kemampuan
pasien
berpindah
terbatas
2. Fisik
pasien
lemah post
op

20
G. Catatan Perkembangan

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
1. 20-10- 1 1. Monitor TTV S:
2019 2. Kaji tingkat nyeri 1. Pasien mengeluh nyeri

PQRTS 2. Pasien mengatakan bagian


perutnya sakit jika bergerak
3. Berikan pasien
posisi nyaman O:
4. Kontrol 1. Klien tampak meringis dan
lingkungan yang memegang perutnya
dapat 2. Skala nyeri 5

mempengaruhi
A: Masalah belum teratasi.
nyeri seperti suhu
ruangan,pencahaya
P: Lanjutkan intervensi
an,kebisingan
1. Monitoring TTV
5. Berikan infromasi
2. Kaji tingkat nyeri PQRST
tentang nyeri 3. Ajarkan Teknik relaksasi nafas
seperti penyebab dalam
nyeri,berapa lama 4. Kolaborasi pemberian obat
nyeri akan analgetik
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur

21
6. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik.

22
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. E


Dx. Medis : Appenditis
Ruang : Ruang Mawar
No. MR : 00469145

Implementasi
No. Dx.
No Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
2 20-10- 2 1. Monitor status S:
2019 hidrasi 1. Pasien mengatakan
(Kelembapan haus terus
membrane 2. Pasien mengatakan
mukosa,nadi bibir kering
adekuat,tekanan O:
darah ortostatik),
1. Membran mukosa
2. Monitor TTV
tampak kering
3. Monitor status
2. Turgor kulit
nutrisi
menurun >2 detik
4. Monitor intake
3. Warna urin pekat
dan output urin
setiap 8 jam A : Masalah belum
5. Berikan cairan Teratasi
oral
P : Lanjutkan Intervensi
6. Dorong keluarga
untuk membantu 1. Monitor TTV

pasien mencukupi 2. Monitor status

kebutuhan intake Nutrisi

cairan 3. Monitor intake

7. Kolaborasi untuk dan output urin

pemberian cairan setiap 8 jam

IV 4. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien mencukupi

23
kebutuhan intake
cairan

24
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

Implementasi
No. Dx.
No Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
3 20-10-2019 3 1. Monitor TTV S:
sebelum dan 1. Pasien mengatakan
sesudah latihan cemas saat bergerak
dan lihat respon 2. Pasien mengatakan nyeri
pasien data latihan saat bergerak
2. Bantu dan 3. Pasien mengatakan takut
libatkan keluarga untuk miring kanan dan
dalam teknik kiri
miring kiri dan
O:
kanan setiap 2 jam
1. Gerakan pasien terbatas
3. Kaji kemampuan
pasien dalam 2. Fisik pasien lemah post op
mobilisasi
4. Damping dan A: Masalah Belum Teratasi
bantu pasien saat P: Lanjutkan Intervensi.
mobilisasi dan 1. Kaji kemampuan pasien
bantu pemenuhan dalam mobilisasi
kebutuhan sehari- 2. Bantu dan libatkan keluarga
hari dalam teknik miring kiri dan
kanan setiap 2 jam
3. Damping dan bantu pasien
saat mobilisasi dan bantu
pemenuhan kebutuhan
sehari-hari

25
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

Implementasi
No. Dx.
No Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
4. 21-10-2019 1 1. Monitor TTV S:
1. Pasien mengeluh nyeri
2. Ajarkan terknik
relaksasi napas 2. Pasien mengatakan bagian
perutnya sakit jika bergerak
dalam
O:
3. Berikan pasien
1. Klien tampak meringis dan
posisi nyaman
memegang perutnya
4. Kontrol 2. Skala nyeri berkurang, skala

lingkungan yang nyeri 3

dapat
A: Masalah sebagian teratasi.
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
P: Lanjutkan intervensi
ruangan,pencahayaa
1. Monitoring TTV
n,kebisingan
2. Kaji tingkat nyeri PQRST

4. Kolaborasi 3. Kolaborasi pemberian obat


pemberian obat analgetik
analgetik.

26
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

No.
Implementasi
No Tanggal Dx. Evaluasi ( SOAP ) Paraf
( Respon dan atau Hasil )
Kep
5. 21-10-2019 2 1. Monitor TTV S:
2. Monitor hasil lab yang
1. Pasien mengatakan haus terus
sesuai dengan retensi
2. Pasien mengatakan bibir kering
cairan
O:
3. Monitor status hidrasi
(Kelembapan 1. Membran mukosa tampak kering

membrane 2. Turgor kulit elastis


mukosa,nadi
3. Warna urin sedikit pekat
adekuat,tekanan darah
A : Masalah sebagian teratasi
ortostatik)
P : Lanjutkan Intervensi
4. Monitor intake
dan output urin 1. Monitor TTV

setiap 8 jam 2. Monitor status Nutrisi


3. Monitor intake dan output urin
5. Monitor status Nutrisi setiap 8 jam

6. Berikan cairan melalui 4. Dorong keluarga untuk membantu

oral pasien mencukupi kebutuhan intake

7. Dorong keluarga untuk cairan

membantu pasien
mencukupi kebutuhan
intake cairan

27
8. Bantu pasien dan
libatkan keluarga dalam
memenuhui kebutuhan
sehari-hari

7. Kolaborasi untuk
pemberian cairan IV

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
6. 21-10- 2018 3 1. Monitor TTV S:
sebelum dan 1. Pasien mengatakan tidak
sesudah latihan takut saat bergerak
dan lihat respon
O:
pasien data latihan
1. Pasien meningkat dalam
2. Bantu dan
aktivitas fisik
libatkan keluarga
dalam teknik A: Masalah Teratasi
miring kiri dan P: Lanjutkan Intervensi.
kanan setiap 2 jam 1. Kaji kemampuan pasien
dalam mobilisasi

2. Bantu dan libatkan


keluarga dalam teknik

28
3. Kaji kemampuan miring kiri dan kanan
pasien dalam setiap 2 jam
mobilisasi

4. Damping dan
bantu pasien saat
mobilisasi dan
bantu pemenuhan
kebutuhan sehari-
hari

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN


Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

Implementasi
No. Dx.
No Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
7. 22-10-2019 1 1. Monitor TTV S:
1. Pasien mengatakan nyeri
2. Ajarkan kembali
berkurang
terknik relaksasi
O:
napas dalam
1. Skala nyeri 1
3. Berikan pasien
2. Tidak ada tegang otot
posisi nyaman

4. Kontrol 3. Tidak ada gangguan

lingkungan yang konsentrasi

dapat A: Masalah teratasi.


mempengaruhi
nyeri seperti suhu P: Lanjutkan intervensi

29
ruangan,pencahayaa 1. Monitoring TTV
n,kebisingan
3. Kolaborasi pemberian obat
analgetik
4. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik.

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

No.
Implementasi
No Tanggal Dx. Evaluasi ( SOAP ) Paraf
( Respon dan atau Hasil )
Kep
8. 22-10-2019 2 1. Monitor TTV S:
3. Monitor status hidrasi
1. Pasien mengatakan bibir sudah
(Kelembapan
tidak kering
membrane
2. Pasien mengatakan sudah sering
mukosa,nadi
minum
adekuat,tekanan darah
ortostatik) O:

4. Monitor intake 1. Membran mukosa lembab

dan output urin 2. Turgor kulit elastis


setiap 8 jam
A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
5. Bantu pasien dan
libatkan keluarga dalam 1. Monitor TTV

30
memenuhui kebutuhan 2. Monitor intake dan output urin
sehari-hari setiap 8 jam

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. E

Dx. Medis : Appenditis

Ruang : Ruang Mawar

No. MR : 00469145

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
6. 21-10- 2018 3 1. Monitor TTV S:
sebelum dan 1. Pasien mengatakan tidak
sesudah latihan takut saat bergerak
dan lihat respon
O:
pasien data latihan
1. Pasien meningkat dalam
2. Bantu dan
aktivitas fisik
libatkan keluarga
dalam teknik A: Masalah Teratasi

miring kiri dan P: Lanjutkan Intervensi.


1. Kaji kemampuan pasien
kanan setiap 2 jam
dalam mobilisasi
3. Kaji kemampuan
2. Bantu dan libatkan
pasien dalam
keluarga dalam teknik
mobilisasi
miring kiri dan kanan
4. Damping dan setiap 2 jam
bantu pasien saat
mobilisasi dan
bantu pemenuhan
kebutuhan sehari-
hari

31
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan:
Selama diruang mawar mahasiswa telah melakukan pengkajian sampai dengan tahap
evaluasi pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan. Setelah Asuhan keperawatan dilakukan
selama 3x24 jam, maka dapat kita lihat bahwa masalah yang teratasi yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (Teratasi)
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kekurangan intake cairan (Teratasi)
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (Teratasi)

32
DAFTAR PUSTAKA

1. PPNI, Standar diagnosa keperawatan indonesia, Edisi I, Dewan Pengurus Pusat.


2. Gloria M Bulechet, Howard K. Bucher, JoannesM.Dochterman,
CherylM.Wager,Nursing intervention (NIC), 6 th edition.
3. Sue Moorhead, Marian Jhonson, Meridean L.Muas, Nursing Outcome Classification
(NOC) 5th edition.Mocomedia.
4. Amil Hardi(2015). Asuhan keperawatan berdasarkan Diagnosa medis dan NANDA NIC
NOC, Mediation, Yogyakarta

33

Anda mungkin juga menyukai