Pertama-tama, marilah kita mengucapkan syukur pada Allah SWT yang telah memberi
rahmat kepada kita berupa kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
halangan apa pun.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan
manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para pemakainya.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.oleh karena itu,kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan
makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil apapun akan kami
perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.
BAB I
PENDAHULUAN
Meskipun tak ada penanganan untuk glaukoma, namun dapat dikontrol dengan obat.. kadang
diperlukan pembedahan laser atau konvensional (insisional). Tujuan penanganan adalah untuk
menghentikan atau memperlambat perkembangan agar dapat mempertahankan penglihatan yang
baik sepanjang hidup. Dapat dilakukan dengan menurunkan TIO. (Suzanne C. Smeltzer, 2001 :
2004-2005)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan dari pembuatan makalah Asuhan Keperawatan pada Pasien Glaukoma adalah supaya
perawat dan mahasisiwa mampu memberikan asuhan keperawatan dengan pasien glaukoma.
2. Tujuan khusus
C. Manfaat Penulisan
2. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien penderita glaukoma.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peninggian
tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.
(Sidarta Ilyas,2000).
Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan
intraokuler.( Long Barbara, 1996)
B. ETIOLOGI
1. Primer
Terdiri dari :
Kronik: Dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti: Diabetes mellitus,
Arterisklerosis, Pemakaian kortikosteroid jangka panjang, Miopia tinggi dan progresif
2.Sekunder: Disebabkan penyakit mata lain seperti: Katarak, Perubahan lensa, Kelainan
uvea, Pembedahan.
C. KLASIFIKASI
1. Glaukoma primer
Glaukoma sudut terbuka Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang
meliputi kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat. Disebut
sudut terbuka karena humor aqueousmempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular.
Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan rabekular, saluran schleem, dan
saluran yg berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal biasanya tidak
ada, kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal.
Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.
Glaukoma sudut tertutup(sudut sempit) Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara
anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan
menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat
karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang
mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan
meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat
hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi
kebutaan dan nyeri yang hebat.
2. Glaukoma sekunder
Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma . Dapat mirip
dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab.
Perubahan lensa
Kelainan uvea
Trauma - bedah
3. Glaukoma congenital
4. Glaukoma absolute
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah
terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut .Pada
glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta ini
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma
hemoragik.
Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada badan siliar, alkohol
retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi dan
memberikan rasa sakit.
1. Glaukoma akut
a. Definisi
Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang
meningkat mendadak sangat tinggi.
b. Etiologi
glaukoma akut dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan
berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat
penyakit mata lain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien usia
40 tahun atau lebih.
c. Faktor Predisposisi
Pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa pemakaian obat-obatan midriatik, berdiam
lama di tempat gelap, dan gangguan emosional. Bentuk sekunder sering disebabkan hifema,
luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur, uveitis dengan
suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca pembedahan intraokuler.
d. Manifestasi klinik
Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang
kepala . Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan
muntah , kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.
Tajam penglihatan sangat menurun.
Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat timbulnya reaksi
radang uvea.
e. Pemeriksaan Penunjang
f. Penatalaksanaan
Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan intraokuler (TIO)
dan keadaan mata. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera. Sebelumnya
berikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Jenis operasi, iridektomi atau
filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaab gonoskopi setelah pengobatan
medikamentosa.
2. glukoma kronik
a. Definisi
Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata
sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
b. Etiologi
Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit berkembang secara
lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak mempunyai
keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak
karena pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen.
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri menunjukkan peningkatan.
Nilai dianggap abnormal 21-25 mmHg dan dianggap patologik diatas 25 mmHg. Pada
funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding cekungan
bergaung, warna memucat, dan terdapat perdarahan papil. Pemeriksaan lapang pandang
menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma
busur.
e. Penatalaksanaan
Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan bola mata dan lapang pandang.
Bila lapang pandang semakin memburuk,meskipun hasil pengukuran tekanan bola mata
dalam batas normal, terapi ditingkatkan. Dianjurkan berolahraga dan minum harus sedikit-
sedikit
D. Manifestasi Klinis
5. Visus menurun.
6. Edema kornea.
7. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada glaukoma sudut terbuka).
1.Glaukoma primer
Glaukoma sudut terbuka: Kerusakan visus yang serius, Lapang pandang mengecil dengan
macam–macam skotoma yang khas, Perjalanan penyakit progresif lambat
Glaukoma sudut tertutup: Nyeri hebat didalam dan sekitar mata, Timbulnya halo di
sekitar cahaya, Pandangan kabur, Sakit kepala, Mual, muntah, Kedinginan, Demam
bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat sedemikian kuatnya
sehingga keluhan mata (gangguan penglihatan, foto fobia dan lakrimasi) tidak begitu
dirasakan oleh klien
2.Glaukoma sekunder: Pembesaran bola mata, Gangguan lapang pandang, Nyeri di dalam
mata
F. PATOFISIOLOGI
Tekanan Intra Okuler ditentukan oleh kecepatan produksi akues humor dan aliran keluar
akues humor dari mata. TIO normal 10 – 21 mmHg dan dipertahankan selama terdapat
keseimbangan antara produksi dan aliran akueos humor. Akueos humor diproduksi di dalam
badan silier dan mengalir ke luar melalui kanal schlemm ke dalam sistem vena. Ketidak
seimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih badan silier atau oleh peningkatan
hambatan abnormal terhadap aliran keluar akueos melalui camera oculi anterior (COA).
Peningkatan tekanan intraokuler > 23 mmHg memerlukan evaluasi yang seksama. Iskemia
menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya secara bertahap. Kerusakan jaringan
biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan
kerusakan saraf optik dan retina adalah ireversibel dan hal ini bersifat permanen tanpa
penanganan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Hilangnya penglihatan ditandai dengan
adanya titik buta pada lapang pandang.
G. KOMPLIKASI
Jika tidak diobati, bola mata akan membesar dan hampir dapat dipastikan akan terjadi
kebutaan.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan retina
Pemeriksaan refraksi
I. PENATALAKSANAAN
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tonometri
Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenal empat cara tonometri,
untuk mengetahui tekanan intra ocular yaitu :
Nonkontak pneumotonometri
a. Tonomerti Palpasi atau Digital
Cara ini adalah yand paling mudah, tetapi juga yang paling tidak cermat, sebab cara
mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dapat digunakan dalam keadaan terpaksa dan tidak
ada alat lain. Caranya adalah dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil
pendertia disuruh melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata
mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata, hingga apa yang kita
palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan perasaan keras. Dilakukan dengann palpasi :
dimana satu jari menahan, jari lainnya menekan secara bergantian.
N : normal
N + 1 : agak tinggi
2. Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan menggunakan
lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar sempitnya
sudut bilik mata depan.
3. Oftalmoskopi
Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk mempertahankan keadaan papil saraf optik, sangat
penting dalam pengelolaan glaukoma yang kronik. Papil saraf optik yang dinilai adalah warna
papil saraf optik dan lebarnya ekskavasi. Apakah suatu pengobatan berhasil atau tidak dapat
dilihat dari ekskavasi yang luasnya tetap atau terus melebar.
a. Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih berarti kalau glaukoma sudah lebih lanjut, karena
dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan ditemukan di daerah tepi, yang kemudian
meluas ke tengah.
b. Pemeriksaan lapang pandang sentral : mempergunakan tabir Bjerrum, yang meliputi daerah
luas 30 derajat. Kerusakan – kerusakan dini lapang pandang ditemukan para sentral yang
dinamakan skotoma Bjerrum.
Merangsang reseptor kolinergik, mengkontraksikan otot-otot iris untuk mengecilkan pupil dan
menurunkan tahanan terhadap aliran humor aqueous, juga mengkontraksikan otot-otot ciliary
untuk meningkatkan akomodasi.
1. Konsumsi makanan yang tinggi antioksidan vitamin A, vitamin C, vitamin E dan vitamin B
kompleks. Nutrisi ini akan membantu melindungi mata. Kacang-kacangan, biji-bijian, dan buah-
buahan segar dan sayuran merupakan sumber yang baik dari nutrisi ini.
2. Hindari mengkonsumsi kopi karena kandungan kafein yang tinggi dapat meningkatkan
tekanan darah dan meningkatkan tekanan intraokular (TIO).
3. Wortel dan sayuran berdaun hijau tua sangat membantu menurunkan risiko glaukoma hampir
60 %.
4. Minum teh hijau dapat membantu melindungi mata. Sebuah studi menemukan bahwa retina
dan humor aqueous menyerap antioksidan dari teh hijau.
Sangat disarankan oleh para ahli kesehatan, selain melakukan diet dengan mengatur pola makan,
para penderita glaukoma juga harus melakukan aktivitas olahraga setiap harinya. Sebisa mungkin
hindari stres sebab stres adalah satu faktor yang dapat mempercepat perkembangan glaukoma.
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1). Pengkajian
Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau hanya
meningkat ringan.
a. Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah.
Intervensi :
Kriteria Hasil:
Intervensi :
Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, menikuti jadwal, tidak
salah dosis
Kriteria Hasil:
Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat dapat diatasi.
Intervensi :
Kaji tingkat ansitas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan
pengetahuan kondisi saat ini.
Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan
dan pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d
kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai
dengan ;pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi
komplikasi yang dapat dicegah.
Kriteria Hasil:
Intervensi :
Diskusikan obat yang harus dihindari, contoh midriatik, kelebihan pemakaian steroid
topikal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Glaukoma primer
Glaukoma sudut tertutup: Nyeri hebat didalam dan sekitar mata, Timbulnya
halo di sekitar cahaya, Pandangan kabur, Sakit kepala, Mual, muntah,
Kedinginan, Demam bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina,
yang dapat sedemikian kuatnya sehingga keluhan mata (gangguan
penglihatan, foto fobia dan lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien
B. Saran
Susan Martin Tucker, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosisi dan Evaluasi.
Ed 5 Vol3 EGC. Jakarta 1998