Model Konseptual M.king SMSTR 5
Model Konseptual M.king SMSTR 5
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa
secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan
yang pesat. Baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan.
Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi
sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah
dan landasan keilmuan yang kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan
adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi
teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan
serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam
menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan
mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada
praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka
kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu
dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai
prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness,
generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui
kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat
dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.
1
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of
Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971.
Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis,
dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi,
transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A.
1986).
B. PERUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam memecahkan
masalah konsep keperawatan antara lain :
1. Bagaimana gambaran model konseptual keperawatan menurut Imogene M.
King ?
2. Apa saja asumsi model konsep keperawatan Imogene M. King?
3. Apa saja model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King?
4. Apa saja konsep paradigma keperawatan Imogene M. King?
5. Apa saja proses keperawatan menurut Imogene M. King?
C. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene M.
King.
2. Mengetahui asumsi model keperawtan Imogene M. King.
3. Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King.
4. Mengetahui konsep paradigma Imogene M. King.
5. Mengetahui proses Keperawatan menurut Imogene M. King
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Asumsi Model Konsep Dan Teori Imogene M. King
1. Asumsi Eksplisit
a. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
b. Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol,
berorientasi pada kegiatan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai
klien serta perawat.
d. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yang
mempengaruhi kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas
dan menerima atau menolak keperawatan.
e. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk
membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
f. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.
2. Asumsi Implisit
a. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
4
C. Konsep Interaksi Imogene M. King
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya,
bahwa manusia seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka
yang secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi
dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial,
perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan
orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah
menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat –
klien:
5
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai
sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling
berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen
J.P,2009), meliputi:
6
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan
klien.Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
D. Model Konsep Dan Teori Imogene M. King Terdiri Dari Tiga Sistem
7
menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik
teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995):
1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system
terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan
lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai
perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,
mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan
respon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.
Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang
berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan
lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial dapat
mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,
kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
8
interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai
ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a) kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan
dan dapat digunakan.
b) Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah
penyakit.
c) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat
membantu/merawat diri mereka sendiri.
2. Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang
dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap
stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan
menggunakan sumber, sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu
untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.
3. Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat
yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan
kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi,
dan kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang
menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal
dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap
perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan
:
a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang
untuk menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan
eksternal.
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan
informal. Perawat adalah bagian dari lingkungan pasien.
9
4. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan
interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi
mereka dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi
keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi
komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada
gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu
persetujuan dan membuat transaksi.
F. Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan
Proposisi berikut, yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan
konsep-konsep King.
10
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuh
kembang akan meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat
danklien sesuai, maka akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh
keduanya,maka akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-klien.
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan terjadi
penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.
11
G. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
12
Implementasi
Evaluasi
13
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.
I. Contoh Kasus
Seorang laki-laki usia 52 tahun dirawat di ruang perawatan jantung dengan
keluhan nyeri pada dada kiri hingga kepunggung, rasanya seperti tertusuk,
sesak nafas. Klien mengatakan 6 bulan terakhir ia sering mengalami
mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat beraktifitas yang berat seperti
mengangkat beras dan barang – barang lain ditoko, dan sesak, mata klien
tampak sayu, klien juga memiliki riwayat hipertensi. Namun ia tidak
pernah berobat kedokter, karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai
pedagang sembako, selain itu istri dan kedua anak klien tidak mengetahui
bahwa beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena klien
tidak pernah terlihat sering mengalami nyeri dada saat di rumah. Klien
tampak cemas dan takut saat dilakukan pemeriksaan.
Penyelesaian Kasus
1. Pengkajian Sistem Personal
Persepsi
Keluhan utama klien pada saat pengkajian adalah nyeri dada sebelah kiri
yang menjalar hingga kepunggung. Klien mengatakan nyeri dirasakan
kurang lebih 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, klien memilki
riwayat hipertensi, namun klien tidak pernah berobat kedokter, karena
beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako. Klien
merupakan lulusan sekolah menengah pertama, klien juga mengatakan
tidak mengetahui prognosis penyakitnya, dan klien beranggapan penyakit
yang klien derita adalah penyakit biasa sehingga klien kurang
memperdulikannya, pada akhirnya penyakit semakin di rasa berat
kemudian keluarga membawa klien kerumah sakit. Klien terdaftar sebagai
14
anggota asuransi kesehatan yang di kelola pemerintah, jadi seluruh biaya
kesehatan klien selama perawatan di tanggung asuransi.
Body image
Klien merasa badannya sudah tidak seperti dulu seperti waktu masih
muda, berat badannya yang sekarang jadi lebih gemuk, keluarga tidak
menganggap berat badannya menjadi masalah yang besar.
Waktu
Klien lupa kapan klien pertama kali merasakan keluhan nyeri, dan
bagaimana serta response dari klien saat mengalami keluhan, klien ingat
nyeri dirasakan 6 bulan lalu, nyeri timbul setiap bulannya, muncul saat
aktivitas berlebihan, nyeri menjalar kebelakang, skala nyeri 6 menurut
klien, ketika nyeri datang klien hanya istirahat dan minum obat warung
dengan air hangat. Keluhan bertambah berat dirasakan dan mengurangi
kemampuan aktivitas klien.
Belajar
Klien sebelumnya tidak tahu yang menjadi penyebab sakitnya, tapi
sekarang sudah tahu, Klien sekarang sudah tahu apa yang yang menjadi
15
larangan terkait sakitnya, keluarga terlihat sudah bias membantu dalam
melakukan perawatan klien.
2. Pengkajian Interpersonal
Interaksi
Klien bias merasakan kalau semua keluarga khawatir dengan penyakitnya,
menurut klien istri dan anaknya merasa sedih dan takut saat klien dirawata,
dan keluarga berharap klien bias cepat pulih dan bias pulang kerumah,
klien sangat senang dengan perhatian keluarga terhadap dirinya.
Komunkasi
Dokter dan perawat selalu menyampaikan rencana tindakan kepada klien
dan keluarga, klien selalu menyampaikan keluhannya kepada dokter
maupun perawat, keluarga sering menanyakan prognosis dan langkah
tindakan selanjutnya. Mata klien tampak sayu, adanya ekspresi untuk
menahan sakit dan adanya usaha menarik nafas lebih dalam.
Transaksi
Klien dan keluarga sudah mendapatkan penjelasan dan rencana tindakan
terhadap penyakit, perawat selalu menjelaskan asuhan keperawatan yang
diberikan, perawat memberikan batasan aktivitas yang hanya boleh
dilakukan saat ini, dan klien mengatakan sekarang banyak mengalami
keterbatasan.
Peran
Sebagai kepala rumah tangga klien merasa masih harus bertanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, saat di dalam ruang perawatan
klien dan keluarga selalu memtuhi standar dan peraturan RS, klien
memahami bahwa klien berhak mendapatkan pelayanan sesuai standart,
dan perawat memberikan asuhan sesuai dengan masalah klien.
16
Stres
Klien merasa cemas saat tahu klien mengalami sakit jantung, klien
beranggapan umurnya tidak panjang lagi, klien menghawatirkan biaya
pengobatan dan klien mengkhawatirkan pemenuhan kebutuhan rumah
tangga saat klien sakit.
Koping
Saat nyeri dada muncul, klien berusaha mengabaikan, klien beranggapan
penyakit biasa dan hanya minum obat warung dengan air hangat. Saat di
rumah sakit ketika keluhan muncul klien selalu sampaikan dengan
perawat, klien berusaha berserah diri dengan penyakitnya, klien lebih
banyak berdoa kepada Allah dan klien mengatakan ingin keluarga ada saat
klien membutuhkan.
Organisasi
Rumah Sakit merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang membantu
proses kesembuhan klien , RS menjadi tempat perawatan bagi yang sakit
untuk memperoleh kesehatan.
Otoritas
Dokter jantung sebagai DPJP memiliki tanggung jawab terhadap rencana
pengobatan. Perawat penanggung jawab memiliki kewenangan dalam
penentuan rencana asuhan keperawatan.
Otoritas
Dokterj Antung sebagai DPJP memiliki tanggung jawab terhadap rencana
pengobatan. Perawat penanggung jawab memiliki kewenangan dalam
penentuan rencana asuhan keperawatan
17
Status
Klien hanyalah seorang pedagang sembako, dan tidak aktif dalam
organisasi apapun.
Pengambilan Keputusan
RS terdiri dari tim dokter dan tim keperawatan yang saling bekerja sama
dalam merencanakan tujuan perawatan, RS memiliki SOP dalam setiap
tindakan perawatan pasien dengan penyakit jantung, RS memiliki panduan
discharge planning terkait dengan perawatan pasien jantung.
Kontrol
RS memiliki indicator mutu untuk pengendalian kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan pada pasein.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu
dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat
kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan
dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku
yang sesuai dengan kondisi keperawatan. Keperawatan berhubungan langsung
dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu untuk membentuk suatu
hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses interpersonal reaksi
interaksi dan transaksi dimana perawat dank lien berbagi informasi mengenai
persepsinya dalam keperawatan
19
DAFTAR PUSTAKA
20