Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa
secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan
yang pesat. Baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan.
Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi
sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah
dan landasan keilmuan yang kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan
adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi
teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan
serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of
Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam
menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan
mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada
praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka
kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu
dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai
prosedur antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness,
generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui
kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat
dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.

1
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of
Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971.
Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis,
dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi,
transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A.
1986).

B. PERUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam memecahkan
masalah konsep keperawatan antara lain :
1. Bagaimana gambaran model konseptual keperawatan menurut Imogene M.
King ?
2. Apa saja asumsi model konsep keperawatan Imogene M. King?
3. Apa saja model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King?
4. Apa saja konsep paradigma keperawatan Imogene M. King?
5. Apa saja proses keperawatan menurut Imogene M. King?

C. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memberikan informasi tentang teori keperawatan menurut Imogene M.
King.
2. Mengetahui asumsi model keperawtan Imogene M. King.
3. Mengetahui model konsep dan teori keperawatan Imogene M. King.
4. Mengetahui konsep paradigma Imogene M. King.
5. Mengetahui proses Keperawatan menurut Imogene M. King

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M.


King
Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam
keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman
sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif
dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi
yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971.
King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)
sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu
pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya. Bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem
terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia
dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu
individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang
dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems
(individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga,
sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).

3
B. Asumsi Model Konsep Dan Teori Imogene M. King

Imogene M. King mengasumsikan model konsep dan teori


keperawatan secara eksplisit maupun implisit.

1. Asumsi Eksplisit
a. Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
b. Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol,
berorientasi pada kegiatan waktu.
c. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai
klien serta perawat.
d. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan
informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yang
mempengaruhi kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas
dan menerima atau menolak keperawatan.
e. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk
membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
f. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.

2. Asumsi Implisit
a. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.

4
C. Konsep Interaksi Imogene M. King
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya,
bahwa manusia seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka
yang secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi
dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial,
perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan
orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah
menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat –
klien:

1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.


2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien
mempengaruhi interaksi
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran
informasi.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan
kesehatan dapat berbeda.

5
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai
sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling
berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen
J.P,2009), meliputi:

1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari


persepsidan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai
perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi
berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,
genetika dan latar belakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu
dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah
pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi
pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan
kewajiban sesuai dengan posisinya.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat
interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran
energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk
keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri
individu.Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas
perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang
akandatang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan
peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.

6
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan
klien.Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :

1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam


berperilaku,dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam
keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk
melakukan kontrak untuk pencapaian tujuan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan
merupakan respon individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi
antara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi
suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang
akandilakukan (Murwani A, 2009).

D. Model Konsep Dan Teori Imogene M. King Terdiri Dari Tiga Sistem

Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang


terdiri atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir
dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis-personal,
interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian
tujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).

Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka


terutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan
dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara duaorang
atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka
menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang
lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam
interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatuarea (space).
Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam

7
menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik
teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995):

1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system
terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan
lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai
perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,
mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan
respon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.
Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang
berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan
perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan
lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial dapat
mengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,
kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

E. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King


1. Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi
dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi, dan informasi
dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi
tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai sistem
personal, ketika hndividu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem

8
interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai
ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a) kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan
dan dapat digunakan.
b) Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah
penyakit.
c) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat
membantu/merawat diri mereka sendiri.
2. Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang
dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap
stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan
menggunakan sumber, sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu
untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.
3. Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat
yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Merupakan
kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial, interaksi, persepsi,
dan kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang
menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan keberadaan
manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan internal
dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap
perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan
:
a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang
untuk menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan
eksternal.
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan
informal. Perawat adalah bagian dari lingkungan pasien.

9
4. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan
interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi
mereka dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi
keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi
komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada
gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu
persetujuan dan membuat transaksi.

F. Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan
Proposisi berikut, yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan
konsep-konsep King.

1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien makaakan


terjadi transaksi
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan dicapai.
3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan.
4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif.

10
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuh
kembang akan meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat
danklien sesuai, maka akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh
keduanya,maka akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-klien.
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan terjadi
penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.

Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapatdigambarkan


dalam skema dibawah ini :

11
G. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan

Pengkajian

1. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat


membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien
membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi
perhatian, untuk interaksi ini.
2. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya
adalah: Tingkat tumbuh kembang, Pandangan tentang diri sendiri, Persepsi
yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status
kesehatan, Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan
persepsi, untuk interaksi dan transaksi dan Sosialisasi

Diagnosa Keperawatan

1. Dibuat setelah melakukan pengkajian.


2. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.
3. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan
diagnosa keperawatan.

Perencanaan

1. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.


2. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah
tersebut dilakukan.
3. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan tujuan
dan membuat keputusan.
4. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang
dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus
bertanggung jawab.

12
Implementasi

1. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan actual untuk


mencapai tujuan.
2. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.

Evaluasi

Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai dan


membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan(Perry & Potter, 2005).

H. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan

Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan


sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan
tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam
menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara
tenaga kesehatan professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu,
keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi, social kultural,
dan konsep interpersonal.
Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik
adalah (Meleis, 1997) :

1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak.


2. Klien dengan penyakit ginjal.
3. Caring dalam keluarga.
4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungan
kerja.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan keperawatan psikiatri.

13
7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar.
8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes.
9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan.

I. Contoh Kasus
Seorang laki-laki usia 52 tahun dirawat di ruang perawatan jantung dengan
keluhan nyeri pada dada kiri hingga kepunggung, rasanya seperti tertusuk,
sesak nafas. Klien mengatakan 6 bulan terakhir ia sering mengalami
mudah lelah, nyeri pada dada kirinya saat beraktifitas yang berat seperti
mengangkat beras dan barang – barang lain ditoko, dan sesak, mata klien
tampak sayu, klien juga memiliki riwayat hipertensi. Namun ia tidak
pernah berobat kedokter, karena beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai
pedagang sembako, selain itu istri dan kedua anak klien tidak mengetahui
bahwa beliau menderita penyakit jantung (nyeri dada kiri), karena klien
tidak pernah terlihat sering mengalami nyeri dada saat di rumah. Klien
tampak cemas dan takut saat dilakukan pemeriksaan.

Penyelesaian Kasus
1. Pengkajian Sistem Personal

Persepsi
Keluhan utama klien pada saat pengkajian adalah nyeri dada sebelah kiri
yang menjalar hingga kepunggung. Klien mengatakan nyeri dirasakan
kurang lebih 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, klien memilki
riwayat hipertensi, namun klien tidak pernah berobat kedokter, karena
beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pedagang sembako. Klien
merupakan lulusan sekolah menengah pertama, klien juga mengatakan
tidak mengetahui prognosis penyakitnya, dan klien beranggapan penyakit
yang klien derita adalah penyakit biasa sehingga klien kurang
memperdulikannya, pada akhirnya penyakit semakin di rasa berat
kemudian keluarga membawa klien kerumah sakit. Klien terdaftar sebagai

14
anggota asuransi kesehatan yang di kelola pemerintah, jadi seluruh biaya
kesehatan klien selama perawatan di tanggung asuransi.

Pemeriksaan respon psikologis


Klien tampak cemas dengan merasa belum menerima dengan penyakit
yang klien derit asekarang.

Pertumbuhan dan Perkembangan


Klien sebelumnya mengatakan tidak memiliki keluhan penyakit apa- apa,
sakit dirasakan 6 bulan yang lalu dan keluhan semakin lama semakin
berat, klien hanya makan obat di warung dan sebelumnya belum pernah
memeriksakan kesehatan kepelayanan kesehatan, setelah makan obat
keluhan terkadang berkurang tapi kemudian muncul kembali.

Body image
Klien merasa badannya sudah tidak seperti dulu seperti waktu masih
muda, berat badannya yang sekarang jadi lebih gemuk, keluarga tidak
menganggap berat badannya menjadi masalah yang besar.

Waktu
Klien lupa kapan klien pertama kali merasakan keluhan nyeri, dan
bagaimana serta response dari klien saat mengalami keluhan, klien ingat
nyeri dirasakan 6 bulan lalu, nyeri timbul setiap bulannya, muncul saat
aktivitas berlebihan, nyeri menjalar kebelakang, skala nyeri 6 menurut
klien, ketika nyeri datang klien hanya istirahat dan minum obat warung
dengan air hangat. Keluhan bertambah berat dirasakan dan mengurangi
kemampuan aktivitas klien.

Belajar
Klien sebelumnya tidak tahu yang menjadi penyebab sakitnya, tapi
sekarang sudah tahu, Klien sekarang sudah tahu apa yang yang menjadi

15
larangan terkait sakitnya, keluarga terlihat sudah bias membantu dalam
melakukan perawatan klien.

2. Pengkajian Interpersonal

Interaksi
Klien bias merasakan kalau semua keluarga khawatir dengan penyakitnya,
menurut klien istri dan anaknya merasa sedih dan takut saat klien dirawata,
dan keluarga berharap klien bias cepat pulih dan bias pulang kerumah,
klien sangat senang dengan perhatian keluarga terhadap dirinya.

Komunkasi
Dokter dan perawat selalu menyampaikan rencana tindakan kepada klien
dan keluarga, klien selalu menyampaikan keluhannya kepada dokter
maupun perawat, keluarga sering menanyakan prognosis dan langkah
tindakan selanjutnya. Mata klien tampak sayu, adanya ekspresi untuk
menahan sakit dan adanya usaha menarik nafas lebih dalam.

Transaksi
Klien dan keluarga sudah mendapatkan penjelasan dan rencana tindakan
terhadap penyakit, perawat selalu menjelaskan asuhan keperawatan yang
diberikan, perawat memberikan batasan aktivitas yang hanya boleh
dilakukan saat ini, dan klien mengatakan sekarang banyak mengalami
keterbatasan.

Peran
Sebagai kepala rumah tangga klien merasa masih harus bertanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, saat di dalam ruang perawatan
klien dan keluarga selalu memtuhi standar dan peraturan RS, klien
memahami bahwa klien berhak mendapatkan pelayanan sesuai standart,
dan perawat memberikan asuhan sesuai dengan masalah klien.

16
Stres
Klien merasa cemas saat tahu klien mengalami sakit jantung, klien
beranggapan umurnya tidak panjang lagi, klien menghawatirkan biaya
pengobatan dan klien mengkhawatirkan pemenuhan kebutuhan rumah
tangga saat klien sakit.

Koping
Saat nyeri dada muncul, klien berusaha mengabaikan, klien beranggapan
penyakit biasa dan hanya minum obat warung dengan air hangat. Saat di
rumah sakit ketika keluhan muncul klien selalu sampaikan dengan
perawat, klien berusaha berserah diri dengan penyakitnya, klien lebih
banyak berdoa kepada Allah dan klien mengatakan ingin keluarga ada saat
klien membutuhkan.

3. Pengkajian Sistem Sosial

Organisasi
Rumah Sakit merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang membantu
proses kesembuhan klien , RS menjadi tempat perawatan bagi yang sakit
untuk memperoleh kesehatan.

Otoritas
Dokter jantung sebagai DPJP memiliki tanggung jawab terhadap rencana
pengobatan. Perawat penanggung jawab memiliki kewenangan dalam
penentuan rencana asuhan keperawatan.

Otoritas
Dokterj Antung sebagai DPJP memiliki tanggung jawab terhadap rencana
pengobatan. Perawat penanggung jawab memiliki kewenangan dalam
penentuan rencana asuhan keperawatan

17
Status
Klien hanyalah seorang pedagang sembako, dan tidak aktif dalam
organisasi apapun.

Pengambilan Keputusan
RS terdiri dari tim dokter dan tim keperawatan yang saling bekerja sama
dalam merencanakan tujuan perawatan, RS memiliki SOP dalam setiap
tindakan perawatan pasien dengan penyakit jantung, RS memiliki panduan
discharge planning terkait dengan perawatan pasien jantung.

Kontrol
RS memiliki indicator mutu untuk pengendalian kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan pada pasein.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan:
Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu
dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat
kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan
dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku
yang sesuai dengan kondisi keperawatan. Keperawatan berhubungan langsung
dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu untuk membentuk suatu
hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses interpersonal reaksi
interaksi dan transaksi dimana perawat dank lien berbagi informasi mengenai
persepsinya dalam keperawatan

19
DAFTAR PUSTAKA

Murwani, Arnita, S.Kep. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit


Fitramaya: Yogyakarta.
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit
Salemba Medika: Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik: Edisi
4,Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Taylor, Carol, dkk. 1993. Fundamentals of Nursing The Art and Science of
Nursing Care: 2nd Edition, J.B. Lippincott Co: Philadelphia.
Perry, Potter. 1992. Fundamentals of Nursing –Concepts Process & Practice: 3rd
Edition, Mosby Year Book: London.

20

Anda mungkin juga menyukai