Anda di halaman 1dari 2

1.

2 SEJARAH TAMBANG
Tambang adalah suatu proses untuk mendapatkan material yang
terkandung di dalam Bumi. Pertambangan itu sendiri mempunyai karakteristik
yaitu tidak dapat diperbaharui (non renewable) karena mempunyai risiko yang
relatif tinggi dan pengusahaannnya mempunyai dampak lingkungan baik fisik dan
sosial dibandingkan pengusahaan komoditi lainnya. Pertambangan meliputi upaya
pencarian, penggalian, pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian yang
terdiri dari mineral, batu bara, panas bumi, dan migas.
Sejarah perrtambangan di dunia, berawal dari awal peradaban manusia.
Orang-orang telah menggunakan batu, keramik dan logam yang ditemukan di
dekat permukaan bumi. Material – material ini kemudian digunakan sebagai
bahan untuk membuat peralatan – peralatan senjata. Pertambangan di Negara
Mesir bermula pada awal dinasti, salah satu yang terbesar dan terluas adalah
tambang emas Nubia. Pertambangan di benua Eropa salah satunya adalah
tambang perak di Laurium. Tambang ini terletak di kota Athena pada zaman
romawi. Pada abad pertengahan, industri pertambangan mengalami perubahan
drastis. Hal ini dikarenakan, pada zaman tersebut pertambangan difokuskan pada
ekstrasi tembaga dan logam yang digunakan untuk peralatan senjata, baju besi,
sanggurdi, dan sepatu kuda.
Sedangkan cikal bakal pertambangan di Negara Indonesia dimulai di
daerah Sumatera Barat pada zaman Kerajaan Minangkabau. Gunung Ophir atau
Gunung Talamau merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera
mengandung berlimpah logam emas. Pada masa perjuangan kemerdekaan awal
tahun 1951, di daerah Sumatera Utara daerah perminyakan Langkat dan Langsa,
serta Kilang Pangkalan Brandan berdiri Perusahaan Tambang Minyak Negara
Republik Indonesia (PTMNRI)dan Perusahaan Tambang Minyak Nasional
(PTMN) yang menguasai tambang minyak di Ledok, Nglobo, dan Semanggi di
Jawa Timur yang mengadakan pertemuan bersama di Jakarta. Sebagai hasil
pertemuan tersebut, kemudian dibentuk satu badan pengelolaan bersama yang
diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia (PTMRI).
Semenjak saat itu, Negara Indonesia mulai mengenal dunia pertambangan.
Dunia pertambangan dikenal ada dua jenis tambang, yaitu tambang
terbuka dan tambang bawah tanah. Dimana tambang terbuka adalah suatu
kegiatan penambangan dengan cara membuka dan menggali lahan yang sangat
luas hingga membentuk suatu lubang terbuka yang sangat lebar. Sedangkan,
tambang bawah tanah adalah suatu kegiatan penambangan dengan cara membuat
lubang/terowongan bawah tanah dengan tanpa membuka lahan diatasnya secara
luas.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 menyebutkan
Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dikuasai
oleh negara memaknai Hak Penguasaan Negara atas aset kekayaan alam.
Negara Indonesia berdaulat mutlak atas kekayaan Sumber Daya Alam dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang dimaknai oleh hak
kepemilikan yang sah atas kekayaan alam yaitu rakyat Indonesia. Hak penguasaan
negara merupakan instrumen, sedangkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
adalah tujuan akhir pengelolaan kekayaan alam. Makna ini merupakan sebuah
kesatuan dalam pengelolaan di dunia tambang.
Namun, disayangkan saat ini tambang-tambang di Negara Indonesia telah
banyak disalahgunakan oleh pihak-pihak perusahaan ilegal. Tak hanya merusak
sumber daya alam yang dimiliki tetapi juga dieksplotasi ke luar negeri. Tanpa ada
ijin usaha dan hanya mementingkan kepentingan pribadi, demi memperkaya diri
sendiri. Tidak ada upaya rehabilitasi tanpa memikirkan masa depan anak cucu
pribumi Indonesia. Oleh sebab itu, dibutuhkan pengelolaan tambang secara tepat
dan bijak. Dalam pengelolaannya yang harus diperhatikan adalah kemampuan
dalam penggalian barang tambang di perut bumi, yang selanjutnya pengolahan
dan pendistribusian yang baik kepada masyarakat luas.
Di dalam penggunaan kekayaan alam tambang ini pun harus ramah
lingkungan agar dapat dinikmati oleh rakyat banyak secara berkeadilan dan
merata. Jika penggunaannya berlebihan dan tidak memperhatikan kaedah yang
berlaku dapat menimbulkan efek negatif dan merugikan serta menyengsarakan
masyarakat. Salah satu contohnya adalah dampak dari lumpur Lapindo. Maka dari
itu mari kita jaga salah satu karunia dari Tuhan Yang Maha Esa ini secara tepat
dan bijak. Kemakmuran rakyat merupakan semangat dan cita-cita akhir dari
sebuah negara yang harus diwujudkan oleh negara dan pemerintah. Salah satunya
instrumennya yaitu melalui pengelolaan Sumber Daya Alam Tambang secara
bijak.

Anda mungkin juga menyukai