Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN BBL PADA BAYI A

DI RUANG HESTI
RS TK 03.06.01 CIREMAI CIREBON

Nama : Rahayu Ciptaning Budi


NIM : CKR0170205

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “Asuhan Keperawatan BBL Pada Bayi A Di Ruang Hesti ”. Di
susun untuk memenuhi syarat salah satu tugas seminar PKM I & II Tahun
Ajaran 2018-2019.
Makalah ini berisikan tentang asuhan keperawatan BBL bayi A di
Ruang Hesti.. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada teman teman, yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Serta kami sampaikan rasa terimakasih kepada Preseptor Klinik Ruang
Hesti Ibu Rosi Santi SST., M.Kes dan Perseptor Akademik Bapak Ns.
Nanang Saprudin S.kep.,M.Kep
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Cirebon, 25 Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ..........................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN.............................................................................
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI PERSALINAN .......................................................................
2.2 JENIS-JENIS PERSALINAN ..................................................................
2.3 SEBAB MULAINYA PERSALINAN .....................................................
BAB III KASUS & PEMBAHASAN
3.1 LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ...............................................
3.2 ANALISA PEMECAHAN MASALAH KEPERAWATAN BERBASIS
BUKTI ...................................................................................................
3.3 ANALISA MASALAH PRINSIP LEGAL ETIS DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN...................................................................................
3.4 ANALISA PENERAPAN FUNGSI ADVOKASI DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN..................................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN .........................................................................................
4.2 SARAN .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

JURNAL DILAMPIRKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Periode BBL (Normal) adalah masa 28 hari pertama kehidupan manusia, pada
masa ini terjadi proses penyesuaian system tubuh bayi intrauteri kekehidupan
ekstrauteri masa ini adalah masa yang perlu mendapatkan perhatian karena pada
masa ini terdapat mortalitas paling tinggi (Rudon 2009). Bayi normal yang
dilahirkan dirumah sakit maupun dklinik bersalin biasanya hanya mendapatkan
perawatan 2 – 3 hari perawatan. Selanjutnya dirumah sepenuhnya dilakukan oleh
ibu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan ini penulis
membuat rumusan masalah adalah “ Bagaimana asuhan keperawatan BBL
pada bayi A di Ruang Hesti?”

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui asuhan
keperawatan BBL pada bayi A di Ruang Hesti .
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menerapkan asuhan keperawatan pada BBL.
2. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermi.
3. Mencapai dan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan ini disusun secra sistematis yang terdiri dari 4 BAB
yaitu :
BAB I PENDAHULUAN : Latar belakang,rumusan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS :
BAB III KASUS &PEMBAHASAN : Laporan asuhan keperawatan, Analisis
pemecahan masalah keperawatan berbasis bukti (hasil bukti).
, Analisis masalah prinsip legal etis dalam pelayanan keperawatan, analisis
penerapan fungsi advokasi dalam
pelayanan keperwatan.

BAB IV PENUTUP : Kesimpulan dan saran.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42
minggu dengan berat badan lahir > 2500 gr.

2.2 TUJUAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


1. Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung
pernafasan.
2. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia.
3. Memastikan keamanan dan mencegah cidera / infeksi.
4. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual /potensial yang memerlukan
perhatian segera.

(Prawirohardjo Sarwono, 2009)

2.3 TRANSISI KEHIDUPAN EKSTRA UTERI


1. Periode Transisi
a. Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam kehidupan
yang akan dilalui seluruh bayi dengan mengabaikan usia gestasi
atas sifat persalinan dan melahirkan.
b. Pada periode pertama beraktivitas (segera setelah lahir) pernafasan
cepat (>80x/m) dan pernafasan cuping hidung sementara, retraksi
dan suara seperti mendengkur dapat terjadi.
c. Setelah respon ini bayi baru lahir menjadi lebih tenang, relaks dan
jatuh tertidur dalam 2 jam setelah kelahiran.
d. Periode kedua raktivitas dimulai waktu bayi bangun ditandai
dengan respon berlebihan dan stimulasi perubahan warna kulit dari
merah muda menjadi agak sianosis dan denyut jantung cepat.

2. Adaptasi Pernafasan
a. Pernafasan awal dipicu oleh faktor fisik, sensorik dan kimia.
b. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar antara 30-60 x/m
c. Sekresi lendir dari mulut dapat menyebabkan bayi batuk dan
muntah terutama selama 12-18 jam.
3. Adaptasi Kardiovaskuler
a. Berbagai perubahan anatomi berlangsung selama lahir.
b. Sirkulasi memperlambat yang menyebabkan aurosianosis.
c. Denyut nadi 120-160x/m pada saat bangun dan 100x/menit pada
saat tidur.
d. Raba-raba tekanan darah adalah 80/90 mmHg.

4. Perubahan Termoregulasi dan Metabolik


a. Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa denyut setelah kelahiran
karena lingkungan termal lebih dingin daripada lingkungan di
dalam uterus.
b. Suplay lemak subkutan yang terbatas pada area permukaan kulit
yang besar dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi
mudah menghantarkan panas pada lingkunan.
c. Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi
mulai konduksi, radiasi dan evaporasi.
d. Trauma dingin (cold stress) / hipotermi pada bayi baru lahir dalam
hubungannya dengan asidosi metabolik dapat bersifat mematikan
bahkan pada bayu cukup bulan yang sehat.

5. Adaptasi Gastro Intestinal


a. Enzim-enzim digestif aktif pada waktu lahir dan dapat menyokong
kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu.
b. Perkembangan otot dan reflek yang penting untuk menghantarkan
makanan yang sudah terbentuk waktu lahir.
c. Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai, pencernaan dan
absorbsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya enzim-enzim
pankreas dan lipase.
d. Kelenjar saliva imatur waktu lahir, sedikit saliva diolah sampai
bayi berusia 3 bulan.
e. Pengeluaran mekoneum yang merupakan tinja berwarna hitam
kehijauan, lengket dan darah samar diekskresikan dalam 24 jam
pertama pada 90% baru lahir normal.

6. Adaptasi Sistem Imun


a. Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu
masuk.
b. Imunitas sistem pelindung antara lain : respon inflamasi
berkembang biak secara kualitatif maupun kuantitatif, fagositosis
lambat, imonoglobium A (lg A) hilang dari saluran pernapasan dan
perkemihan.
7. Adaptasi Ginjal
a. Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama
setelah lahir dan 2 sampai 5 kali sehari pada 1-2 hari pertama
setelah itu mereka berkemih 5-20x dalam 24 jam.
b. Urine dapat keruh karena lendir dan garam asam urat, noda
kemerahan dapat diamati pada popok karena kristal asam urat.

(JHPIGO DEPKES, 2010)

2.4 PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR


Penilaian segera setelah bayi lahir
Penilaian bayi baru lahir dilakukan dengan menggunakan sistem nilai APGAR.

Gejala 0 1 2
Denyut jantung janin Tidak ada < 100 >100
Pernapasan Tidak ada Lemah, menangis Baik, menangis kuat
lemah Gerak aktif, reflek baik
Otot Lemas Reflek lemah Menangis
Seluruhnya merah
Reaksi terhadap rangsangan Tidak ada Menyeringai
Warna kulit Biru/pucat Badan merah,
ekstremitas pucat.

Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


1. Tanda Vital
a. Frekuensi pernapasan waktu bayi tenang pernafasan selama 60
detik sebelum menentukan denyut apeks frekuensi yang normal
adalah 30-60 x/m
b. Denyut jantung, hitung denyut apeks normalnya 120 x 160
x/menit
c. Suhu, ukurlah suhu bayi 30 menit sampai bayi stabil setelah itu
tetap 4 jam. Suhu aksila, selama kurang lebih 10 menit, kisaran
normal 36,40C – 37,2+oC. Suhu rektum (tidak disukai karena
resiko trauma pada mukosa).
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Muka
Besar kepala sesuai dengan proporsi tubuh, kesimetrisan
wajah diperiksa.

b. Ubun-ubun
1) Ubun-ubun anterior normalnya berbentuk berlian,
panjangnya 3-4 dan lebarnya 2-3 cm akan menutup pada
usia 18 bulan.
2) Ubun-ubun posterior normalnya berbentuk segitiga dan
lebih kecil ubun-ubun anterior akan menutup pada 8-12
minggu.
3) Ubun-ubun yang menonjol dan tegang dapat
menandakan tekanan intrakranial.
4) Ubun-ubun yang cekung menandakan karakteristik dari
dehidrasi.

c. Mata
Warna biasanya tampak biru/abu-abu disebabkan oleh
penipisan sklera.

d. Hidung dan mulut

Sekresi lendir jika berlebihan dapat merupakan indikasi


suatu fistola tracheo esofagus.

e. Telinga dan Leher


1) Telinga lendir dan fleksibel pada bayi cukup bulan,
telinga normalnya lembut dan dapat dilihat dan bila
dilakukkan ke depan kembali dengan cepat.
2) Ukuan leher normalnya pendek dengan banyak lipatan
tebal.
3) Telinga letak rendah (ujung atas telinga dibawah tinggi
di atas) dapat menandakan abnormalitas
kromosom/organ.

f. Dada
1. Normalnya adalah bulat dan simetris.
2. Pembesaran payudara dapat tampak 2-3 hari setelah lahir
disebabkan oleh hormon ibu.
3. Pernafasan normalnya dangkal, simetris dan sesuai dengan gerakan
abdomen.
4. Bayi nafas dapat menunjukkan ronchi basah dan ronchi kering.
f. Abdomen
i. Kontar abdomen normalnya adalah bulat dan menonjol
yang disebabkan oleh otot abdominal yang lemah.
ii. Tali pusat normalnya tampak putih dan seperti gelatin pada
beberapa jam pertama dengan dua arteri dan 1 vena, mulut
kering dalam beberapa jam.
iii. Genetalia
iv. Pada labia minora dapat ditemukan adanya verniks dan
smegma pada lekukan.
v. Labia mayora normalnya menutupi lablya minora dan
klitoris.
vi. Klitoris normalnya menonjol, keluaran vagina mungkin
dilakukan oleh hormon ibu.
vii. Extremitas
viii. Extremitas bagian atas normalya, flexi dengan baik dengan
gerakan yang simetris, reflek menggenggam normalnya
ada.
ix. Kelemahan otot lengan parsial / kompleks dapat
menandakan trauma.
x. Nadi branchialis normalnya ada.
xi. Estremitas bagian bawah normalnya pendek, bengkok dan
flexi dengan baik.
xii. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.
(Rustam Mochtar, 2010)

2.5 ASUHAN SEGERA BAYI BARU LAHIR


Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang segera diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran, sehingga besar bayi baru lahir akan
menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan / gangguan aspek-
aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir.
1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
2. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera
mungkin.

Hal yang dilakukan setelah melahirkan badan bayi :


1. Sambil secara cepat menilai pernafasannya, letakkan bayi dengan handuk
di atas perut ibu mencegah terhalangnya jalan udara, periksa ulang
pernafasan bayi.
2. Catatan : sebagian besar bayi akan menangis/bernafas secara spontan
diwaktu 30 detik setelah bayi lahir.

(JHPIEGO DEPKES, 2010)

2.6 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan awal bayi baru lahir, meliputi
1. Pencegahan infeksi
2. Penilaian awal
3. Pencgahan kehilangan panas
4. Rangsangan taktil
5. Asuhan tali pusat
6. Memulai pemberian ASI
7. Pemberian profilaksis terhadap gangguan pada mata.

(Prawirohardjo Sarwono, 2009)


BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1 Laporan Asuhan Keperawatan


I. Pengkajian
A. Biodata
1. Identitas Bayi
Nama : By. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : Hipotermi
Tanggal Lahir : 16 Februari 2019
Identitas Penanggung; Jawab
Nama : Ny A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Tamat SMU
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Astana Japura
Tgl. Masuk RS : 15 Februari 2019
Tgl pengkajian : 17 Februari 2019
Hub. Dengan bayi : Ibu
B. Keluhan utama pada bayi
Suhu rendah, intake nutrisi pada bayi kurang dari kebutuhan.
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Suhu bayi rendah 35,6 °C , intake nutrisi pada bayi kurang dari kebutuhan.
D. Riwayat Pengobatan Bayi
Saat bayi lahir diberikan injeksi NEO K (Vit K) untuk mencegah perdarahan,
salep mata agar tidak infeksi dan melakukan imunisasi HBO
. Keadaan Bayi
Keadaan umum : Stabil atau Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda- Tanda Vital : N : 140x/m
Spo2 : 98 %
RR : 46x/m
S : 35,6 °C
Ketuban (utuh/pecah) : Ketubah Pecah
Waktu Lahir : 16 Februari 2019, pukul 09.09
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nilai APGAR : 8/9
BB dan PB : 33,00 gr dan 52 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Kaput : Ada Kaput
Suhu : 35,6 °C
Anus : Terdapa Anus
Perawatan Tali Pusat : Ujung tali pusat dibersihkan dengan
alkohol suab
Perawatan Mata : Diberikan salep mata
Pemeriksaan head to toe

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Kepala dan Bentuk kepala


Wajah simetris.
- Bentuk wajah
bulat
- Alis mata
simetris
- Tidak ada lesi
- Tidak abdema

Leher - Tidak ada pembesaran


- tiroid
- Arteri berdenyut
teraba

Dada - Bentuk dada - Pengembangan Tidak ada Suara nafas


Paru-paru simetris paru normal cairan atau normal
- Tidak ada - Tidak ada udara berlebih vesikuler
pernapasan benjolan pada paru
dengan otot di daerah dada
dada
- Letak puting
susu sejajar

Jantung - Ictus cordis - Batas S1 : lub pada


teraba atas ICS 4 mid
pada klavikula
ICS 3 S2 : Dub pada
- Batas ICS 2 kiri dan
bawah kanan
pada
ICS 5

Abdomen bentuk abdomen - Abdomen lunak, Timpani kecuali Terdapat bising


a. Lambung simetris tidak ada nyeri redup pada hati, usus
b. Usus - Gerakan abdomen tekan. limfa, dan ginjal.
c. hati bersamaan dengan - Masa hati teraba
gerakan dada saat 2-3 cm
bernafas - Teraba limfa 1 cm
- Tidak ada arkus kosta kanan.
pembengkakan pada - Ginjal teraba 2-3
abdomen. cm dengan posisi
bayi terlentang
dan tungkai bayi
terlipat.

Anogenital - Ada klitoris


- Labia minora
ada,
mengikuti
labia mayora
- Warna
kemerah
merahan
(merah muda)
- Tidak ada
luka dan
oedema

Ekstremitas - Rentang - Ada humerus


a. Atas gerak bahu radius dan ulna
b. Bawah normal - Klavikula tanpa
- Refleks fraktur
genggam ada
- Jari kaki dan
tangan
lengkap
- Tidak ada
luka dan
oedema

Kulit warnanya kemerahan - Kulitnya lembut


- Tidak ada luka / lesiSuhunya hangat
Pola aktivitas bayi

Jenis Aktivitas Aktivitas Bayi Baru Lahir

1. Nutrisi ASI yang dibutuhkan untuk hari


pertama 60cc/kg BB selanjutnya
ditambah 30cc/kg BB
. Personal Hygiene Mandii 1x pada pagi hari
menggunakan sabun, air hangat, serta
mengganti pakaian
Tidur / istirahat Lama tidur bayi sekitar 16 – 20
jam/hari

4. Eliminasi - BAB 3-4x/hari


- Warna awal BAB hitam pekat,
lalu BAB yang kedua berwarna
hijau dan akan berubah menjadi
kuning
- BAK 5-6x/hari
- Warna kuning jernih

. Aktivitas - Bayi akan menangis ketika


lapar, BAB dan BAK
- -gerak aktif

Analisa data
Masalah Penyebab Data
Risiko hipotermi b.d BBL DS: -
adaptasi ekstra uterus Kulit tipis dan lemak DO: bayi lahir segera
subkutan menangis,
Tidak dapat menyimpan APGAR Score 8/9,
panas jenis kelamin laki laki,
Mudah kehilangan panas BB: 3700 gr,
Kedinginan PB: 52 cm
hipotermi LK: 34 cm
S: 36,6°C

Resiko gangguan BBL DS: -


kebutuhan nutrisi b.d Reflek menelan dan DO: keadaan umum
inntake yang tidak menghisap belum stabil, nangis kuat,
adekuat Intake nutrisi tidak gerak aktif, reflek
adekuat hisap kurang kuat, ASI
Asupan gizi kurang sedikit
Sel sel kekurangan
nutrisi
Kerusakan sel
Penurunan BB
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

II. Diagnosa Keperawatan Prioritas


a. Resiko Hipotermi berdasarkan adaptasi ekstra uterus
b. Resiko gangguan nutrisi berdasarkan intake yang tidak adekuat
Rencana asuhan keperawatan
NoDiagnosa Tujuan Intervensi Rasional Evaluasi

Resiko Setelah - Letakkan - Menjaga S: -


Hipotermi dilakukan bayi suhu bayi O: Keadaan
berdasarkantindakan ditempat agar tetap umum
adaptasi keperawata yang hangat stabil,
ekstra n selama hangat - Mengetahui nangis kuat,
uterus 1x24 jam - Observasi tanda tanda gerak aktif,
hipotermi TTV vital bayi refleks
tidak terjadi - Hisap - Menghidari hisap kuat
dengan lendir perdarahan A: Resiko
kriteria - Jaga dan infeksi Hipotermi
S: 36 - kehangatan b.d adanya
37,5°C bayi kegagalan
- Kolaborasi peningkata
pemberian n suhu
injek Neo tubuh
K dan salep P: lanjutkan
mata intervensi

2. . Resiko Setelah - observasi - Mengetahui S: -


gangguan dilakukan TTV tanda tandaO:
nutrisi tindakan - Latih vital bayi keadaan
berdasark keperawat netek - Untuk umum
an intake an 1x24 - Beri ASI merangsangstabil,
yang tidakjam, dengan payudara nangis
adekuat diharapka teknik agar kuat,
n nutrisi yang tepat memprodukgerak
dipenuhi - Timbang si ASI juga aktif,
berat agar bayi reflek
badan bayi belajar hisap kuat
kembali A: Resiko
menyusu gangguan
kebutuhan
nutrisi
berdasark
an intake
yang tidak
adekuat
P:
lanjutkan
intervensi

Implementasi keperawatan
No Dx Tgl & jam Implementasi Evaluasi TTD
1. I 17/02/2019 - meletakkan bayi Resiko
21:30 ditempat yang hangat hipotermi tidak
- mengobservasi terjadi
TTV
- menghisap lendir
- menjaga
kehangatan bayi
- berkolaborasi
pemberian injek Neo K
dan salep mata

2 II 17/02/2019 - mengobservasi Nutrisi bayi


21:30 TTV dapat terpenuhi
- melatih netek
- memberi ASI
dengan teknik
yang tepat
- menimbang berat
badan bayi
-

3.2 Analisis Pemecahan Masalah Keperawatan Berbasis Bukti (Hasil Bukti)


3.3 Analisis Masalah Prinsip Legal Etis Dalam Pelayanan Keperawatan

a) Autonomy (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Dalam implementasinya perawat
memberikan pilihan untuk melakukan imunisasi di rumah sakit atau di puskesmas
dan keputusannya di buat oleh orang tua bayi A.
b) Beneficience (Berbuat baik)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Dalam
implementasinya perawata melakukan tindakan keperawatan yang baik untuk
merawat bayi.

c) Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Dalam
implementasinya perawat memberikan perawatan yang sama pada bayi A seperti
pada bayi lainnya.

d) Nonmaleficience (Tidak merugikan)


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien. Dalam implementasinya perawat menjaga bayi dengan baik agar terhindar
dari bahaya sehingga bayi A tidak dirugikan.

e) Veracity (Kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Dalam implementasinya
perawat memberikan informasi kesehatan bayi A pada keluarganya dengan
terbuka agar keluarga bayi A menegtahui kedaaan sebenarnya bayi A.

f) Fidelity (Menepati janji)


Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Dalam implementasinya perawat harus bisa
menjaga komitmen yang telah dibuat bersama parang tua bayi A.
g) Confidentiality (Karahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Dalam implementasinya perawat harus bisa menjaga
informasi tentang bayi A dan hanya boleh diketahui oleh dokter, perawat, orang
tua ataupun keluaga yang sudah ditentukan.

h) Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Dalam implementasinya perawat harus bertanggung jawab atas semua tindakan
yang dilakukan kepada bayi A.
3.4 Analisis Penerapan Fungsi Advokasi Dalam Pelayanan Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai