Anda di halaman 1dari 4

29

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Pre Anestesi

Sebelum anestesi dan operasi ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Hal itu

antara lain meliputi penilaian pasien, persiapan pasien, persiapan obat anestesi dan

peralatan yang diperlukan. Penilaian dan persiapan penderita diantaranya meliputi

penilaian klinis penanggulangan keadaan darurat, penyulit anestesi, serta informasi

penyakit yang berupa anamnesis/alloanamnesis kejadian penyakit, kondisi pasien

saat ini yang dapat mempersulit proses anestesi, misalnya batuk, pilek, sesak dan

adanya gigi palsu. Keadaan B6 (Breath, Blood, Brain, Bladder, Bowell, Bone),

Riwayat alergi, asma, hipertensi, diabetes mellitus, operasi sebelumnya, komplikasi

transfusi darah (bila pernah mendapatkan transfusi) dan waktu dimulainya puasa

(mencegah regurgitasi atau muntah)

Anamnesa ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pasien untuk di anastesi

dan adanya penyulit yang dapat menyebabkan keadaan darurat saat diberikan obat

anestesi. Pada kasus ini, pasien digolongkan pada ASA 1, karena pasien dalam

keadaan baik, tidak ada gangguan organik, fisiologis atau kejiwaan, pasien juga

tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

4.2 Dasar Pemilihan Jenis Anestesi

Rencana jenis anestesi yang akan dilakukan yaitu general anestesia karena

posisi operasi berada pada ekstremitas atas. General anestesi pada pasien ini

menggunakan kombinasi induksi intravena dan inhalasi. Induksi intravena yang

digunakan pada pasien ini yaitu propofol 100mg karena onset propofol yang cepat
30

yaitu sekitar 30-60 detik. Agen inhalasi rumatan pada pasien ini menggunakan

isofluran 1-2%, karena isofluran proses induksi dan pemulihannya relatif cepat,

tidak menimbulkan mual-muntah dan tidak menimbulkan menggigil pasca anestesi.

Untuk menjaga airway selama operasi menggunakan pipa endotrakeal dengan nafas

kendali karena perkiraan waktu operasi Open Reduction Interna Fixation yang

lama.

4.3 Pemberian Premedikasi dan Induksi

Premedikasi

Sebelum obat induksi anestesi diberikan pasien diberi obat premedikasi yaitu

sedasi berupa Midazolam 2 mg yang berfungsi sebagai penenang. Pemilihan

midazolam untuk premediksi yaitu karena midazolam merupakan obat sedatif yang

memiliki efek amnesi terkuat, selain itu onset dan durasinya juga lebih cepat. Untuk

analgesik diberikan Fentanyl 100 mcg karena merupakan analgesik yang sangat

kuat, dan onsetnya cepat. Obat pelumpuh otot menggunakan atracurium 25 mg

karena onsetnya yang cepat yaitu 2-3 menit dan durasinya yang panjang berkisar

15-35 menit.

Induksi

Pada kasus ini obat induksinya menggunakan injeksi Propofol 100 mg, onset

propofol yaitu sekitar 30-60 detik dengan durasi sekitar 4-5 menit. Karena durasi

dari propofol yang cepat, maka pada pasien ini diberikan rumatan anestesi

menggunakan inhalasi isofluran 1%-2%.


31

4.4 Post Operatif

Setelah operasi selesai dan pasien dalam keadaan sadar, pasien dipindahkan

ke recovery room dan diobservasi berdasarkan Aldrete Score karena anestesinya

merupakan anestesi umum. Jika Aldrete Score ≥ 8 dan tanpa ada nilai 0 atau Aldrete

Score > 9, maka pasien dapat dipindahkan ke bangsal ruang pasien semula. Pada

pasien ini didapatkan Aldrete Score 10, maka pasien bisa dipindahkan ke ruangan.
32

Anda mungkin juga menyukai