BAHAN PENGAWET
M.Atilla Danadyaksa(9J/14) , Nazara Syita Anahda (9J/23) , Putri Nirwana Lestari 9J/25)
TAHUN PELAJARAN
2019/2020
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Buah naga yang sering disebut juga kaktus manis/madu adalah buah dari Meksiko,
Amerika Tengah yang memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan, yakni
dapat mencegah diabetes dan meningkatkan daya tahan tubuh, memiliki akan kaya
kandungan antioksidan serta senyawa metabolit sekunder pada kulitnya yang dapat
dimanfaatkan untuk melakukan pengujian terhadap makanan untuk mengetahui apakah
makanan itu mengandung borax atau tidak.
Sejak lama, boraks disalah gunakan oleh produsen nakal untuk pembuatan kerupuk beras,
mie, lontong (sebagai pengeras), ketupat (sebagai pengeras), bakso (sebagai pengenyal
dan pengawet), kecap (sebagai pengawet), bahkan pembuatan bubur ayam (sebagai
pengental dan pengawet). Padahal fungsi boraks yang sebenarnya adalah digunakan dalam
dunia industri non pangan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu,
antiseptik, dan pengontrol kecoa (Suhanda, 2012). Sering mengkonsumsi makanan
berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak,
boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem
saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal,
pingsan bahkan kematian (Nasution, 2009). Namun, kita dapat melakukan pembuktian
dengan memanfatkan kulit buah naga sebagai pendeteksi kandungan borax pada makanan.
Bahan alami yang mengandung antosianin seperti ubi jalar ungu, stroberi, buah naga dan
anggur dapat sebagai indikator sederhana pengujian formalin pada makanan (Nurman dkk).
Identifikasi formalin menggunakan ekstrak kulit buah naga terbukti dapat mendeteksi
formalin pada beberapa sampel makanan ( Dewi Sinta R. 2019).
III. ALAT DAN BAHAN
Tisu
Air
Pisau
IV. LANGKAH-LANGKAH
Apabila tisu berubah warna menjadi warna merah muda atau tetap putih , artinya makanan
itu tidak mengandung formalin/borax
V. HASIL
Berdasarkan pengamatan, warna pada tisu yang diberikan pada baskom berisi
pengujian pada bakso dan mie menghasilkan warna putih.
VI. PEMBAHASAN
Pada pengujian makanan, apabila tisu berubah warna menjadi warna merah atau ungu
pudar, artinya makanan itu mengandung formalin/borax dan apabila tisu berubah warna
menjadi warna merah muda atau tetap putih , artinya makanan itu tidak mengandung
formalin/boraks. Pada pengujian makanan bakso dan mie instans, didapatkan warna tisu
tetap putih saat dilakukan pendiaman pada air selama 10 menit , hal ini dapat disimpulkan
bahwa mie instans dan bakso tidak mengandung formalin atau boraks sebagai bahan
pengawetnya dan tidak menghawatirkan apabila dikonsumsi.
VII. SIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan percobaan, kulit buah naga dapat dimanfaatkan sebagai
pendeteksi makanan berboraks atau berformalin dengan menggunakan tisu sebagai bahan
pembantunya dikarenakan kulit buah naga mengandung senyawa metabolit sekunder.
Apabila tisu berubah warna menjadi warna merah atau ungu pudar, artinya makanan itu
mengandung formalin/borax dan apabila tisu berubah warna menjadi warna merah muda
atau tetap putih , artinya makanan itu tidak mengandung formalin/boraks.
Suhanda, Rikky. 2012. Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang Dijual
di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Nasution, Anisyah. 2009. Analisa Kandungan Boraks Pada Lontong Di Kelurahan Padang Bulan Kota
Medan Tahun 2009. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Widyaningsih, Tri D. dan Murtini, ES. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan.
Jakarta: Trubus Agrisarana
Dewi Sinta R. 2019 IDENTIFIKASI FORMALIN PADA MAKANAN MENGGUNAKAN EKSTRAK KULIT BUAH
NAGA. Samarinda Kalimantan Timur : Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi, Universitas
Muhammadiyah
Nuhman dkk, diunduh pada Hari Sabtu tanggal 3 Agustus 2019 pukul 8.40. PEMANFAATAN EKSTRAK
ANTOSIANIN DARI BAHAN ALAM UNTUK IDENTIFIKASI FORMALIN PADA TAHU PUTIH,
Surabaya:Universitas Hang Tuah Surabaya.