Anda di halaman 1dari 7

PENDETEKSI FORMALIN DAN BORAX PADA MAKANAN SEBAGAI

BAHAN PENGAWET

M.Atilla Danadyaksa(9J/14) , Nazara Syita Anahda (9J/23) , Putri Nirwana Lestari 9J/25)

SMP NEGERI 2 DEMAK

Jl. Sultan Fatah no. 84 Demak, Jawa Tengah.

TAHUN PELAJARAN
2019/2020
I. LATAR BELAKANG MASALAH

Makanan merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan hidup manusia untuk


mendapatkan energy dan nutrisi. Makanan mengandung unsur/senyawa seperti air,
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim dan pigmen pigmen lain yang dibutuhkan oleh
tubuh. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit untuk melakukan aktivitas sehari-harinya.
Namun, setiap jenis makanan mempunyai daya simpan yang berbeda beda setiap jenisnya
sebagai pembatas waktu konsumsi, hal inilah yang membuat adanya pengawetan makanan
untuk memperpanjang daya simpan dan mempertahankan sifat fisik dan kimia
makanan.adapun cara cara pengawetan makanan memiliki berbagai metode, seperti
metode fisik yakni : pemanasan, pendinginan, pengasapan, pengasinan dll. Serta secara
biokimia seperti : penambahan enzim, pemanisan, dll. Macam-macam bahan pengawet
yang aman untuk ditambahkan ke dalam makanan seperti jenis kalsium benzoate, sulfur
dioksida, kalium nitrin dan asam sorbet. Namun di era sekarang, penggunaan bahan
pengawet telah melanggar peraturan. Formalin dan borax yang digunakan sebagai
pengawet mayat justru ditambahkan sebagai bahan pengawet makanan, justru hal ini tidak
baik untuk dilakukan karena nantinya makanan yang dikonsumsi akan mengganggu
kesehatan.

Buah naga yang sering disebut juga kaktus manis/madu adalah buah dari Meksiko,
Amerika Tengah yang memiliki banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan, yakni
dapat mencegah diabetes dan meningkatkan daya tahan tubuh, memiliki akan kaya
kandungan antioksidan serta senyawa metabolit sekunder pada kulitnya yang dapat
dimanfaatkan untuk melakukan pengujian terhadap makanan untuk mengetahui apakah
makanan itu mengandung borax atau tidak.

II. KAJIAN TEORI

Sejak lama, boraks disalah gunakan oleh produsen nakal untuk pembuatan kerupuk beras,
mie, lontong (sebagai pengeras), ketupat (sebagai pengeras), bakso (sebagai pengenyal
dan pengawet), kecap (sebagai pengawet), bahkan pembuatan bubur ayam (sebagai
pengental dan pengawet). Padahal fungsi boraks yang sebenarnya adalah digunakan dalam
dunia industri non pangan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu,
antiseptik, dan pengontrol kecoa (Suhanda, 2012). Sering mengkonsumsi makanan
berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak,
boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem
saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal,
pingsan bahkan kematian (Nasution, 2009). Namun, kita dapat melakukan pembuktian
dengan memanfatkan kulit buah naga sebagai pendeteksi kandungan borax pada makanan.
Bahan alami yang mengandung antosianin seperti ubi jalar ungu, stroberi, buah naga dan
anggur dapat sebagai indikator sederhana pengujian formalin pada makanan (Nurman dkk).
Identifikasi formalin menggunakan ekstrak kulit buah naga terbukti dapat mendeteksi
formalin pada beberapa sampel makanan ( Dewi Sinta R. 2019).
III. ALAT DAN BAHAN

Kulit Buah Naga

Tisu

Bakso dan Mie (makanan penguji)


Baskom

Air

Pisau

IV. LANGKAH-LANGKAH

1. Beri air pada baskom


2. Potong kulit buah naga dan masukkan kedalam baskom

3. Masukkan makanan yang akan diuji

4. Diamkan selama 10 menit

5. Gunakan tisu untuk melakukan pengujian


Apabila tisu berubah warna menjadi warna merah atau ungu pudar, artinya makanan itu
mengandung formalin/borax

Apabila tisu berubah warna menjadi warna merah muda atau tetap putih , artinya makanan
itu tidak mengandung formalin/borax

V. HASIL

Berdasarkan pengamatan, warna pada tisu yang diberikan pada baskom berisi
pengujian pada bakso dan mie menghasilkan warna putih.

VI. PEMBAHASAN

Pada pengujian makanan, apabila tisu berubah warna menjadi warna merah atau ungu
pudar, artinya makanan itu mengandung formalin/borax dan apabila tisu berubah warna
menjadi warna merah muda atau tetap putih , artinya makanan itu tidak mengandung
formalin/boraks. Pada pengujian makanan bakso dan mie instans, didapatkan warna tisu
tetap putih saat dilakukan pendiaman pada air selama 10 menit , hal ini dapat disimpulkan
bahwa mie instans dan bakso tidak mengandung formalin atau boraks sebagai bahan
pengawetnya dan tidak menghawatirkan apabila dikonsumsi.

VII. SIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dan percobaan, kulit buah naga dapat dimanfaatkan sebagai
pendeteksi makanan berboraks atau berformalin dengan menggunakan tisu sebagai bahan
pembantunya dikarenakan kulit buah naga mengandung senyawa metabolit sekunder.
Apabila tisu berubah warna menjadi warna merah atau ungu pudar, artinya makanan itu
mengandung formalin/borax dan apabila tisu berubah warna menjadi warna merah muda
atau tetap putih , artinya makanan itu tidak mengandung formalin/boraks.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Suhanda, Rikky. 2012. Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang Dijual
di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Nasution, Anisyah. 2009. Analisa Kandungan Boraks Pada Lontong Di Kelurahan Padang Bulan Kota
Medan Tahun 2009. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Widyaningsih, Tri D. dan Murtini, ES. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan.
Jakarta: Trubus Agrisarana

Dewi Sinta R. 2019 IDENTIFIKASI FORMALIN PADA MAKANAN MENGGUNAKAN EKSTRAK KULIT BUAH
NAGA. Samarinda Kalimantan Timur : Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi, Universitas
Muhammadiyah

Nuhman dkk, diunduh pada Hari Sabtu tanggal 3 Agustus 2019 pukul 8.40. PEMANFAATAN EKSTRAK
ANTOSIANIN DARI BAHAN ALAM UNTUK IDENTIFIKASI FORMALIN PADA TAHU PUTIH,
Surabaya:Universitas Hang Tuah Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai