Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Dalam pelaksanaan penelitian terhadap ternak ruminansia sering


menggunakan ternak yang masih hidup. Penggunaan ternak yang masih hidup ini
dimaksudkan untuk memperoleh data yang akurat sesuai tujuan. Ternak ruminansia
termasuk jenis hewan coba memiliki kontribusi yang besar dalam mengkaji bahkan
menginduksi berbagai pengembangan ilmu terutama untuk ilmu-ilmu hewan.

Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting


dari kegiatan peternakan. Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui
tingkat kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak tersebut. Pada dasarnya
tekhnik pengambilan sampel darah pada berbagai jenis ternak hampir sama.
Perbedaan yang mendasar hanya pada tempat pengambilan sampel darah dan ukuran
jarum yang digunakan. Namun pada prosedur dan tehniknya hampir sama.Posisi
ternak yang akan diambil sampel darahnya harus dalam posisi yang nyaman dan
kondisi ternak tenang. Selain akan mempermudah dalam pengambilan sampel darah,
juga akan lebih meminimalisir rasa sakit pada ternak dan hal tersebut merupakan
salah satu kaidah “animal welfare” atau yang biasa di sebut kesejahteraan hewan.
Untuk sebagian ternak yang ukuran tubuhnya agak besar sehingga susah untuk
diposisikan dalam posisi yang tepat, maka bisa digunakan penjepit atau kerangka.
Namun untuk ternak yang ukuran tubuhnya kecil maka cukup dipegang oleh
praktikan pada bagian tertentu.

Dalam pemeliharaan ternak,salah satu faktor penghambat yang sering


dihadapi adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan
tidak lagi berternak akibat adanya kematian pada ternaknya.upaya pengendalian
penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara
pemeliharaan yang baik sehingga peternak memperoleh pendapatan secara
maksimal. Upaya pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha
pencegahan penyakit atau pengobatan pada ternak yang sakit. Namun demikuan
usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatanya
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa Tujuan Pengambilan Darah Pada Hewan?

2. Bagaimana cara pengambilan Darah Pada Ruminansia?

1.3 TUJUAN PRAKTIKUM

Pada dasarnya praktikan diagnose mengikuti praktikum ini hanya untuk


mengetahui dan mampu mengmbil darah pada hewan , dan mengetahui dimana saja
darah itu diambil sesuai dengan penggunaan darah tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya darah merupakan adalah cairan yang ada di dalam tubuh
manusia ataupun hewan yang berfungsi untuk alat transportasi zat zat yang ada di
dalam tubuh seperti O2 , CO2, hormon dan lain sebagainya. Prosedur dalam
pengambilan darah sampel darah perlu juga diperhatikan supaya proses pengambilan
sampel darah berjalan lancar tanpa melukai tubuh hewan. Alat pengambilan darah (
jarum suntik ) mempunyai berbagai macam ukuran dan disesuaikan dengan jenis
hewan yangakan diambil sampelnya, sehingga dapat memaksimalkan hasil
pengambilan sampel darah (Zein Dan Dewi,2013)

Koleksi darah dapat dilakukan pada ternak pada posisi berdiri, duduk
maupun berbaring, dalam keadaan tenang. Darah diambil melalui vena jugularis
dengan terlebih dahulu membersihkan bulu dan memberi antiseptik. Pastikan bahwa
vena jugularis terlihat dengan jelas. Pengambilan sampel darah pada ruminansia
(sapi,kerbau,kambing,dan domba) dapat dilakukan melaluipembuluh darah balik
pada bagian leher ( vena jugularis) sedangkan pada hewan lain seperti gajahlebih
efektif diambil dari pembuluh darah telinga. Pengambilan darah pada mamalia kecil
seperti kucing,anjing,kancil,kangguru,dan lain-lain dapat diambil dari pemebuluh
darah pada telinga (Hartatik,2015)

Saat melakukan pengambilan darah, kepala ternak dipegang dan lorehkan


kearah kanan atau kiri. Tekan pangkal leher dengan ibu jari agar darah yang
mengalir melalui vena jugularis terbendung. Bersihkan daerah yang akan ditusuk
dengan kapas antiseptik yang telah dibasahi alkohol yangbertujuanuntuk menjaga
agar tidak terkena bakteri atau yang dapat menginfeksi sekitar pengambilan darah
tersebut.Setelah dibersihkan, syringe atau jarum ditusukkan di bagian vena jugularis.
Penusukan ini dilakukan dalam keadaan steril dengan kemiringan sekitar 300o
kearah atas pembuluh darah jika belum terhisap darahnya, berarti jarum belum
masuk ke dalam pembuluh darah (Sumantri Dkk,2005)

Pengambilan sampel darah untuk ekstraksi dna dari berbagai populasi


sebanyak 470 sampel dan 127 sampel yang berasal dari balai nasionalinseminasi
buatan dan balai inseminasi buatan regional beserta data sperma. Frekuensi alel pada
sapibali adalah alel a (0,000) dan alel b (1,000). Tidak ditemukannya alel a
menunjukkan gen fsh betasubunitpada sapi bali bersifat monomorfik. Hasil yang
berbeda pada sapi brahman, fh, simmental danlimousin yang bersifat polimorfik
dengan adanya alel a dan b. Heterozigositas pengamatan tertinggipada sapi limousin
( 0,318) dan heterozigositas harapan tertinggi pada sapi simmental (0,420). Nilaichi-
square tidak berpengaruh nyata pada sapi bali dan simmental, namun pada sapi
brahman, fh danlimousin berpengaruh nyata (Ishak Dkk,2011)

Pengambilan sampel darah menggunakan disposable syringe dan tabung


vacutainer hepharine masing-masing sebanyak 5 ml dari vena jugularis.analisis
menggunakan teknologi pcr (polymerasechain reaction) dan elektroforesis ; meliputi
isolasi dan ekstraksi dna dengan metode rdge (seremi, 2007) dan kit, amplifikasi dna
menggunakan 6 macam primer mikrosatelit dan visualisasi produk pcr dengan
elektroforesis gel agarose. Variabel yang diamati meliputi jumlah dan ukuran alel,
frekuensi alel, rataan heterozigositas, jarak genetik dan keragaman gen
perlokus(Hartati Dkk,2010)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL

3.1.1 STATUS PRESENT


1. keadaan umum
a.gizi : Baik
b.temperamen : Baik
c.habitus :

2. a.frekuensi nafas : 68 x/ menit


b.frekuensi pulsus :112x/menit
c.suhu tubuh :32,9˚C

3. Kulit dan bulu : Turgor baik bulu rontok


4. Selaput lender : Baik, hidung lembab, mukosa mata lembab
5. Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
6. Alat pernafasan : Normal, tidak ada gangguan
7. Alat kelamin : Normal, tidak ada kelainan
8. Alat pencernaan : Baik,
9. Alat peredaran darah : baik, normal
10. Urat saraf : Normal ada rangsangan refleks
11. Anggota gerak : Normal, Lengkap

3.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami menggunakan hewan coba yang berada di
kampus B , yaitu kambing, sebelum kami praktikum setiap kelompok nya
diharuskan memilih hewan (kambing) yang akan di ambil darah nya, sebelum
pengambilan darah terlebih dahulu kami ukur suhu,prekuensi nafas, frekuensi
pulsus,suhu tubuh, dll. Hewan coba kami ini agak stress karena jarang mendapati
suasana keramaian yang mana habituasinya adalah perkandangan dan juga hewan
yang kami ujikan merupakan anak kambing yang sangat masih belia kemungkinan
juga suhu tubuh nya belum stabil dan predaran darah nya masih blum stabil
dikarenakan masa pertumbuhan ( anak-anak)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 kesimpulan

Cara pengambilan darah pada ruminansia adalah Saat melakukan


pengambilan darah, kepala ternak dipegang dan lorehkan kearah kanan atau kiri.
Tekan pangkal leher dengan ibu jari agar darah yang mengalir melalui vena jugularis
terbendung. Bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan kapas antiseptik yang telah
dibasahi alkohol yangbertujuanuntuk menjaga agar tidak terkena bakteri atau yang
dapat menginfeksi sekitar pengambilan darah tersebut.Setelah dibersihkan, syringe
atau jarum ditusukkan di bagian vena jugularis. Penusukan ini dilakukan dalam
keadaan steril dengan kemiringan sekitar 300o kearah atas pembuluh darah jika
belum terhisap darahnya, berarti jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah.
Pengambilan sampel darah pada ruminansia (sapi,kerbau,kambing,dan domba) dapat
dilakukan melaluipembuluh darah balik pada bagian leher ( vena jugularis)
sedangkan pada hewan lain seperti gajahlebih efektif diambil dari pembuluh darah
telinga. Pengambilan darah pada mamalia kecil seperti
kucing,anjing,kancil,kangguru,dan lain-lain dapat diambil dari pemebuluh darah
pada telinga

Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting


dari kegiatan peternakan. Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui
tingkat kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak tersebut. Pada dasarnya
tekhnik pengambilan sampel darah pada berbagai jenis ternak hampir sama.
Perbedaan yang mendasar hanya pada tempat pengambilan sampel darah dan ukuran
jarum yang digunakan. Namun pada prosedur dan tehniknya hampir sama.Posisi
ternak yang akan diambil sampel darahnya harus dalam posisi yang nyaman dan
kondisi ternak tenang

4.2 SARAN

Semoga lab diagnosa semakin baik lagi dan semua letting 16 yang
mengambil mata kuliah ini lulus dengan nilai yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati.Sumadi.Subandriyo. Tety Hartatik.2010. Keragaman Morfologi Dan


Diferensiasi
Genetik Sapi Peranakan Ongole Di Peternakan Rakyat.Jitv.15(1):73.
Hartatik Tety.2015.Analisis Genetika Molekuler Sapi Madura.Gadjah Mada
University
Press.Yogyakarta.
Ishak , A.B.L.,C. Sumantri. R. R. Noor. I. Arifiantini3.2011. Identification Of
Polymorphism
Of Fsh Beta-Subunit Gene As Sperm Quality Marker In Bali Cattle Using
Pcr-Rflp.J.Indonesian Trop.Anim.Agric:221.
Sumantri, Cece. R.R.A. Maheswari. A. Anggraeni. K. Diwyanto. Farajallah2.2005.
Pengaruh
Genotipe Kappa Kasein (Κ-Kasein) Terhadap Kualitas Susu Pada Sapi
Perah Fh Di Bptu Baturraden. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan
Veteriner:358.
Zein, M.S.A., D.M. Prawiradilaga.Dna Barcode Fauna Indonesia. Kencana. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai