Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Pada hasil pengkajian pada pasangan usia subur (PUS) Ny “I” dan Tn. “R” didapatkan hasil
bahwa pasangan ini telah menikah 16 tahun, dan memiliki 2 orang anak. Ny “I” pernah
mengalami 2 kali keguguran pada kehamilan pertama dan kedua, saat ini mereka ingin
merencanakan kehamilan kembali akan tetapi menunggu anak terakhir berusia 2,5 tahun
sehingga untuk sementara ini Ny “I” dan Tn. “R” ingin menggunakan alat kontrasepsi dimana
saat berhenti menggunakan alat kontrasepsi tersebut dapat segera hamil lagi. Sebelumnya Ny. “I”
sudah pernah memakai KB suntik 3 bulan sejak kelahiran anak kedua. Mereka ingin
merencanakan kehamilan sebelum Ny “I” berusia 35 tahun dikarenakan pada usia 35 tahun
wanita lebih banyak memiliki resiko dalam kehamilan. Ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun
lebih beresiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila hamil pada usia normal, yang biasa terjadi
sekitar 21-30 tahun. Faktor usia tua menyebabkan resiko timbulnya penyakit-penyakit yang
menyertai dan menyebabkan kemampuan untuk melahirkan (fertilitas) menurun.
Dari hasil anamnesa riwayat kesehatan atau penyakit yang diderita sekarang dan dahulu
didapatkan Ny “I” tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, DM,
asma, epilepsi, hepatitis, TBC, penyakit kelamin ( PMS) dan penyakit HIV/ AIDS. Dan dalam
riwayat penyakit keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, asma
dan epilepsi. Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang mengandung hormon sehingga
dapat mempengaruhi metabolisme dalam tubuh. Maka dalam memilih kontrasepsi harus
dipastikan terlebih dahulu apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit yang menjadi
kontraindikasi pemakaian KB hormonal.
Dari pengkajian riwayat menstruasi didapatkan hasil menstruasi normal yaitu Ny “I” dalam
setiap bulan rutin menstruasi dan siklus menstruasi 28 hari, lama menstruasi 7 hari. Diluar
menstruasi kadang-kadang Ny “I” tetap mengalami spotting akan tetapi tidak mengalami
keputihan. Spotting yang dialami Ny “I” yaitu normal terjadi pada penggunaan KB hormonal,
spotting adalah perdarahan bercak atau tetesan darah diluar siklus menstruasi yang disebabkan
karena penipisan edometrium dan merupakan salah satu efek samping dari KB hormonal.
Dari hasil pengkajian riwayat obstetri Ny “I” pernah mengalami abortus 2 kali pada
kehamilan pertama dan kedua. Pernikahan Ny “I” dan Tn “R” dilakukan saat Ny “I” berusia 17
tahun, dimana ibu hamil <20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan
perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil. Penyulit pada
kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat antara 20-
30 tahun. (Manuaba et al., 2014)
Dari pengkajian riwayat gynekologi Ny “I” tidak pernah dan tidak sedang menderita
endometriosis, TORCH, mioma, kista dan PCOS. Dan pada status imunisasi yaitu pada imunisasi
TT sudah lengkap akan tetapi klien belum pernah imunisasi hepatitis B, rubella, varicella, HPV
dan ifluensa. Frekuensi seksual PUS ini adalah 1-2 kali dalam seminggu.
Dari pengkajian nutrisi kebiasaan makan Ny “I” adalah 3 kali dalam sehari dengan menu
makanan gizi seimbang. Dalam gizi Seimbang terdapat panduan keragaman pangan serta porsi
yang dianjurkan untuk dikonsumsi setiap kali makan. Konsep ini dikenal sebagai "Isi Piringku"
dan dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 41 Tahun 2014. Untuk satu kali makan,
dalam 1 piring yang kita gunakan untuk makan, bagilah piring menjadi 2 bagian sama besar.
Lalu, isilah 2/3 bagian dari setengah piring masing-masing untuk makanan pokok dan untuk
sayuran, dan 1/3 bagian dari setengah piring masing-masing untuk lauk-pauk dan untuk buah.
Dalam satu hari, kita dianjurkan untuk makan sumber karbohidrat 3-4 porsi, makan sayur 3-4
porsi, buah 2-3 porsi, makanan sumber protein hewani dan nabati 2-4 porsi. Dalam pengolahan
makanan biasanya oleh klien dicuci dan dipotong terlebih dahulu.
Dalam pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmmHg, pernafasan 20 kali/
menit, Nadi 86x/ menit, suhu 36,8ºC, BB saat ini 148 kg, TB 66 cm dan Lila 33 cm. Pada
pemeriksaan laboratorium, Ny “I” pernah periksa gologan darah dan Hb pada mei 2017 dan
hasilnya golongan darah O dan kadar Hb 11,9 gr/dL, terakhir melakukan pemeriksaan gula darah
pada juni 2018 hasilnya 67, dan pernah melakukan pemeriksaan HIV dan HbsAg terakhir pada
bulan mei 2017 dengan hasil negatif (-).
Setelah dilakukan penyuluhan oleh mahasiswa profesi Poltekkes Kemenkes Malang tentang
macam-macam KB yang dapat dipilih ibu untuk menunda kehamilan dalam perencanaan
kehamilan berikutnya, ibu lebih tertarik untuk memilih KB nonhormonal yaitu KB kalender.
Dalam riwayat pemakaian KB terdahulu, ibu sudah pernah menggunakan KB kalender
sebelumnya setelah kelahiran anak pertama, dan ibu berhasil menggunakan KB kalender dalam
jangka waktu 1,5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai