Anda di halaman 1dari 6

PENGINFEKSIAN SPODOPTERA LITURA MULTIPLE

NUCLEOPOLYHEDROSIS VIRUS (SpLtMNPV) TERHADAP


MORTALITAS ULAT GRAYAK (Spodoptera litura )

Putri Dwi Astuti (16030204051), Dwi Wahyu Agustina (16030204055), Dzurrotul Firdaus (16030204058),
Mellany Wahyu Iryanti (16030204060), Dian Nur Khayati (16030204063)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Salah satu insekta yang sering dianggap sebagai hama yang sangat merugikan adalah Spodoptera litura.
Hama ini dapat dikendalikan dengan agen biologis berupa virus. Virus yang sedang dikembangkan
sebagai bioinsektisida adalah SpltMNPV (Spodoptera litura multiple nucleopolyhedrosis virus). Jumlah ulat
yang mati akibat terinfeksi Spodoptera Litura Multiple Nucleopolyhedrosis Virus (SpltMNPV) yaitu
pada instar 3 sebanyak 10 ekor (33,3%), pada instar 4 sebanyak 12 ekor (40%) dan pada instar 5 sebanyak
8 ekor (26,7%) dengan total keseluruhan 30 ekor ulat (18,2%) yang mati dari 165 ekor ulat. Hasil
perhitungan jumlah koloni virus didapat pada instar 3 pengulangan pertama 11 koloni, pengulangan
kedua 15 koloni dan pengulangan ketiga 11 koloni dengan nilai kerapatannya 61.5x106. Pada instar 4
pengulangan pertama 23 koloni, pengulangan kedua 16 koloni dan pengulangan ketiga 26 koloni dengan
nilai kerapatannnya 108.5x106. Pada instar 5 pengulangan pertama 16 koloni, pengulangan kedua 24 dan
pengulangan ketiga 28 koloni dengan nilai kerapatannnya 113.5x106. Dari hasil perhitungan ini diketahui
bahwa semakin tinggi instar ulat maka semakin banyak pula virus di tubuhnya. Hal ini dikarenakan
semakin lama hidup inangnya maka semakin banyak juga virus tersebut berkembang biak dikarenakan
waktu yang digunakan untuk bereplikasi lebih panjang.

Kata kunci: Hama , Spodoptera litura, Spodoptera Litura Multiple Nucleopolyhedrosis Virus (SpltMNPV),
mortalitas dan kerapatan

.
PENDAHULUAN Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya mulai tanggal 4
Salah satu insekta yang sering dianggap sampai 23 November 2017. Menggunakan ulat
sebagai hama yang sangat merugikan adalah grayak (Spodoptera litura) dan Spodoptera Litura
Spodoptera litura. Pada stadium larva/ulat dapat Multiple Nucleopolyhedrosis Virus (SpLtMNPV).
menyerang berbagai tanaman seperti kapas,
tembakau, jarak, jagung, kedelai, dan kobis Bahan dan Alat
(Sudarmo, 1987) dengan tingkat kerusakan mencapai Bahan uji yang digunakan dalam penelitian
50 % (Naito, 1983). Ulat Spodoptera litura, memiliki ini adalah ulat grayak (Spodoptera litura) dan
ukuran panjang badan 20 - 25 mm, berumur 5 - 10 pakan buatan yang telah diinfeksi dengan
hari dan untuk seekor serangga betina jenis ini Spodoptera Litura Multiple Nucleopolyhedrosis
dapat bertelur 1.500 butir dalam kelompok- Virus (SpLtMNPV). Alat-alat yang digunakan
kelompok 300 butir. Serangga ini sangat aktif dalam penelitian ini meliputi: botol kapsul R30,
pada malam hari, sementara pada siang hari kain kasa, pinset, tabung reaksi, pipet, preparat,
serangga dewasa ini diam di tempat yang gelap cover glass, mikroskop, Haemocytometer, vortex-
dan bersembunyi. mixer, sentrifuse, kertas penyaring, gelas ukur,
Larva Spodoptera litura memiliki jumlah mortal dan pengaduk.
instar 5 dengan ukuran instar 1 panjang 1,0 mm
dan instar 5 panjang 40 - 50 mm berwarna coklat Tahap Perbanyakan Virus
sampai coklat kehitaman dengan bercak-bercak Pakan buatan ulat dipotong kecil-kecil (1-2
kuning dan berumur 20 - 26 hari. Sepanjang cm) kemudian diinfeksikan dengan virus
badan pada kedua sisinya masing-masing SpLtMNPV setelah itu dimasukkan ke dalam
terdapat 2 garis coklat muda. Ciri khas ulat botol kapsul beserta ulat grayak. Dipelihara
grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga sampai ulat tersebut mati. Ulat yang mati karena
berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan virus akan menggantung di tutup botol dengan
pada sisinya. Sedangkan ulat dewasa berwarna kaki abdomen sebagai tumpuan seperti huruf “V”
abu-abu gelap atau cokelat. Larva akan menjadi terbalik, atau diam terlentang dengan tubuh yang
pupa (kepompong) yang dibentuk di bawah lunak berwarna hitam kecoklatan. Ulat yang telah
permukaan tanah. Daur hidup dari telur menjadi mati tersebut diambil secara hati-hati karena
kupu-kupu berkisar antara 30 hari hingga 61 hari. tubuhnya hancur. Diambil dengan cara menjepit
Stadium yang membahayakan dari hama kepalanya dan diangkat pelan-pelan. Kemudian
Spodoptera litura adalah larva (ulat) karena ulat tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi
menyerang secara bersama-sama dalam jumlah steril yang telah berisi 1 ml akuades dan disimpan
yang sangat besar untuk menunjang dalam freezer. Apabila telah terkumpul banyak,
metamorfosisnya. Ulat ini memangsa segala jenis ulat siap untuk dimurnikan.
tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman
cabai. Tahap Pemurnian Virus
Hama ini dapat dikendalikan dengan agen Ulat yang telah mati karena terinfeksi virus
biologis berupa virus. Virus yang sedang dihaluskan dengan mortal, bila terlalu pekat
dikembangkan sebagai bioinsektisida adalah ditambahkan akuades lagi. Kemudian disaring
SpltMNPV (Spodoptera litura multiple dengan kertas penyaring dan dimasukkan ke
nucleopolyhedrosis virus) yang berdasar penelitian dalam gelas ukur dan disaring lagi. Kemudian
Asri (2005) efektif mengendalikan Spodoptera litura filtrat dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse
dengan mortalitas 80 – 90% pada konsentrasi 107 dan dimurnikan dengan memutarnya pada
PIBs/ml di greenhouse dan di Laboratorium efektif kecepatan 3500 rpm selama 15 menit.
pada konsentrasi 106 PIBs/ml (Asri, 2004). Supernatannya dibuang dan ditambah akuades
Pengembangan virus bisa dilakukan secara steril serta diaduk sampai homogen. Diputar
konvensional dengan menggunakan inang aslinya kembali dengan sentrifuse pada kecepatan dan
(in vivo). waktu yang sama sampai warna supernatannya
Penelitian ini merupakan penelitian agak jernih (biasanya 3-4 kali). Kemudian diamati
ekperimental untuk menguji mortalitas ulat morfologi virus di bawah mikroskop dengan
grayak (Spodoptera litura) yang telah diinfeksi perbesaran 1000x, virus akan terlihat bulat
dengan Spodoptera Litura Multiple bercahaya.
Nucleopolyhedrosis Virus (SpLtMNPV).
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di Labolatorium Penginfeksian Virus SpLtMNPV pada Ulat
Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Grayak dan Kematian Ulat S. litura
Tahap pertama yaitu penginfeksian virus
pada ulat grayak dilakukan dengan cara
mencampurkan pakan buatan dengan suspensi
virus SpLtMNPV. Alasan virus ini dicampur
dengan pakan karena virus ini menginfeksi
terutama organ pencernaan. Hal ini seperti yang
dinyatakan dalam Asri (2013) yaitu organ S. litura
Instar 4
yang terinfeksi oleh SpltMNPV adalah midgut,
trakea, pembuluh darah, tubulus malpighi, sel
lemak / lemak tubuh, dan sel otot. Satu-satunya
organ yang tidak terinfeksi oleh SpltMNPV
adalah kutikula. Lapisan kutikula (kitin) bebas
dari infeksi SpltMNPV. Kutikula adalah lapisan
terakhir yang tidak terinfeksi oleh virus. Virus
masih membutuhkan kutikula untuk
mengumpulkan virus dari reproduksi
(Rohrmann, 2008). Virus mulai bertindak hanya
setelah dicerna melalui makanan dan diaktifkan
Instar 5
dalam pH basa dari lumen midgut. Midgut
merupakan organ pertama yang menjadi target
virus (Prasad & Yogita, 2006). Di dalam lumen,
polyhedral SpltMNPV akan dipecah dengan pH
basa, maka beberapa nukleokapsid (MNPV) akan
pecah dan merusak selaput peritrofik dengan
enzim endopeptidase / metalloproteinase /
enhancins. Hal ini menyebabkan banyak Kematian ulat tertinggi terjadi pada ulat
kerusakan pada membran peritrofik, sehingga instar 4 dengan jumlah ulat yang mati yaitu 12
membran peritrofik hancur (Rohrmann, 2008). Sel ekor (40%), sedangkan pada instar 3 yaitu 10 ekor
target berikutnya adalah sel epitel midgut. (33,3%) dan pada instar 5 yaitu 8 ekor (26,7%)
Mekanisme infeksi SpltMNPV pada sel epitel dengan total semua ulat yang mati karena virus
midgut akan dimulai oleh beberapa adalah 30 ekor (18,2%) dari 165 ekor ulat.
nukleokapsida multipel SpltMNPV, untuk Pada tahap kedua adalah penghitungan
mengenali membran sel inang dengan konsentrasi virus. Karena SpLtMNPV dalam
menempelkan ke tempat tertentu (situs reseptor) bentuk polyhedra yang besar sehingga dapat
dan melepaskan senyawa tertentu. yang bisa dilihat dengan mikroskop cahaya perbesaran 400
mengubah selaput sel, sehingga membran sel kali, maka konsentrasi virus yang akan digunakan
melekuk dan membentuk terowongan. Menurut untuk menginfeksi ulat S.litura dapat dihitung
Rohrmann (2008), beberapa nukleokapsid melekat dengan menggunakan Haemocytometer. Kerapatan
pada sel induk larva melalui interaksi antara vp91 dari virus yang dinfeksikan penting untuk
(protein virus 91) dan reseptor sel midgut. MNPV diperhatikan karena kemungkinan 1 sel hanya
memiliki situs reseptor yang sensitif sehingga bisa bisa dinfeksi oleh satu virus karena ada
mengikat protein dan mengubah konformasi mekanisme setelah virus masuk ke dalam sel
senyawa di membran sel epitel. Ulat S. litura yang maka sel ini akan menutup kembali membran sel
mati virus dengan ciri tubuhnya berwarna coklat yang rusak. Hal ini juga berkaitan dengan
susu, lunak, mengkilap dan bila disentuh tubuh kompetisi virus dalam mendapatkan komponen
ulat akan pecah serta mengeluarkan cairan sintesis virus
berwarna putih keruh yang berisi PIB’s virus.
Gambar Pengamatan Virus pada Instar 3
Gambar ulat yang mati terinfeksi virus Pengulangan Instar
Instar Gambar

Instar 3
1
2
2

Gambar Pengamatan Virus pada Instar 4


Pengulangan Instar
Koloni virus yang diamati terlihat seperti
titik hitam bercahaya dan terdapat warna hijau.
Apabila lebih difokuskan lagi maka akan terlihat
bentuk polyhedral.
1
Tabel Hasil Perhitungan Jumlah Koloni Virus
SpltMNPV pada Masing-Masing Instar

Pengulangan Rata-
1 2 3
Instar Rata

2 Instar 3 11 15 11 12.3

Instar 4 23 16 26 21.7

Instar 5 16 24 28 22.7

3
Kerapatan virus pada instar 3 = x106

= x106
Gambar Pengamatan Virus pada Instar 5

Pengulangan Instar = x 106

= 61.5x106

1
Kerapatan virus pada instar 4 = x106

= x106
dari 165 ekor ulat. Hasil perhitungan jumlah
= x 10 6 koloni virus didapat pada instar 3 pengulangan
pertama 11 koloni, pengulangan kedua 15 koloni
= 108.5x106 dan pengulangan ketiga 11 koloni dengan nilai
kerapatannya 61.5x106. Pada instar 4 pengulangan
pertama 23 koloni, pengulangan kedua 16 koloni
Kerapatan virus pada instar 5 = x106 dan pengulangan ketiga 26 koloni dengan nilai
kerapatannnya 108.5x106. Pada instar 5
pengulangan pertama 16 koloni, pengulangan
kedua 24 dan pengulangan ketiga 28 koloni
= x106 dengan nilai kerapatannnya 113.5x106. Dari hasil
perhitungan ini diketahui bahwa semakin tinggi
instar ulat maka semakin banyak pula virus di
= x 106
tubuhnya. Hal ini dikarenakan semakin lama
hidup inangnya maka semakin banyak juga virus
= 113.5x106
tersebut berkembang biak dikarenakan waktu
Keterangan: yang digunakan untuk bereplikasi lebih panjang.
t = jumlah virus yang diperoleh
d = pengenceran (10-2=100)
n = jumlah kotak yang diamati pada
Haemocytometer. (5x16) (5 kotak kecil 16 kotak
besar)

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah DAFTAR PUSTAKA


koloni virus didapat pada instar 3 pengulangan Arifin, M. 1988. Pengaruh konsentrasi dan volume
pertama 11 koloni, pengulangan kedua 15 koloni nuclear-polyhedrosis virus terhadap kematian
dan pengulangan ketiga 11 koloni. Pada instar 4 ulat grayak kedelai (Spodoptera litura F.).
Penelitian Pertanian 8(1): 12-14.
pengulangan pertama 23 koloni, pengulangan
Arifin, M. 1989. Daya makan dan perkembangan
kedua 16 koloni dan pengulangan ketiga 26 ulat grayak (Spodoptera litura Fabricius)
koloni. Pada instar 5 pengulangan pertama 16 pada tanaman kedelai. hlm. 181-188.
koloni, pengulangan kedua 24 dan pengulangan Prosiding Seminar Hasil Penelitian
ketiga 28 koloni. Dari hasil perhitungan ini Tanaman Pangan, Bogor, 17-18 Desember
diketahui bahwa semakin tinggi instar ulat maka 1986. Buku 2 (Palawija), Balai Penelitian
semakin banyak pula virus di tubuhnya. Hal ini Tanaman Pangan Bogor.
Asri, dkk. 2013. The Spreading Of Spodoptera litura
dikarenakan semakin lama hidup inangnya maka Multiple Nucleopolyhedrosis Virus in
semakin banyak juga virus tersebut berkembang Midgut of Third Instar of Spodoptera Litura
biak dikarenakan waktu yang digunakan untuk Larvae. IOSR Journal of Agriculture and
bereplikasi lebih panjang. Veterinary Science (IOSR-JAVS). Volume 3,
Issue 4 (May. - Jun. 2013), PP 40-43
Asri, M.T. 2004. Perbanyakan SlNPV secara in
Vivo Pada Larva S. Litura. Unesa: Surabaya
KESIMPULAN
Prasad Arti and Yogita Wardhwani. 2006.
Pathogenic virus and insect tissues: an
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
effective way of pest control. Current
bahwa jumlah ulat yang mati akibat terinfeksi
Science. 91 (6): 803-807 Rohrmann, G.
Spodoptera Litura Multiple Nucleopolyhedrosis
2008. Baculovirus Molecular Biology.
Virus (SpltMNPV) yaitu pada instar 3 sebanyak 10
Chapter 3.The baculovirus replication
ekor (33,3%), pada instar 4 sebanyak 12 ekor (40%)
cycle: effects on cells and insects.
dan pada instar 5 sebanyak 8 ekor (26,7%) dengan
Department of Microbiology, Oregon
total keseluruhan 30 ekor ulat (18,2%) yang mati
State University, Corvallis. pp.33-43

Anda mungkin juga menyukai