Anda di halaman 1dari 7

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM

BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN


KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

Dedi Herlambang

ABSTRAK

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue.
Virus dengue ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti yang sebelumnya sudah
menggigit orang yang terinfeksi dengue. Penyakit demam berdarah banyak ditemukan
didaerah tropis dan sub tropis. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
demam berdarah di tiap tahunnya. Demam berdarah di Indonesia pertama kali ditemukan di
Surabaya pada tahun 1958 sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal
dunia. Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah pada tahun 2010
sebesar 60,51/100.000 penduduk dan angka kematian 1%, target Jawa Tengah untuk Angka
Kesakitan DBD adalah 35/100.000 penduduk. Data DKK Sragen tahun 2010 menunjukkan
bahwa DBD sudah masuk ke hampir semua Kecamatan yang ada di kabupaten Sragen.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Lemah Ireng Kecamatan Karangmalang
Kabupaten Sragen 2011.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah
masyarakat yang pernah terkena penyakit (DBD) di Desa Lemah Ireng, pengambilan sampel
menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden 30 orang. Pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner, setelah data terkumpul ditabulasi dengan menggunakan
skala ordinal dengan diberi skor jika jawaban benar nilai : 1, dan jika jawaban salah nilai : 0.
Hasil analisa menunjukkan bahwa Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) adalah berpengetahuan baik (63,3%), berpengetahuan cukup
(36,7%) dan yang berpengetahuan kurang (0%).
Dari hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang paling dominan adalah
berpengetahuan baik ( 63,3%) yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, pekerjaan dan
sumber informasi.

Kata kunci : Pengetahuan, Masyarakat, Demam Berdarah Dengue (DBD)


PENDAHULUAN dan mengubur barang-barang bekas yang
Demam Berdarah Dengue bisa menampung air (Hadinegoro. S. R,
merupakan penyakit yang disebabkan oleh 2006).
virus dengue. Virus dengue ini ditularkan Tentu mencegah selalu lebih baik
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepti daripada mengobati artinya kita perlu
yang sebelumnya sudah menggigit orang selalu waspada dengan keberadaan
yang terinfeksi dengue. Orang yang nyamuk penyebab demam berdarah.
terkena DBD ditandai dengan demam Nyamuk Aedes Agypti senang sekali
mendadak selama 2-7 hari, terdapat tumbuh dan berkembang di genangan air
manifestasi perdarahan, pembesaran hati yang bersih, seperti penampungan air, bak
dan syok. Pencegahan penyakit DBD bisa mandi, pot bunga, dan gelas. Mungkin
dilakukan dengan 3 M: Menguras bak air, tempat-tempat tersebut pernah dikira
Menutup tempat-tempat yang mungkin sebagai lingkungan yang dipilih hewan ini.
terjadi tempat berkembang biak nyamuk Oleh karena itu populasi nyamuk ini
1
meningkat di musim hujan (Meilliashari. tetapi tidak berturut-turut) dan Potensial
M , 2004). (selama kurun waktu 3 tahun tidak pernah
Penyakit demam berdarah banyak ada kasus). Dari 26 Kecamatan yang ada
ditemukan didaerah tropis dan sub tropis. di Sragen 6 Kecamatan yang tergolong
Asia menempati urutan pertama dalam Endemis, 16 Kecamatan tergolong
jumlah penderita demam berdarah di tiap sporadis dan 5 Kecamatan tergolong
tahunnya. World Health Organization potensial. Penderita Demam Berdarah
(WHO) mencatat Negara Indonesia Dangue (DBD) di Kabupaten Sragen Pada
sebagai Negara dengan kasus demam tahun 2010 sebanyak 612 orang tetapi
berdarah tertinggi di Asia Tenggara tidak ada jumlah kematian. Sedangkan di
(Departemen Kesehatan RI. 2005). Puskesmas Karangmalang penderita
Demam berdarah di Indonesia Demam Berdarah Dangue (DBD) pada
pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 2010 berjumlah 51 orang dan tidak
tahun 1958 sebanyak 58 orang terinfeksi ada jumlah kematian. Berdasarkan data
dan 24 orang diantaranya meninggal diatas, penyakit demam berdarah masih
dunia. Mulai saat itu penyakit ini pun tergolong tinggi (Sumber data: DKK
menyebar luas ke penjuru Indonesia. Sragen, 2010).
Kejadian luar biasa (KLB) terjadi pada Pada tanggal 22 September 2011
tahun 1998 dimana Departemen Kesehatan penulis berkunjung ke tempat keluarga di
RI mencatat sebanyak 2.133 korban Dukuh Lemah Ireng Desa Pelemgadung
terjangkit penyakit ini dengan jumlah Kecamatan Karangmalang Kabupaten
korban meninggal 1.414 jiwa. Sragen. Di sana beberapa dari anggota
Kasus penyakit Demam Berdarah keluarga penulis terkena penyakit DBD,
Dengue (DBD) di Indonesia selama tahun dan ada juga beberapa dari anggota
2010 meningkat dibandingkan tahun keluarga lain juga terkena penyakit ini.
sebelumnya. Menurut data sementara Berdasarkan data diatas, maka
direktorat pengendalian penyakit penulis tertarik untuk melakukan
bersumber binatang kementerian penelitian tentang ”Bagaimana Tingkat
kesehatan, jumlah kasus dengan Demam Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit
Berdarah Dengue (DBD) selama tahun Demam Berdarah Dengue (DBD) di
2010 sebanyak 150.000 kasus dengan Dukuh Lemah Ireng Desa Pelemgadung
1.317 kematian, sedangkan jumlah kasus Kecamatan Karangmalang Kabupaten
Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun Sragen 2011?”
2009 sebanyak 137.600 kasus dengan
1.170 kematian (Hadinegoro, S.R. 2006). METODE PENELITIAN
Angka kesakitan Demam Berdarah Jenis penelitian ini adalah
Dengue (DBD) di Jawa Tengah pada tahun deskriptif yaitu metode penelitian yang
2010 sebesar 60,51/100.000 penduduk dan dilakukan dengan tujuan utama untuk
angka kematian 1%, target Jawa Tengah membuat gambaran atau deskripsi tentang
untuk Angka Kesakitan DBD adalah suatu keadaan secara obyektif. Sedangkan
35/100.000 penduduk (Ester, M. 1999). desain yang digunakan penulis adalah
Data DKK Sragen tahun 2010 survai dengan pendekatan waktu cross
menunjukkan bahwa DBD sudah masuk ke sectional yaitu pengambilan data dalam
hampir semua Kecamatan, ada beberapa satu kali pengamatan saja (Notoatmodjo,
Kecamatan yang terkategori Kecamatan 2005). Variabel dalam penelitian ini
yang sudah terjangkit demam berdarah menggunakan variabel tunggal yaitu
yaitu: Endemis (selama kurun waktu 3 Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit
tahun pernah ada kasus), Sporadis (selama Demam Berdarah Dengue (DBD) di
kurun waktu 3 tahun pernah ada kasus Dukuh Lemah Ireng Desa Pelemgadung
2
Kecamatan Karangmalang Kabupaten 3) Masyarakat yang bersedia menjadi
Sragen. responden.
Untuk membatasi ruang lingkup atau b. Kriteria eksklusi
pengertian variabel-variabel diamati atau 1) Masyarakat yang tidak tinggal di
diteliti, perlu sekali variabel-variabel Dukuh Lemah Ireng Desa
tersebut diberi batasan atau definisi Pelemgadung.
operasional yaitu : 2) Masyarakat yang tidak pernah
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang terkena DBD di Dukuh Lemah Ireng
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Desa Pelemgadung.
adalah Pemahaman masyarakat tentang 3) Masyarakat yang tidak bersedia
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi responden.
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue Lokasi yang digunakan untuk
2. Etiologi Demam Berdarah Dengue penelitian adalah Dukuh Lemah Ireng
3. Gejala Klinik Demam Berdarah Desa Pelemgadung Kecamatan
Dengue Karangmalang Kabupaten Sragen yang
4. Komplikasi Demam Berdarah Dengue dilaksanakan mulai bulan November 2011
5. Tingkatan Penyakit Demam Berdarah sampai Januari 2012.
Dengue Sebelumnya peneliti membuat
6. Pencegahan Penyakit Demam informconcent (persetujuan) terlebih
Berdarah Dengue dahulu kepada responden bahwa
Parameter yang digunakan yaitu : : responden bersedia akan dilakukan
1) Baik : 80 - 100% penelitian setelah responden setuju baru
2) Cukup baik : 50 - 70% peneliti membagikan kuesioner tersebut
3) Kurang baik : =40 % (Arikunto, 2006) yang berisi daftar pertanyaan yang
dengan skala ordinal. diajukan secara tertulis (Notoatmodjo,
Populasi yang diteliti adalah 2005). Pengolaan Data yang digunakan
masyarakat yang pernah terkena penyakit dalam penelitian ini adalah Editing,
DBD di Dukuh Lemah Ireng Desa Coding, Scoring, Tabulating
Pelemgadung Kecamatan Karangmalang Untuk mengukur pengetahuan
Kabupaten Sragen sebanyak 30 orang. Masyarakat tentang Penyakit BDB
Dalam penelitian ini sampel adalah menggunakan rumus :
masyarakat yang pernah terkena penyakit N = SP / SM x 100%
DBD di Dukuh Lemah Ireng Desa
Pelemgadung Kecamatan Karangmalang
Kabupaten Sragen. Cara pengambilan HASIL PENELITIAN
sampel pada penelitian ini menggunakan Diagram 1 Distribusi Responden
total sampling yaitu cara pegambilan Berdasarkan Umur
sampel dengan mengambil seluruh
anggota popuasi menjadi sampel
(Arikunto, S. 2006).
Besar sampel yang diambil
sebanyak 30 responden dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi Berdasarkan diagram 1 diatas dapat
1) Masyarakat yang tinggal di Dukuh diketahui bahwa rata-rata responden
Lemah Ireng Desa Pelemgadung. berumur > 36 tahun, yaitu sebanyak 12
2) Masyarakat yang pernah terkena orang (40%).
DBD di Dukuh Lemah Ireng Desa
Pelemgadung.
3
Diagram 2 Distribusi Responden Diagram 5 Distribusi frekuensi tingkat
Berdasarkan pengetahuan masyarakat
Pendidikan tentang penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD).

Berdasarkan diagram 2 diatas dapat


diketahui bahwa responden yang Dari diagram diatas dapat dilihat
berpendidikan SMA lebih dari setengah bahwa lebih dari setengah responden
dari total keseluruhan responden, berpengetahuan baik yaitu sebanyak 19
berjumlah 16 orang (53%). orang (63%) dan yang berpengetahuan
Diagram 3 Distribusi Responden cukup 11 orang (37%), dan yang
Berdasarkan Pekerjaan berpengetahuan kurang tidak ada.

PEMBAHASAN
Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Dukuh Lemah Ireng
Desa Pelemgadung Kecamatan
Berdasarkan diagram 3. diatas Karangmalang Kabupaten Sragen 2011.
dapat diketahui bahwa rata-rata responden Berdasarkan data yang didapat
bekerja sebagai petani, yaitu sebanyak 12 bahwa sebagian besar responden
orang (40%). berpengetahuan baik yaitu sebanyak 19
Diagram 4 Distribusi Responden responden (63%) hasil analisa didukung
Berdasarkan sumber oleh umur responden. Dari data dapat
informasi yang diketahui bahwa sebagian besar responden
diperoleh berumur >36 tahun yaitu 12 responden
(40%), responden berumur 25 – 35 tahun
yaitu 7 responden (23%), responden
berumur 14 – 24 tahun yaitu 9 responden
(30%) dan responden yang berumur 9 – 13
tahun sebanyak 2 responden (7%). Umur
adalah lama waktu hidup seseorang dalam
tahun dihitung sejak dilahirkan. Seperti
yang telah diungkapkan oleh Notoatmodjo
Berdasarakan diagram 4 diatas dapat (2003) bahwa umur merupakan variabel
diketahui bahwa responden yang yang telah diperhatikan dalam penelitian-
memperoleh informasi dari media penelitian epidemologi, karena merupakan
elektronik lebih dari setengah dari jumlah salah satu hal yang penting dan
keseluruhan responden, yaitu 19 orang mempengaruhi pengetahuan. Dimana
(64%). semakin tinggi umur seseorang, maka
semakin banyak pula pengetahuan yang
diperoleh.
Berdasarkan uraian diatas bahwa
umur dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang dimana semakin
4
tinggi umur seseorang, maka semakin teman berkerjanya, begitu juga dengan
banyak pula pengetahuan yang diperoleh. responden yang berkerja sebagai
Responden yang ada di Dukuh Lemah wiraswasta. Mereka mendapatkan
Ireng sebagian besar berumur >36 tahun informasi tentang penyakit Demam
sebanyak 12 responden (40%), tetapi ada Berdarah Dengue kebanyakan dari mulut
juga beberapa responden yang berumur ke mulut. Meskipun demikian ada
kurang dari 36 tahun berpengetahuan baik. sebagian dari responden yang memiliki
Hasil analisis juga dipengaruhi pengetahuan kurang tentang penyakit
oleh pendidikan responden. Berdasarkan Demam Berdarah Dengue.
data di atas dapat diketahui bahwa Faktor terakhir yang dapat
sebagian besar responden berpendidikan mempengaruhi pengetahuan responden
SMA yaitu 16 responden (53%), ialah sumber informasi yang didapat.
berpendidikan SMP yaitu 8 responden Berdasarkan data yang didapat rata – rata
(27%), dan berpendidikan SD sebanyak 6 responden memperoleh informasi dari
responden (20%). Menurut Nursalam media elektronik yaitu sebanyak 19
(2001) bahwa semakin tinggi pendidikan responden (64%), dari media cetak
seseorang, maka semakin mudah sebanyak 7 responden (23%), dan dari
menerima informasi sehingga makin petugas kasehatan sebanyak 4 responden
banyak pula pengetahuan yang dimiliki. (13%). Menurut Notoatmodjo (2003)
Responden yang berpendidikan informasi yang diperoleh dari berbagai
tinggi akan lebih baik dibandingkan sumber akan mempengaruhi tingkat
dengan responden yang berpendidikan pengetahuan seseorang. Bila seseorang
rendah dalam pengetahuannya tentang memperoleh informasi, maka seseorang
penyakit Demam Berdarah Dengue. Di cenderung memperoleh pengetahuan lebih
Dukuh Lemah Ireng sudah memiliki luas.
pendidikan cukup tinggi yaitu SMA dan Berdasarkan uraian diatas sebagian
SMP. besar responden yang ada di Dukuh
Faktor lain yang mempengaruhi Lemah Ireng memperoleh informasi dari
pengetahuan responden yaitu karena status media elektronik karena hampir seluruh
pekerjaan. Berdasarkan data yang didapat responden mempunyai televisi, tetapi ada
rata – rata responden bekerja sebagai juga sebagian responden mendapat
petani yaitu sebanyak 12 responden (40%), informasi dari media cetak dan dari
bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 11 petugas kesehatan walau pun dirumahnya
responden (37%), sebagai pelajar sebanyak sudah ada televisi atau radio.
6 responden (20%), dan responden yang Berdasarkan analisa yang didapat
bekerja sebagai PNS sebanyak 1 bahwa tingkat pengetahuan masyarakat
responden (3%). Menurut Notoatmodjo tentang penyakit demam berdarah dengue
(2003), bahwa bekerja umumnya (DBD) yaitu berpengatahuan baik
merupakan kegiatan yang menyita waktu, sebanyak 19 responden (63%). Hal ini
bekerja bagi masyarakat setempat akan dapat dilihat dari jawaban yang benar pada
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan kuesioner tentang Pengertian, Etiologi,
keluarga yang pada kenyataannya bahwa Gejala Klinik, Komplikasi, Tingkatan
rutinitas dan aktivitas pekerjaan secara Penyakit, dan Pencegahan Penyakit
umm memang lebih banyak menyita Demam Berdarah Dengue. Pencapaian
waktu, pikiran, dan tenaga. pengetahuan baik di atas disebabkan oleh
Responden yang ada di Dukuh umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber
Lemah Ireng 40% adalah bekerja sebagai informasi yang diperoleh. Meskipun ada
petani sehingga sebagian besar waktunya juga dari beberapa responden yang
digunakan untuk bertukar pendapat sesama berpngetahuan cukup sebanyak 11
5
responden (37%) dan yang pengetahuan SARAN
kurang tidak ada. 1. Dari hasil laporan ini akan di
sosialisasikan dengan pihak
KESIMPULAN masyarakat supaya pemahaman
Dari hasil penelitian dapat masyarakat tentang Penyakit Demam
disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Berdarah Dengue (DBD) bisa
Masyarakat Tentang Penyakit Demam ditingkatkan lagi, misalnya: dengan
Berdarah Dengue (DBD) di Dukuh Lemah mengadakan seminar-seminar
Ireng Desa Pelemgadung Kecamatan tentang penyakit Demam Berdarah
Karangmalang Kabupaten Sragen 2011 Dengue (DBD) dan mengadakan
yaitu : kerja bakti untuk menghindari
1. Berpengetahuan baik sebesar 63% penyakit Demam Berdarah Dengue
2. Berpengetahuan cukup sebesar (DBD).
37% 2. Diharapkan peneliti selanjutnya
3. Berpengetahuan kurang sebesar 0% untuk lebih detail lagi dalam
Tingkat Pengetahuan Masyarakat melakukan penelitian dan menambah
Tentang Penyakit Demam Berdarah variatif penelitian dengan desain
Dengue (DBD) yang dominan adalah baik. penelitian yang lebih baik lagi
Sub variabel yang mendukung variabel dengan memilih teknik pengambilan
pengetahuan adalah umur yang berumur data yang lebih baik untuk
>36 tahun, pendidikan SMA dan SMP, mengurangi kebiasan hasil
pekerjaan petani dan wiraswasta serta penelitian.
memperoleh informasi dari media
elektronik, media cetak dan petugas
kesehatan.\

6
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
(www.Datinkes.worpress.com.2011).
Departemen Kesehatan RI. (2005). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
di Indonesia. Jakarta: Direktorta Bina Kesehatan Keluarga
(www.Datinkes.worpress.com.2011).
Ester, M. (1999). Demam Berdarah Dengue Diagnosis, Pencegahan dan Pengendalian. Jakarta:
EGC (www.google.2011).
Hadinegoro, S.R. (2006). Tata Laksana Demam Berdaraha Dengue di Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI (www.Datinkes.worpress.com.2011).
Hidayat, A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan I. Jakarta: Salemba Medika
(www.pdpersi.co.id.2011).
Indrawan. (2007). Mengenal dan Mencegah Demam Berdarah. Bandung: Pioner Jaya.
Meilliasari, M. (2004). Demam Berdarah Perawatan di Rumah dan Rumah Sakit serta Diet
Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Puspa Swara (www.pdpersi.co.id.2011).
Notoatmojdo, S. (2002) Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, Rekawati Susiloningsih. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat
dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Soegiyarto, S. (2002). Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Penatalaksaan. Jakarta: Salemba
Medika.
Kristina. (2004). Cara Pencegahan DBD. Retrieved December 14th , 2004 from
http://www.mail_arcive.com/debrito.
Rahmati, Ira. (2006). Artikel Demam Berdarah Dengue. Januari 14th , 2006 Retrieved
http://www.mail_archieve.com
DKK Sragen. (2010). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten, Sragen.

Anda mungkin juga menyukai