Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apabila kita mengamati tubuh organisme yang cukup besar, misalnya tanaman
mangga, kita dengan mudah mengenali sejumlah bagian dan tubuh tanaman mangga.
Ada bagian akar, batang ,daun, bunga dan buahnya. Jika bagian tersebut diuraikan, pada
bagian luar tampak adanya bagian kulit, disebelah dalamnya ada kayu yang keras dan
mengandung serat-serat yang kuat. Jika penguraian bagian tubuh dilanjutkan, kita akan
mendapatkan bagian yang semakin kecil. Hingga pada akhirnya diperoleh satuan terkecil
dari makhluk hidup yang disebut sel.
Tubuh makhluk hidup (organisme) tersusun atas sel. Sel merupakan satuan(unit)
kehidupan terkecil dari makhluk hidup. Makhluk hidup yang tersusun oleh satu sel
disebut makhluk hidup uniseluler, sedangkan makhluk hidup yang tubuhnya tersusun
oleh banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler. Makhluk hidup uniseluler misalnya
bakteri, amoeba, dan paramecium. Makhluk hidup multiseluler misalnya manusia, hewan,
dan tumbuhan di sekitar kita.
Sel berdasarkan membran inti terdiri dari sel prokariotik dan eukariotik. Sel
prokriotik tidak mempunyai membran dan berkebalikan dengan sel eukariotik. Sel
prokariotik hidup dengan sel uniseluler, sedangkan sel eukariotik hidup dengan bekerja
sama atau berkoloni dengan organisasi yang sangat tertata rapi. Tumbuhan dan hewan
adalah beberapa contoh organisme eukariotik. Namun walau keduanya sama-sama
oraganisme eukariotik namun selnya berbeda secara mikroskopis. Karena sel hanya bisa
dilihat dengan mikroskop.
Dengan demikian, perlu dilakukan pengamatan untuk membedakan antara sel
tumbuhan dan sel hewan secara mikroskopis menggunakan mikroskop.
2.2 Tujuan dan Kegunaan Paktikum
2.2.1 Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat dan mengetahui serta
mengamati berbagai macam bentuk sel tumbuhan dan sel hewan.
2.2.3 Kegunaan praktikum
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita dapat melihat dan
mengetahui serta mengamati berbagai macam bentuk sel tumbuhan dan sel hewan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel


Sel adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat yang dihubungkan dengan

kehidupan suatu sel harus memperoleh energi dari luar untuk digunakan dalam proses-

proses vitalnya, misalnya pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi. Semua reaksi

kimiawi dan fisika yan terjadi di dalam sel untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut

disebut metabolisme. Reaksi metabolik dikatalis oleh enzim. Enzim adalah protein yang

berfungsi sebagai katalisator, senyawa yang meningkatkan kecepatan reaksi kimia Marks

(2000). Sel merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup, yang berarti sel mampu

melakukan pertumbuhan dan reproduksi (Sumadi, 2007).

Sel merupakan unit fungsional dari organisme multiseluler. Bagian sel ada yang

disebut sentral yaitu nukleus, dan dikelilingi oleh sitoplasma yang dibatasi oleh membran

inti dan bats terluar dilapisi oleh lapisan tipis dan sulit ditembus yaitu membran plasma

(Hart, 1972).

Sel sebagai unit fungsional makhluk hidup menyatakan bahwa protoplasma

merupakan dasar fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi

juga merupakan bagian penting sel sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia

kehidupan. Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel

merupakan kesatuan fungsional kehidupan (Schultze, 1874).

2.2 Sejarah Penemuan Sel

Sejarah penemuan sel bahwa pada awal abad 17, Galileo Galilei dengan alat dua

lensa ia menggambarkan struktur tipis dari mata serangga berupa pola geometri. Galileo

Galilei yang bukan seorang biologiwan sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil

pengamatan biologi melalui mikroskop. Pada pertengahan abad, Robert Hooke, seorang

kurator dari Inggris melihat gambaran dari suatu sayatan tipis gabus suatu kompartemen

atau ruang-ruang. Disebut struktur yang dilihatnya itu dengan nama latin yaitu cellulae

(yang berarti ruang kecil) (Fita Kurniasari, 2011).


Pada akhir tahun 1600-an Antony Van Leeuwenhoek, seorang penjaga toko bangsa

Belanda, dan terampil menyusun lensa-lensa hingga dapat digunakan untuk melihat dan

mengamati berbagai macam protista, spermatozoa, bakteri dan organisme kecil yang

tidak dapat dilihat lagi 2 abad kemudian (Fita Kurniasari, 2011).

Tahun 1820-an, peningkatan pada desain lensa terjadi dan membawa sel menjadi

lebih dapat terfokus diamati. Robert Brown seorang ahli botani, mengamati adanya titik

buran yang selalu ada pada sel telur. Sel polen atau serbuk sari dari jaringan anggrek

yang sedang tumbuh. Dia menyebut titik tersebut sebagai nukleus. Pada tahun 1838

Matthias Schleiden, juga seorang ahli botani berpendapat bahwa nukleus dan

perkembangan sel erat hubungannya. Berdasarkan hasil penalitiannya, Schleiden

menyimpulkan bahwa masing-masing sel tumbuhan mengarah ke suatu kehidupan ganda,

satu tergantung pada kehidupannya sendiri dan yang lain sebagai integral tanaman. Pada

tahun 1939, Theodor Schwann, seorang ahli zoologi, berdasrakan hasil penelitiannya

selama bertahun-tahun terhadap struktur dan pertumbuhan jaringan hewan

mengemukakan bahwa hewan sama seperti tanaman, terdiri atas sel dan produk-produk

sel. Dan bahwa walaupun sel adalah bagian dari organisme, mereka pada tingkat tertentu

adalah kehidupan tersendiri. Satu abad kemudian Rudolfrang Virchow, seorang ahli

fisiologi, melaporkan hasil penelitiannya mengenai pertumbuhan dan reproduksi sel

bahwa sel membelah menjadi dua sel. Setiap sel berasal dari sel yang sudah ada. Analisis

mikroskop (hasil penelitian pada pertengahan abad 19) membuktikan bahwa sel adalah

unit terkecil kehidupan dan bahwa kehidupan yang berlangsung terus-menerus berasal

dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal. Konsep-konsep tersebut menjadi teori sel

(Fita Kurniasari, 2011).

Fita Kurniasari (2011), mengemukakan pemahaman mengenai struktur sel perlu

penggunaan mikroskop. Ada tiga konsep mengenai sel, yaitu:


1) Semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel.

2) Sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup.

3) Keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan

pembelahan sel tunggal.

2.3 Bentuk-bentuk Sel dan Contohnya

Ukuran sel pada umumnya mikroskopis, namun kita masih bias menganalisis

bentuk-bentuk sel menggunakan mikroskop. Berikut adalah bentuk-bentuk sel beserta

contohnya menurut penjelasan Anonymous (2009):

1) Pipih, contohnya sel epitel.

2) Panjang, contohnya sel saraf atau neuron.

3) Bikonkaf, contohnya sel eritrosit.

4) Bentuk sel yang tetap, contohnya spermatozoa.

5) Bentuk sel yang berubah-ubah, contohnya amoeba.

2.4 Bagian-bagian sel dan Fungsinya

Pramesti (2011), mengemukakan beberapa bagian-bagian sel. Sel mempunyai

bagian-bagian atau organel-organel yang mempunyai fungsi sendiri-sendiri, diantaranya

yaitu:

1) Membran sel : untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran zat dari luar sel.

2) Nukleus (inti) : untuk mengendalikan semua kegiatan sel.

3) Sitoplasma : untuk menetralkan kondisi yang ekstrim (terlalu asam atau terlalu basa).

4) Ribosom : untuk sintesis protein.

5) Lisosom: untuk mencerna bahan dari luar dan menghancurkan organel-organel yang

rusak.

6) Reticulum endoplasma : sebagai jembatan antara inti sel dan sitoplasma.

7) Plastida: sebagai pigmen klorofil.


8) Vakuola : untuk menyimpan makanan, mencerna makanan serta pengeluaran berupa

cairan.

9) Mitokondria : sebagai respirasi sel.

10) Sitoskleton : sebagai penyokong.

2.5 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

No. Sel Hewan Sel Tumbuhan

1. Tidak memiliki dinding sel. Memiliki dinding sel.

2. Tidak memiliki plastida. Memiliki plastida.

3. Tidak memiliki klorofil. Memiliki klorofil.

4. Memiliki sentrosom. Tidak memiliki sentrosom.

5. Memiliki ribosom. Tidak memiliki ribosom.

6. Timbunan zat berupa lemak. Timbunan zat berupa pati.

7. Bentuk tidak tetap. Bentuk sel tetap.

8. Pada hewan tertentu memiliki Memiliki vakuola besar dan

vakuola, ukurannya kecil dan sedikit.

banyak.

9. Jumlah mitokondria banyak. Jumlah mitokondria sedikit.


BAB III

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Oktober 2019. Di gedung
ATB, Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Fakultas Peternakan, Universitas
Mataram.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1 Alat-alat Praktikum
1) Mikroskop binokuler
2) Kaca objek
3) Pipet tetes
4) Silet
5) Cover glass
3.2.2 Bahan-bahan Praktikum
1) Bawang merah
2) Air rendaman jerami
3) Aquades
4) Preparat sel monokotil jagung (awetan)
5) Preparat sel dikotil kacang (awetan)
3.3 Metode Praktikum
3.3.1 Pengamatan sel bawang
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengiris bawang merah, ambil bagian dalam yang paling tipis.
3) Metakkan objek diatas kaca objek
4) Meratakan objek
5) Meneteskan sebanyak dua tetes aquades menggunakan pipet tetes
6) Menutup objek menggunakan cover glass
7) Mengamati objek menggunakan mikroskop
8) Menggambar bagian-bagian sel bawang merah
3.3.2 Pengamatan sel monokotil jagung
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengamati preparat awetan menggunakan mikroskop
3) Menggambar struktur sel monokotil jagung
3.3.3 Pengamatan sel dikotil kacang
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengamati preparat awetan menggunakan mikroskop
3) Menggambar struktur sel dikotil kacang
3.3.4 Pengamatan amuba
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Meneteskan air rendaman jerami sebanyak dua tetes pada kaca objek
3) Menutup objek menggunakan cover glass
4) Mengamati objek menggunakan mikroskop
5) Menggambar bagian-bagian amuba
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Keterangan :

Gambar 2

Keterangan :

Gambar 3

5.2 Pembahasan

Adapun pada praktikum ini diamati tentang sel tumbuhan dan sel hewan sehingga
dapat dibedakan bentuk-bentuk sel tumbuhan dan sel hewan serta mengetahui masing-
masing fungsi dari sel tumbuhan dan sel hewan.
1. Membran sel ( membrane plasma), terdapat pada bagian terluar dari sel dan

mempunyai fungsi mengatur keluar masuknya zat pada suatu sel.

2. Dinding sel, merupakan lapisan di bawah membran sel, terbuat dari selulosa dan

mempunyai fungsi memberi kekuatan dan perlindungan bagi sel.


3. Sitoplasma, cairan bening seperti gel yang mengisi ruang dalam sel dan berrfungsi

sebagai tempat belangsungnya metabolisme sel.

4. Vakuola, merupakan rongga di dalam sel yang berlapis membran, di dalamnya

berisi cairan dan mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan bahan makanan

dan sisa metabolisme.

5. Mitokondria, merupakan tempat pembentukan sumber energi, sudah barang tentu

mempunyai fungsi yang sangat penting yaitu menghasilkan energi melalui proses

respirasi sel (reaksi antara makanan dengan oksigen dan menghasilkan energi).

6. Ribosom, organel berbentuk butiran-butiran kecil yang terdapat di sitoplasma atau

menempel di permukaan retikulum endoplasma kasar dan berfungsi sebagai tempat

sintesis protein.

7. Retikulum Endoplasma, organel berbentuk seperti saluran. Pada Retikulum

Endoplasma permukaan kasar diselubungi ribosom sedangkan endoplasma

permukaan halus tidak ada ribosom, tetapi di permukaannya terdapat enzim yang

berfungsi untuk membatu metabolisme protein, lemak dan karbohidrat.

8. Badan golgi, organel berbentuk seperti tumpukan kue panekuk yang mempunyai

fungsi untuk membantu sintesis protein. 9. Lisosom, merupakan kantung kecil

dengan membran tunggal dan berfungsi untuk mendaur ulang bagian sel yang

rusak, mencerna zat sisa makanan atau zat-zat asing yang masuk ke dalam sel.

10. Nuklues (inti sel), organel berbentuk bulat atau lonjong yang terdapat di tengah

atau bagian tepi sel, di dalamnya terdapat cairan inti (nukleoplasma), anak inti

(nukleolus) dan selaput inti. Nucleus berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan

sel.
11. Plastida, terdapat dalam berbagai ukuran, bentuk, dan fungsi yang terbagi menjadi

Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),terdiri

dari:

- Amiloplas (untuk menyimpan amilum) dan, Elaioplas (Lipidoplas) (untuk

menyimpan lemak/minyak). Proteoplas (untuk menyimpan protein).

- Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan

klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

- Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya: Karotin (kuning)

Fikodanin (biru), Fikosantin (kuning), Fikoeritrin (merah).

12. Sentrosom, bentuknya seperti tabung kecil dan mengapung di sitoplasma Sentriol

dalam sentrosom berperan dalam pembelahan sel


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasakan hasil praktikum dapat disimpulkan struktur sel tumbuhan terdapat

dinding sel, membran sel, dan sitoplasma sedangkan struktur sel hewan terdapat

membran sel, nukleous, dan sitoplasma. Dari bagian tersebut yang membedakan antara

struktur sel hewan dan tumbuhan adalah pada dinding sel.

5.2 Saran

Dalam melakukan percobaan pada saat menutup kaca objek dengan cover glass

jangan sampai terbentuk gelembung udara karena akan mempersulit pengamatan dan di

harapkan saat mengupas objek pengamatan setipis mungkin agar dapat mempermudah

pengamatan sel hewan dan tumbuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai