Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN AKHIR

MEKANISME KEGIATAN IMPOR SEMENTARA PADA

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN

CUKAI SUMATERA BAGIAN TIMUR

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat--Syarat Ujian Komprehensif

Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Universitas Sriwijaya

Olch:

MUHAMMAD DIKI ARDANA

01010581620044

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2019
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWLJAYA

PALEMBANG

KETERANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama : Muhammad Diki Ardana

Nim : 01010581620044

Program Studi : Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Perpajakan

Mata Kuliah : Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPn BM

Judul Laporan :Mekanisme Kegiatan Impor Sementara pada Kantor


Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera
Bagian Timur

Telah menyelesaiakan praktek kerja/magang pada semester VII Program Diploma


Ill Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya

Oktober 2019

Program Studi Akuntansi

Abu Kosim, S.E., AK.,MM


NIP. 196205071995121001

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.04/2011


Tanggal 25 agustus 2011 tentang Impor Sementara, kegiatan Impor Sementara
Adalah pemasukan barang Impor ke dalam daerah pabean yang benar-benar
Dimaksudkan untuk di ekspor kembali dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga)Tahun.

Mekanisme Kegiatan Impor Sementara bagi importir yang ingin


Melakukan Impor Sementara harus membuat pemberitahuan Impor Barang
(PIB)Berdasarkan surat izin Impor Sementara yang diterimanya.

Kata Kunci : Kanwil Bea dan Cukai, Mekanisme, Kegiatan


ImporSementara.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Impor Sementara adalah pemasukan barang ke dalam Daerah Pabean yang


nyata-nyata akan diekspor kembali dalam jangka waktu Tertentu, jika harang
terscbut memenuhi persyaratan Tidak akan habis Dalam masa pengimporan
sementara (tidak habis dipakai), tidak berubah bentuk selama masa pengimporan
sementars kecuali aus karena penggunaan (tidak berubah bentuk), memiliki
identitas yang jelas, ada bukti bahwa barang tersebut akan diekspor kembali, Tidak
habis dipakai adalah barang impor yang tidak habis dikonsumsi atau digunakan
selama periode impor sementara, tidak berubah bentuk adalah barang impor
sementara tersebut masih mempunyai bentuk atau sifat hakiki yang sesuai dengan
bentuk dan sifat hakikinya pada saat dimasukkan dan tidak termasuk pengertian
berubah bentuk karena aus dalam penggunaan atau kondisi atau modifikasi dan
dapat dikenali identitasnya.Barang Impor sementara yang dapat diberikan
pembehasan bea masuk antara lain adalah barang untuk keperluan pameran,
seminar, peragaan atau demonstrasi, tenaga ahli, penelitian, pendidikan serta ilmu
pengctahuan dan kebudayaan. Untuk mendapatkan izin impor sementarn, importir
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pabean tempat
pemasukan barang impor sementara.

Permohonan diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai jika barang
impor sementars digunakan untuk kegiatan internasional, operasi perminyakan dan
pertambangan, atau diperlukan untuk efisiensi, efektivitas dan kemudahan
pelayanan pemberian izin impor sementara, serta jika Kantor Pabean tidak dapat
digunakan karena bencana alam. Permohonan ditunjukkan dengan mencantumkan
rincian jenis, jumlah, spesifikasi, identitas dan perkiraan nilai barang impor
sementara, pelabuhan tempat pemasukan, lokasi dan tujuan penggunaan serta
jangka waktu impor sementara. Beserta lampiran berupa dokumen-dokumen seperti
perkiraan nilai barang, spesifluasi dan/atau identitas barang dan jangka waktu impor
sementara, kontrak kerja atas perjanjian sewa dan pernyataan tertulis mengenai
barang tersebut akan diekspor kembali. Selain kelengkapan dokumen diatas
importir dalam permohonan impor sementara paling sodikit melampirian dokumen
pendukung yang menerangkan bahwa barang tersebut akan diekspor kembali,
dokumen identitas pemohon (NPWP, SIUP, APVAPIT dll), dokumen pendukung
lainya serta rekomendasi dari instansi terkait apabila barang impor sementara dalam
kondisi bukan baru atau bekas yang diatur tata niaga impomya.Atas permohonan
impor sementara Kepala Kantor melakukan penelitian dan penetapan nilai pabean
serta klasifkasi barang atas barang impor sementara untuk penghitungan bea masuk
dan pajak dalam rangka impor sebagai dasar penerbitan izin impor sementara.
Dalam hal permohonan fasilitas impor sementara disetujuni, Kepala Kantor atas
nama Menteri menerbikan izin impor sementara. Dalam hal permohonan Fasilitas
impor sementara tidak disetujui, Kepala Kantor membuat surat Pemberitahuan
penolakan permohonan dengan menyebutkan alasan penolakan. Untuk
penyelesaianyaa barang impor sementar dapat diselesaikan dengan cara Diekspor
Kembali secara keseluruhan atau bertahap, dimpor unuk dipakai, dimasukan ke
tempat penimbunan berikat sebagni barang modal, dimusnahkan, diserahkan
kepada negan, jika barang impor sementara rusak, penyelesaian dapat dilaksanakan
setelah mendapatkan keputusan Direktur Jendral Bea dan Cukai.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengambil judul


“Mekanisme Kegiatan Impor Sementara Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Bea Dan Cukai Sumatera Bagian Timur”.

1.2. Fokus Pengamatan


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diungkapkan pada bagaian
Sebelumnya agar pembahasan yang dilakukan tidak menyimpang dan terarah Maka
dalam penulisan laporan magang ini penulis hanya membahas mengenai
“Mekanisme Kegiatan Impor Sementara. Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Bea Dan Cukai Sumatera Bagian Timur”

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna menyelesaikan studi


program Diploma III Jurusan Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya
2. Untuk mengetahui Mekanisme Kegiatan Impor Sementara Pada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Sumatera Bagian Timur
3. Dapat mengimplementasikan ilmu - ilmu bersifat teoritis yang di dapat dari
perkuliahan

1.4. Manfaat Penulisan


a. Bagi Penulis
 Secara teoritis mencoba menerapkan teori analisis mekanisme Kegiatan
Impor Sementara pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai
Sumatera Bagian Timur.
 Bagi civitas akademik dapat menambah informasi sumbangan permikinan
dan bahan kajian dalam penulisan.

b. Bagi instansi
 Sebagian bahan masukan dan pertimbangan khususnya mengenai
mckanisme Kegiatan Impor Sementara
 Dapat memberikan informasi yang dapat digunakan oleh Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur dalam
melaksanakan kegiatan Yang berhubungan dengan mekanisme Kegiatan
Impor Sementara

c. Bagi universitas sriwijaya


 Sebagai referensi di bidang perpajakan khususmya Kegiatan Impor
Sementara bagi perpustakaan DIII Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
 Memperkenalkan Universitas Sriwijaya terutama Jurusan Akuntansi kepada
instansi pemerintah sehingga akan Memudahkan bagi perintisan kerja
1.5 Sistematika Penulisan

Secara garis besar isi pada laporan ini terdiri dari empat bab. Masing –
masing bab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Untuk
Mempermudah pembaca dalam memahami laporan akhir ini, maka penulis
Mengemukakan sistematika laporan akhir ini adalah sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan

Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan
dari penulisan karya tulis tugas akhir, ruang lingkup pembahasan masalah, Fokus
penelitiaan yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data dan Informasi, serta
sistematika penulisan karya tulis tugas akhir.

BAB II Gambaran Umum

Bab ini akan menjelaskan gambaran umum, sejarah singkat, struktur


Organisasi dan pembagian tugas pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai.

BAB III Pembahasan

Bab ini akan membahas Mekanisme Kegiatan Impor Sementara paada


Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur
BAB IV Kesimpulan Dan Saran

Berdasarkan evaluasi dan pembahasan yang dikemukakan dalam Bab III,


Penulis akan membuat simpulan dan memberikan saran-saran perbaikan yang
Berhubungan dengan simpulan

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1 Sejarah Singkat Organisasi

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan organisasi vertikal


di bawah Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas pokok kementerian Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan mengamankan
kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan lalu lintas barang yang masuk
atau keluar Daerah Pabean dan pemungutan Bea Masuk dan Cukai serta pungutan
negara. Lainnya berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
Berdasarkan tugas pokok tersebut maka Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
melaksanakan pemungutan, pertama, Bea Masuk dan Bea Keluar atas barang-
barang berdasarkan peraturan perundang - Undangan pabean yang berlaku dan
pungutan lainnya, kedua, Cukai atas Barang-barang tertentu yang peredarannya
dibatasi berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku Perkembangan
Perdagangan Internasional yang sangat pesat, didorong oleh tuntutan kebutuhan
akan Barang dari luar negeri yang disebabkan tidak semua kebutuhan dapat
Diproduksi di dalam negeri, serta perkembangan industri di dalam negeri
Mendorong terjadinya kegiatan ekspor. Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah
satu provinsi yang memiliki Pertumbuhan industri dan perdagangan internasional
yang cukup tinggi. Oleh Karena itu, untuk memudahkan pemerintah dalam
memberikan pelayanan dan Melakukan pengawasan di bidang kepabeanan dan
untuk menekan biaya Sehingga dapat mendukung kegiatan industri, maka
Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai (DJBC) membentuk

Kantor Wilayah di Kota Palembang sebagai Ibu kota Provinsi Sumatera


Selatan yang diberi nama Kantor Wilayah II Melakukan urusan tata persuratan,
kearsipan, penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas, serta urusan
keuangan, anggaran, dan kesejahteraan pegawai yang akuntabel dalam rangka
mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah, penyiapan bahan
koordinasi dan pelaksanaan pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja,
pemantauan dan pelaporan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan
fungsional dan pengawasan masyarakat. Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat
dan Rumah Tangga Melakukan penyiapan bahan penyuluhan dan publikasi
peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai,hubungan masyarakat,
urusan rumah tangga, dan perlengkapan. " Kepala Sub bagian Tata Usaha dan
Keuangan Melakukan urusan tata persuratan, kearsipan, penyusunan rencana kerja
dan laporan akuntabilitas, serta urusan keuangan, anggaran, dan kesejahteraan
pegawai. Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai Melaksanakan bimbingan teknis,
pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan, pemberian
perijinan, direktorat Jenderal Bea dan Cukai Palembang yang sekarang benama
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Tiur. Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur merupakan
salah satu diantara kantor-kantor wilayah dibawah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai..Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Sumatera Bagian Timur
berdiri pada tanggal 15 Juni 1993, Bertempat di, Jl. R.Sukamto No. 48 Palembang.

2.2 Logo Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Dasar Hukum Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No
52/KMK.05/1996 Tanggal 29 Januari 1996

LUKISAN

- Segi lima dengan gambar laut, gunung, dan angkasa di dalamnya;


- Tongkat dengan ulir berjumlah & di bagian bawahnya;
- Sayap yang terdiri dari 30 sayap kecil dan 10 sayap besar;
- Malai padi berjumlah 24 membentuk lingkaran.

MAKNA

- Segi lima melambangkan negara R.I, yang berdasarkan Pancasila;


- Laut, gunung dan angkasa melambangkan Daerah Pabean Indonesia, yang
merupakan wilayah berlakunya Undang-undang Kepabeanan dan Undang-
undang Cukai;
- Tongkat melambangkan hubungan perdagangan internasional R.I. Dengan
mancanegara dari/ke 8 penjuru angin;
- Sayap melambangkan Hari Keuangan R.I. 30 Oktober dan Melambangkan
Bea dan Cukai sebagai unsur pelaksana tugas pokok Kementerian
Keuangan di bidang Kepabeanan dan Cukai;
- Lingkaran Malai Padi melambangkan tujuan pelaksanaan tugas Bea Dan
Cukai adalah kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Kanwil DJBC SUMBAGTIM


2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


100/PMK.01/2008 dan Nomor 143.1/PMK.01/2009 yang telah diubah menjadi
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
Stadardisasi teknis di bidang kepabeanan dan cukai.

 TugasPokok Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Direktorat


Jenderal Bea dan Cukai menyelenggarakan beberapa fungsi, antara lain :
 Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kepabeanan dan cukai, Sesuai
dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
 Pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah Pabean,
sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
 Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pengamanan teknis
operasional di bidang pemungutan bea masuk dan cukai serta pungutan
lainnya yang pemungutannya dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai (DJBC) berdasarkan peraturan perundang- undangan yang
berlaku;
 Perencanaan, pembinaan dan bimbingan di bidang pemberian pelayanan,
perijinan, kemudahan, ketatalaksanaan dan pengawasan di bidang
kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundang- undangan yang
berlaku;
 Pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dan
cukai dan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai serta penyidikan
tindak pidana kepabeanan dan cukai sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012


tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan
pelaksanaan tugas di bidang kepabeanan dan cukai dalam wilayah kerjanya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Fungsi
 Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan
kepabeanandan cukai;
 Pelaksanan pemberian bimbingan teknis, pengawasan teknis, dan
penyelesaian masalah di bidang kepabeanan dan cukai atas unit-unit
operasional di wilayah kerjanya;
 Pengendalian, evaluasi, dan pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas
di bidang kepabeanan dan cukai;
 Pelaksanaan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang
kepabeanan dan cukai;
 Pengendalian, evaluasi, pengkoordinasian dan pelaksanaan intelijen di
bidang kepabeanan dan cukai;
 Pengendalian, evaluasi, pengkoordinasian, dan pelaksanaan patroli dan
operasi pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan,
penindakan dan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai;
 Pengendalian dan pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan
penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai;
 Perencanaan dan pelaksanaan audit serta evaluasi hasil audit di bidang
kepabeanan dan cukai;
 Pengkoordinasian dan pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi
dan laporan di bidang kepabeanan dan cukai
 Pengendalian, pengelolaan, dan pemeliharaan sarana operasi dan senjata
api Kantor Wilayah Dircktorat Jenderal Bea dan Cukai;
 Pengkoordinasian dan pelaksanaan pengawasan pelaksanaan tugas, Dan
evaluasi kinerja;
 Pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.

2.4 Uraian Tugas (JobDescription) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal


Bea Dan Sumatera Bagian Timur.

Uraian tugas pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa
Barat adalah sebagai berikut :

 Kepala Kantor Wilayah DJBC

Melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi Dan


pelaksanaan tugas di bidang kepabeanan dan cukai dalam wilayah Kerjanya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Kepala Bagian Umum dan Kepatuhan Internal

Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, ketatausahaan dan Rumah


tangga, penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pengawasan Pelaksanaan tugas, dan
evaluasi kinerja serta penyuluhan dan publikasi Peraturan perundang-undangan
kepabeanan dan cukai.

 Kepala Subbagian Kepegawaian dan Kepatuhan Internal

Melakukan urusan tata persuratan, kearsipan, penyusunan rencana Kerja


dan laporan akuntabilitas, serta urusan keuangan, anggaran, Dan kescjahteraan
pegawai yang akuntabel dalam rangka Mendukung pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Kantor Wilayah, Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan pengawasan
Pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja, pemantauan dan pelaporan Tindak lanjut
hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan Pengawasan masyarakat.

 Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat dan Rumah Tangga

Melakukan penyiapan bahan penyuluhan dan publikasi peraturan


Perundang-undangan kepabeanan dan cukai,hubungan Masyarakat, urusan rumah
tangga, dan perlengkapan.

 Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan

Melakukan urusan tata persuratan, kearsipan, penyusunan rencana Kerja


dan laporan akuntabilitas, serta urusan keuangan, anggaran, Dan kesejahteraan
pegawai.

 Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai

Melaksanakan bimbingan teknis, pengendalian, dan evaluasi Pelaksanaan


peraturan perundang-undangan, pemberian perijinan, pelaksanaan penelitian atas
keberatan terhadap penetapan di bidang Kepabeanan dan cukai, serta pelaksanaan
pengolahan data, penyajian Informasi, dan laporan di bidang kepabeanan dan cukai.

 Kepala Seksi Pabean dan Cukai

Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, pemantauan dan


Evaluasi realisasi, dan penyusunan laporan penerimaan di bidang Kepabeanan dan
cukai, bimbingan teknis, penyiapan bahan Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
tatalaksana impor dan Ekspor, klasifikasi barang, nilai pabean, penyiapan bahan
Rekomendasi dan perijinan di bidang impor dan ekspor, serta Evaluasi pelaksanaan
tatalaksana dan fasilitas di bidang cukai, Penyiapan bahan rekomendasi dan
perijinan, dan fasilitas di bidang Cukai.

 Kepala Seksi Keberatan dan Banding

Melakukan penelitian atas keberatan terhadap penetapan di bidang


Kepabeanan dan cukai dan penyiapan administrasi urusan banding.

 Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikan

Melaksanakan bimbingan teknis, pengendalian, dan evaluasi Pelaksanaan


peraturan perundang-undangan, pemberian perijinan, Pelaksanaan penelitan atas
keberatan terhadap penetapan di bidang Kepabeanan dan cukai.

 Kepala Seksi Intelijen

Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, pengendalian, Evaluasi dan


koordinasi pelaksanaan intelijen di bidang Kepabeanan dan cukai, pengumpulan,
analisis, penyajian, dan Penyebaran informasi intelijen dan hasil intelijen, serta
Pengelolaan pangkalan data intelijen.

 Kepala Seksi Penindakan

Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, pengendalian, Evaluasi dan


koordinasi pelaksanaan patroli dan operasi Pencegahan pelanggaran peraturan
perundang-undangan, Penindakan di bidang kepabeanan dan cukai, pengendalian
tindak Lanjut hasil penindakan, serta pengelolaan dan pemeliharaan sarana Operasi,
sarana komunikasi dan senjata api Kantor Wilayah. Melakukan penyiapan bahan
koordinasi dan pelaksanaan Pengolahan data, penyajian informasi dan pelaporan
kepabeanan Dan cukai.

 Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan

Melaksanakan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundang -


undangan kepabeanan di bidang tempat penimbunan, melaksanakan pengendalian
pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepabeanan dan evaluasi pelaksanaan
serta fasilitas di bidang kepabeanan.

 Kepala Seksi Fasilitas Pabean

Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, pengendalian dan Evaluasi


pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepabeanan Di bidang tempat
penimbunan, pelaksanaan pemberian perijinan di Bidang tempat penimbunan serta
pemberian fasilitas di bidang Kepabeanan lainnya.

 Kepala Seksi Kemudahan Impor Tujuan Ekspor

Melakukan pemberian fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor.

 Kepala Seksi Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan

Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan


koordinasi pelaksanaan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai,
pemantauan tindak lanjut hasil penyidikan, pengumpulan data pelanggaran dan data
penyelesaian pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai,
penatausahaan dan pengurusan barang hasil penindakan, barang bukti, pelelangan
dan premi.

 Kepala Bidang Audit

Melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan audit serta evaluasi hasil audit di


bidang kepabeanan dan cukai.
 Kepala Seksi Perencanaan Audit

Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana pelaksanaan audit di bidang


Kepabeanan dan cukai.

 Kepala Scksi Pelaksanaan Audit

Melakukan penatausahaan pelaksanaan audit, pemantauan Pelaksanaan audit,


pelaporan pelaksanaan audit di bidang Kepabeanan dan cukai.

 Kepala Seksi Evaluasi Audit

Melakukan evaluasi hasil audit di bidang kepabeanan dan cukai.

2.5 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai Sumatera Bagian Timur
 Visi

Untuk menghadapi perubahan yang sangat cepat di dalam era Globalisasi


ekonomi dan liberalisasi perdagangan, serta untuk Menghadapi tantangan,
hambatan dan peluang masa depan menuju Suatu kondisi yang dinginkan, Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur sebagai
perpanjangan tangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Provinsi Sumatera
Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu dan Provinsi
Bangka Belitung, dituntut untuk senantiasa mampu mengantisipasi Berbagai
macam perubahan internal maupun eksternal.

Peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang multi dimensi, Yaitu sebagai
pemungut pajak dalam rangkaimpor, fasilitator perdagangan intemasional,
pengawas lalu lintas perdagangan impor dan ekspor serta penegak hukum di bidang
kepabeanan dan cukai, Mengharuskan seluruh aparat Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai Mempunyai cara pandang yang antisipatif dan jauh ke depan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Sejalan dengan hal tersebut, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai Sumatera Bagian Timur menyadari sepenuhnya bahwa untuk menjalankan
tugas dan fungsi tersebut dengan baik, perlu dilakukan peningkatan kinerja dan citra
seluruh pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Sumatera Bagian Timur, sehingga menjadi yang terbaik di antara seluruh Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Untuk mempunyai cara pandang yang antisipatif dan jauh ke depan serta
untuk meningkatkan kinerja dan citra, perlu dilakukan Kristalisasi dalam satu visi
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur sebagai
berikut :

MENJADI YANG TERBAIK DI ANTARA KANTOR WILAYAH


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DALAM KINER.JA DAN
CITRA

Penjelasan dari visi tersebut adalah :

 Menjadi yang terbaik adalah suatu kondisi yang menempaikan Kantor


Wilayah DJBC Sumatera Bagian Timur berada dalam Posisi yang paling
baik dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, di Antara Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai seluruh Indonesia.
 Kinerja adalah suatu capaian pelaksanaan kegiatan, program dan
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
 Citra adalah kesan stakeholder atas kinerja institusi Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai

Dengan demikian visi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera
Bagian Timur bermakna :

Suatu cita-cita dan pandangan jauh ke depan untuk menempatkan


Kantor Wilayah Direkaorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur
yang merupakan bagian dari Direkiorat Jenderal Bea dan Cukai menjadi yang
terbaik diantara Kantor Wilayar Direkorat Jenderal Bea dan Cukai di sehursh
Indonesia dalam melakukan pelayanan dan Pengawasan lalu-lintas barang
impor dan ekspor serta pemunguan bea masuk.caukai dan Pajak dalam rangka
impor dan selalu mendapat penilaia serta kesan yang baik dari para Cuka
Stakeholder.

 Misi

Sebagai instansi vertikal Dircktorat Jenderal Bea dan Cukai di dacrah dan
untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan serta agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai Sumatera Bagian Timur harus mempunyai misi yang jelas.

Keberadaan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera


sebagai unsur pelaksana di daerah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan tugas pokok Direktorat Jenderal di wilayah kerjanya
berdasarkan kebjaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Agar pelaksanaan tugas tersebut dapat tercapai secara optimal, Kantor


Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur menetapkan
misi yang saling terkait yaitu:

 Meningkatkan kelancaran arus barang, dokumen dan penumpang;


 Meningkatkan daya saing industri dalam negeri khususnya yang
berorientasi ekspor di wilayah Sumatera Bagian Selatan;
 Optimalisasi Penerimaan Bea Masuk dan Cukai;
 Terwujudnya pengawasan yang efektif;
 Terwujudnya peningkatan profesionalisme dan akuntabilitas sumber daya
manusia;
 Meningkatnya koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dan dunia
usaha.

Keenam misi tersebut di atas dapat dikristalisasikan dalam satu integrated mission :

MEMBERIKAN PELAYANAN YANG TERBAIK DI BIDANG


KEPABEANAN DAN CUKAI
2.6 Tujuan dan Sasaran

Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi organisasi perlu ditetapkan


Tujuan dalam jangka 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun untuk mengarahkan
Perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan yang akan Dilaksanakan.
Agar dapat dilaksanakan, tujuan harus jelas, berjangka waktu dan Merupakan
jawaban dari prioritas atau permasalahan yang teridentifikasi dalam Kajian
lingkungan internal dan eksternal.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka Kantor Wilayah Direktorat Jenderal


Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur menetapkan tujuan organisasi sebagai
berikut :

 Meningkatkan kelancaran arus barang, dokumen dan penumpang;


 Meningkatkan daya saing industri dalam negeri khususnya yang
berorientasi ekspor di wilayah Sumbagsel;
 Optimalisasi penerimaan bea masuk dan cukai;
 Terwujudnya pengawasan yang efektif;
 Terwujudnya peningkatan profesionalisme dan akuntabilitas sumber daya
manusia;

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Kegiatan Magang

Praktek kerjal/ magang di Kantor Wilayah Sumatera Bagian Timur


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dilaksanakan kurang lebih dua bulan dari
tanggal 09 September sampai dengan 09 November 2019. Setiap minggunya terdiri
dari lima hari Kerja mulai dari hari senin sampai dengan hari jum’at dimulai dari
pukul 07.30 Sampai dengan 12.00WIB. Dalam melaksanakan praktik kerja/
magang penulis Melakukan kegiatan- kegiatan yang ada dalam kantor tersebut,
sesuai dengan Pengetahuan dan keterampilan yang penulis miliki. Selama dalam
melakukan Praktek kerja/ magang penulis ditempatkan pada bagian Umum, bagian
audit danKepatuhan internal, bagian kepabeanan dan cukai, bagian penindakan dan
Penyidikan, dan bagian fasilitas.

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan selama 2 (dua) bulan


Melaksanakan praktek kerja magang di Kantor Wilayah Sumatera Bagian Selatan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yaitu :

NO Hari / Tanggal Jenis Kegiatan


1 Senin, 9 September 2019 Memperkenalkan diri di bidang P2
2 Selasa, 10 September 2019 Pengarahan mengenai tugas dan
fungsi bidang
3 Rabu, 11 September 2019 Mengantarkan Surat ke Ruang
Kepegawaian
4 Kamis, 12 September 2019 Photocopy surat dan membagikan ke
masing masing bidang P2
5 Jumat, 13 September 2019 Membukukan surat masuk
6 Senin, 16 September 2019 Mempelajari proses peningkatan
barang
7 Selasa, 17 September 2019 Penempatan pada bagian
kepegawaian
8 Rabu, 18 September 2019 Mengirimkan surat untuk KPPBC
dibawah kanwil sumbagtim dibidang
P2
9 Kamis, 19 September 2019 Mencetak surat keterangan
penghasilan
10 Jumat, 20 September 2019 Menonton pertandingan voli
11 Senin, 23 September 2019 Mengantar surat nota dinas
keruangan lain
12 Selasa, 24 September 2019 Mengantar surat keterangan
penghasilan
13 Rabu, 25 September 2019 Penempatan pada subbagian rumah
tangga
14 Kamis, 26 September 2019 Photocopy dokumen
15 Jumat, 27 September 2019 Perkenalan pada seluruh pegawai
subbagian RT(rumah tangga)
16 Senin, 30 September 2019 Membantu mencatat keluar masuk
barang kantor
17 Selasa, 1 Oktober 2019 Fotocopy surat
18 Rabu, 2 Oktober 2019 Mencatat buku service kendaraan
19 Kamis, 3 Oktober 2019 Penempatan pada bagian TUK
20 Jumat, 4 Oktober 2019 Menginput surat masuk ke aplikasi
komputer
21 Senin, 7 Oktober 2019 Memindahkan data gaji pegawai ke
aplikasi komputer
22 Selasa, 8 Oktober 2019 Mengantar surat ke ruangan lain
23 Rabu, 9 Oktober 2019 Fotocopy dokumen
24 Kamis, 10 Oktober 2019 Membantu mengarsipkan surat
25 Jumat, 11 Oktober 2019 Menonon pertandingan tim volly
26 Senin, 13 Oktober 2019 Izin
27 Selasa, 14 Oktober 2019 Penempatan pada bidang
kepabeanan dan cukai
28 Rabu, 15 Oktober 2019 Memperkenalkan diri pada pegawai
bagian kepabeanan dan cukai
29 Kamis, 16 Oktber 2019 Membukukan surat
30 Jumat, 17 Oktober 2019 Menonton pertandingan tim volly
31 Senin, 20 Oktober 2019 Menulis surat masuk kepabeanan
dan cukai
32 Selasa, 21 Oktober 2019 Membukukan surat
33 Rabu, 22 Oktober 2019 Mengantar surat keruangan lain
34 Kamis, 23 Oktober 2019 Penempatan pada bidang fasilitas
35 Jumat, 24 Oktober 2019 Menonton pertandingan tim volly
36 Senin, 27 Oktober 2019 Perkenalan pada seluruh pegawai di
bidang fasilitas
37 Selasa, 28 Oktober 2019 Pengarahan mengenai tugas dan
fungsi bidang
38 Rabu, 29 Oktober 2019 Melakukan administrasi surat keluar
39 Kamis, 30 Oktober 2019 Membuat database janji layanan
fasilitas kawasan berikat
40 Jumat, 31 Oktober 2019 Penempata pada bidang kepatuhan
internal

Demikianlah uraian pekerjaan yang dilakukan selama melaksanakan praktik


kerjar magang. pekerjaan tersebut dilakukan tidak lepas dari bimbingan para
pegawai - pegawai pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Sumatera Bagian Timur

3.2 Deskripsi Fokus Pengamatan

Pelaksanaan praktik kejra/magang dilaksanakan di Kantor Wilayah


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur dengan fokus
pengamatan pada kegiatan impor sementara. penulis ditempatkan di bagian
kepatuhan intermal dan audit, penindakan dan penyidikan, bagian keuangan, bagian
fasilitas kepabeanan, bagian kepabeanan dan cukai. dalam masa praktik
kerja'magang, penulis diberikan data-data seperti KEP untuk mengetahui
pemberian izin impor sementara dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang
digunakan untuk proses perhitungan dan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
Impor sementara oleh Direktorat jenderal Bea dan Cukai yang digunakan penulis
untuk menyusun laporan akhir. sesuai dengan fokus pengamatan dan judul laporan
akhir penulis maka data- data KEP dan PIB sangat membantu penulis dalam
membantu menjelaskan proses kegiatan impor sementara.
 Pengertian Pajak

Menurut undang-undang No. 28 Tahun 2007 ketentuan umum dan tata cara
perpajakan, pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terutang olch
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam pengertian pajak tersebut
terkandung unsur-unsur pajak, unsur pajak tersebut adalah sebagai berikut:

 luran/pungutan dari rakyat kepada Negara


 Pajak dipungut berdasarkan undang-undang dan peraturan hukum lainnya
 Pajak dipungut tanpa adanya kontrapsesi yang secara langsung dapat
ditunjuk dan sifatnya memaksa
 Hasil pemungutan pajak digunakan untuk menutupi pengeluaran Negara
Atau daerah dan sisanya digunakan untuk investasi atau pembangunan
 Pajak disamping sebagai sumber keuangan Negara atau dacrah juga
berfungsi sebagai pengatur (regulered). Pengembangan suatu penemuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

Barang untuk keperluan pendidikan dan kebudayaan adalah barang atau


peralatan yang semata-mata ditunjuk untuk keperluan pendidikan dan kebudayaan
bangsa tanpa ada unsur komersial.

 Barang untuk keperluan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan dan


kebudayaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
 Dapat dibuktikan dengan dokumen yang menyatakan bahwa bidang usaha
importir berkaitan dengan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan atau
kebudayaan
 Diimpor dalam jumlah yang wajar dengan mempertimbangkan tujuan
penggunaannya
 Mendapat rekomendasi dari instansi teknis terkait.
 Barang untuk keperluan pertunjukan umum, olahraga dan perlombaan
 Kemasan yang digunakan dalam rangka pengangkutan dan/atau
pengemasan barang impor atau ekspor baik berulang-ulang maupun tidak,
yaitu kemasan yang:
- Mempunyai nilai/harga yang tercantum dalam invoice
- Digunakan dalan pengangkutan barang secara berulang-ulang dengan
frekuensi impor atau ekspor yang tidak terlalu tinggi
- Dimpor dalam keadaan terisi untuk pengeksporan kembali baik
- Dalan keadaan kosong untuk pengcksporan kembali dalam keadaan terisi
- Tidak digunakan untuk pengangkutan dan/atau pengemasan barang dalam
negeri.
 Barang untuk keperluan contoh atau model, yaitu barang atau

Peralatan yang mewakili kategori barang tertentu yang telah Diproduksi atau
merupakan contoh dari barang yang produksinya sedang dirancang atau
dipertimbangkan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- Barang yang diimpor khusus sebagai contoh untuk keperluaan Produksi


(prototipe)
- Tidak dimpor dalam jumlah dan jenis yang secara keseluruhan tidak dapat
lagi dianggap sebagai contoh atau model berdasarkan kewajaran
penggunaannya, baik tipe maupun merek
- Diimpor semata-mata dengan maksud untuk dipertunjukan atau
Pemenuhan pesanan terhadap barang yang akan diimpor
- Barang tersebut tidak diperjualbelikan, disewakan atau memperoleh
pengasilan dari penggunaanya dalam jangka waktu izin Impor Sementara.
 Kapal pesiar perorangan (yacht) yang digunakan sendiri oleh warga
Negara asing, yaitu kendali Atau sarana pengangkut yang:
- Masuk ke dalam dacrah pabean dengan jadwal kunjungan yang tidak dapat
ditentukan atau tidak terjadwal
- Digunakan sebagai alat transportasi selama berada di dalam daerah Pabean
- Masuk ke dalam dacrah pabean bersama-sama dengan warga negara
asingnya
- Tidak dimaksudkan untuk pengangkutan barang dengan tujuan komersial.
 Kendaraan atau sarana pengangkut yang masuk melalui lintas batas dan
penggunaannya tidak bersifat regular, yaitu:
- Kendaraan atau sarana pengangkut darat atau laut, yang masuk ke daerah
pabean melalui lintas batas secara tidak terjadwal dan tidak memiliki izin
trayek khusus sebagai kendaraan antar negara melalui lintas batas negara
(tramper) dan/atau
- Kendaraan atau sarana pengangkut untuk tujuan wisata.
 Barang untuk keperluan diperbaiki, direkondisi, diuji, dan dikalibrasi,
yaitu:
- Yang dimaksud diperbaiki adalah penanganan barang yang rusak dengan
mengembalikannya pada keadaan semula tanpa mengubah sifat hakikinya
- Yang dimaksud direkondisi adalah penanganan selain perbaikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf 1.2. terhadap barang yang
usang atau tua dengan mengembalikan seperti kondisi semula hingga
mengakibatkan peningkatan kualitas barang dari segi ekonomi tanpa
mengubah sifat hakikinya.
- Yang dimaksud diuji adalah pemeriksaan barang dari segi teknik dan
menyangkut mutu serta kapasitasnya sesuai dengan standar yang di
tetapkan
- Yang dimaksud dengan dikalibrasi adalah proses untuk menyesuaikan
suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan.
 Binatang hidup untuk keperluan pertunjukan umum, olahraga.
Perlombaan, pelatihan, pejantan, dan penanggulangan gangguan
keamanan, yaitu biantang hidup yang memiliki keahlian atau karakteristik
khusus yang dapat dibuktikan dengan dokumen terkait
 Barang untuk keperluan penanggulangan bencana alam, kebakaran,
kerusakan lingkungan, gangguan keamanan dan untuk tujuan kemanusiaan
atau sosial.
 Barang untuk keperluan kegiatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan
Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)
 Kapal yang diimpor oleh perusahaan pelayaran niaga nasional atau
perusahanan penangkapan ikan nasional, yaitu sarana pengangkut laut
yang mempunyai fungsi utama berlayar untuk mengangkut penumpang
dan/atau barang serta diimpor oleh perusahaan angkutan laut atau
penankapan ikan berbadan hukum Indonesia yang melakukan kegiatan
angkutan laut atau penangkapan ikan didalam wilayah Perairan Indonesia
 Pesawat dan mesin pesawat yang diimpor olch perusahaan penerbangan
Nasional, yaitu sarana pengangkut udara dan mesin sarana pengangkut
udara yang diimpor oleh perusahaan angkutan udara berbadan hukum
Indonesia yang melakukan kegiatan angkutan udara didalam wilayah
perairan Indonesia, termasuk juga helikopter, barang pribadi penumpang,
barang pribadi awak sarana pengangkut, dan barang pribadi pelintas batas
 Barang proyek pemerintah yang dibiayai dengan pinjaman atau hibah dari
luar negeri, yaitu barang atau peralatan yang digunakan untuk mendukung
pengerjaan proyek milik pemerintah yang dibuktikan dengan melampirkan
dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), kontrak pengadaan
barang dan jasa, dan/atau dokumen terkait lainnya yang dapat
membuktikan bahwa proyek tersebut merupakan proyek pemerintah yang
dibiayai dengan pinjaman atau hibah dari luar negeri.
 Sarana pengangkut yang tidak dipergunakan untu pengangkutan dalam
daerah pabean, yaitu kendaraan atau sarana pengangkut darat, laut, atau
udara yang masuk ke daerah pabean dengan telah memiliki lwal dan izin
trayek khusus sebagai kendaran atau saran pengangkut antar Negara
(liner).
 Petikemas yang tidak digunakan untuk pengangkutan dalan daerah
Pabean.
 Jaminan dalam rangka kepabeanan yang selanjutnya disebut jamiman
adalah garansi pembayaran pungutan Negara dalam rangka kegiatan
kepabeanan dan atau pemenuhan kewajiban yang disyaratkan dalam
peraturan kepabeanan yang diserahkan kepada kantor pabean. Bentuk
jaminan tunai, jaminan bank, customes bond, jaminan dalam bentuk lain
(jaminan tertulis).
 Pengembalian jaminan akan di kembalikan oleh kepala kantor jika Barang
yang bersangkutan telah di ekspor kembali, telah dibayar biaya Masuk,
pajak dalam rangka impor dan denda administrasinya, telah Menyerahkan
keputusan kebebasan bea masuk dan pajak dalam rangka Impor atas
barang mengalami kerusakan berat atau musnah karena force majeur.
 Jangka waktu izin impor sementara paling lama 3 (tiga) tahun terhitung
sejak tanggal pendaftaran (PIB). Jangka waktu izin impor sementara
kurang dari 3 (tiga) tahun dapat diperpanjang lebih dari 1 (satu) kali
sepanjang jangka waktu impor sementara secara keseluruhan tidak lebih
dari 3 (tiga) tahun.
 Penyelesaian barang Impor Sementara

PPH Pasal 2 : Pajak penghasilan ini dipungut atas importasi barang dari
Departemen Perdagangan.

Komponen pungutan negara atas Import Sementara terdiri dari : Bea masuk, Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penambahan Nilai atau Barang Mewah
(PPnBM), Pjak penghasilan (PPh) pasal 22.

3.3 Pembahasan Masalah


 Mekanisme Kegiatan Impor Sementara pada Kantor Wilayah
Direktorat Jendral Bea dan Cukai Sumatera Bagian Timur
 Pengeluara Barang Impor Sementara

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai No. Per-51/BC/2012


pengeluaran barang impor sementara sebagai berikut :

- Importir membuat pemberitahuan Impor Barang (PIB) berdasarkan surat


izin Impor Sementara yang diterimanya, dengan cara pengisian Antara
lain:
- Jenis Impor diisi dengan “Sementara”
- Kolom pemenuhan persyaratan/Fasilitas Impor diisi dengan nomor surat
izin Impor Sementara dan/atau nomor Surat Keterangan Bebas (SKB)
pajak
- Di Ekspor Kembali
- Tidak Di Ekspor
 Rumus Perhiungan Bea Masuk dan Paiak Dalam Rangka Impor
 Rumus Bea Masuk :

BM = (Harga CIF X NDPBM ) x Tarif

Keterangan:

BM : Besarnya bea masuk yang harus dibayar

Haga CIF : Nilai pabean harga yang sebenarnya atau seharusnya di bayar
dengan cara penyerahan barang yang telah dibayar semua biaya handling,
asuransi, dan biaya sarana pengangkut

NDPBM : Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan secara periodik


atas dan ditentukan untuk beberapa mata uang asing

Tarif : Tarif yang ditetapkan sesuai dengan klasifikasi barang yang


terdapat dalam buku Tarif Bea Masuk Indonesia

 Rumus Pajak Dalam Rangka Impor :

PPN = 10% x (CIF x NDPBM + BM)

PPh Ps.22 : API=2,5% x (BM +(CIF x NDPBM)

Non-API= 7,5% x (BM +(CIF x NDPBM)

Keterangan :

PPN : Dipungut atas dasar bahwa setiap terjadi penyerahan barang atau
jasa Akan dikenakan PPN sebesar 10%
- Kolom Free On Board (FOB) atau Nilai Cost, Inurance and Freight (CIF)
diisi sesuai penetapan nilai pabean yang terceantum dalam Surat Izin
Impor Sementarn
- Dalam hal mendapatkan pembebasan Bea Masuk, maka jenis punutan Bea
Masuk dan Pajak dalam rangka impor dicantumkan dalam kolom
“Dibebaskan”
- Dalam hal keringanan Bea Masuk, maka:
- Bea Masuk yang dibayarkan dimasukkan dalam kolom dibayar
- Bea masuk yang dijaminkan dimasukkan dalam kolom ditangguhkan
- Pajak pertambahan nilai (PPN) yang dibayarkan dimasukkan dalam kolom
bayar
- Pajak pertambahan nilai (PPN) yang mendapat Surat Keterangan Bebas
(SKB) pajak dimasukkan dalam kolom dibebaskan
- Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang dibayar dimasukkan
dalam kolom Dibayar. Lampiran V Peraturan Direktur Nomor : PER-
51/BC/2012 Tentang Petunjuk Impor Sementara
- Pajak Penghasilan (PPh) yang dijaminkan dimasukkan dalam kolom
Ditangguhkan.

Penyerahan Jaminan dan Prembayaran

Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Bea dan Cukai Nomor Per 51/BC/2012
Penyerahan jaminan dam pembayaran sebagai berikut:

- Importir menyerahkan jaminan kepada pejabat yang menangani jaminan


di kantor pabean tempat pemasukan barang impor sementara
- Pejabat yang menangani jaminan memberikan bukti penerimaan jaminan
kepada imporir setelah jaminan telah sesuai.
- Bea masuk dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Bea
Masuk = 2% x jumlah bulan jangka waktu impor sementara x Bea Masuk
yang seharusnya dibayar
- Jaminan untuk mendapatkan keringanan, importir wajib menyerahkan
jaminan sebesar selisih antara bea masuk yang seharusnya dibayar dengan
yang telah dibayar, dan pajak penghasilan pasal 22 yang seharusnya
dibayar.

Penyelesaian Barang Impor Sementara

 Dieskpor Kembali
- Importir memberitahukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pabean
asal
 Menurut Lembaga Pemungutnya
- Pajak Negara (pajak pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada
umumnya. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak atas
Penjualan Barang Mewah dan Bea Materai.
- Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah
tingkat I maupun daerah tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga daerah masing-masing. Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,
Pajak Reklame, Pajak Hotel dan Restoran.
 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem Pemungutan Pajak terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu sebagai


berikut (Waluyo, 2002) :

- Self Assessment System adalah system pemungutan pajak yang memberi


kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan,
membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.
- Official Assessment system adalah pemungutan pajak setelah terlebih
dahulu ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk melalui
surat ketetapan pajak daerah atau dokumen lain yang dipersembahkan
seperti karcis dan nota pesanan (bill).
- Withholding tax system adalah system pemungutan pajak yang Memberi
wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak. Pada system ini wajib pajak dan fiskus sama-
sama tidak aktif, yang aktif yaitu pihak ketiga.
 Impor Sementara

Berdasarkan peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor :


PER.SIBC2012, Impor sementara adalah pemasukan barang impor ke dalam
Daerah pabean yang benar-benar dimaksudkan untuk di ekspor kembali dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun.

 Dalam Impor sementara terdapat syarat-syaratnya yaitu:


- Tidak akan habis di pakai, yaitu barang impor yang tidak habis digunakan
secara fungsi maupun bentuk selama jangka waktu Impor Sementara
- Mudah dilakukan identifikasi, yaitu mudah dikenali selama jangka waktu
impor sementara dan di ekspor kembali, dan memiliki ciri- ciri atau tanda
khusus yang melekat pada Impor Sementara
- Dalam jangka waktu impor sementara tidak mengalami perubahan bentuk
secara hakiki kecuali aus karena penggunaan
- Tujuan penggunaan barang tersebut jclas
- Terdapat dokumen pendukung bahwa barang tersebut akan di ekspor
kembali.
 Makna Impor Sementara UU No, 10 / 1995 Pasal 9 ayat 1 s/d 4 dalamnya
terkandung 3 (tiga) unsur utama yaitu :
- Barang impor dikeluarkan untuk dipakai dari Kawasan Pabean sehingga
formalitas pabean telah terpenuhi barang impor tersebut dimaksudkan
untuk di ekspor (dikirim keluar daerah pabean/luar negeri)
- Barang impor tersebut diawasi oleh Bea Cukai karena kewajiban fiskalnya
belum selesai atau ditangguhkan
 Manfaat yang diperoleh dari fasilitas Impor Sementara, yaitu manfaatnya
adalah dapat memperoleh pembebasan atau keringanan Bea masuk.
- Pembebasan Bea Masuk adalah peniadaan pembayaran bea masuk yang
diwajibkan yang merupakan pembebasan bersyarat dalam rangka Impor
Sementara
- Keringanan Bea Masuk adalah pengurangan sebagian pembayaran bea
masuk yang diwajibkan merupakan keringanan bersyarat dalam rangka
Impor Sementara.
 Barang-barang Impor Sementara yang termasuk Keringanan
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan pengamatan dan menganalisis data yang diperoleh dari


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, penulis menarik kesimpulan dari apa yang telah
di uraikan pada bab-bab sebelumnya, penulis juga akan mengemukakan saran yang
sekiranya dapat dipertimbangkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yaitu:

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.04/2011


tanggal 25 Agustus 2011 tentang Impor Sementara, Nilai Impor Sementara adalah
salah satu unsur Dasar Pengenaan Pajak (DPp) yang dipakai sebagai dasar untuk
menghitung pajak yang terutang. Nilai Impor Sementara adalah nilai berupa uang
yang menjadi prosedur perhitungan Jaminan dan Pembayaran bea masuk ditambah
dengan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai, serta menyerahkan jaminan sebesar
selisih antara bea masuk yang seharusnya dibayar dengan yang telah dibayar, dan
menyerahkan jaminan sebesar pajak penghasilan pasal 22 (PPh) yang seharusnya.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kantor Wilayah Sumatera Bagian Timur
dibayar sudah bertugas dengan baik sebagai pengawasan dan menertibkan kegiatan
impor atau impor sementara guna membatasi dan menjembatani penerimaan
Negara melalu pajak.

4.2 Saran

Pada bab bagian ini, saya selaku penulis mengemukakan beberapa saran
yang mungkin dapat bermanfaat dan ditanggapi dengan baik oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai Kantor Wilayah Sumatera Bagian Timur dalam kinerja
dilapangan.

 Berasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Keuangan dalam


proses pemungutan sudah dilakukan dengan baik, semoga dapat
ditingkatkan lagi sehingga dapat berperan besar dalam rangka membantu
penerimaan Negara.
 Perlunya sosialisasi bahkan diadakannya Mata Kuliah tentang kepabeanan
ke perguruan tinggi untuk mengenalkan bagaimana proses pemungutan
terhadap barang impor dan impor sementara.
 Barang untuk keperluan peragaan atau demonstrasi dengan memenuhi
ketentuan bahwa barang tersebut tidak berkaitan langsung dengan
kepentingan produksi atau pengerjaan proyek infrastruktur, seperti barang
yang dipergunakan untuk mendukung kegiatan peragaan atau demonstrasi.
 Barang untuk keperluan tenaga ahli, yaitu barang Impor Sementara yang
dibawa bersamaan atau tidak oleh tenaga ahli yang datang ke Indonesia
untuk melaksanakan pekerjaan tertentu sesuai keahliannya dengan
memenuhi kriteria:
- Didukung dokumen yang menunjukan sebagai tenaga ahli
- Barang tersebut digunakan oleh tenaga ahli atau penggunaannya dibawa
pengawasan tenaga ahli
- Tidak termasuk peralatan yang akan digunakan dalam industri
manufaktur, pengemasan barang, eksplorasi sumber daya alam, keperluan
konstruksi, perbaikan atau pemeliharaan gedung, proyek perataan tanah
atau semacam itu, kecuali dalam bentuk perkakas tangan.
 Barang untuk keperluan penelitian, pendidikan, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan, meliputi:
- Barang untuk keperluaan penelitian dan ilmu pengetahuan, yaitu barang
atau peralatan yang digunakan untuk melakukan penelitian'riset atau
percobaan guna peningkatan atau
- . Atas permohonan tersebut dilakukan pemeriksaan pabean terhadap
barang yang bersangkutan
- Jika hasil pemeriksaan kedapatan jumlah, jenis dan identitas
- Barang sesuai, maka diberikan pesetujuan ekspor dan pengembalian
jaminan
- Jika kedapatan tidak sesuai, sebelum diberikan izin ekspor, Bea Masuk
dan pungutan impor lainnya serta denda atas perbedaan tersebut harus
dibayarkan terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai