Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Data Umum Puskesmas


1.1.1 Lokasi
Puskesmas Tanjung Raja terletak di Jalan Kesehatan No. 54, Tanjung
Raja, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan1.

1.1.2 Wilayah Kerja

Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Raja sampai dengan tahun 2018
meliputi 8 desa dan terdapat 22 unit posyandu, 8 posbindu PTM, dan 8
posyandu lansia1.

1.1.3 Sejarah
1.1.4 Status Akreditasi

1.1.5 Visi dan Misi


Visi
Terwujudnya Kecamatan Tanjung Raja sehat2.
Misi
Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Puskesmas Tanjung Raja adalah:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi setiap keluarga dan
masyarakat Kecamatan Paleteang.
3. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
puskesmas melalui kerjasama lintas sektoral.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat di Kecamatan Paleteang.
5. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM)
Puskesmas2.

1.2 Jenis Layanan dan Program

1.2.1 Fasilitas Pelayanan di Puskesmas (UKP)

Cakupan pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan oleh fasilitas


pelayanan kesehatan di Puskesmas Tanjung Raja adalah :
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1
2. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
4. Cakupan pelayanan nifas
5. Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas
6. Presentase cakupan pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan WUS
7. Pemberian tablet FE pada ibu hamil
8. Cakupan ibu yang mengikuti KB
9. Cakupan kunjungan Neonatus
10. Cakupan pelayanan kesehatan bayi
11. Imunisasi bayi
12. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi dan balita1

1.2.1 Program ke Masyarakat (UKM)


Program yang dilakukan Puskesmas Tanjung Raja ke Masyarakat yaitu :
1. Posyandu Balita
Puskesmas Tanjung Raja hadir langsung ke 8 wilayah kerja guna
melakukan kontrol kesehatan balita pada setiap kelurahan yang ada di
Tanjung Raja, yang terdiri dari penimbangan berat badan bayi,
pemberian vitamin A, imunisasi bayi dan balita
2. Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut siswa sd dan setingkat dilakukan oleh
Puskesmas Tanjung Raja melalui penjaringan kesehatan terhadap murit
kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih.
3. Pelayanan UNSILA
Pelayanan kesehatan usia lanjut merupakan pelayanan kesehatan sesuai
standar yang ada dan dilakukan pada masyarakat usia 60 tahun keatas.
Pelayanan kesehatan usia lanjut dapat meliputi pemeriksaan tekanan
darah1.
1.3 Sarana dan Prasarana
1.3.1 Luas Gedung
1.3.2 Peruntukan Ruangan
1.3.3 Fasilitas Kendaraan

Fasilitas kendaraan yang tersedia di Puskesmas Tanjung Raja yaitu 1 mobil


Ambulance, 6 kendaraan sepeda motor, dan 6 kendaraan puskesmas keliling1,3.

1.4 Tenaga Kerja


1.4.1 Struktur Kepemimpinan
1.4.2 Daftar Pegawai

No Nama Jabatan
1 Hj. Nelly Anggia Murni,SKM Kepala UPTD
2 Masito,SKM Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Madya
3 Suryati Perawat Gigi
4 Nurlaila,SKM Bidan
5 Erlita Yani,SKM Kepala Seksi Ketentraman dan
Ketertiban
6 dr. Dahlan Riduanto S Staf Puskesmas
7 Elly Yusmita,SKM Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,
Ahli Muda
8 dr. Deniz Mawarni Dokter Ahli Muda
9 Sumilah Staf Pendaftaran
10 Sirman Rasit Kaur Tata Usaha
11 Dian Novita,SKM Staf
12 Hartini Perawat
13 Adorias Dwinatra Desfaoki, Perawat
AM.Kep
14 Haryati,SKM Bidan
15 Sri Ulpa, S.kep Perawat Pertama
16 Eka Ilyati, SKM Fungsional Umum
17 Megawati, AMF Asisten Apoteker Pelaksana
Lanjutan
18 Dewi Kesmayanti, SKM Pranata Laboraturium
19 Mia Kurnia Lesstari,SKM Fungsional Umum
20 Elly Kusnaini, S.kep Perawat
21 Devi Rozalinda, AMKL Sanitarian
22 Nazuansyah, AM.Kep Perawat
23 Andruyeni,AM.kep Perawat
24 Rika Muntana, AMF Fisioterapi
25 Kiki Amelia Sari,AM.Kep Perawat
26 Yeni Herwati,AM.Keb Bidan
27 Evri Yenni,AM.Keb Bidan
28 Bahariyah,AM.Keb Bidan
29 Desi Turiana,AM.Keb Bidan
30 Siti Rohanah, A.MG Nutrisionis
31 Citra Feni Austriani,AMKG Perawat Gigi
32 Fitriani Sanitarian
33 Novita Wulan Sari,AM.Keb Bidan
34 Ami Sri Wahyuni Perawat
35 Jeni Malista,AM.Keb Bidan
36 Sapri Staf
37 Umar Fahrul Pelaksana
38 Faikar Pelaksana
BAB II
ISI

2. 1 Analisis Situasi

2.1.1 Kondisi Demografis


A. Kondisi geografi dan topografi
Luas wilayah Kecamatan Tanjung Raja adalah 152 km2 yang dibagi
menjadi 8 desa/kelurahan, yaitu:

No. Desa/Kelurahan Luas Wilayah (km2)


1 Tg Raja 25
2 Tg Raja Utara 17
3 Tg Raja Barat 5
4 Tg Raja Timur 23
5 Tg Raja Selatan 30
6 Seridalam 12
7 Belanti 25
8 TgTemiang 15
Jumlah 152

Puskesmas Tanjung Raja merupakan salah satu puskesmas rawat inap di


Kabupaten Ogan Ilir (Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Ogan
Komering Ilir). Wilayah kerja PuskesmasTanjung Raja berbatasan dengan:
- Sebelah Utara : berbatasan dengan kecamatan Rantau Panjang
- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Rantau Alai
- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Payaraman
- Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Sungai Pinang1
B. Peta Wilayah KecamatanTanjung Raja

C. Jumlah Penduduk Tahun 2018 di KecamatanTanjung Raja

Jumlah
No. Desa / Kelurahan Jumlah
Pria Wanita
1 Tanjung Raja 2.835 2.725 5.560
2 Tg. Raja Barat 1.893 1.878 3.771
3 Tg. Raja Utara 1.504 1.527 3.031
4 Tg. Raja Timur 1.484 1.447 2.931
5 Tg. Temiang 1.274 1.185 2.459
6 Seridalam 1.104 1.096 2.200
7 Tg. Raja Selatan 1.811 1.834 3.645
8 Belanti 1.215 1.126 2.341
Jumlah 13.120 12.818 25.938

D. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di


Kecamatan Tanjung Raja Tahun 2018

No. Kelompok JumlahPenduduk


Umur Laki- Peremp Laki- RasioJenisKel
(Tahun) Laki uan Laki+Perempuan amin
1 0-4 949 901 1.850 105,30
2 5-9 1.257 1.145 2.402 109,80
3 10-14 1.238 1.142 2.380 108,40
4 15-19 1.306 1.240 2.546 105,30
5 20-24 1.171 1.109 2.280 105,60
6 25-29 1.081 1.053 2.134 102,60
7 30-34 1.168 1.031 2.199 113,30
8 35-39 896 897 1.793 99,90
9 40-44 843 890 1.733 94,70
10 45-49 741 869 1.610 85,30
11 50-54 735 789 1.524 93,10
12 55-59 666 644 1.310 103,40
13 60-64 513 444 957 115,50
14 65-69 273 288 561 94,80
15 70-74 122 158 280 77,20
16 75+ 161 218 379 73,80
Jumlah 13.120 12.818 25.938 102,30

Sex Ratio Penduduk Tanjung Raja Tahun


2018
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0

Seri 1
E. Keadaan iklim dan hidrologi
Kecamatan Tanjung Raja merupakan daerah yang mempunyai iklim
tropis basah (Type B) dengan musim kemarau berkisar antara Bulan Mei
sampai dengan Bulan Oktober sedangkan musim hujan berkisar antara
Bulan Nopember sampai dengan Bulan April. Curah hujan rata-rata hari
hujan 66 hari per tahun. Di kecamatanTanjung Raja mengalir sungai besar
yaitu sungai ogan yang mengalir mulai dari Kecamatan Muara Kuang dan
bermuara di Sungai Musi di Kertapati-Palembang yang lebih dikenal
dengan muara ogan. Suhu udara berkisar antara 23°C sampai 23°C.
Kelembapan udara relatif berkisar antara 69% sampai 98%.Kondisi
geografi Kecamatan Tanjung Raja terdiri dari dataran rendah dan
sebagaian kecil rawa-rawa1.

F. Demografi

Wilayah kerja Puskesmas berjumlah 8 kelurahan / desa dengan jumlah


penduduk pada tahun 2018 yaitu 25.938 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak
ada di KelurahanTanjung Raja (5.560 jiwa), jumlah penduduk terendah
terdapat di desaSeri dalam (2.200 jiwa)1.

G. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai
subjek sekaligus objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan sangat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan antara lain ditandai
dengan meningkatnya angka partisipasi bersekolah, dan meningkatnya
persentasi penduduk yang menyelesaikan program wajib belajar 9 tahun
dan meningkatnya angka melekhuruf 15 tahun keatas. Pada tahun 2018
penduduk berumur 15 tahun keatas yang melek huruf di Kecamatan
Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir berjumlah 19.280 orang, untuk
penduduk laki-laki 9.500 orang dan penduduk perempuan 9.780 orang.
Sedangkan persentase pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk yang
tidak memiliki ijazah SD 51,50% untuk penduduk laki-laki dan 48,40%
untuk penduduk perempuan, persentase penduduk yang tamat SD / MI
yaitu 48,60% untuk laki-laki dan 51,40 % untuk penduduk perempuan,
persentase penduduk yang tamat SMA / MA yaitu 54,60% untuk
penduduk laki-laki dan 45,40% untuk penduduk perempuan, persentase
penduduk yang tamat Diploma 1 / Diploma II yaitu sebesar 26,60% untukp
enduduk laki-laki dan 73,40% untuk penduduk perempuan, persentase
penduduk yang tamat akademi / Diploma III yaitu sebesar 40,10% untuk
laki-laki dan 59,9% untuk penduduk perempuan, persentase penduduk
yang tamat Universitas / Diploma IV yaitu sebesar 47,70 % untuk
penduduk laki - laki dan 52,30 % untuk penduduk perempuan, persentase
penduduk yang tamat S2 / S3 (Master / Doktor) yaitu sebesar 45,90 %
untuk penduduk laki - laki dan 54,10 % untuk penduduk perempuan1.

H. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf dan Ijazah


Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Tanjung
RajaTahun 2018

No. Variabel Jumlah


Laki- Pere L+P Laki- Perempuan L+P
Laki mpua Laki
n
1 Pendudukberumur 15 9500 9780 19280
tahunkeatas
2 Pendudukberumur 15 9500 9780 19280 49,3 50,70 100%
tahunkeatas yang
melekhuruf
3 Persentasependidikant 100%
ertinggi yang
ditamatkan
a. Tidakmemiliki 3250 3055 6350 51,50 48,40 100%
ijazah SD
b. SD/MI 7250 7680 14930 48,60 51,40 100%
c. SMP/MTs 4393 3571 7964 55,20 55,20 100%
d. SMA/MA 6229 5180 11409 54,60 45,40 100%
e. SMK 277 351 628 44,10 55,90 100%
f. D1/D2 98 270 368 26,60 73,40 100%
g. Akademi/D3 244 365 609 40,10 59,90 100%
h. Universitas/D4 551 603 1154 47,70 52,30 100%
i. S2/S3 17 20 37 45,90 54,10 100%

I. Mata pencaharian penduduk

Mata pencaharian penduduk antara lain sebagai berikut1 :

- Pegawai Negeri Sipil


- Pedagang
- Petani
- Peternak
J. Kondisi Sosial Budaya
Konsep hidup sehat H.L Blum sampai saat ini masih relevan untuk
diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara
fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk
menciptakan kondisi sehat seperti ini di perlukan suatu keharmoni
sandalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat
faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat yang
merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan1.
Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor lingkungan ( sosial,
ekonomi, politik, budaya), faktor perilaku / gaya hidup (life style ), faktor
pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya ), dan faktor genetik (
keturunan ). Keempat faktor tersebut saling berintegrasi yang
mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.
Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor
determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul
dengan faktor lingkungan. Hal inidisebabkan karena faktor perilaku yang
lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan
hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.
Tingginya kasus kejadian penyakit yang berbasis lingkungan disebabkan
karena masih rendahnya sarana- sarana kesehatan lingkungan yang ada di
Kecamatan Tanjung Raja KabupatenOgan Ilir, misal , sarana air
bersih,saluran pembuangan air limbah, perumahan sehat, jamban keluarga
dan lain- lain1.

K. 10 PenyakitUmumTerbanyak
o Hipertensi
Penderita hipertensi yang ditemukan di Tanjung Raja sebanyak 4.902
(18,9%) kasus yang terdiri dari 2.484 laki-laki dan 2.418 perempuan1.

Desa/Kelur Puskes JumlahEstimasiPenderitaHiperte


ahan mas nsiBerusia ≥ 15 tahun
Laki-Laki Peremp L+
uan P
Tg Raja Tanjung 385 358 743
Raja
Tg Raja Tanjung 378 336 714
Utara Raja
Tg Raja Tanjung 372 347 719
Barat Raja
Tg Raja Tanjung 320 268 588
Timur Raja
Tg Raja Tanjung 356 323 679
Selatan Raja
Seridalam Tanjung 214 251 465
Raja
Belanti Tanjung 238 275 513
Raja
TgTemiang Tanjung 221 260 481
Raja
Jumlah 2.484 2.418 4.9
02

o DM
Penderita DM menurut Puskesmas Tanjung Raja ditemukan
sebanyak1.130 kasus (4,3%) dari 25.938 warga1.

o Diare
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda – tanda adanya perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja yang melembek hingga mencair dan
bertambah frekuensi BAB lebih dari biasanya ( 3 kali atau lebih dalam 1
hari). Cara penularan diare adalah infeksi oleh agen penyebab bila makan
makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntah penderita diare.
Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercampur dipergunakan
untuk makan. Pada tahun 2016 jumlah kasus diare sebanyak 136 kasus
dengan persentase ditangani sebesar 100 %, Pada tahun 2017 jumlah kasus
diare sebanyak 141 kasus dengan persentase ditangani sebesar 100 %,
Pada tahun 2018 jumlah kasus diare sebanyak 163 kasus (0,5%) dari
25.938 warga dengan persentase ditangani sebesar 100 %1.
o Gangguan jiwa berat
Penderita gangguan jiwa berat di Puskesmas Tanjung Raja ditemukan
sebesar 52 kasus (0,2%)1.
o TB Paru BTA (+)
Di Puskesmas Tanjung Raja pada tahun 2018 yaitu sebesar 48 kasus
(0,18%) dari 25.938 jiwa penduduk. Tanjung Raja 8 kasus, Tanjung Raja
Utara 9 kasus, Tanjung Raja Barat 10 kasus, Tanjung Raja Timur 0 kasus,
Tanjung Raja Selatan 12 kasus, Belanti 5 kasus, Seri dalam 3 kasus,
Tanjung Temiang 1 kasus1.
o DBD
Demam berdarah dengue adalah penyakit akut yang ditemukan di daerah
tropis dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit
ini ditunjukkan dengan munculnya demam secara tiba – tiba di sertai sakit
kepala berat, sakit pada sendi, sakit pada otot dan ruam merah terang,
petekial dan biasanya muncul pada bagian bawah badan dan menyebar
hingga seluruh tubuh. Pada tahun 2016 angka kesakitan DBD ditemukan
sebanyak 7 kasus. Pada tahun 2017 angka kesakitan DBD
ditemukansebanyak 15 kasus. Pada tahun 2018 angka kesakitan DBD
ditemukan sebanyak 2 kasus1.
o Malaria
Pada tahun 2018, ditemukan 1 kasus malaria yang terdapat di puskesmas
Tanjung Raja1.
o Rasio Tumpatan (Tambal) /Pencabutan Gigi Tetap
Pemeriksaan gigi & mulut merupakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dalam bentu kupaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana sepertipen
cabutan gigi tetap, pengobatan dan penambalan sementara yang dilakukan
di sarana pelayanan kesehatan. Pada tahun 2016 rasio tambal / cabut gigi
tetap di wilayah Puskesmas Tanjung Raja sebesar 208/949. Pada tahun
2017 rasio tambal / cabut gigi tetap di wilayah Puskesmas Tanjung Raja
sebesar 150/885. Pada tahun 2018 rasio tambal / cabut gigi tetap di
wilayah Puskesmas Tanjung Raja sebesar 119/3791.
Chart Title
1000

800

600

400

200

0
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Rasio tambal Rasio cabut gigi

o Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada anak SD dan Setingkat


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat merupaka
npelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif,
prefentif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung,
pengobatan dan penambahan sementara gigi sulung dan gigi tetap, yang
dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk kepuskesmas minimal 2 kali
dalam setahun. Pada tahun 2016 murid SD yang mendapat pelayanan
kesehatan gigi yaitu sebanyak 69 murid yang diperiksa kesehatan gigi &
mulutnya dari 522 murid SD yang ada ( 13,3 %). Pada tahun 2017 murid
SD yang mendapat pelayanan kesehatan gigi yaitu sebanyak 854 murid
yang diperiksa kesehatan gigi & mulutnya dari 1.648 murid SD yang ada (
50,7 %). Pada tahun 2018 murid SD yang mendapat pelayanan kesehatan
gigi yaitu sebanyak 1.013 murid yang diperiksa kesehatan gigi &
mulutnya dari 3.151 murid SD yang ada atau sebesar 81,9 %1.
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
pada Anak SD dan Setingkat
4000

3000

2000

1000

0
Murid yang mendapat
Jumlah
pelayanan
murid yang
kesehatan
diperiksa
gigi
kesehatan
% gigi

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

2. 2 Identifikasi Masalah

2.2.1 Angka Kriminalitas

Sebagian besar penduduk Desa Tanjung Raja yang datang ke unit gawat
darurat (UGD) Puskesmas Tanjung Raja mengalami cedera baik cedera
ringan, sedang, atau berat akibat tingkat kriminalitas yang masih sangat
tinggi pada daerah tersebut4.

2.2.2 Hipertensi

Penderita hipertensi yang ditemukan di Tanjung Raja sebanyak 4.902


kasus (18.9%) dengan estimasi penderita hipertensi berusia ≥ 15
tahunyang terdiri dari 2.484 laki-laki dan 2.418 perempuan.1 Berdasarkan
Riskesdes tahun 2018 prevalensi penderita hipertensi di Indonesia sebesar
34.1 %5.

2.2.3 Diabetes Melitus

Penderita DM menurut Kecamatan dan Puskesmas Tanjung Raja


ditemukan sebanyak 1.130 kasus (4,3%). Berdasarkan Riskesdes tahun
2018 prevalensi penderita DM berdasarkan diagnosis dokter pada
penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1.5 %5.
2.2.4 Diare

Pada tahun 2016 jumlah kasus diare sebanyak 136 kasus dengan
persentase ditangani sebesar 100 %, Pada tahun 2017 jumlah kasus diare
sebanyak 141 kasus dengan persentase ditangani sebesar 100 %, Pada
tahun 2018 jumlah kasus diare sebanyak 163 kasus dengan persentase
ditangani sebesar 100 %, walaupun presentase penangannya baik, namun
masih terjadi peningkatan kasus diare dari tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan karena masih rendahnya sarana- sarana kesehatan lingkungan
yang ada di Kecamatan Tanjung Raja, seperti, sarana air bersih, saluran
pembuangan air limbah, perumahan sehat, jamban keluarga dan lain-
lain1.

2.2.5 Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan untuk masalah gigi yang
paling sering dilakukan oleh penduduk sekitar yang datang ke poli gigi
Puskesmas Tanjung Raja6.

2. 3 Analisis Masalah
Menjelaskan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan masalah dan
kemungkinan solusi untuk masalah tersebut.

2. 4 Prioritas Masalah

2.4.1 Hipertensi

Pada tahun 2018 penderita hipertensi ditemukan di kecamatan Tanjung


Raja sebanyak 4.902 kasus (18,9%) . Berdasarkan data dari Riskesdas
penyakit hipertensi pada tahun 2018 di Indonesia sebesar 34,1%. Jika
dibandingkan dengan data dari Riskesdas dan dibandingkan dengan jumlah
penderita penyakit yang lain yang terdapat di kecamatan Tanjung Raja,
penyakit hipertensi menjadi penyakit yang memiliki jumlah penderita yang
tinggi. Selain itu , didukung juga dari kondisi sosial budaya masyarakat
kecamatan Tanjung Raja karena dipengaruhi oleh empat faktor yaitu
faktor lingkungan (budaya), faktor perilaku ( gaya hidup ), faktor
pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Namun, faktor perilaku
merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar
ditanggulangi yang mana masyarakat kecamatan Tanjung Raja kurang
memperhatikan faktor penyebab penyakit hipertensi sehingga kasus
hipertensi di kecamatan Tanjung Raja sangat tinggi dibandingkan dengan
penyakit yang lain1.

2.4.2 Diabetes Mellitus

Penderita Diabetes Mellitus dijadikan sebagai prioritas masalah yang


kedua karena ditinjau dari jumlah penderita diabetes mellitus di kecamatan
Tanjung Raja terdapat 1.130 kasus (4,3%). Selain itu, didukung juga
karena dari kondisi sosial budaya masyarakat kecamatan Tanjung Raja
karena faktor perilaku merupakan faktor determinan yang paling besar dan
paling sukar ditanggulangi , disusul dengan faktor lingkungan dan faktor
genetik. Masyarakat kecamatan Tanjung Raja kurang memperhatikan
faktor penyebab penyakit diabetes mellitus sehingga kasus tersebut di
kecamatan Tanjung Raja tinggi1.

2.4.3 Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan untuk masalah gigi yang
paling sering dilakukan oleh penduduk sekitar yang datang ke poli gigi
Puskesmas Tanjung Raja6 dikarenakan tingkat pengetahuan masyarakat
yang rendah mengenai bentuk-bentuk perawatan gigi yang diindikasikan
sesuai bentuk kerusakan atau gangguan gigi dan cara menjaga kesehatan
gigi menyebabkan prosedur pencabutan gigi menjadi bentuk perawatan
alternatif. Masyarakat menganggap bahwa apabila terjadi kerusakan gigi,
maka prosedur pencabutan gigi menjadi pilihan perawatan yang harus
dilakukan padahal sebisa mungkin tindakan pencabutan harus
dihindarkan dan harus mempertahankan keberadaan gigi di dalam mulut
untuk dapat berfungsi dengan baik terutama mendukung fungsi
pengunyahan dan estetika.

2. 5 Plan of Action

2.5.1 Hipertensi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi pada


seseorang yaitu usia, riwayat keluarga, suku atau etnis, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, obesitas, stres, aktivitas olahraga, asupan garam per hari,
dan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol. Berdasarkan faktor
penyebabnya, penyakit hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer
yang biasanya disebabkan oleh faktor gaya hidup atau pola makan dan
hipertensi sekunder yang disebabkan oleh adanya keterkaitan antara penyakit
hipertensi yang terjadi dengan kondisi medis lainnya7.
 Peran puskesmas dalam pengendalian penyakit hipertensi:
Pihak puskesmas sebaiknya tetap melaksanakan program kerja berupa
POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu)PTM yang merupakan suatu
kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat dalam melakukan deteks
dini dan memonitoring faktor risiko penyakit tidak menular serta tindak
lanjut yang diperlukan dan program penyuluhan khususnya untuk
masyarakat penderita hipertensi seperti penyuluhn tentang pola hidup
sehat dan konseling mengenai gizi seimbang untuk penderita hipertensi
dan melakukan pemeriksaan serta pengobatan seperti pemberian obat
hipertensi secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan penderita tentang
penyakit hipertensi7,8.
2.5.2 Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan suatu bentuk gangguan kesehatan berupa


kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin ataupun resistensi
insulin dan gangguan metabolisme lainnya. Penyakit diabetes merupakan
penyakit tidak menular yang bersifat degeneratif yang tidak dapat disembuhkan
tetapi dapat dikendalikan. Faktor risiko terjadinya penyakit ini berkaitan erat
dengan perilaku hidup tidak sehat, pola makan yang kurang sehat, berat badan
berlebih (obesitas), hipertensi, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan
mengonsumsi alkohol dan merokok, serta juga berkaitan dengan faktor usia,
jenis kelamin, dan keturunan9.

 Peran puskesmas dalam pengendalian penyakit diabetes melitus:


Beberapa program pengendalian penyakit diabetes melitus yang
dilaksanakan secara terintegrasi dalam program pengendalian penyakit
tidak menular terintegrasi yaitu seperti:
a. Pendekatan faktor risiko penyakit tidak menular terintegrasi di
fasilitas layanan primer (Pandu PTM)
Melakukan konseling mengenai pentingnya berhenti
merokok, konseling mengenai penyakit tidak menular seperti
diabetes melitus, obesitas, dan lainnya.
b. Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU
PTM)
Posbindu PTM merupakan program pengendalian faktor
risiko penyakit tidak menular berbasis masyarakat di mana dalam
hal ini dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
kewaspadaan secara dini dalam memonitoring faktor risiko
terjadinya penyakit tertentu baik terhadap dirinya sendiri, keluarga
maupun masyarakat lingkungan sekitarnya.
c. Menerapkan program kerja “CERDIK” dan “PATUH” di Posbindu
PTM. Program kerja PATUH terdiri dari:
 P: Periksa kesehatan secara rutin dan mengikuti anjuran
dokter
 A: Atasi penyakit degan pengobatan yang tepat dan teratur
 T: Tetap diet sehat dengan gizi seimbang
 U: Upayakan aktivitas fisik yang aman
 H: Hindari rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.
Sedangkan, program CERDIK merupakan pesan peningkatan gaya
hidup sehat yang dapat disampaikan di lingkungan sekolah, terdiri
dari:
 C: Cek kesehatan secara berkala
 E: Enyahkan asap rokok
 R: Rajin beraktivitas fisik
 D: Diet sehat dengan kalori seimbang
 I: Istirahat yang cukup
 K: Kendalikan stress

Upaya pengendalian penyakit diabetes melitus bertujuan untuk


mengendalikan dampak komplikasi yang dapat terjadi10.

2.5.1 Pencabutan Gigi

Ekstraksi gigi merupakan salah satu prosedur perawatan yang paling


sering dilakukan dalam dunia kedokteran gigi11. Salah satu indikasi
dilakukannya prosedur pencabutan gigi ialah karies dalam yang telah tidak
dapat dilakukan perawatan endodontik12. Selain itu, fraktur gigi, penyakit
periodontal, gigi yang akan dilakukan perawatan ortodontik atau akan
dilakukan perawatan prostodontik juga menjadi indikasi prosedur pencabutan
gigi13.
Tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai bentuk-bentuk
perawatan gigi yang diindikasikan sesuai bentuk kerusakan atau gangguan
gigi dan cara menjaga kesehatan gigi menyebabkan prosedur pencabutan gigi
menjadi bentuk perawatan alternatif. Masyarakat menganggap bahwa apabila
terjadi kerusakan gigi, maka prosedur pencabutan gigi menjadi pilihan
perawatan yang harus dilakukan padahal sebisa mungkin tindakan pencabutan
harus dihindarkan dan harus mempertahankan keberadaan gigi di dalam
mulut untuk dapat berfungsi dengan baik terutama mendukung fungsi
pengunyahan dan estetika.

 Peran puskesmas dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut


masyarakat:
Pencegahan peyakit gigi dan mulut dapat dilakukan baik oleh tenaga
kesehatan igi dan mulut, maupun oleh masyarakat dan individu tertentu.
Puskesmas diharapkan memiliki program kerja yang mendukung
terciptanya gigi masyarakat yang bersih dan sehat. Program kerja tersebut
terdiri dari program preventif, promotif, dan kuratif.
1. Program Kerja Promotif
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan sebagai upaya untuk
mengubah pola pikir dan perilaku individu dan masyarakat serta
meningkatkan tingkat pengetahuannya dalam menjaga kesehatan gigi
dan mulut. Contohnya program penyuluhan cara menyikat gigi, diet
sehat untuk gigi, pentingnya memeriksa gigi ke dokter gigi, dan
lainnya.
2. Program Kerja Preventif
a. Pembersihan karang gigi (scaling)
Pembersihan karang gigi bertujuan untuk membersihkan karang gigi
dari permukaan gigi sehingga gigi terbebas dari karang gigi.
Pembersihan karang gigi juga bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit periodontal pada pasien.
b. Pit and fissure sealant
Prosedur ini bertujuan untuk mencegah terjadinya karies dengan
melakukan penumpatan pada pit dan fissure yang dalam pada
permukaan email gigi dengan bahan pengisi atau pelapis. Bahan pit
and fissure sealant yang biasa digunakan ialah semen ionomer kaca
(GIC) karena memiliki kemampuan untuk melepas flour dan dapat
merekat erat pada email gigi.
3. Program Kerja Kuratif
a. Automatic Restorative Treatment (ART)
ART merupakan teknik penambalan gigi yang dilakukan pada gigi
yang berlubang tanpa menimbulkan trauma pada gigi tersebut.
Prosedur ini menggunakan instrument tangan untuk membuang
jaringan gigi yang terkena karies. Bahan tambal yang biasa
digunakan dalam prosedur ini ialah glass ionomer cement (GIC).
ART biasanya dilakukan pada gigi yang telah terkena karies, tanpa
rasa sakit, dan biaya yang diperlukan lebih murah serta dapat
mencegah dilakukannya pencabutan gigi.
b. Relief of pain (Pengobatan darurat)
Pengobatan darurat merupkan tindakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk menghilangkan rasa sait gigi dengan segera. Tindakan
ini bertujuan untuk menolong pasien dalam menghilangkan rasa
sakit sesegera mungkin sebelum dilakukan perawatan yang
semestinya14,15.
2.5.1 Kriminalitas

Menurut Kansil (1994), Pada dasarnya setiap individu akan dipengaruhi


oleh beberapa faktor baik intern maupun ekstern yang menyebabkan
seseorang melakukan tindakan kriminal. Beberapa faktor tersebut adalah
sebagai berikut: motivasi intrinsik (faktor intern), meliputi faktor kebutuhan
ekonomi yang mendesak, faktor ketanagakerjaan (pengangguran atau
memiliki pekerjaan), dan faktor taraf kesejahteraan16. Motivasi ekstrinsik
(faktor ekstern), meliputi faktor pendidikan, dan faktor pergaulan atau
pengaruh lingkungan.
 Kemiskinan : Menurut Kartono (2009), kemiskinan kronis tanpa jalan
keluar mengakibatkan banyak orang berputus asa, sehingga kejahatan atau
kriminalitas merupakan satu-satunya jalan untuk menolong kehidupan.
 Pengangguran : Menurut catatan Statistika Indonesia (2013), besarnya
jumlah angka pengangguran mempunyai pengaruh sosial yang luas karena
mereka tidak memiliki pekerjaan sekaligus tidak memiliki pendapatan.
Maka semakin tinggi jumlah angka pengangguran semakin tinggi pula
tingkat kerawanan sosial yang ditimbulkan, contohnya kriminalitas.
 Jumlah Penduduk : Menurut Enrico Ferri dalam buku “Patologi Sosial”
oleh Kartono (2009), menyebutkan bahwa salah satu penyebab kejahatan
antara lain dipengaruhi oleh faktor sosial yaitu kepadatan penduduk.
 Pendidikan : Menurut Kansil (1994), bahwa tindakan kriminal salah
satunya dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Karena pendidikan
merupakan faktor penting penentu tinggi rendahnya sumber daya manusia.
 Moral : Menurut Kartono (2009), tingkah laku manusia yang jahat,
immoril dan antisosial itu banyak menimbulkan reaksi kejengkelan dan
kemarahan di kalangan masyarakat dan jelas sangat merugikan umum.

 Peran puskesmas dalam penanganan cedera akibat kriminalitas:


Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat
memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok
orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya
kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan
untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien
gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan
bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat,
maka diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang
diselenggarakan ditempat kejadian, pelayanan pra rumah sakit,selama
perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit. Berdasarkan hal
tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan
pasien UGD Puskesmas khususnya. Hal-hal yang perlu menjadi
pertimbangan dalam pelayanan UGD :
- Standar ketenagaan
- Standar fasilitas
- Tata laksanan pelayanan UGD
- Keselamatan pasien
- Keselamatan kerja
- Pengendalian mutu17
BAB III
PENUTUP

3. 1 Simpulan
Merangkum hasil prioritas masalah dan solusi yang akan dilaksanakan.

3. 2 Saran
Memberikan saran bagi puskesmas mengenai penggunaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Profil Kesehatan Desa Tanjung Raja Tahun 2018
2. Puskesmas Tanjung Raja. http://puskesmastanjungraja.blogspot.com
dikunjungi pada tanggal 10 september 2019
3. Kementerian Keseharan Republik Indonesia. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI (Situasi dan Analisis Diabetes).2017. [cited
2019 September 11]. Available from: http://www.depkes.go.id.
4. Data Diambil dari Hasil Wawancara yang Dilakukan di Unit Gawat
Darurat (UGD) Puskesmas Tanjung Raja pada Tanggal 5 September 2019
5. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Hasil Utama Riskesdas. 2018
6. Data Diambil dari Hasil Wawancara yang Dilakukan di Poli Gigi
Puskesmas Tanjung Raja pada Tanggal 5 September 2019
7. Aryantiningsih DS, Silaen JB. Hipertensi Pada Masyarakat Di Wilayah
Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. Research of Applied Science
and Education. 2018;12(1):64-77.
8. Fuadah DZ, Rahayu NF. Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu
(POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM) Pada Penderita Hipertensi.
Jurnal Ners dan Kebidanan. 2018;5(1):20-28.
9. Toharin SNR, Cahyati WH, Zainafree I. Hubungan Modifikasi Gaya
Hidup dan Kepatuhan Konsumsi Obat Antidiabetik dengan Kadar Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RS QIM Batang Tahun
2013. UJPH. 2015;4(2):153-161.
10. Kementerian Keseharan Republik Indonesia. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI (Situasi dan Analisis Diabetes).2014. [cited
2019 September 15]. Available from: http://www.depkes.go.id.
11. Khan A, Khan MA, Nasir A. Comparison of Healing of The Extraction
Socket in Diabetic vs Non-Diabetic Patients. JKCD. 2017;7(3):22-6.
12. Balaji SM. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi:
Elsevier Mosby; 2007.p.212.
13. Sanghai S. A Concise Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. New
Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2009.p.91.
14. Hiremath SS. Textbook of Preventive and Community Dentistry. India:
Elsevier; 2011.p.428-440.
15. Marlindayanti, Ningrum N, Katharina N. Bahan Ajar Keperawatan Gigi
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.p.387-418.
16. Dermawanti, Abdul H, Agus R. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kriminilatias di Kabupaten Batang Tahun 2013 Dengan Analisi Jalur.
Jurnal Gaussian. 2015;4(2):247-256.
17. Puskemas Cukir. Pedoman Pelayanan Unit Gawat Darurat di Puskesmas
Cukir. 2015.
LAMPIRAN 1. FOTO PUSKESMAS

(1) Foto tampak depan puskesma Tanjung Raja (2)Foto bersama Bidan, dan TU puskesmas Tanjung Raja

(3)Sesi Wawancara mahasiswa di puskesmas Tanjung Raja (4) Alat kedokteran gigi di puskesmas

Anda mungkin juga menyukai