Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Karakteristik Anak dan Riwayat Dental pada Kecemasan Dental

Latar Belakang

Berdasarkan beberapa literatur yang telah dibaca oleh peneliti, ditemukan bahwa
kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat
perawatan dental. Usia pada anak sering kali dikaitkan erat dengan skor kecemasan dental, di
mana beberapa studi menyebutkan adanya peningkatan kecemasan dental pada anak-anak
yang usianya lebih tua dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Akan tetapi, studi lainnya
menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh usia terhadap tingkat kecemasan dental. Selain usia,
jenis kelamin anak juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kecemasan
dental, namun hal ini menjadi kontroversi. Faktor yang berkaitan dengan riwayat dental,
seperti riwayat karies, jenis perawatan dental sebelumnya dan perilaku selama perawatan
dental dan hubungannya dengan kecemasan dental, telah didiskusikan dalam penelitian
sebelumnya. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menilai tingkat
kecemasan dental antara anak-anak berbahasa Arab, berusia 12-15 tahundi Jeddah, Saudi
Arabia dan hubungannya dengan demografi, riwayat perawatan dental dan kebiasaan anak
tersebut.

Metode

Desain penelitian: studi cross sectional dan berpedoman pada “Strengtheing the Report of
Observational Studies in Epidemilogy (STROBE).

Peserta Penelitian

Sampel: 1522 anak sekolah menengah pertama yang dipilih secara acak dari sekolah yang
terdapat di Jeddah, Saudi Arabia. Formulir dikirim ke orang tua dengan kriteria yaitu, anak
dengan usia 12-15 tahun dengan bahasa asli yaitu bahasa Arab, menandatangai inform
consen.
Populasi: populasi mencakup anak-anak yang terdapat dalam daftar sekolah menengah
pertama di Jeddah, menurut kementrian pendidikan, berumlah sekitar 115.689, baik sekolah
menengah pertama swasta maupun sekolah menengah pertama negeri.

Prevalensi kecemasan dental pada populasi terget dihipotesiskan sekitar 20% yang sesuai
dengan studi sebelumnya yang berbasis populasi.

Metode pengumpulan sampel dengan multistage stratified random simple. Berdasarkan 4


kabupaten, jenis kelamin, jenis sekolah, 4 sekolah dipilih dari tiap kabupaten yaitu sekolah
negeri laki-laki, sekolah swasta laki-laki, sekolah negeri perempuan, sekolah swasta
perempuan. Prosedur pengambilan sampel menghasilkan sekitar 16 perwakilan sekolah dari
jumlah seluruh sekolah yang ada di Jeddah. Dari tiap sekolah, 1 kelas dari tiap angkatan
ditetapkan secara acak dengan menggunakan metode bowl untuk bergabung dalam penelitian.
Setiap kelas dengan jumlah siswa yang sedikit (kurang dari 15 orang), maka diambil secara
acak dari kelas lain. Setiap sekolah dengan jumlah siswa yang sedikit (kurang dari 150
orang), seluruh siswa diikut sertakan dalam penelitian.

Kuesioner

Variabel penelitian dinilai dengan menggunakan dua kuesioner. Kuesioner pertama ditujukan
untuk orang tua dan mencakup formulir persetujuan serta pertanyaan untuk mengetahui
faktor-faktor yang memengaruhi DF. Faktor2 tsb terdiri, pola perawatan dental sebelumnya
dan perilaku anak selama perawatan tersebut. Kuresioner kedua CFSS-DF dalam versi arab,
yang diisi oleh anak - anak untuk menilai tingkat DF mereka. Score tertiggi
mengidentifikasikan tingkat kecemasan dental yang tinggi. Dari 15 pertanyaan ditambahkan
untuk mendapatkan jumlah score total dari setiap anak.

Prosedur Penelitian

Banyak sekolah dikunjunngi selama penilitian ini penelitian ini berlangsung mulai dari bulan
september 2014 – akhir juni 2016 selam kunjungan pertama kuesioner bersama formulir
persetujuan dibagikan pada setiap anak. Penguji mengunjungi sekolah yang telah diteliti 5
bulan setelah penelitian untuk mengambil data kuesioner. Peneliti mengambil kuesioner yang
telah diisi oleh orang tua dari siswa dan hanya kuesioner yang disetujui orang tua untuk
melanjutkan vase kedua dari penelitian tersebut berupa kuesioner untuk anak. Kuesioner
tersebut merupakan laporan pribadi yang diisi secara langsung oleh siswa selama jam belajar.
Apabila terdapat data yang belum terisi pada kuesioner, maka anak yang bersangkutan akan
ditanyakan secara langsung guna melengkapi data kuesioner tersebut. Setelah melengkapi
kuesioner akan dilakukan pemeriksaan dental pada siswa, untuk menilai riwayat karies pada
anak. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Komuniti Periodontal Index Probe dan
kaca mulut yang adekuat terhadap pencahayaan dan kontrol infeksi. index DMFT dinilai
berdasarkan kriteria WHO. Kriteria WHO untuk keparahan karies gigi terbagi menjadi tidak
ada karies (DMFT=0), karies ringan (DMFT<2,7), karies sedang (DMFT=2,7-4,4), dan karies
parah (DMFT≥4,5). Selama pemeriksaan dental prilaku anak dinilai berdasarkan Frankl
Behaviour Ratinng Scale oleh dua pemeriksa yang telah berpengalaman untuk menilai
hubungan antara DF dan perilaku anak. Kappa statistik dikalkulasi dan nilai untuk inter-
examiner reliability adalah 0,93 dan berkisar antara 0,83-1,00 untur intra-examiner reliability.
Setelah pemeriksaan dental dan pemeriksaan perilaku, laporan confidential dikirim keorang
tua untuk menginformasikan kepada mereka mengenai status dental anaknya dan
menganjurkan mereka untuk mengunjungi dokter gigi bila diperlukan.

Analisis Data

Analisis statistika dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 18.0. Tingkat signifikansi
diatur pada P<0,25. Pada setiap anak, total skor kecemasan dikalkulasi dengan menambahkan
nilai kecemasan setiap 15 pertanyaan dari laporan pribadi CFSS-DS, yang berkisar antara 15-
75, dengan nilai yang lebih tinggi mengindikasikan tingkat kecemasan yang lebih tinggi.
Hubungan antara variabel kecemassan dental dan demografi, riwayat perawatan dental,
riwayat karies dan prilaku dianalisis menggunakan uji T-independen dan uji one way
ANOVA. Test Turkey post-hock digunakan untuk menentukan perbedaan nilai rata-rata
inter-grup yang signifikan. Analisis regresi linear multipel digunnakan untuk mengevaluasi
prediktor tingkat kecemasan dental yang signifikan saat mengontrol perancu yang potensial.
Pembahasan

Ini adalah studi observasional dan analitik cross sectional yang dirancang untuk menilai
tingkat keparahan kecemasan dental dan faktor-faktor terkait pada anak usia 12-15 tahun.
Nilai kecemaasan dental rata-rata (CFSS-DS) semua anak adalah 25,99±9,31, nilai ini
menunjukkan tingkat kecamasan dental yang rendah pada anak-anak dalam kelompok usia
ini. Perbedaan kecemasan dental diantara anak-anak di negara-negara berbahasa Arab dan
negara-negara maju mungkin terkait dengan perbedaan cara mengatur dalam merawat
kesehatan gigi. Saat negara maju lebih menekankan pencegahan, kebanyakan dari jumlah
anak dalam penelitian ini hanya mengunjungi dokter gigi ketika mereka merasa sakit.

Hasil menunjukkan bahwa secara signifikan anak perempuan memiliki kecemasan lebih
tinggi daripada anak laki-laki. Hal ini memberi kesan bahwa anak perempuan lebih takut
pada dokter gigi karena kecenderungan mereka untuk menunjukkan perasaan mereka, tidak
seperti anak laki-laki mungkin menyangkal ketakutan mereka. Di lingkungan masyarakat,
seperti Saudi Arabia, ada pemisahan penuh antara anak laki-laki dan perempuan sejak usia
awal sekolah, sehingga mereka mungkin tidak berbagi faktor sosial yang sama yang
memengaruhi kecemasan dental. Pemisahan antara kelompok teman sebaya pria dan wanita
terjadi pada usia lanjut dalam populasi Afrika disarankan setidaknya menjadi faktor minor
dalam penemuan ini.

Hasil menunjukkan penurunan skor kecemasan dental padaa anak yang lebih dewasa.
Hubungan antara kecemasan dental dan usia tidak linear, karena ditemukan korelasi negatif
yang lemah.

Kesimpulan

Tingkat kecemassan dental antara anak berusia 12-15 tahun di Jeddah Saudi Arabia
secara keseluruhan rendah. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dental dan
jenis kelamin perempuan, berusia muda, siswa sekolah negri, mengunjung dokter gigi ketika
terdapat gejala, menghindari dokter gigi karena rasa cemas, pernah merasakan sakit saat
perawatan dental, berperilaku buruk selama pemeriksaan dental. Tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara kecemasan dental dan riwayat kunjungan kedokter gigi, mengunjungi
dokter gigi dalam waktu 1 tahun terakhir, riwayat karies, atau tipe perawatan dental
sebelumnya. Penelitian ini mengkonfirmasi betapa pentingnya mengunjungi dokter gigi
secara rutin, dan menggunakan pedoman prilaku yang sesuai, serta kontrol rasa sakit yag
efektif selama perawatan dental untuk mengurangi kemungkinan kecemasan dental. Evaluasi
tingkat kecemasan dental pada anak sebelum perawatan dental, menggunakan sekala yang
sesuai seperti CFSS-DF dapat membentu dokter gigi mengidentifikasi pasiennya baik laki
laki ataupun perempuan, dan memiliki pedoman perilaku yang sesuai.

Kelebihan dari penelitian ini adalah anak anak yang berpartisipasi dalam
menyelesaikan kuesioner secara independen di sekolahnya. Oleh karena itu dapat diketahu
data score DF didapatkan dari aman, sehingga meningkatkan validitas hasil. Penelitian ini
secara contras berbeda dengan metodologi lain yang memperbolehkan anak – anak untuk
menyelesaikan kuesioner dirumah, dengan demikian sulit untuk mengetahui siapa yang
menyelesaikan kuesioner sehingga validitas dipertanyakan.

Saran

Penelitian ini menilai kecemasan dental dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kecemasan dental. Akan tetapi, penelitian ini memiliki beberapa kekurangan. Salah satu
kekurangannya adalah ketidakmampuan untuk menginvestigasi hubungan kausal faktor-
faktor tersebut dengan kecemasan dental. Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak
memberikan informasi yang pasti tentang hubungan sebab akibat antara karakteristik anak
dan riwayat dental dengan tingkat kecemasan dental. Dengan demikian, hasil penelitian ini
berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan dental harus dipahami
dengan hati-hati. Kekurangan lain penelitian ini adalah fakta bahwa penilaian perilaku selama
pemeriksaan dental dilakukan di sekolah. Penelian perilaku selama pemeriksaan dental tidak
harus selalu dapat mengidentifikasikan perilaku anak yang sebenarnya saat perawatan dental.
Meskipun begitu, anak-anak yang tidak pergi ke dokter gigi karena kecemasan dental
ditemukan di lingkungan sekolah. Dalam penelitian ini, 3.4% partisipan belum pernah
mengunjungi dokter gigi selama setahun terakhir karena kecemasan dental. Secara
umum,salah satu kekurangan penelitian yang menggunakan kuesioner adalah bias recall
(mengingat kembali). Meskipun begitu,untuk meminimalisir bias recall dalam penelitian ini,
kuasioner untuk orangtua dikirim ke rumah sehingga orangtua dan anaknya memiliki cukup
waktu unutk mengingat dan menjawab kuesioner. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat jelas dan menanyakan tentang periode waktu terakhir

Anda mungkin juga menyukai