Kelas : B
JAKARTA
2019
1. Tuliskan pemeriksaan tanda-tanda vital ?
Ada empat jenis pemeriksaan tanda-tanda vital. Pemeriksaan dari setiap jenis tanda-tanda
vital memiliki pengukuran dan nilai normal yang berbeda. Nilai normal untuk setiap jenis tanda-
tanda vital pun memiliki perbedaan yang dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, berat
badan, dan lainnya. Simaklah keempat jenis pemeriksaan tanda-tanda vital ini.
A. Suhu tubuh
Suhu tubuh merupakan salah satu jenis pemeriksaan tanda-tanda vital yang sederhana karena
bisa dilakukan sendiri di rumah dengan menggunakan termometer selain dibantu oleh tenaga
medis.
Pemeriksaan suhu tubuh berguna untuk menilai kondisi metabolisme tubuh. Metabolisme
tubuh berkaitan dengan suhu tubuh. Hal ini dikarenakan, proses metabolisme di dalam tubuh
akan menghasilkan panas secara kimiawi.
Nilai normal suhu tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, waktu
pemeriksaan, aktivitas fisik, lingkungan, dan masalah pada organ. Akan tetapi, nilai normal suhu
tubuh memiliki kisaran mulai dari 36 hingga 37,4 derajat Celcius.
Seseorang baru bisa dikatakan bersuhu tubuh rendah atau hipotermia apabila memiliki suhu
tubuh kurang dari 36 derajat Celcius. Kondisi suhu tubuh yang tinggi ditunjukkan dengan suhu
tubuh mulai dari suhu 37,5 – 38 derajat Celcius. Apabila suhu tubuh di atas itu maka bisa
menyebabkan demam febris bahkan hipertermia bila lebih dari 40 derajat Celcius.
Pengukuran suhu tubuh ternyata tidak hanya bisa dilakukan pada ketiak dan mulut saja. Ada
beberapa cara untuk mengukur suhu tubuh yang perlu Anda ketahui. Pengukuran suhu tubuh bisa
dilakukan di mulut (oral), di ketiak (aksilaris), di telinga, dan di dubur (rektal).
Suhu Tubuh
Catatan :
Hipotensi : Kurang dari 90/60 mmHg
Normal : 90-120/60-80 mmHg
Pre Hipertensi : 120-140/80-90 mmHg
Hipertensi Stadium 1 : 140-160/90-100 mmHg
Hipertensi Stadium 2 : Lebih dari 160/100 mmHg
C. Denyut nadi atau denyut jantung
Pemeriksaan denyut nadi sama dengan pengukuran denyut jantung. Pengukuran denyut
jantung adalah mengukur berapa kali jantung berdetak setiap menit. Jantung berdetak setiap kali
mendorong darah ke arteri sehingga arteri mengembang dan berkontraksi.
Setiap peningkatan suhu sebanyak 1 derajat celcius maka akan meningkatkan denyut nadi
sebanyak 15-20 kali per menit. Pengukuran denyut jantung bisa juga untuk mengetahui ritme
jantung dan kekuatan denyut nadi. Nilai normal denyut nadi untuk orang dewasa (di atas 18
tahun) yang sehat adalah 60-100 kali per menit.
Angka denyut jantung bisa berbeda pada kelompok usia di bawah 18 tahun dan lanjut usia.
Nilai angka denyut nadi ini juga bisa meningkat apabila Anda melakukan olahraga, merokok,
sedang sakit, atau perubahan perasaan seperti emosi atau takut. Nilai normal denyut nadi yang
dimiliki oleh para atlet berkisar 40 kali per menit.
Pengukuran denyut jantung bisa dilakukan di beberapa bagian tubuh. Anda bisa melakukan
pemeriksaan denyut nadi sendiri pada beberapa bagian seperti pada pergelangan tangan, leher,
pelipis, dan beberapa lipatan (paha, siku, dan lutut). Di rumah sakit, pengukuran denyut nadi
dilakukan oleh tenaga medis dengan menggunakan stetoskop.
Nadi
Catatan :
Takikardia (Nadi di atas normal) : Lebih dari 100 x/mnt
Bradikardia (Nadi dibawah normal) : Kurang dari 60x/mnt
D. Laju pernapasan
Tanda-tanda vital selanjutnya adalah laju pernapasan. Pengukuran laju pernapasan bisa
menunjukkan apakah Anda memiliki pernapasan normal atau tidak normal. Pernapasan tidak
normal akan mengindikasikan bahwa Anda memiliki pernapasan cepat, lambat atau sulit
bernapas.
Laju pernapasan adalah jumlah tarikan napas setiap menit. Pengukuran laju pernapasan biasa
dilakukan saat sedang beristirahat. Anda bisa mengukurnya sendiri di rumah. Pemeriksaan laju
pernapasan diketahui dengan cara menghitung berapa kali tarikan napas yang ditandai dengan
mengembangnya rongga dada selama satu menit.
Alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ini cukup
menggunakan stopwatch. Laju pernapasan normal untuk orang dewasa ketika beristirahat adalah
12-24 kali per menit. Anda bisa mengukur nilai pengukuran laju pernapasan yang telah Anda
lakukan dengan nilai laju pernapasan normal ini.
Apabila nilai laju pernapasan di bawah angka 12 atau di atas 24 maka dianggap pernapasan
tidak normal. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkannya, di antaranya adalah demam, cemas,
penyakit paru-paru, asma, pneumonia, gagal jantung, dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Nilai laju pernapasan normal pada anak-anak dan bayi memiliki nilai yang berbeda. Laju
pernapasan normal pada anak-anak berkisar antara 20-50 kali per menit, sedangkan laju
pernapasan normal pada bayi adalah 30-40 kali per menit
Pernapasan / Respirasi
Catatan :
Dispnea : Pernapasan yang sulit
Tadipnea : Pernapasan lebih dari normal ( lebih dari 20 x/menit)
Bradipnea : Pernapasan kurang dari normal ( kurang dari 20 x/menit)
Apnea : Pernapasan terhenti
2. Rumus CrCl?
Obat-obatan Nefrotoksik
yaitu efek samping obat-obatan terhadap fungsi ginjal. Berikut ini beberapa obat yang
berpotensi menimbulkan gangguan fungsi ginjal.
Obat-obat Hepatotoksik
Obat-obatan, seperti yang kita ketahui, dapat menimbulkan berbagai efek samping. Salah
satunya adalah efek hepatotoksik; yaitu efek samping kerusakan sel-sel atau jaringan hati dan
sekitarnya akibat konsumsi suatu obat.
Efek hepatotoksik yang dikenal ada beberapa macam, yaitu:
Kerusakan parenkim hati dengan cepat, menyerupai gejala hepatitis viral akut.
Kerusakan parenkim hati dengan lambat, menyerupai gejala hepatitis kronik aktif.
Infiltrasi lemak pada sel-sel hati, menyerupai gejala fatty liver.
Menghambat ekskresi empedu sehingga menimbulkan ikterus obstruktif, menyerupai gejala
kolestasis.
Merusak sel-sel saluran empedu secara perlahan-lahan, menyerupai gejala sirosis biliaris.
Menyebabkan granuloma sel-sel hati.
Menyebabkan perlukaan pada parenkim hati, sehingga mendorong terbentuknya jaringan
parut (fibrosis) menyerupai sirosis hati.
Mendorong terjadinya tumor hati.
Merusak sistem pembuluh darah portal hati.
Mengapa suatu obat dapat bersifat hepatotoksik? Diduga sebabnya bersifat multifaktorial, namun
ada beberapa mekanisme yang sudah diketahui dapat membuat obat tertentu bersifat
hepatotoksik.
1. Peroksidasi lipid. Radikal bebas yang terkandung dalam obat dapat memicu reaksi
peroksidasi pada asam lemak tak jenuh pada retikulum endoplasmik sel hati, sehingga
terjadi degenerasi lemak dan nekrosis pada sel yang bersangkutan.
2. Stres oksidatif, juga disebabkan radikal bebas. Proses ini dapat menyebabkan
berkurangnya glutation dalam sel hati, sehingga terjadi gangguan keseimbangan kalsium
dan kerusakan sel yang bersangkutan.
3. Penghambatan oksidasi, juga dapat menyebabkan reaksi peroksidasi lipid.
4. Penghambatan sintesis protein melalui inhibisi enzim RNA polimerase, yang
menyebabkan nekrosis lemak dan kematian sel.
5. Penghambatan transportasi asam empedu pada sistem saluran kanalikuler
intrahepatik.
6. Reaksi imunoalergenik (berupa reaksi sitotoksik akibat paparan antigen asing)
7. Efek karsinogenesis, terutama oleh metabolit obat yang sangat aktif atau teraktivasi
berlebihan oleh substansi asing.
7. Obat yang mengakibatkan sirosis antara lain asam nikotinat, metotreksat, dan terbinafin.
8. Obat yang mengakibatkan tumor hati
Danazol Kontrasepsi oral Steroid anabolik Testosteron