TINJAUAN PUSTAKA
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerjasama antara dua orang atau
lebih dalam mencapai tujuan tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna.
Pengertian Administrasi menurut The Liang Gie yang dikutip oleh Ulbert
15
16
kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas
Administrasi dan Negara. Administrasi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
dan ministrare (to serve) yang berarti melayani. Sedangkan Negara secara etimologis
berasal bahasa Inggris State yang artinya dalam bahasa latin yaitu status yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat yang tegak dan tetap
atau lebih sering disebut station yang berarti kedudukan. Administrasi Negara secara
umum dapat diartikan sebagai suatu proses kerjasama yang dilakukan oleh semua
17
Aparatur Negara untuk dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan kebijakan Negara
kenegaraan.”
dengan dua orang atau lebih yang bersifat dan membahas kenegaraan dalam suatu
adalah ilmu yang mempelajari kekuasaan yang terdiri dari suatu badan atau lembaga
kegiatan yang bertujuan pelaksanaan kebijakan yang telah disepakati oleh Negara.
Negara adalah suatu ilmu yang mempelajari apa yang dikehendaki rakyat
oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha mencapai
tujuan negara.”
Jadi dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
yang ikhlas dan sukarela yang dilakukan oleh aparatur negara atau aparatur
19
Negara, yaitu :
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor
swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum
dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang
diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-
tertentu.
saat ini belum diketahui terjemahan yang tepat istilah policy ke dalam Bahasa
oleh para ilmuwan tersebut, kiranya dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pada
hakekatnya studi tentang policy (kebijakan) mencakup pertanyaan : what, why, who,
where, dan how. Semua pertanyaan itu menyangkut tentang masalah yang dihadapi
21
lembaga lembaga yang mengambil keputusan yang menyangkut; isi, cara atau
prosedur yang ditentukan, strategi, waktu keputusan itu diambil dan dilaksanakan.
ini istilah kebijakan lebih sering dan secara luas dipergunakan dalam kaitannya
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kebijakan
pemerintah dalam penelitian ini adalah suatu lingkup kegiatan yang ditetapkan oleh
pemerintah atau aktor pejabat pemerintah yang dilaksanakan maupun yang tidak
dilaksanakan oleh pemerintah atau kelompok lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Kebijakan menurut para ahli seperti yang telah dikemukaan oleh Thomas R
Dye dalam Leo Agustino (2008:7) mengemukakan bahwa, kebijakan publik adalah
apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak dikerjakan.
masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui berbagai lembaga yang
yaitu tujuan yang luas, sasaran yang spesifik, dan cara mencapai sasaran tersebut
sebagai berikut.
tidak bertindak atau tidak melakukan masalah-masalah apapun yang mana hal
kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan
oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna memecahkan masalah-
masalah publik atau demi kepentingan publik. Kebijakan untuk melakukan sesuatu
yang dibuat pemerintah sehingga memiliki sifat yang mengikat dan memaksa.
atau diterbitkannya suatu peraturan dan konsekuensi dari kebijakan bagi orang-orang
yang mempengaruhi.
Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno (2005:102) mendefinisikan
Tahap implementasi kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan dan sasaran
dengan formulasi kebijakan sebagai tahap yang bersifat teoritis. Udoji (dalam
yang penting bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan.
25
kebijakan-kebijakan hanya akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang
Sejalan dengan pendapat Udoji, George Edward III (dalam Winarno, 2008)
dilakukan setelah kebijakan ditetapkan dan disetujui. Kegiatan ini terletak di antara
masih abstrak atau makro menjadi alternatif yang bersifat konkrit atau mikro.
pendekatan yaitu:
administratur atau birokrat yang berada pada level bawah (street level
bureaucrat)”.
Argumentasi yang diberikan adalah masalah dan persoalan yang terjadi pada level
daerah hanya dapat dimengerti secara baik oleh warga setempat. Sehingga pada
partisipastif.
1. Unsur pelaksana
riil yang dilakukan dengan program, kegiatan atau proyek. Hal ini dikemukakan oleh
sudah menggambarkan sumber daya yang akan digunakan dan terpadu dalam satu
5. Tenaga kerja yang dibutuhkan baik ditinjau dari segi jumlahnya maupun
dilihat dari sudut kualifikasi serta keahlian dan keterampilan yang diperlukan.
commited)”.
tahap yaitu:
tujuan yang jelas, penentuan ukuran prestasi yang jelas serta biaya dan waktu.
yang tepat guna serta evaluasi (hasil) pelaksanaan kebijakan. (Tachjian, 2006
: 35)
yang terakhir dalah target group atau kelompok sasaran, Tachjan (2006 : 35)
dalam masyarakat yang akan menerima barang atau jasa yang akan
oleh kelompok sasaran seperti: besaran kelompok, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
29
implementasi.
membuat implementasi sukses. Posisi model top-down yang diambil oleh Sabatier
ditetapkan dalam kebijakan tersebut. Dengan demikian, dapat dipahami jika model
3. Model Botton-Up
(Lipsky,1971). Menurut Putra (2003:90) model proses atau alur yang dikemukakan
oleh Smith ini melihat proses kebijakan dari perspektif perubahan sosial dan politik,
Smith lebih memberikan fokus pada perubahan secara sosial dan politik yang
(section) yang sifatnya tidak realistis dan artifisial. karena itu dari sudut pandang ini,
dikembangkan oleh hjern dan porter yang mengatakan bahwa implementasi sebagai
31
bahwa sintesis dari dua posisi (model top-down dan bottom-up) tersebut
dimungkinkan dengan mengambil wawasan dari hjern dan porter untuk dipakai pada
menekankan perilaku.
Dari berbagai pendapat diatas, pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa
dari pernyataan kebijakan (policy statement) kedalam aksi kebijakan (policy action).
dijalankan oleh berbagai aktor yang mengikuti arahan tertentu untuk mencapai tujuan
Model pendekatan top-down yang dirumuskan Van Meter dan Van Horn
politik yang tersedia, pelaksana dan kinerja kebijakan publik. Ada enam variabel,
menurut Van Meter dan Van Horn, yang mempengaruhi kinerja implementasi
kebijakan publik.
32
hanya-jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur
yang mengada di tingkat pelaksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau tujuan
kebijakan terlalu ideal (bahkan terlalu utupis) untuk dilaksanakan di tingkat warga,
maka akan sulit merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang dapat dikatakan
berhasil.
2. Sumber Daya
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari
daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh
kebijakan yang telah ditetapkan secata apolitik. Tetapi ketika kompetensi dan
kapabilitas dari sumber-sumber daya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat
sulit untuk diharapkan. Tetapi diluar sumber daya manusia, sumber-sumber daya lain
yang perlu diperhitungkan juga ialah sumber daya finansial dan waktu. Ini karena
mau tidak mau ketika sumber daya manusia yang kompeten dan kapabel telah
tersedia sedangkan kucuran dana melalui anggaran tidak tersedia, maka akan timbul
masalah untuk merealisasikan apa yang hendak dituju oleh tujuan kebijakan.
Demikian pula halnya dengan sumber daya waktu. Saat sumber daya manusia giat
bekerja dan kucuran dana berjalan dengan baik, tetapi terbentur dengan masalah
33
waktu yang terlalu ketat, maka hal ini pun dapat menjadi penyebab ketidakberhasilan
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi
informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksanaannya,
manusia secara radikal, maka agen pelaksana program itu haruslah berkarakteristik
tegas, keras, dan ketat dalam melaksanakan aturan sesuai dengan sanksi hukum yang
telah ditetapkan.
Sikap penerimaan atau penolakan dari (agen) pelaksana akan sangat banyak
Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah
hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan permasalahan
yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang akan implementor laksanakan adalah
kebijakan dari atas (top down) yang sangat mungkin para pengambil keputusan tidak
diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya
Hal terakhir yang juga diperhatikan guna meneliti kinerja implementasi publik
dalam perspektif yang ditawarkan oleh van meter dan van horn adalah sejauhmana
politik. Dan lingkungan yang tidak kondusif dapat menjadi biang keladi kegagalan
oleh George C. Edward III. (dalam Agustino, 2008 : 149-154) menamakan model
1. Komunikasi
kebijakan menurut Goerge C. Edward III (dalam Agustino, 2008 : 150) adalah
tujuan dari implementasi kebijakan publik. Implementasi yang efektif terjadi apabila
para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan.
Pengetahuan atas apa yang akan mereka kerjakan dapat berjalan apabila komunikasi
yang tepat. Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikan pun harus tepat, akurat, dan
fleksibelitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tataran yang lain hal
haruslah konsisten dan jelas untuk diterapkan atau dijalankan. Karena jika
2. Sumber Daya
kebijakan adalah sumber daya. Sumber daya merupakan hal penting lainnya dalam
2008 :151-152), indikator sumber daya terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:
a) Staf; sumber daya utama dalam implementasi kebijakan dalah staf. Kegagalan
oleh karena staf yang tidak mencukupi, memadai, ataupun tidak kompetenten
dibidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak cukup, tetapi
kebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan saat
37
mereka diberi perintah. Kedua, informasi mengenai data kepatuhan dari para
Ketika wewenang nihil, maka kekuatan para implementor dimata publik tidak
Tetapi dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal tersebut ada, maka
3. Disposisi
adalah disposisi.
38
Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi, menurut Goerge
b) Insentif; Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untuk
cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan menjadi faktor
dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi
4. Struktur Birokrasi
sumber daya untuk melaksanakan suatu kebijakan tersedia, atau para pelaksana
orang, ketika stuktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka
hal ini akan menyebabkan sumber daya menjadi tidak efektif dan menghambat
mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan jalan melakukan
Menurut Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007, pasar adalah area tempat jual
beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat
sebutan lainnya.
Seperti yang dinyatakan oleh Basu Swasta dalam Kholis, dkk (1995: 20)
Menurut definisi pasar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar dalam arti
sempit adalah tempat permintaan dan penawaran bertemu, dalam hal ini lebih
condong ke arah pasar tradisional. Selain dari itu dalam arti luas adalah proses
40
transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih condong ke arah
pasar modern. Secara umum pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli.
1. Pasar Tradisional
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada
proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan
lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya.
Kegiatan jual beli di pasar tradisional terjadi karena ada dua pihak yang mau
menjual dan membeli. Kedua pihak ini melakukan tawar menawar harga. Penjual
secukupnya, dan tanpa pendingin udara. Kebersihan juga sering kurang terjaga.
41
Sampah banyak berserakan sehingga menimbulkan bau. Akibatnya jika hujan, pasar
Bentuk paling awal dari pasar yang terdiri dari deretan stan atau
kios yang berada di ruang terbuka dan pada umumnya terletak di
sepanjang jalan utama dekat pemukiman penduduk. Sejak dahulu para
pedagang dan petani sudah banyak melakukan pertukaran hasil
pertanian mereka di tempat seperti ini.
Sebuah tempat terbuka yang terjadi proses transaksi jual beli dengan
proses tawar menawar. Di pasar tradisional ini para pengunjungnya
tidak selalu menjadi pembeli karena dia juga bisa menjadi penjual. Pasar
tradisional bisa digolongkan ke dalam 3 bentuk yakni pasar khusus,
pasar berkala, dan pasar harian.
bahwa yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah sebuah tempat terbuka yang
terjadi proses transaksi jual beli dengan proses tawar menawar. Yang dimana pasar
tradisional ini para pengunjungnya tidak selalu menjadi pembeli karena dia juga bisa
menjadi penjual.
5. Pasar Modern
berikut:
Menurut pengertian diatas, pada dasarnya pasar modern tidak jauh berbeda
dari pasar tradisional, namun pasar modern terdapat penjual dan pembeli yang tidak
bertransaksi langsung melainkan konsumen atau pembeli melihat label harga yang
dilakukan secara mandiri atau swalayan dan dapat juga dilayani oleh pramuniaga.
pokok masyarakat sebagai konsumen atau objek pembangunan pasar itu sendiri.
Dalam pelaksanaan pasar itu sendiri tentu dibutuhkan sebuah manajemen tata kelola
yang baik untuk keberlangsungan dari pasar itu sendiri. Melalui pengelolaan yang
daya saing pasar tradisional dengan pasar modern yang kini semakin merambah luas
potensi yang dimiliki. Manajemen secara otonomi memiliki arti bahwa unit
dengan solusi terbaik, karena merekalah yang paling tahu yang terbaik bagi
pasarnya.
Tata kelola merupakan salah satu unsur terpenting dalam pengadaan sebuah
pasar yang baik. Pasar haruslah ditata dengan manajemen yang terpadu
diantaranya:
e) Efisien
terutama biaya, waktu dan tenaga. Dalam hal ini proses-proses dilakukan
tidak perlu. Proses efesiensi diukur dengan perbandigan antara output yang
45
dengan berbagai pilihan yang tersedia. Pengelola pasar harus bisa harus bisa
efisiensi.
mengadakan transaksi jual-beli baik berupa barang ataupun jasa untuk tujuan
sebagai suatu tempat eksistensi suatu masyarakat yang memiliki fungsi sosial seperti
masyarakat.
Pasar tradisional juga membentuk suatu hubungan sosial yang intim antara
segala aspek sosial ekonomi terjadi. Salah satunya fungsi pasar tradisional
Sebagai tempat aktivitas ekonomi yang terjadi setiap hari dan tidak
a) Elemen Utama
Salah-satu elemen utama terdapat pada pasar yaitu ruang terbuka. Area ini
area parkir liar yang mulai marak muncul saat ini. Elemen yang lainnya
47
yaitu ruang tertutup. Ruang tertutup yang dimaksud adalah ruangan yang
tertutup atap namun tidak tertutup sepenuhnya oleh dinding atau penyekat
ruangan lainnya. Contohnya sepetri toko, kios, los, dasaran, kamar mandi,
dan gudang.
b) Elemen Penunjang
c) Elemen Pendukung
d) Pencapaian.
f) Jaringan Utilitas.
Jaringan utilitas yang dimaksud adalah saluran listrik, air bersih, hydrant,
komunikasi, dan sampah. Selain itu terdapat saluran air-air kotor dan limbah
g) Area Parkir.
h) Fasilitas Sosial
Fasilitas sosial seringkali terlupakan pada pasar tradisional saat ini. Salah-
satu contoh sederhana fasilitas sosial yang dapat diaplikasikan pada pasar
tradisional yaitu teras yang dapat digunakan sebagai interaksi sosial. Selain
48
itu, pemberian vegetasi yang dapat dijadikan tempat berteduh dan menjalin
interaksi sosial.
Selain fasilitas fisik yang terdapat pada pasar tradisional. Ada pula fasilitas
non-fisik yang terdapat pada pasar tradisional seperti pengelolaan pasar, pelayanan
dan pengawasan kesehatan dan kelengkapan komoditi yang tersedia dalam pasar.
Tradisional
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,
Tidak terletak pada daerah awan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah dan
Bangunan dan rancangan bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
49
Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan
unggas dll.
Setiap los memiliki papan identitas yaitu nomor, nama pemiliki, dan mudah
dilihat.
Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap harinya secara
Tersedia tandon air bersih dilengkapi dengan kran air yang tidak bocor.
4. Kamar Mandi
Tabel 2.1
Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang dilengkapi
Air limbah dibuang ke septick tank , riol atau lubang peresapan yang tidak
Luas ventilasi minimal 20% dari luas lantai dengan pencahayaan 100 lux.
5. Pengelolaan Sampah
Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter
6. Drainase
Selokan /drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi-kisi yang terbuat dari
7. Keamanan